Orang yang masuk islam pada waktu dakwah dengan sembunyi-sembunyi adalah

Jakarta -

Islam mengenal istilah Assaabiqunal Awwalun untuk sebutan orang-orang pertama yang masuk Islam. Siapa di antara Assaabiqunal Awwalun yang termasuk dalam golongan anak-anak?

Para ulama berpendapat golongan laki-laki dewasa yang pertama masuk Islam adalah Abu Bakar, dari golongan wanita adalah Khadijah, kemudian dari golongan hamba sahaya adalah Zaid bin Harisah.

Sementara itu, orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib. Saat itu Ali masih berusia 7 tahun. Beliau dilahirkan di Kota Mekah pada hari Jumat 13 Rajab, 33 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari buku yang bertajuk Sejarah Peradaban Islam karya Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, pria yang bernama lengkap Ali bin Abi Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf ini sudah tinggal bersama dengan Rasulullah SAW sejak ia kecil sekaligus mendapat didikan langsung dari Rasul.

Ali berada di bawah asuhan Rasulullah SAW sebab ayahnya, Abu Thalib, tidak mampu menafkahi anaknya. Sehingga, Rasulullah disebut sebagai ayah kedua bagi Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang dilansir dari buku Sirah Nabawiyah: Sejarah Paling Autentik tentang Kehidupan Rasulullah SAW oleh Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakpuri.

Salah satu julukan yang disematkan pada Ali adalah karramallahu wajhah atau pemilik wajah yang dimuliakan Allah. Sebab semasa hidupnya, Ali tidak pernah menyembah berhala dan selalu bersujud kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hal inilah salah satu dampak dari Ali yang sudah memeluk Islam sejak ia masih di usia belia.

Kisah Awal Ali bin Abi Thalib Masuk Islam

Kisah awal Ali bin Abi Thalib masuk Islam diriwayatkan dari Ibnu Ishaq. Suatu ketika Ali bin Abi Thalib datang menemui Rasulullah setelah keislaman Khadijah. Ali mendapati keduanya sedang sholat, ia pun berkata,

"Ini apa wahai Muhammad?"

Kemudian Rasulullah bersabda,

"Ini adalah agama Allah yang telah Allah pilih dengan kehendakNya, dengannya Dia mengutus rasulNya. Saya ajak engkau wahai Ali untuk bersaksi terhadap Allah yang Maha Esa dan untuk menyembahNya. Dan agar engkau mengingkari Latta dan Uzza."

Ali pun berkata kepada Rasulullah,

"Ini adalah perkara yang aku belum pernah mendengarnya sama sekali sebelum hari ini, tetapi aku bukanlah orang yang memiliki keputusan atas perkaraku sehingga aku harus berbicara dulu kepada Abu Thalib."

Namun, Rasulullah tidak ingin Ali menceritakan rahasianya kepada siapa pun termasuk Abu Thalib sebelum dia diperintahkan oleh Allah untuk menceritakan urusan itu. Beliau pun berkata kepada Ali,

"Wahai Ali jika engkau tidak berkenan masuk Islam maka jaga rahasia ini."

Ali pun berdiam diri selama satu malam itu. Kemudian atas izin Allah, ia mendapat hidayah Islam. Sehingga suatu pagi, Ali menghadap kepada Rasulullah dan berkata,

"Apa yang engkau perintahkan kepadaku wahai Muhammad?"

Rasulullah bersabda, "Kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan tidak menyekutukannya serta engkau mengingkari tuhan Latta dan Uzza, serta melepaskan diri dari segala bentuk penentangan kepada Allah."

Ali pun melakukan apa yang Rasul Allah perintahkan tersebut dan menyatakan diri masuk Islam.

Sebuah kisah menceritakan tentang pengorbanan Ali untuk Rasulullah SAW. Hal ini disebut-sebut sebagai wujud balas jasa Ali kepada beliau yang sudah mendidiknya semasa kecil dahulu.

Suatu ketika kaum Quraisy berencana untuk mengepung rumah Rasulullah dan berniat untuk membunuhnya. Namun, Ali memberanikan diri dengan mempertaruhkan nyawanya untuk tidur di kasur Rasulullah SAW.

Ia menggantikan Rasulullah yang saat itu Rasulullah sedang dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq. Tentunya hal ini membuat Ali mendapat siksaan dari kaum Quraisy.

Semasa hidup, Ali memang selalu dikenal dengan keberanian dalam membela Rasulullah maupun memperjuangkan agama Islam. Semoga dengan memahami kisah Ali bin Abi Thalib sebagai orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak, kita dapat mengambil hikmahnya dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Aamiin.

Simak Video "Polisi Temukan 77 Anak di Bawah Umur Tergabung Jaringan Teroris NII"

[rah/erd]

Jakarta -

Sejarah dakwah menyebutkan beberapa orang yang pertama masuk Islam. Daftar tersebut dikenal sebagai assabiqunal awwalun sebanyak sembilan orang, yang menerima Islam saat tahun-tahun pertama dakwah.

"Orang-orang yang pertama kali menerima ajakan dan seruan Nabi Muhammad SAW disebut dengan assabiqunal awwalun, atau mereka yang pertama masuk Islam," tulis buku Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Aliyah Kelas X karya Drs Imam Subchi, MA, yang dikutip detikcom, Rabu [25/8/2021].

Daftar orang yang pertama masuk Islam:

  1. Sayidah Khadijah binti Khuwailid
  2. Zaid bin Haritsah
  3. Ali bin Abi Thalib
  4. Abu Bakar Al-Shiddiq
  5. Utsman bin Affan
  6. Al-Zubair bin Al-Awwam
  7. Abdurrahman bin Auf
  8. Sa'ad bin Abi Waqqash
  9. Thalhah bin Ubaidillah.

Para assabiqunal awwalun disebutkan dalam kitab Al-Sirah Al-Nabawiyah. Khadijah adalah istri Nabi SAW an Zaid adalah anak angkat junjungan seluruh umat Islam hingga akhir zaman.

Masih dalam lingkungan keluarga, Ali adalah sepupu Rasulullah SAW. Assabiqunal awwalun selanjutnya adalah Abu Bakar yang merupakan sahabat Nabi SAW. Atas kegigihan Abu Bakar, daftar assabiqunal awwalun menjadi sempurna.

Peran orang yang pertama masuk Islam sangat besar dalam mendukung penyebaran agama. Dakwah Islam berhasil karena peran mereka yang dikenal punya pribadi baik, bertanggung jawab, dan terhormat di masyarakat.

Keberanian, ketangguhan, dan kesabaran para assabiqunal awwalun tak bisa lagi diragukan. Dikutip dari situs Muhammadiyah, Allah SWT menjanjikan surga pada mereka seperti yang tercantum dalam At Taubah ayat 100,

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

Arab latin: Was-sābiqụnal-awwalụna minal-muhājirīna wal-anṣāri wallażīnattaba'ụhum bi`iḥsānir raḍiyallāhu 'an-hum wa raḍụ 'an-hu wa a'adda lahum jannātin tajrī taḥtahal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, żālikal-fauzul-'aẓīm

Artinya: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama [masuk Islam] dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."

Kualitas para assabiqunal awwalun kembali ditegaskan dalam salah satu hadits Nabi SAW,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ. رواه البخاري، ومسلم

Artinya: Dari Abdullah bin Mas'ud, Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah masaku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. Selanjutnya datang kaum-kaum yang kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya." [HR Bukhari dan Muslim].

Gimana detikers, sudah jelas ya? Semoga detikers bisa mengambil hikmah dari tulisan orang yang pertama masuk Islam.

Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an"

[row/erd]

ilustrasi [pixabay]

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima wahyu pertama, masa kenabian dimulai. Lalu beliaupun memulai dakwahnya begitu turun wahyu kedua, Surat Al Muddatsir. Dakwah sembunyi-sembunyi.

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ [1] قُمْ فَأَنْذِرْ [2] وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ [3] وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ [4] وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ [5] وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ [6] وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ

Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak. Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu, bersabarlah. [QS. Al Muddatsir: 1-7]

Sebagian ulama mengatakan, ketika turun Surat Al Alaq di gua Hira, Rasulullah diangkat menjadi Nabi. Ketika turun Surat Al Muddatsir ini, beliau diangkat menjadi Rasul.

Tahapan Dakwah Rasulullah

Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury dalam Ar Rahiqul Makhtum membagi masa dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdasarkan periodenya sebagai berikut:

  1. Periode Mekkah [± 13 tahun]
  2. Dakwah sembunyi-sembunyi
  3. Dakwah terang-terangan
  4. Dakwah di luar Makkah
  5. Periode Madinah [± 10 tahun]
  6. Peletakan dasar masyarakat Islam dan konsolidasi dakwah
  7. Perdamaian dengan kafir Quraisy dan ekspansi dakwah di luar Madinah
  8. Kemenangan dan berbondong-bondongnya manusia masuk Islam

Sedangkan Syaikh Mahmud Al Misri dalam Sirah Rasulullah dan Syaikh Said Ramadhan Al Buthi dalam Fiqhus Sirah membagi dakwah Rasulullah dalam empat tahap:

  1. Dakwah sembunyi-sembunyi
  2. Dakwah terang-terangan hanya dengan lisan
  3. Dakwah terang-terangan disertai peperangan untuk membela diri
  4. Dakwah terang-terangan disertai peperangan untuk memerangi pihak yang menghalangi dakwah

Ada pula ulama lain yang membagi tahapan dakwah Rasulullah menjadi tiga bagian:

  1. Sirriyatud da’wah wa sirriyatut tanzhim [Dakwahnya rahasia, strukturnya juga rahasia]
  2. Jahriyatud da’wah wa sirriyatut tanzhim [Dakwahnya terbuka, strukturnya rahasia]
  3. Jahriyatud da’wah wa jahriyatut tanzhim [Dakwahnya terbuka, strukturnya juga terbuka]

Dakwah Sembunyi-Sembunyi

Setelah turunnya Surat Al Muddatsir, Rasulullah segera memulai dakwah Islam secara sembunyi-sembunyi. Beliau mengajak orang-orang terdekat untuk masuk Islam. Mereka yang didakwahi Rasulullah langsung menyambut seruan beliau karena telah mengenal dengan baik betapa tingginya reputasi beliau dan betapa agungnya akhlak beliau.

Orang-orang pertama yang masuk Islam setelah didakwahi Rasulullah adalah:

  1. Khadijah [55 tahun], istri Rasulullah
  2. Ali bin Abu Thalib [8 tahun], keponakan Rasulullah yang diasuh dan tinggal di rumah beliau
  3. Zaid bin Haritsah [20 tahun], pembantu Rasulullah
  4. Abu Bakar Ash Shiddiq [37 tahun], sahabat karib Rasulullah
  5. Anak-anak Rasulullah; Zainab, Ummu Kultsum, Fatimah dan Ruqayyah

Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah. Setelah masuk Islam, ia segera mendakwahi teman-temannya hingga banyak yang masuk Islam. Antara lain:

  1. Utsman bin Affan [34 tahun]
  2. Abdurrahman bin Auf [30 tahun]
  3. Sa’ad bin Abi Waqash [17 tahun]
  4. Thalhah bin Ubaidillah [13 tahun]
  5. Zubair bin Awwam [12 tahun]

Setelah itu, sejumlah orang menyusul mereka masuk Islam. Hingga menurut Ibnu Hisyam, jumlah assabiqunal awwalun itu mencapai 40 orang lebih.

  1. Bilal bin Rabah [sekitar 30 tahun]
  2. Abu Ubaidah bin Jarah [27 tahun]
  3. Arqam bin Abi Arqam [16 tahun]
  4. Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad [sekitar 30 tahun]
  5. Utsman bin Mazhun berusia [30 tahun]
  6. Qudamah bin Mazhun [19 tahun]
  7. Abdullah bin Mazhun [17 tahun]
  8. Ubaidah bin Al-Harits [50 tahun]
  9. Sa’id bin Zaid [< 20 tahun]
  10. Khabab bin Al-Art [sekitar 20 tahun]
  11. Abdullah bin Mas’ud [14 tahun]
  12. Mas’ud bin Rabi’ah [17 tahun]
  13. Ja’far bin Abu Thalib [18 tahun]
  14. Shuhaib ar-Rumi [< 20 tahun]
  15. Thulaib bin Umair [sekitar 20 tahun]
  16. Saib bin Mazhun [sekitar 20 tahun]
  17. Amir bin Fuhairah [23 tahun]
  18. Mush’ab bin Umair [24 tahun]
  19. Miqdad bin Al-Aswad [24 tahun]
  20. Abdullah bin Jahsy [25 tahun]
  21. Utbah bin Ghazwan [27 tahun]
  22. Abu Hudzaifah bin Utbah [sekitar 30 tahun]
  23. ‘Ayash bin Rabi’ah [sekitar 30 tahun]
  24. ‘Amir bin Rabi’ah [sekitar 30 tahun]
  25. Na’im bin Abdullah [sekitar 30 tahun]
  26. Ammar bin Yasir [sekitar 30 tahun]
  27. Yasir berusia [sekitar 50 tahun]
  28. Para wanita seperti Sumayyah, Fatimah binti Khatab, dll.

Dakwah sembunyi-sembunyi ini berjalan selama tiga tahun dan mendapatkan 40 hingga 50 orang assabiqunal awwalun. Merekalah sahabat nabi yang paling awal masuk Islam. Mayoritas mereka adalah pemuda.

Syaikh Muhammad Ali Ash Shalabi menyebutkan, dari jumlah itu hanya 13 orang yang berasal dari kaum miskin dan dhuafa. Mayoritas assabiqunal awwalun berasal dari kalangan bangsawan dan orang-orang terpandang.

Aqidah, Tazkiyah dan Ibadah

Selain mengokohkan aqidah dan tazkiyah, di antara wahyu yang pertama turun adalah perintah shalat. Namun shalatnya belum shalat lima waktu, melainkan shalat pagi dan petang hari.

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“Dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang.” [QS. Al Mu’min: 55]

Syaikh Shafiyurrahman menjelaskan, Jibril mengajak Rasulullah ke lembah dan mengajari cara wudhu dan sholat. Lalu Rasulullah mengajarkan kepada Khadijah dan para sahabat. Ketika tiba waktu sholat, mereka sholat sembunyi-sembunyi, bahkan pergi ke lembah agar tidak ketahuan orang lain.

Quraisy Mulai Mendengar Secara Global

Setelah melihat kejadian di sana-sini, orang-orang Quraisy mulai mendengar lamat-lamat adanya dakwah Islam. Namun mereka belum begitu perhatian. Mereka mengira Muhammad hanya peduli spiritual sebagaimana Amr bin Naufal dan Qus bin Saidah.

Mereka mendengar adanya ajaran yang memurnikan iman kepada Allah, beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukannya dengan siapapun, menyucikan jiwa serta berbuat baik kepada sesama. Namun tahun-tahun pertama itu mereka anggap gerakan spiritual semata. Dakwah sembunyi-sembunyi membuat informasi yang mereka dapatkan juga terbatas. Dan karenanya, mereka masih belum menaruh perhatian besar.

Hikmah Dakwah Sembunyi-Sembunyi

Syaikh Ramadhan Al Buthi dan ulama lainnya menjelaskan, secara default, dakwah itu bersifat terbuka. Namun di saat dakwah baru merintis dan masih lemah, dakwah sembunyi-sembunyi membawa banyak hikmah.

Jika dakwah langsung terang-terangan dan terbuka, orang-orang kafir Quraisy akan langsung memusuhi dakwah secara frontal dan menghancurkannya sebelum sempat berkembang. Dakwah sembunyi-sembunyi membuat mereka tidak tahu siapa saja yang sudah Rasulullah dakwahi. Bahkan mereka tidak tahu secara jelas apa yang Rasulullah dakwahkan.

Strategi dakwah ini bukti kecerdasan Rasulullah yang dibimbing Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah tidak takut resiko dakwah karena sejak awal beliau sudah diperintah untuk sabar. Beliau tahu resiko dakwah dan beliau tidak takut mati.

Dakwah sembunyi-sembunyi bukan karena Rasulullah takut tetapi karena Rasulullah menginginkan dakwah ini bersemi. Beliau tidak ingin dakwah yang baru disemai ini lalu dicerabut hinga mati. Di samping beliau juga ingin orang-orang dhuafa yang mengikutinya terlindungi. Setidaknya di tahun-tahun awal rintisan dakwah ini. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

 < SebelumnyaBerikutnya >
 Wahyu PertamaDakwah Terang-Terangan
Selengkapnya [urut per bab]
Sirah Nabawiyah

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA