Jawaban:
10 budaya nonbenda beserta judul dan penjelasan singkatnya adalah
Keris
Angklung
Lompat Batu Nias
Pendidikan dan Pelatihan Batik
Wayang
Batik
Noken
Cerita Malin Kundang
Cerita Rakyat Danau Toba
Cerita Bawang Putih Bawang Merah
Pembahasan
Kebudayaan nonbenda atau intangible cultural heritage adalah bentuk kebudayaan yang sifatnya abstrak atau tidak konkret seperti benda yang berwujud fisik.
Lantas, mengapa bisa benda-benda di atas seperti keris, wayang, noken, dan angklung yang jelas-jelas ada wujudnya dikategorikan sebagai kebudayaan non benda?
Hal tersebut disebabkan produk budaya yang diakui UNESCO bukanlah benda-benda di atas dalam bentuk objeknya, melainkan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di dalamnya dan berkaitan erat dengan masyarakat tempat kebudayaan tersebut lahir dan diwariskan secara turun temurun. Untuk itu, kebudayaan nonbenda juga dikenal sebagai budaya hidup yang perlu untuk dilestarikan agar tetap langgeng. Karena kebudayaan non benda bersifat dapat hilang dan terhapus seiring berjalannya waktu.
Keris
Keris yang berfungsi sebagai objek spiritual dan juga senjata untuk mempertahankan diri. Desain keris yang unik dan khas mengandung makna filosofis, religius, historis, mistis, dan sosial.
Angklung
Angklung merupakan instrumen musik asal Jawa Barat yang dimainkan dengan cara digoyangkan. Tidak hanya itu, dalam tradisi Sunda lama, alat musik ini berfungsi dalam ritual keagamaan untuk mengundang Dewi Sri.
Lompat Batu Nias
Tradisi ini berfungsi untuk menunjukan bahwa para pemuda sudah dewasa secara fisik. Selain itu, para pemuda juga dapat menguji menguji ketangkasan dan kejantanan melalui tradisi ini. Maknanya adalah proses pendewasaan membuat karakter dan ketangkasan para pemuda menjadi terbentuk kuat.
Pendidikan dan Pelatihan Batik
Batik adalah salah satu budaya Indonesia yang dikenal oleh masyarakat luas. Pendidikan dan Pelatihan Batik termasuk kebudayaan non benda karena teknik membatik serta corak batik diturunkan lewat pengajaran lokakarya membatik.
Wayang
Dalam pertunjukan wayang, terdapat banyak nilai-nilai sosial budaya yang dibagian dan dilestarikan. Selain itu, alunan musik wayang juga menambahkan makna dari pertunjukannya.
Batik
Dengan corak batik yang beragam macamnya, batik diakui sebagai warisan budaya berkat keanekaragaman simbol dan makna dari latar sosial budaya tiap-tiap daerah pembuat dan pengguna batik tersebut.
Noken
Tas anyaman asli Papua yang terbuat dari kayu atau daun. Kemahiran membuat kerajinan noken serta keunikan fungsi noken yang dapat digunakan baik untuk membawa barang atau menggendong bayi membuatnya diakui oleh UNESCO.
Cerita Rakyat Malin Kundang
Mengisahkan seorang anak laki-laki yang durhaka kepada ibunya sehingga dikutuk menjadi batu. Mengandung nilai untuk selalu menghormati dan menyayangi orang tua.
Cerita Rakyat Danau Toba
Cerita rakyat ini mengisahkan seorang pemuda bernama Toba yang menikah dengan seorang putri ikan. Cerita rakyat ini juga termasuk ke dalam legenda terbentuknya danau Toba.
Bawang putih Bawang Merah
Mengisahkan Bawang Putih yang diperlakukan dengan buruk oleh saudara tirinya Bawang Merah dan ibu tirinya. Mengandung nilai untuk terus bersabar karena akan dibalas dengan limpahan kebaikan dan keberkahan.
Detail jawaban
Kelas: 4
Mapel: PPKn
Bab: Bab 5 - Budaya Indonesia
Kode: 4.9.5
#JadiRankingSatu
Kata kunci: budaya Indonesia, budaya nonbenda, budaya hidup, ragam budaya.
Penjelasan:
semoga membantu
jadikan jawaban tercerdas ya pliss follow juga
KONTAN.CO.ID - United Nations Educational, Science and Cultural Organization (UNESCO) memiliki daftar warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) dari berbagai negara. Indonesia sendiri memiliki 10 budaya yang masuk dalam daftar dari UNESCO tersebut. Daftar tersebut terdiri dari tarian hingga alat musik tradisional khas Indonesia. Yang terbaru adalah pencak silat yang diakui pada tahun 2019 lalu. Selain pencak silat ada beragam kebudayaan yang masuk daftar UNESCO. Bersumber dari situs UNESCO, berikut daftar warisan budaya tak benda Indonesia.
Kedua frasa di atas adalah terjemahan yang umum dipakai untuk istilah dalam bahasa Inggris tangible heritage dan intangible heritage.
Untuk menerjemahkan kata heritage, sebelumnya umum digunakan kata benda cagar budaya (BCB), misalnya bisa kita lihat pada judul Undang-undang No. 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang, misalnya, bagaimana dengan pantun? Syair? Tari-tarian? Jelas-jelas merupakan warisan budaya yang penting, namun di mana aspek 'kebendaan'-nya? Apakah merupakan bagian dari entitas yang dilindungi dalam BCB?
Oleh karena itu, kemudian digunakan istilah yang lain, ialah Warisan Budaya. Kata lain yang biasa digunakan adalah 'pusaka' --sebagaimana melekat misalnya pada nama BPPI (Badan Pelestari Pusaka Indonesia) atau digunakan dalam frasa 'pusaka budaya'.
Warisan budaya benda adalah warisan budaya yang bisa diindera dengan mata dan tangan, misalnya berbagai artefak atau situs yang ada di sekitar kita. Termasuk di dalamnya tentu saja misalnya candi-candi dan arsitektur kuno lainnya, sebilah keris, gerabah/keramik, sebuah kawasan, dll.
Dalam batik, tak hanya sekedar mengenai proses dari membuat pola di atas selembar kain berwarna putih kemudian digambar dengan lilin dan dicelup ke dalam pewarna hingga selesai, namun ada banyak pengetahuan yang terjalin di dalamnya: sejarahnya, persebarannya di seluruh Nusantara, motif yang bermacam-macam, dst,
Singkatnya, batik, keris dan wayang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO bukan karena ujud fisiknya, melainkan karena nilai-nilainya. Nilai-nilai dalam batik, keris dan wayang masih hidup hingga kini dalam bangsa kita, para pewaris budaya Nusantara. Nanti, bilamana nilai-nilai yang melekat dalam batik, keris dan wayang ini sudah hilang --misalnya batik tak lagi di'tulis' melainkan diproduksi dengan mesin; atau bilamana keris tak lagi dipahami aspek-aspek metafisikanya dan tak lagi ditempa dengan cara yang sama; atau wayang tak lagi ditonton atau ditanggap melainkan hanya muncul setahun sekali setiap tanggal 17 Agustus; saya kira tak seorang pun dari generasi penerus kita yang akan keberatan bila status "warisan dunia" ini dicabut.
(Sekedar menjelaskan pernyataan menteri yang dimuat dalam Kompas.
" ... Beruntunglah Indonesia, memiliki tiga warisan budaya tak benda yang diakui dunia itu. Selanjutnya, masyarakat diimbau untuk bersama-sama menjaga pengakuan dunia terhadap budaya kita. Karena, jika tidak, seperti yang dikatakan Menteri Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, dalam acara yang sama, ketiga warisan budaya itu bisa dicabut sertifikasinya. Jadi, masih ingin wayang, keris, dan batik diakui sebagai warisan budaya kita? jaga, dan cintailah mereka dari sekarang.")