Mengapa kita harus rutin mengganti celana dalam sehari dua kali

Mengapa kita harus rutin mengganti celana dalam sehari dua kali
Ilustrasi celana dalam. ©Shutterstock/sabath

SEHAT | 28 Juli 2021 13:00 Reporter : Rizky Wahyu Permana

Merdeka.com - Pada masa di rumah saja, banyak orang yang bermalas-malasan untuk melakukan berbagai macam. Hal ini termasuk malas untuk mandi serta berganti pakaian.

Lebih parah lagi, sejumlah orang malas untuk mengganti celana dalam ketika berada di rumah saja. Kebiasaan jorok ini tentu saja tidak ideal dan bisa menimbulkan dampak berbahaya.

Celana dalam memiliki fungsi untuk membungkus organ intim agar terlindungi dari gangguan yang berasal dari luar tubuh. Menggunakan celana dalam terutama yang berbahan katun juga bisa terasa sangat nyaman dan menenangkan.

Celana dalam rentan mengalami kondisi lembap karena berada di tempat berkembangnya banyak kuman dan bakteri. Oleh karena itu, pakaian ini tidak bisa dikesampingkan dan perlu diganti secara rajin terutama setelah mandi.

Jarang mengganti celana dalam bisa memiliki konsekuensi yang buruk bagi kesehatan. Dilansir dari Boldsky, berikut sejumlah masalah kesehatan yang berisiko kamu alami.

Gatal

ketika malas mengganti celana dalam, rasa gatal merupakan hal yang bakal kamu rasakan pertama kali. Hal ini terjadi akibat kotoran di lipatan kulit menumpuk dan bercampur dengan bakteri dan kelembapan. Berekembangnya bakteri ini bisa membuat rasa gatal yang tak nyaman ini semakin terasa.

Muncul Ruam

Selain gatal, hal lain yang bakal muncul adalah ruam karena kelembapan dari area tersebut. Gatal yang menumpuk dan terus digaruk ini kemudian akan menjadi ruam yang terlihat.

2 dari 3 halaman

Munculnya Kutu

Malas mengganti celana dalam bisa menyebabkan munculnya kutu di rambut kemaluan karena kondisi lembap dan kotor. Munculnya kutu ini bisa menyebabkan kulit terasa semakin gatal dan tak nyaman.

Infeksi Jamur

Kondisi lembap yang terjadi akibat jarang mengganti celana dalam juga bisa menyebabkan berkembangnya infeksi jamur. Lebih jauh, kondisi ini bisa berujung pada rasa yang semakin gatal yang tak nyaman dan risiko berbahaya lainnya.

3 dari 3 halaman

Mengapa kita harus rutin mengganti celana dalam sehari dua kali

Bau Tak Sedap

Kelembapan yang muncul karena jarang mengganti celana dalam bisa memunculkan bau tak sedap. Hal ini bakal semakin parah seiring lamanya waktu tidak mengganti celana dalam.

Meningkatkan Risiko ISK

Kondisi kotor dan lembap di area sekitar alat vital bisa membuatmu berisiko mengalami infeksi saluran kencing atau ISK. Hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah tak menyenangkan yang kamu hadapi.

Demi kesehatan, sangat penting untuk mengganti celana dalam secara rutin dua kali sehari atau setidaknya sehari sekali. Hal ini bisa membuatmu terhindar dari berbagai masalah kesehatan yang mungkin muncul.

(mdk/RWP)

Baca juga:
Bukan Hanya pada Wanita, Pria Juga Bisa Alami Kesakitan saat Bercinta, Ini 8 Penyebab
Hanya 5 Menit, 8 Cara Ini Mampu Tingkatkan Kepuasan Kehidupan Ranjang Seketika
Penyebab Munculnya Rasa Gatal saat Menstruasi serta Cara Mengatasinya
Perlukah Pembalut yang Telah Digunakan Dicuci Terlebih Dahulu sebelum Dibuang?
6 Tips Kebersihan Area Intim yang Perlu Diterapkan oleh Pria

Tak ada aturan khusus untuk mengganti celana dalam. Menurut Philip M. Tierno, profesor klinis mikrobiologi dan patologi di New York University, mengganti celana dalam beberapa kali sehari adalah pilihan terbaik.

Namun, melakukannya sekali dalam 24 jam dirasa sudah cukup. Khusus untuk kamu yang aktif bergerak dan mudah berkeringat, sangat disarankan untuk menggantinya minimal dua kali sehari.

Semakin lama celana dalam tidak diganti, jumlah bakteri juga akan berkembang lebih banyak. Mengutip dari Healthline, ada lebih dari 10 ribu bakteri pada celana dalam bersih yang telah dicuci.

Celana dalam memiliki peranan penting dalam menciptakan rasa nyaman saat beraktivitas. Namun, jika jarang diganti, bakteri yang berkembang bisa memberikan dampak buruk pada organ genital dan area sekitarnya, seperti:

1. Bau tak sedap

Area di sekitar alat kelamin, termasuk selangkangan, adalah tempat yang sangat lembap. Hal ini karena tidak ada celah yang memungkinkan udara masuk dari luar. Akibatnya, keringat yang dihasilkan juga lebih banyak dari bagian tubuh lainnya.

Tidak adanya sirkulasi udara juga membuat keringat mudah menumpuk. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa memunculkan bau tak sedap. Pada wanita, keadaan ini bisa diperparah oleh aroma yang keluar dari vagina. Jadi, jangan lupa untuk selalu mengganti celana dalam, ya!

2. Kulit lecet dan iritasi

Pernahkah kamu merasakan perih di selangkangan saat sedang berjalan? Bisa jadi itu adalah efek dari jarang mengganti celana dalam. Keringat yang menumpuk sudah tentu menjadi tempat ideal bagi perkembangan bakteri.

Luka lecet kemerahan biasanya disebabkan oleh iritasi. Faktor kebersihan menjadi alasan utamanya. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas harianmu. Bakteri tidak akan pergi dari celana dalam kecuali kamu mencucinya.

3. Infeksi jamur

Selain dua hal di atas, malas mengganti celana dalam bisa membuatmu terkena infeksi jamur. Mengapa bisa begitu? Dilansir dari Bustle, jamur sangat mudah berkembang pada lingkungan yang lembap.

Seperti yang telah dijelaskan, keringat yang menumpuk dapat memengaruhi tingkat kelembapan area genital. Ditambah lagi, bakteri yang terperangkap bisa memperparah keadaan.

Infeksi jamur ditandai dengan munculnya ruam atau plak kemerahan, yang terkadang disertai rasa gatal dan sensasi panas. Pada banyak kasus, infeksi ini bisa membuat kulit menghitam dan menebal.

Sayangnya, meski infeksi berhasil diatasi, bekasnya akan tetap menempel dan sulit dihilangkan. Tentu saja, kondisi ini dapat menurunkan rasa percaya diri di hadapan pasangan.

4. Infeksi saluran kemih

Mengapa kita harus rutin mengganti celana dalam sehari dua kali

Sistem saluran kemih manusia. Sumber foto: www.lumenlearning.com

Tidak hanya jamur, jarang mengganti celana dalam ternyata dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah, lho. Mengutip dari Mayo Clinic, infeksi ini bisa terjadi di bagian mana pun dari sistem kemih, seperti ginjal, ureter, uretra, hingga kandung kemih.

Bakteri yang ada di celana dalam dapat masuk ke organ genital, lalu berjalan menuju uretra lalu menyebabkan peradangan di saluran kemih. Saat kondisi ini terjadi, buang air kecil akan terasa menyakitkan dan disertai sensasi terbakar, sakit pinggul, hingga keluarnya darah bercampur urine.

Sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Amerika Serikat memaparkan, wanita yang mempunyai masalah kebersihan di organ genital lebih rentan terkena infeksi ini, terutama jika sedang menstruasi.

Sumber

Empat Alasan Kenapa Kamu Harus Ganti Celana Dalam Setiap Hari! | Good Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online | Good Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online

Febi Anindya Kirana21 Sep 2021, 18:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Celana dalam mungkin menjadi pakaian yang jarang dibahas dibandingkan rok atau kaos yang lebih mudah terlihat. meskipun tersembunyi bukan berarti celana dalam tidak perlu dibahas sama sekali, apalagi permasalahan berapa kali bisa dipakai dan kapan harus diganti.

Namun kita bisa berpegang pada sekian poin ini.

1. Segera ganti jika usang

Sayangnya jawaban untuk pertanyaan tersebut tidaklah mudah dan jelas. Seperti dilansir dari Health.com, dikatakan seorang ginekologis bernama Taraneh Shirazian, MD, tidak ada risiko yang jelas mengenai memakai celana dalam lawas, namun alangkah baiknya jika segera diganti jika sudah usang untuk mencegah iritasi atau kemungkinan masalah lainnya.

TERKAIT: 5 Makanan yang Dipercaya Bantu Miss V Memiliki Aroma Wangi

ilustrasi celana dalam/Vitalii M/Shutterstock

Profesor klinik mikrobiologi dan patologi Philip Tierno, PhD juga mengatakan bahwa celana dalam tidak memiliki waktu kedaluwarsa, namun sebaiknya diganti jika secara umum sudah kehilangan fungsinya, seperti karetnya melar, kainnya menipis, pudar dan berlubang.

3. Ganti setelah dicuci 50 kali

Dilansir dari Independent.co.uk, celana dalam sebaiknya segera diganti jika sudah terlalu sering dicuci. Buat patokan 50 kali cuci sebagai ukuran kapan harus mengganti celana dalam. Semakin sering kamu memakainya, maka semakin cepat mendekati keusangan dan harus diganti.

4. Ganti setahun sekali

Jika kamu merasa bingung menghitung berapa kali dicuci, tips lain yang bisa diikuti adalah menandai per tahunnya. Jika celana dalam sudah sering dipakai dan dicuci, ganti saja setiap satu tahun sekali. Jika frekuensi pemakaiannya jarang, jangka waktu pakainya juga bisa lebih lama.

Itu dia jawaban atas pertanyaan berapa lama dan kapan harus mengganti celana dalam. Sudahkah kamu menyortir celana dalammu, Sahabat Fimela?

#ElevateWoman with Fimela