Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham sehingga investor dapat mengubah

Investasi sekarang menjadi cara favorit banyak orang terutama para millenial dan gen z untuk menyimpan uang dengan benefit tambahan. Lebih menguntungkan daripada sekedar simpan uang ke bank.

Berinvestasi bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat dari uang yang kita simpan dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Yap, memilih instrumen investasi atau jenis investasi yang tepat merupakan salah satu hal paling penting dalam kegiatan investasi.

Pemilihan instrumen investasi sendiri bisa berdasarkan kepribadian, kebutuhan, tujuan keuangan dan kondisi finansial saat ini. Nah, dari sekian banyak instrumen investasi yang ada obligasi merupakan salah satu pilihan yang cukup populer. Jenis obligasi yang cukup banyak dipilih adalah obligasi konversi.

Apa Itu Obligasi Konversi?

Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham sehingga investor dapat mengubah

Obligasi Konversi

Obligasi konversi atau convertible bonds adalah jenis surat utang yang memungkinkan pemiliknya untuk mengkonversi surat utang yang mereka miliki menjadi saham di perusahaan penerbit obligasi sesuai dengan rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya.

Surat utang jenis ini biasanya cenderung memiliki tingkat bunga yang rendah karena keunggulan yang diberikan yaitu kemudahan untuk diubah menjadi bukti kepemilikan berupa saham.

Obligasi konversi menawarkan besaran bunga kupon kecil, yang mana pemegang obligasi dinilai sudah mendapatkan imbalan dalam bentuk hak untuk mengkonversikan kupon yang dipegangnya ke saham biasa seharga lebih murah dibanding harga saham itu di pasaran.

Tak seperti investasi dalam saham, dalam obligasi tidak dikenal sistem kepemilikan. Aspek tersebut merupakan salah satu yang membedakan saham dan obligasi. Obligasi adalah hutang yang disediakan investor untuk sebuah perusahaan atau pemerintah yang merupakan penerbit surat utang tersebut.

Baca Juga: Apa Itu Obligasi? Inilah Penjelasan Lengkapnya

Jenis-Jenis Obligasi Konversi

Berikut beberapa jenis obligasi pada obligasi konversi yang banyak digunakan untuk berinvestasi di pasar modal:

Jenis Obligasi Konversi Penjelasan
Obligasi Tukar

Obligasi tukar juga sering disebut sebagai exchangeable convertible merupakan jenis obligasi konversi di mana saham yang digunakan dalam obligasi konversi merupakan saham perusahaan yang berbeda dari penerbit obligasi tersebut.

Obligasi Wajib Konversi

Yaitu merupakan sebuah obligasi yang mewajibkan investornya mengkonversikan ke bentuk saham pada saat jatuh tempo. Terdapat dua harga konversi yaitu harga setara nilai saham dan harga di atas nilai par.

Obligasi Konversi Saham Preferen

Obligasi ini hampir sama dengan jenis obligasi pada umumnya, yang menjadi pembeda adalah struktur permodalan dalam obligasi konversi jenis ini. Dalam sistem ini, struktur modal memiliki peringkat senioritas yang lebih rendah.

Obligasi Konversi Bersyarat

Obligasi ini memiliki syarat bagi investor yang ingin mengkonversikannya ke dalam bentuk saham. Yaitu bila harga saham yang berlaku di pasar modal mencapai presentase tertentu.

Dalam sistem ini, investor hanya diperbolehkan untuk melakukan konversi obligasi menjadi saham dalam kondisi persentase tertentu di atas harga konversi yang sudah disepakati sejak awal.

Vanilla Convertible Bonds

Yaitu obligasi yang memberikan hak investor obligasi untuk mengkonversikannya ke sejumlah saham dengan harga dan nilai konversi yang telah ditentukan pada tanggal jatuh tempo.

Jadi, selama masa berlakunya obligasi, si investor mendapatkan kupon bunga dan pada tanggal jatuh tempo mendapatkan hak atas nominal obligasi atau dikonversikan dalam bentuk saham.

Reverse Convertible

Obligasi ini memberikan hak konversi kepada pemodal, Reverse Convertible memberikan hak konversi kepada penerbit obligasi.

Opsi tersebut yaitu membeli kembali obligasi secara tunai atau dikonversikan dalam bentuk ekuitas dengan harga dan kurs konversi yang telah ditentukan pada saat jatuh tempo.

Baca Juga: Apa Itu Obligasi ORI 20? Simak Keuntungan dan Cara Belinya

Cara Kerja Obligasi Konversi

Investor surat utang jenis ini ini punya pilihan untuk mengonversikannya ke saham (ekuitas perusahaan). Perubahan tersebut dipengaruhi sejumlah hal misalnya harga saham.

Hal ini akan menguntungkan perusahaan penerbit karena bunga konversi yang jenis ini cenderung lebih rendah akan tetapi, hal ini juga bisa menyebabkan dilusi saham karena penurunan kepemilikan saham saat pemilik surat utang melakukan konversi.

Selain itu perusahaan juga memiliki opsi untuk tidak mengembalikan hutang dan mengkonversinya menjadi saham sesuai kesepakatan yang sudah ditentukan di awal.

Contohnya, sebuah perusahaan memerlukan modal sebesar Rp130 Miliar yang akan dialokasikan untuk membiayai proyek baru. Perusahaan dapat memenuhi utang itu melalui pengeluaran obligasi yang memberikan kupon 11% dengan jatuh tempo 8 tahun.

Akan tetapi, apabila perusahaan mengeluarkan obligasi yang dapat ditukar tersebut, besar bunga yang harus diberikan cuma 8%. Di samping itu, ada opsi tak wajib mengembalikan pinjaman sebab hutang itu dapat diubah menjadi saham berdasarkan ketetapan dan perjanjian yang ditentukan.

Itu mengapa, obligasi konversi menjadi alternatif yang tepat untuk perusahaan sebab pemberian bunga lebih kecil ketika proyek baru mulai. Bilamana pemodal mengubah obligasinya maka otomatis pemegang saham yang lain bakal mengalami dilusi, namun perusahaan tak wajib melunasi bunga lagi maupun pokok obligasi.

Dengan mengkonversikan obligasi menjadi saham, investor menjadi lebih diuntungkan. Investor juga akan memperoleh keuntungan yang lebih baik lagi saat proyek yang dijalankan perusahaan itu rampung dan sukses menangguk laba.

Keuntungan dan Risiko Obligasi Konversi

Sama seperti instrumen investasi lainnya, obligasi konversi tidak hanya bisa memberikan keuntungan tapi juga risiko. Berikut keuntungan dan risiko pada investasi obligasi konversi yang harus diketahui:

KeuntunganRisiko/Kerugian
  • Bagi investor yang menggunakan obligasi konversi, keuntungan dari investasi ini adalah fleksibilitas pengembalian pinjaman dan bunga dalam bentuk saham.
  • Saat dikonversikan menjadi saham, investor bisa mendapatkan tawaran harga saham yang lebih rendah dibanding yang ada di pasaran.
  • Bagi penerbit, obligasi konversi menjadi salah satu solusi terbaik mengingat pembayaran bunga di tahap awal proyek lebih rendah.
  • Berkurangnya kewajiban membayar utang karena investor diperbolehkan menukarkan efeknya ke dalam bentuk saham.
  • Ketika jatuh tempo harga saham yang bisa didapatkan dari hasil konversi lebih murah dari nilai obligasi.
  • Risiko kupon (bunga) lebih rendah dibanding jenis obligasi lainnya.
  • Saat dikonversikan dalam bentuk saham, belum tentu harga saham naik sehingga memberikan keuntungan bagi investor.
  • Penerbit memiliki risiko gagal bayar kupon obligasi, sehingga investor dibayar dalam bentuk saham.

Jangan Takut Berinvestasi

Tak kenal maka tak sayang, tak pernah mencoba makan bagaimana bisa tahu apakah hal itu cocok kapa tidak. Begitu pun dalam berinvestasi, bagaimana kamu bisa takut duluan dengan risikonya jika mencoba saja belum pernah.

Selain itu, jika takut berinvestasi dengan produk obligasi. Bisa memilih jenis investasi lainnya yang cocok dengan keuangan dan kepribadian seperti emas, reksadana dan saham. Yuk tingkatkan kesejahteraan finansial pribadi dengan rajin berinvestasi.

Baca Juga: Investasi ORI Obligasi Negara Ritel: Banyak Untungnya, Sedikit Risikonya

Salah satu instrumen investasi yang bisa kamu pilih adalah obligasi konversi. Obligasi ini merupakan surat utang yang memungkinkan kamu sebagai pemegang surat utang untuk mengkonversinya menjadi saham di perusahaan penerbit obligasi. Penggantian dari instrumen obligasi ke saham merupakan rasio penukaran yang memang sudah disepakati sebelumnya. 

Surat utang konversi merupakan obligasi yang biasanya memiliki tingkat kupon rendah. Hal ini lantaran investor telah dianggap diberikan privilege untuk mengubah surat utangnya menjadi surat kepemilikan atau yang lebih dikenal dengan nama saham. Lalu, bagaimana cara kerja investasi obligasi konversi dan apa saja jenisnya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini:

Cara Kerja Obligasi Konversi

Pada obligasi konversi, pemegang surat utang memiliki pilihan untuk mengubah surat utang yang mereka miliki menjadi saham atau ekuitas. Perubahan tersebut juga akan dipengaruhi beberapa hal seperti harga saham. Biar kamu gak bingung mari kita buat contohnya terlebih dahulu.

Ketika suatu perusahaan membutuhkan uang sebesar Rp100 miliar untuk mendanai sebuah proyek baru, perusahaan akan meminjam uang melalui penerbitan obligasi dengan kupon 12 persen yang akan jatuh tempo dalam waktu 10 tahun. Namun, jika perusahaan menerbitkan obligasi konversi yang dapat ditukar dengan saham, bunga yang wajib dibayarkan hanya sekitar 8 persen saja.

Selain itu, terdapat pilihan untuk tidak mengembalikan pinjaman karena utang tersebut bisa dikonversi ke saham perusahaan sesuai kesepakatan dan ketentuan yang berlaku. Obligasi konversi bisa menjadi solusi terbaik bagi perusahaan karena pembayaran bunga lebih rendah saat dalam proyek tahap awal.

Jika investor mengkonversi obligasinya menjadi saham, pemegang saham lain akan terdilusi, tetapi perusahaan tidak perlu membayar bunga atau pokok obligasi. Lewat konversi obligasi menjadi saham, investor bisa lebih untung. Mereka akan mendapatkan nilai lebih ketika proyek perusahaan telah selesai dan berhasil namun tetap memiliki risikonya tersendiri.

Jenis-jenis Obligasi Konversi 

Obligasi konversi memiliki beberapa jenis. Biar kamu semakin paham dan memahami tiap-tiap jenisnya,simak penjelasan dari abisgajian.id berikut ini: 

Vanilla convertible bonds

Jenis obligasi konversi yang pertama merupakan yang paling umum namanya adalah Vanilla convertible bonds. Obligasi vanili dapat memberikan hak kepada pemegang surat utang atau investor untuk mengkonversi obligasinya menjadi sejumlah saham. Tentunya dengan kesepakatan dan ketentuan yang sudah disetujui bersama.

Obligasi ini tetap membayarkan kupon bunga selama masa berlaku obligasi. Kemudian, pada waktu jatuh tempo, investor berhak atas nilai nominal obligasi tersebut atau bisa mengubahnya menjadi saham.

Mandatory convertible

Obligasi konversi yang kedua ada Mandatory convertible atau dalam bahasa Indonesia bernama obligasi wajib. Obligasi ini mewajibkan investor untuk mengubah obligasi yang investor miliki menjadi saham pada saat jatuh tempo. Jika pada obligasi vanili, konversi obligasi ke saham merupakan pilihan, pada obligasi yang kedua ini konversi merupakan kewajiban. Pada obligasi ini juga terdapat dua harga konversi yakni harga di atas nilai par dan harga setara nilai saham.

Obligasi ini tetap memberikan imbal hasil tinggi sehingga cocok untuk digunakan sebagai investasi jangka pendek.

Reverse convertible

Berbeda dari dua jenis obligasi yang telah disebutkan sebelumnya, reverse convertible ini memberikan penerbit obligasi opsi untuk membeli kembali obligasi secara tunai atau melakukan konversi ke ekuitas. Tentunya, harga dan kurs konversinya telah ditentukan sebelumnya untuk konversi pada saat tanggal jatuh tempo.

Berbeda dengan vanilla convertible yang memberikan pilihan kepada investor, obligasi reverse convertible ini memberikan pilihan kepada penerbit obligasi tersebut.

Exchange convertible

Selanjutnya ada obligasi tukar atau yang biasa disebut dengan exchange convertibles merupakan obligasi konversi yang di mana saham menjadi aset dasar merupakan saham dari perusahaan berbeda. Nah loh, bagaimana tuh ketentuannya, saham yang kamu bisa tukar dari obligasi merupakan saham dari perusahaan lain, dan bukan saham dari penerbit obligasi.

Obligasi konversi bersyarat

Selain beberapa jenis obligasi konversi yang telah disebutkan di atas, terdapat obligasi konversi dengan jenis bersyarat. Perbedaan jenis obligasi ini dengan obligasi konversi lain adalah adanya persyaratan tertentu untuk investor yang ingin konversi surat utang ke saham. Persyaratannya adalah investor bisa menukar obligasi menjadi saham jika harga saham yang berlaku di pasar modal telah mencapai persentase tertentu. Artinya, harga saham di atas harga konversi yang memang telah ditentukan.

Nah, itulah beberapa jenis obligasi konversi dan cara kerjanya yang bisa kamu pahami. Semoga informasi mengenai obligasi konversi di atas dapat bermanfaat untuk kamu.