Mengapa virus tidak dapat menyintesis protein

KOMPAS.com – Belakangan ini dunia dihebohkan dengan pandemi penyakit yang disebabkan oleh virus corona.

Sepanjang sejarah manusia, virus menjadi agen pembawa penyakit yang menyebabkan banyak pandemi di masa lampau. Apakah sebenarnya virus itu dan bagaimana strukturnya?

Virus adalah entitas biologi yang bersifat aseluler (tidak memiliki sel) dan mikrospkopik atau sangat kecil sehingga hanya bisa dilihat melalui mikroskop.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, virus adalah agen infeksi berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup seperti manusia, hewan, atau bakteri.

Baca juga: Jenis-Jenis Virus DNA: Untai Tunggal dan Ganda

Virus memiliki struktur yang sangat sederhana karena tidak memiliki sel. Virus memiliki sangat banyak jenis dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.

Namun pada umumnya virus memiliki struktur yang terdiri dari asam nukleat (genom) yang dibungkus oleh kapsid, memiliki lempeng dasar juga serabut ekor. Berikut penjelasannya:

Asam nukleat atau yang akrab disapa dengan genom merupakan makromolkul berisi materi genetik.

Semua virus memiliki asam nukleat, baik berupa DNA (asam deoksiribonukleat) ataupun RNA (asam ribonukleat). 70 persen entitas virus di dunia merupakan virus RNA.

Dilansir dari Lumen Learning, DNA dalam virus mengarahkan protein replikasi sel inang untuk mensintesis salinan baru dan menerjemahkan genom tersebut menjadi protein virus.

Adapun RNA dalam virus mengkodekan enzim RNA polimerasi untuk menjadi DNA dalam pembuatan protein virus yang menginfeksi inangnya.

Baca juga: Perbedaan Virus RNA dan Virus RNA Transkripsi Balik

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, tingkat kesalahan enzim RNA polimerasi dalam replikasi, membuat virus RNA menunjukkan tingkat mutasi yang jauh lebih tinggi daripada virus DNA. Hal ini berarti virus RNA memiliki kemampuan adaptasi yang besar untuk inang baru.

Asam nukleat virus yang sedikit dapat mengkodekan informasi untuk membuat kapsid yang relative besar. Kapsid adalah selubung atau mantel protein penyusun virus yang terdiri dari subunit yang disebut dengan kapsomer.

Dilansir dari Molecular Expressions, kapsid memiliki tiga fungsi yaitu melindungi asam nukleat dari pencernaan oleh enzim, memungkinkan virion (virus yang menular) untuk menempel pada inang, dan menyediakan protein yang memungkinkan virion menembus inang.

Pelat dasar atau lempeng dasar adalah multiprotein tempat melekatnya serabut ekor virus. Pelat dasar juga berfungsi membantu virus untuk melekat pada sel inang dan juga sebagai sistem saraf pusat yang mentransmisikan pelepasan DNA virus ke dalam inang.

Virus memiliki ekor berbentuk serabut yang terbentuk dari serat-serat pelat dasar. Serabut ekorlah yang berfungsi melekatkan virus pada inang.
Amplop (coat)

Baca juga: Orang yang Rentan Tertular Virus Corona


Beberapa virus memiliki selubung virus yang terdiri dari lapisan membran dan disebut dengan amplop. Amplop adalah membran lipid eksteral yang menyelubungi kapsid beberapa jenis virus.

Dilansir dari Khan Academy, amplop tidak dibuat dari struktur virus itu sendiri namun “meminjam” tambalan dari membran inang.

Virus membentuk amplop dari fosfolipid dan juga protein dari membran inangnya dan membantu virus agar lebih mudah terikat pada sel inangnya.

Jenis virus beramplop memiliki lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan virus berkapsid saja.

Dilansir dari Biology LibreTexts, amplop memberikan perlindungan yang lebib baik dari sistem kekebalan inang, enzim, dan bahan kimia tertentu.

Beberapa amplop juga mengandung glikoprotein yang dapat bertindak sebagai reseptor, memungkinkan sel inang mengenali dan mengikat virion. Hal tersebut membuat virus lebih mudah terikat pada inang.

Virus HIV bersifat permanent yaitu ada dalam tubuh sepanjang hidupnya oleh karena itu treatment yang dijalankan dan perilaku yang benar dari para penderita HIV/AIDS juga harus dilakukan terus menerus seumur hidupnya, yang diperlukan adalah sebuah kesadaran terus menerus untuk menjalankan kedua hal tersebut.

Mengapa penyakit yang disebabkan oleh virus lebih sulit disembuhkan brainly?

karena virus merupakan unit terkecil yang apa bila menyerang kekebalan tubuh dalam hal ini menimbulkan penyakit susah untuk di sembuhkan,,, karena virus muah menyebar lewat pembuluh darah atau dengan kata lain lebih cepat dan luas penyebarannya…

Mengapa penyakit yang disebabkan oleh virus cenderung lebih berbahaya dari pada yang disebabkan oleh parasit lain?

Jadi, ketika virus masuk ke dalam tubuh, mereka akan menyerang sel-sel di dalam tubuh inangnya, menguasai sel-sel tersebut dan terus berkembang biak di dalam sel. Virus juga cenderung merusak, membunuh, dan mengubah sel dalam tubuh, misalnya di dalam hati, darah, atau saluran pernapasan.

Bagaimana supaya virus dapat mensintesis protein?

Virus tidak dapat mensintesis protein sendiri karena virus tidak mempunyai organel untuk mensintesis protein (ribosom), sehingga harus menggunakan ribosom dari sel inang untuk mentranslasikan mRNA virus menjadi protein.

Mengapa virus tidak dapat menyintesis protein bagaimana supaya virus dapat menyintesis protein?

Bagaimana cara DNA mengontrol sintesis protein?

DNA mengontrol sintesis protein dengan cara membentuk RNA yang terjadi pada proses transkripsi, kemudian RNA yang akan mengendalikan proses sintesis protein di dalam sitoplasma.

What are the characteristics of lentivirus?

Lentiviral Vectors Virus Characteristics : Lentiviruses are medium- sized (120 nm), enveloped viruses composed of a nucleocapsid containing two copies of single-stranded positive-sense RNA. LENTIVIRUS Lentivirus is a genus of slow viruses (lente-, Latin for “slow”) of the Retroviridaefamily, characterized by a long incubation period.

What are lentiviral vectors?

The best characterized lentiviral vectors are derived from the human immunodeficiency virus type 1 (HIV-1). This chapter describes the basic features of the HIV-1 replication cycle and the many improvements reported for the lentiviral vector systems to increase the safety and efficiency.

Why are retroviral vectors based on the Lentivirus genus so popular?

Therefore, much interest has turned to retroviral vectors based on the lentivirus genus because of their ability to transduce both dividing and non-dividing cells. The best characterized lentiviral vectors are derived from the human immunodeficiency virus type 1 (HIV-1).

What are the four accessory genes deleted from lentiviruses?

The four viral accessory genes (vif, vpr, vpu and nef) are deleted. That way, multiple recombination events would be necessary to reconstitute a replication-competent lentivirus (RCL). Several components are essential to generate a lentiviral vector, including: