Operasi kista apakah ditanggung bpjs

Kista ovarium menjadi masalah yang kerap terjadi pada wanita, terutama bagi yang masih mengalami menstruasi. Salah satu upaya yang adalah dengan melakukan operasi. Berapa biaya operasi kista di Indonesia?

Kista ovarium sendiri adalah kantung atau benjolan kecil yang berisi cairan pada ovarium. Sebenarnya, kista bukanlah masalah serius karena benjolan ini dapat hilang dengan sendirinya.

Biasanya kista terjadi selama siklus menstruasi dan dapat muncul tanpa menimbulkan gejala. Namun, jika dibiarkan begitu saja, kista pun dapat membesar dan menyebabkan gejala yang menyakitkan, seperti:

  • Perut membesar atau bengkak
  • Nyeri panggul sebelum dan setelah mestruasi
  • Nyeri panggul saat berhubungan seksual (dispareunia)
  • Perut terasa tertekan
  • Mual dan muntah

Ada pula beberapa gejala lainnya yang perlu kamu perhatikan ketika kondisinya sudah dinyatakan berbahaya. Kamu harus segera memeriksakan diri jika mengalami:

  • Nyeri pada perut atau panggul secara tiba-tiba
  • Demam
  • Muntah
  • Pusing, lemah, dan merasa ingin pingsan
  • Napas menjadi cepat

Gejala-gejala tersebut mengindikasikan bahwa kista telah pecah dan meluruh. Kondisi ini pun dapat menyebabkan perdarahan berat yang bisa menjadi gejala terjadinya torsi ovarium (ovarium terpuntir). Kondisi ini berbahaya sehingga membutuhkan penanganan segera.

Kebanyakan kista tidak menimbulkan gejala. Kista bisa deteksi jika sudah mengalami gejala yang artinya diperlukan tindakan operasi.

Sayangnya, operasi kista membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berapa biaya yang harus dimiliki untuk melakukan operasi kista? Berikut daftar biaya kista yang dikenakan terbaru di beberapa rumah sakit di Indonesia yang dikutip dari Alodokter.

1. Biaya kista ovarium

Rumah sakit

Biaya operasi kista

Lokasi

Rumah Sakit Citra Medika Depok Rp 9.250.000 Depok
RS Harapan Mulia Bekasi Rp 3.780.000 Bekasi
RS Sitti Khadijah III Makassar Rp 12.000.000 Makassar
RS Permata Bekasi Rp 3.234.000 Bekasi
RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Rp 5.300.000 Makassar
Rumah Sakit Premier Surabaya Rp 50.000.000 Surabaya
RSU Karisma Rp 14.500.000 Subang

2. Biaya operasi kista ateroma

Biaya untuk operasi kista ateroma di rumah sakit tentunya berbeda-beda, ya. Hal ini bergantung pada kondisi kista, fasilitas yang digunakan, dan lain sebagainya.

Pada umumnya, biaya operasi kista ateroma yakni antara Rp5 juta hingga Rp11 juta. Untuk informasi lengkapnya, kamu bisa menanyakan pada masing-masing rumah sakit.

Apakah biaya operasi kista ditanggung BPJS?

Ada kabar baik untuk kamu yang akan menjalami operasi kista, sebab biaya operasi kista ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

Untuk mendapatkan pertanggungan ini, kamu bisa langsung mendatangi Faskes pertama. Kemudian menceritakan keluhan yang dialami. Berdasarkan diagnosa, dokter biasanya akan langsung memberikan rujukan ke Faskes tingkat dua untuk penanganan lebih lanjut.

Apabila pemeriksaan di Faskes tingkat dua selesai, kamu bisa langsung menjalani operasi kista sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Biaya operasi, obat-obatan, hingga rawat inap akan ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

Pemeriksaan medis kista ovarium

Penanganan yang pertama kali dilakukan jika kamu mengalami kista ovarium adalah mengonfirmasi keberadaanya dengan melakukan tes ultrasonografi.

Tes ini dilakukan dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi sehingga menghasilkan gambar organ internal. Melalui tes ini, akan terlihat lokasi, bentuk, ukuran dan juga komposisi kista. Tes tersebut dapat dilakukan dengan CT Scan, MRI dan ultrasonografiultrasound device.

Biasanya kista akan menghilang sendirinya setelah beberapa minggu atau bulan. Oleh karena itu, diperlukan tes berulang untuk memastikan kondisi kista.

Jika memang tidak mengalami perubahan atau bahkan semakin membesar, maka dokter akan menyarankan untuk tindakan operasi.

Operasi kista

Operasi kista biasanya direkomendasikan jika kista tidak kunjung hilang setelah melewati tiga siklus menstruasi atau menimbulkan rasa nyeri.

Umumnya kista yang akan diangkat melalui prosedur operasi adalah kista yang berukuran lebih dari 7,6 cm dan bukan termasuk jenis kista fungsional sederhana. Selain itu, operasi juga disarankan untuk menghindari potensi ia berkembang menjadi kanker.

Operasi kista dapat dilakukan dua prosedur tergantung kondisi kista ovarium, termasuk ukurannya. Dua jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengangkat kista adalah:

1. Laparoskopi

Prosedur operasi yang satu ini biasanya dilakukan untuk kista yang masih berukuran kecil. Operasi laparoskopi hanya membuat sayatan kecil di dekat pusar sebagai jalur masuk untuk mikroskop kecil berbentuk tabung dengan cahaya dan kamera di ujungnya.

Alat tersebut disebut dengan laparoskop yang membantu dokter bedah untuk menemukan kista ovarium.

Rasa sakit yang ditimbulkan oleh operasi ini pun tidak berlebihan. Proses pemulihannya pun cepat. Bekas jahitan pun dapat memudar dalam beberapa bulan.

2.   Laparotomi

Laparotomi atau pembedahan perut terbuka adalah operasi yang harus dilakukan jika kista yang dialami sudah berukuran besar dan berpotensi menjadi kanker. Prosedurnya dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut sebagai akses untuk mengangkat kista.

Kista yang telah dibiospi akan dikirim ke laboratorium untuk memastikan apakah ada sel kanker di dalamnya. Jika iya, dokter akan menyarankan untuk melakukan histerektomi untuk mengangkat ovarium dari rahim.

Prosedur operasi kista

Jika kamu harus melakukan operasi kista, tak perlu khawatir karena prosedurnya cukup aman. Sebagai gambaran, kamu bisa mengetahui urutan prosedur operasi kista berikut ini.

1. Drainase

Tahap pertama prosedur menjalankan operasi kista yakni melakukan pembiusan lokal di tempat akan dilakukannya operasi kista.

Kemudian, dokter akan melakukan sayatan kecil untuk mengangkat kista. Sebelum melakukan tindakan, dokter biasanya juga akan memberikan antibotik agar tidak mengalami infeksi.

2. Aspirasi jarum halurs

Pada bagian ini, dokter menggunakan jarum tipis untuk mengalirkan cairan kista, sehingga benjolan akibat kista bisa berangsur pulih. Biasanya, metode ini akan digunakan untuk kista payudara.

Prosedur ini juga biasanya digunakan saat biopsi untuk menentukan apakah jaringan pada kista tersebut kanker atau bukan.

3. Pengangkatan kista

Setelah pemberian anastesi dan juga sayatan kecil, dokter akan melakukan pengangkatan kista. Namun, pada beberapa kasus kista seperti kista ganglion dan baker bisa muncul lagi setelah menjalani operasi.

4. Proses penjahitan

Setelah kista sukses diangkat sesuai dengan prosedur, langkah selanjutnya yakni dengan melakukan penjahitan di area sayatan. Setelah dijahit, maka luka tersebut ditutup dengan perban kasa dan lem bedah.

Apakah kista harus dioperasi?

Mungkin kamu bertanya-tanya, haruskah kista menjalani operasi. Ternyata tidak harus, lho! Jika kondisi kista tidak terlalu besar dan tidak menimbulkan keluhan, maka kamu tidak harus menjalani operasi.

Bahkan, pada beberapa kondisi kista bisa meluruh dengan sendiri, tentunya dengan melakukan pengobatan yang tepat.

Berikut ini beberapa ciri yang mengharuskan kamu melakukan operasi kista.

  • Ukuran kista terus membesar dan tidak ada perubahan selama 2-3 siklus menstruasi
  • Memunculkan beberapa gejala yang mengganggu, seperti rasa nyeri.
  • Dokter curiga jika kista yang ada bisa berkembang menjadi kanker.
  • Kista muncul di dua ovarium wanita.

Agar lebih jelas, lebih baik kamu melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya.

Adakah efek samping dari operasi kista?

Meskipun operasi kista merupakan salah satu prosedur yang cukup aman, namun tentunya tetap ada saja efek samping yang mungkin terjadi. Berikut ini beberapa efek sampingnya.

  • Pendarahan
  • Mengalami infeksi
  • Timbul rasa nyeri
  • Ada bekas luka internal dan eksternal
  • Infertilitas karena pengangkatan ovarium
  • Kerusakan organ

Pentingnya memiliki asuransi penyakit kritis

Tips dari Lifepal! Meskipun biaya operasi kista ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan, namun tak ada salahnya kita melindungi diri dengan asuransi penyakit kritis untuk proteksi yang maksimal.

Asuransi penyakit kritis memberikan santunan tunai atas risiko penyakit kritis. Ini berlaku dalam berbagai kondisi, entah penyakit pada tahap awal, menengah, ataupun akhir.

Santunan ini akan diberikan kepada nasabah atau tertanggung yang masih hidup. Inilah yang membedakan asuransi penyakit kritis dibandingkan dengan asuransi jiwa

Selain kista, ada beberapa penyakit kritis lainnya yang masuk ke dalam tanggungan asuransi, di antaranya jantung, demensia, anemia aplastik kronis, stroke, bahkan kanker.

Penyakit-penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit kritis karena dapat menyebabkan kondisi kronis stadium lanjut yang juga mengancam jiwa.

Meski begitu, daftar penyakit kritis yang dijamin perusahaan asuransi berbeda-beda. Kamu perlu mengeceknya terlebih dahulu sebelum menentukan membeli asuransi penyakit kritis yang mana untuk melindungi diri dan keluarga.

Di samping itu, kamu pun perlu mengetahui pentingnya memiliki asuransi penyakit kritis, seperti: 

1. Mencegah kerugian finansial

Biaya operasi kista saja membutuhkan biaya sekitar Rp 4.000.000 belum ditambah dengan 20 – 30 persen untuk biaya tak terduga dan tidak termasuk biaya konsultasi dokter dan yang lain-lain.

Sementara operasi bypass jantung pada tahun 2019 memakan biaya minimal Rp 150 juta. Angka-angka tersebut tidaklah sedikit. Jika tidak memiliki asuransi penyakit kritis, rasanya berat untuk menanggung semua biaya itu sendiri. 

Terlebih, biaya perawatan kesehatan di Indonesia pun semakin hari semakin mengalami peningkatan. Setidaknya, pada tahun 2018, kenaikan biaya tersebut bisa mencapai 11 persen.

Tentunya ini bukan angka yang kecil. Oleh karena itu, kamu perlu memiliki asuransi penyakit kritis untuk mencegah kerugian finansial demi membiayai perawatan orang tercinta. 

Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, proses perawatan dan pengobatan, termasuk tindakan operasi di dalamnya bisa ditanggung oleh pihak asuransi.

Kamu pun tak perlu pusing untuk mencari sumber dana atau bahkan perlu menggadaikan atau sampai menjual aset berharga. 

Asuransi penyakit kritis membuat perawatan kamu terjamin, kondisi keuangan keluarga pun tetap stabil. Kamu hanya perlu fokus pada proses pengobatan dan tidak perlu khawatir lagi. 

2. Melatih diri menjadi lebih baik

Memiliki asuransi juga bisa membuat diri menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi lebih disiplin, dan pandai berhemat, bahkan mengetahui skala prioritas dengan sangat baik.

Dengan memilih untuk memiliki asuransi, jelas kamu telah memprioritaskan kehidupan masa depanmu dan keluarga.

Kamu pun kemudian menyisihkan uang secara bijaksana dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Kamu otomatis menjadi berhemat.

Selain itu, dengan membayar premi asuransi penyakit kritis setiap bulan, kamu pun menjadi pribadi yang konsisten dan disiplin. Demi mendapatkan manfaat maksimal, kamu pun tidak mengabaikan waktu pembayaran setiap bulannya. 

3. Melindungi Diri Sendiri dan Keluarga 

Menyadari bahwa produktivitas dan pemasukan akan berhenti pada saatnya, memiliki jaminan kesehatan merupakan sebuah kewajiban.

Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, biaya perawatan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter, rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan seperti pemeriksaan endoskopi, bahkan tindakan operasi pun ditanggung perusahaan asuransi. 

Jenis asuransi penyakit kritis ini pun memberikan keuntungan tersendiri jika kamu: 

1. Memiliki riwayat penyakit kritis dalam keluarga 

Menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, kasus kanker 8 – 10 persen dipengaruhi faktor genetik. Oleh karena itu, memiliki asuransi penyakit kritis untuk kamu yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit kritis sangat diperlukan. 

2. Kamu adalah tulang punggung keluarga 

Jika kamu adalah kepala keluarga yang juga menjadi tulang punggung, kondisi kesehatan sangatlah memengaruhi kehidupan anggota keluarga yang lain.

Sebab jika kamu terserang penyakit bahkan yang kritis, kamu tidak akan mampu untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, memiliki asuransi penyakit kritis sangat penting untuk menjaga kestabilan keuangan keluarga. 

3. Berusia lebih dari 40 tahun 

Semakin bertambahnya usia, maka potensi untuk terserang penyakit kritis semakin besar. Ini yang menyebabkan kamu perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk untuk memiliki asuransi penyakit kritis, terutama kamu yang telah berumur lebih dari 40 tahun. 

Bagaimana memilih asuransi penyakit kritis yang tepat? 

Untuk dapat memiliki polis asuransi penyakit kritis yang tepat, kamu harus mengetahui kebutuhanmu terlebih dahulu. Kamu pun perlu memperhatikan beberapa hal berikut untuk mendapatkan asuransi ideal.

1. Jenis penyakit kritis

Setiap perusahaan asuransi memberikan pertanggungan untuk penyakit kritis yang berbeda-beda. Tidak jarang jumlah penyakit yang termasuk di dalamnya pun tidak sama satu sama lain. Untuk itu, kamu perlu cemat dalam memilihnya.

Pilihlah asuransi yang menanggung penyakit kritis yang umum terjadi, seperti penyakit jantung, diabetes, gagal ginjal, kanker maupun gangguan paru-paru.

Selain itu, kamu pun perlu teliti atas jumlah total jenis penyakit yang ditanggung. Paling tidak, asuransi harus bisa menanggung risiko tidak kurang dari sepuluh penyakit kritis. Hal ini tidak lain dimaksudkan untuk menjadi solusi finansial apabila kamu terserang penyakit-penyakit tersebut.

2. Usia tertanggung

Penyakit kritis umumnya terjadi untuk mereka yang telah berusia lanjut. Ini berpengaruh dengan jenis asuransi yang akan dipilih karena harus disesuaikan dengan usia pertanggungannya.

Semakin panjang usia pertanggungannya, semakin baik. Oleh karena itu, kalau kamu bisa mendapatkan asuransi penyakit kritis untuk nasabah yang berusia sampai dengan 100 tahun, itu bisa menjadi pilihan terbaik.

3. Besaran uang pertanggungan

Biaya perawatan penyakit kritis tidaklah murah, dibutuhkan banyak uang bahkan sampai dengan ratusan juta untuk setiap bulannya.

Jika mengacu pada biaya perawatan untuk operasi bypass jantung yang membutuhkan minimal Rp 150 juta pada tahun 2019, kamu setidaknya harus memilih polis asuransi penyakit kritis dengan memberikan uang pertanggungan minimal Rp. 200 juta.

Namun, melihat inflasi biaya kesehatan yang terus terjadi, bisa sampai 11 persen pada tahun 2018. Jika diproyeksikan untuk saat ini, polis yang harusnya kamu pilih minimal bisa memberikan uang pertanggungan sebesar Rp 250 juta.

4. Masa bertahan hidup

Masa bertahan hidup atau survival period adalah masa yang ditentukan perusahaan asuransi sebagai batas kemampuan tertanggung dalam bertahan hidup setelah mendapatkan diagnosis sebagai pasien penyakit kritis.

Perusahaan asuransi menerapkan masa bertahan hidup yang berbeda-beda. Ada yang selama 14 hari, 30 hari, 60 hari, bahkan sampai dengan 90 hari.

Karena itu, perusahaan asuransi yang menawarkan masa bertahan hidup yang pendek adalah yang lebih baik dibandingkan yang lain.

5. Jenis asuransi

Untuk asuransi penyakit kritis lebih disarankan untuk memilih yang murni atau stand alone. Ini karena harga premi yang ditawarkan akan lebih murah.

Namun, tetap memberikan manfaat dengan nilai besar. Oleh karena itu, manfaat yang diberikan pun menjadi lebih optimal. 

Kalkulator dana darurat

Selain memproteksi diri dengan asuransi, jangan lupa persiapkan juga dana darurat untuk berjaga-jaga apabila ada hal-hal mendesak yang tidak terduga. Misalnya biaya operasional untuk pengobatan pasca operasi kista, seperti transportasi, biaya makan, dan lain sebagainya.

Kamu bisa memanfaatkan kalkulator dana darurat dari Lifepal untuk menghitung berapa dana darurat yang harus kamu kumpulkan.

Kalau kamu masih bingung menentukan asuransi kesehatan terbaik, kamu bisa langsung tanyakan pada ahlinya di Tanya Lifepal!

FAQ seputar biaya operasi kista

Berapa biaya operasi kista ovarium?

Biaya operasi kista di beberapa rumah sakit berbeda-beda, mulai dari Rp3 juta hingga Rp50 juta.

Operasi kista berapa jam?

Operasi pengangkatan kista bisa dibilang tidak terlalu rumit, sehingga waktu yang dibutuhkan kurang lebih 1 jam.

Apakah operasi kista bisa dengan BPJS Kesehatan?

Biaya operasi kista ditanggung oleh BPJS Kesehatan, mulali dari operasi, rawat inap, hingga pengobatannya. Namun, untuk berjaga-jaga, kamu bisa juga memanfaatkan asuransi pelengkap BPJS Kesehatan dengan proteksi yang lebih maksimal.

Apakah BPJS bisa untuk operasi kista?

Operasi kista dan miom ini dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Seperti layanan kesehatan lainnya, operasi kista dan miom yang ditanggung BPJS Kesehatan memiliki prosedur yang sama, yaitu melalui sistem rujukan berjenjang.

Operasi apa saja yg di cover BPJS?

Daftar operasi yang ditanggung BPJS Kesehatan.
Operasi Jantung..
Operasi Caesar..
Operasi Kista..
Operasi Miom..
Operasi Tumor..
Operasi Odontektomi..
Operasi Bedah Mulut..
Operasi Usus Buntu..

Berapa biaya op kista?

Biaya operasi kista saja membutuhkan biaya sekitar Rp 4.000.000 belum ditambah dengan 20 – 30 persen untuk biaya tak terduga dan tidak termasuk biaya konsultasi dokter dan yang lain-lain.

Penyakit apa saja yang tidak di cover BPJS?

21 Penyakit yang Tak Ditanggung BPJS Kesehatan.
Penyakit akibat tindak pidana. ... .
Penyakit akibat konsumsi alkohol bukanlah penyakit yang ditanggung BPJS..
Penyakit yang diakibatkan oleh kejadian tidak terduga. ... .
Penyakit yang diakibatkan eksperimen. ... .
Penyakit yang merupakan wabah. ... .
Penyakit cedera akibat usaha bunuh diri..