Pembuangan sampah dengan cara dibakar disebut

Artikel ini akan membahasapa itu alat incinerator dan manfaatnya, termasuk kelebihan dan kekurangan insinerator, serta tips perawatan yang tepat.

Limbah merupakan produk buangan dari kegiatan domestik maupun industri. Agar tidak memberikan efek buruk terhadap lingkungan sekitar, limbah harus dikelola dengan tepat dan sesuai standar. Salah satu cara untuk mengelola limbah adalah menggunakan incinerator atau insinerator.

Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi ini merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi timbunan limbah. Karena melibatkan pembakaran dengan suhu tinggi, energi panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik.

Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah kandungan energi (heating value) limbah yang diolah. Faktor ini tak hanya menentukan kemampuan yang diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran, tetapi juga mengetahui berapa energi yang diperoleh ketika proses insinerasi selesai dilakukan.

Insinerator memiliki dua ruang bakar yakni Primary Chamber dan Secondary Chamber. Bagian pertama atau Primary Chamber menjalankan fungsi sebagai lokasi pembakaran limbah. Jumlah udara ketika proses pembakaran diatur kurang dari yang seharusnya sehingga material organik seperti metana dan karbon monoksida bisa terdegradasi.

Temperatur dalam primary chamber berkisar antara 600-800oC. Untuk mencapai suhu tersebut, pemanasan dalam chamber dibantu oleh burner dan energi pembakaran limbah tersebut. Setelah proses pembakaran selesai, padatan sisa yang ditemukan berupa padatan tak terbakar seperti logam, arang, kaca serta abu.

Sementara itu, gas hasil pembakaran yang tidak dapat dikelola di primary chamber akan dilanjutkan prosesnya di secondary chamber.

Proses ini dilakukan agar nantinya gas yang dikeluarkan tidak mencemari lingkungan. Pembakaran di chamber kedua ini memiliki temperatur lebih tinggi yakni 800-1000oC. Ini memungkinkan gas-gas berbahaya terurai menjadi karbon dioksida dan hidrogen.

Insinerator tersedia dalam banyak tipe yang bisa dibeli sesuai dengan kebutuhan. Namun, pada umumnya sering digunakan tipe aqueous waste injection, fluidized bed, single chamber, starved air unit dan rotary kiln.

Baca Juga: Jenis Limbah Dilihat dari Wujudnya

Manfaat Incinerator

Manfaat Incinerator

Manfaat utama yang dirasakan bagi pengguna insinerator adalah efektivitasnya. Berdasarkan perhitungan, alat ini bisa menekan 90% volume dan 75% massa limbah, tergantung pada derajat recovery serta komposisi sampah.

Memang teknologi ini bukan solusi akhir dalam sistem pengolahan limbah padat karena dalam prosesnya alat ini mengubah bentuk limbah padat menjadi bentuk gas. Namun, proses ini sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah besar.

Meski tak meniadakan penggunaan lahan, insinerasi dapat digunakan untuk mengelola berbagai jenis sampah berbahaya. Misanya sampah medis maupun sampah B3 yang bisa dihilangkan dengan pembakaran pada temperatur tinggi.

Kelebihan Insinerator

Beberapa kelebihan yang bisa dirasakan ketika menggunakan Incinerator, yakni:

1. Hemat Lahan

Lahan memang dibutuhkan sebagai tempat berdirinya infrastruktur insinerasi. Namun, luas lahan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dibandingkan saat Anda mengelola limbah dengan metode sanitary landfill.

2. Mengurangi Sampah dengan Signifikan

Ketika mengelola limbah dengan menggunakan metode pembakaran di insinerator, maka pengurangan volume dan berat yang menjadi hasilnya. Dalam pengolahan limbah padat, pengurangan volume sampah mampu mencapai 95%. Adapun beratnya mampu berkurang hingga 80%.

3. Sumber Energi Listrik

Ketika proses pembakaran terjadi, panas dari dalam insinerator dapat digunakan sebagai sumber energi listrik. Bila melihat negara-negara maju, bukanlah hal yang asing untuk memperoleh pasokan listrik dari tenaga sampah.

Namun demikian, ketika menjalankan kedua fungsi ini secara bersamaan, prosesnya lebih rumit sehingga membutuhkan tenaga berpengalaman.

4. Limbah Cepat Teratasi

Penggunaan insinerator sangat cocok untuk mengatasi jumlah limbah yang besar dalam waktu singkat. Misalnya terdapat perusahaan yang volume produksi limbah padat hariannya cukup tinggi. Di sisi lain, mereka tidak memiliki cukup lahan untuk menimbunnya.

Pengadaan insinerator adalah solusi tepat untuk jangka panjang daripada harus mencari lahan baru untuk menimbun limbah.

Kekurangan Insinerator

Meskipun banyak kelebihan, penggunaan insinerator juga memiliki kelemahan, antara lain:

1. Harga Mahal

Harga yang harus dibayarkan ketika membeli sebuah incinerator cukup mahal. Kisaran harganya mulai dari belasan juta hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada kapasitas, spesifikasi serta kelengkapan fiturnya. Karena mahalnya harga alat ini, tidak semua industri mampu memilikinya.

2. Biaya Operasional Mahal

Tak hanya harus mengeluarkan dana besar ketika membeli, biaya operasional insinerator pun terbilang mahal. Bila dihitung, biaya operasional pengelolaan satu ton sampah bisa mencapai hingga Rp400 ribu per ton sampah. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses pemeliharaan secara berkala.

3. Tidak dapat Memproses Semua Jenis Limbah Padat

Tidak semua jenis limbah padat dapat langsung dibakar dalam insinerator. Biasanya sebelum proses pembakaran, limbah harus disortir terlebih dulu. Limbah yang berpotensi memunculkan ledakan harus dihilangkan. Tak hanya itu, bahan-bahan yang memiliki peluang mengeluarkan asap bersifat racun juga harus dieliminasi.

4. Menghasilkan Polutan

Masih dikhawatirkan bahwa hasil pembakaran dari insinerator menghasilkan polutan seperti karbon monoksida, asam hidroklorat serta partikel halus berupa abu. Bila terhirup oleh manusia dan hewan, polutan ini akan memberikan dampak negatif.

Cara Perawatan Insinerator

Cara Perawatan Insinerator

Bagi Anda yang telah memiliki incinerator wajib merawatnya dengan baik supaya memperpanjang umur pemakaian. Berikut cara-cara perawatannya.

  • Pastikan ruang perawatan insinerator selalu terjaga kebersihannya. Ketika selesai melakukan proses pembakaran limbah, bersihkanlah abu dengan menggunakan sapu ijuk. Hindari penggunaan alat yang memiliki ujung kasar dan runcing. Ini bertujuan agar batu api yang berada di dalam alat susunannya tidak rusak.
  • Berikanlah selalu pelumas pada bagian ulir penekan pintu dan engsel pintu. Bagian-bagian tersebut memang cepat kering karena kerap terpapar panas dari dalam ruang pembakaran. Bila terlalu kering, pintu bisa cepat berkarat sehingga tidak bisa bekerja secara maksimal.
  • Ketika Anda melihat ada salah satu batu tahan api yang retak, maka segera lakukan perbaikan. Caranya, campur bahan semen api dan semen putih dengan perbandingan 9:1.
  • Gantilah filter bahan bakar dalam tabung gelas secara berkala. Karena cepat kotor, lebih baik diganti minimal 6 bulan pemakaian.
  • Di dalam boks panel terdapat komponen sensor. Kuncilah boks tersebut agar mencegah masuknya debu yang dapat merusak sensor.
  • Saat dijumpai bocoran di atap bangunan dan cerobong asap, segera perbaiki agar tidak merusak insinerator.

Karena pentingnya peran incinerator dalam proses pengolahan limbah padat, maka diperlukan seorang pengawas operator. Kehadiran pengawas ini untuk melakukan pengawasan secara berkala agar proses pembakaran limbah berjalan dengan lancar.

Tak hanya itu, alat insinerator pun dapat berumur lebih panjang bila berada dalam penanganan yang tepat.

Agar mendapatkan tenaga pengawas insinerator yang profesional dan terampil, Anda bisa mengikutkannya dalam pelatihan di Mutu Institute.

Selain mendapatkan penjelasan terperinci, materi pelatihan pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan standar peraturan yang berlaku. Meskipun menghadirkan tenaga pengajar berkualitas, biaya pelatihan masih terjangkau. Tunggu apa lagi? Percayakan pelatihan tenaga profesional perusahaan Anda bersama Mutu Institute.

Ingin mengikuti Pelatihan/Training? Belum dapat Lembaga Pelatihan yang terpercaya? Segera hubungi kami melalui  atau 0819-1880-0007.

Apa yang dimaksud dengan sanitary landfill?

Dijelaskan, sistem atau metode Sanitary Landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.

Apa perbedaan antara sanitary landfill dan Incineration?

1. Sanitary landfill → mengumpulkan sampah anorganik di sebuah cekungan khusus. 2. Incineration (pembakaran sampah) → sampah anorganik akan dibakar dalam wadah khusus.

Apa yang dimaksud dengan sanitasi sanitary?

Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sanitation is the prevention of diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of transmission.

Apakah definisi dari Reduction mode *?

Metode Pengepresan Sampah (Mode Reduction) Metode dengan cara mengepreskan sampah anorganik padat itu akan mampu untuk menanggulangi masalah pelebaran tempat pembuangan sampah. Semakin di padatkan sampah itu tentu akan membuat tempat sampah itu lebih longgar.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA