Menganalisis unsur kebahasaan hilangnya kompetensi belajar dan tool knowledge

tolong rangkum in cerita "Kisah Abu Nawas yang Lucu" besok dikumpul in

tolong kerjakan secepatnya terimakasih​

tolong kerjakan secepatnya terimakasih​

TOLONG BANTU JAWAB KAK BESOK MAU DIKUMPULIN ​

TOLONG BANTU JAWAB KAK BESOK MAU DIKUMPULIN ​

TOLONG BANTU JAWAB KAK ​

1.Bacalah kutipan teks cerpen berikut! 2.Ubahlah cerpen berikut kutipan menjadi sebuah dialog drama satu babak. 3.Sunting kembali drama yang kalian bu … at 4. Selamat bekerja !! T Sampai di rumah aku menyelinap agar ibu tak tahu aku pulang sekolah sore ini. Tapi, betapa terkejutnya aku melihat mobil ayahku terparkir di depan teras rumah. Mengapa secepat ini ayah pulang? Biasanya ia pulang sehabis magrib. Perasaanku tidak enak. Aku mencoba tenang dan terus melangkah ke kamarku. Tapi ketika aku akan membuka pintu kamarku. "Ajeng!" suara berat ayahku begitu menggelegar. Aku tetap tenang. "Dari mana kau!" "Dari rumah teman." Terdengar gemeletuk gigi ayah, tapi tak ada rasa takut sedikit pun di hatiku. "Kau....sejak kapan kau kuizinkan keluar dari rumah ini...." "Apakah salah kalau aku ingin berteman, Ayah? apakah salah aku ingin melihat dunia luar? Ayah tak bisa terus-menerus mengekangku dan melarangku untuk keluar rumah ini. Apakah harus ..." plak! plak! Aku tersungkur beberapa meter dari tempat ayah berdiri. Kurasakan pipiku perih Ibu dan kakakku menghampiriku dan ingin membantuku berdiri, tetapi ayah melarang. "Jangan jangan kalian bantu anak durhaka itu! Kau anak durhaka! Tidak tahu terima kasih! Sekarang juga kau kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini!"​

Bandung, 14 februari 2022 Untuk sahabatku Anto, jalan Merdeka 12, Tarutung Papua Salam rindu, [.....] Semoga kamu sekeluarga sehat-sehat seperti halny … a aku dan keluargaku. Tidak terasa sudah setengah tahun kita berpisah, aku benar-benar kehilangan sahabat baik, sejak kepindahanmu. Sahabatmu, Nagato Ksatsuki Kalimat yang tepat untuk melengkapi surat pribadi tersebut adalah.... A. Senang dapat bersilaturahmi via surat. B. Kuharap selalu dalam keadaan bahagia. C. Hai, Anggi, bagaimana kabarmu sekarang? D. Hai inaara keluargamu baik-baik saja bukan?

membuat percakapan(wawancara) sederhana, tema tentang kebersihan lingkungan sekolah. pertanyaan dan jawaban nya aja gpp kokk​

Apa yang dimaksud penegasan ulang dalam teks eksposisi?

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.

Amatilah kedua iklan dan ungkapkan pendapatmu mengenai iklan tsb tuliskan jg pendapatmu

Buatlah contoh masing masing jenis puisi lama 1 jenis 2 contoh

Adik bermain boneka panda di teras rumah. Kata boneka panda kalimat tersebut menduduki jabatan...

Tolong tuliskan syair sahabat untuk kelas 7

tuliskan makanan tradisional yang terbuat dari serealia dan umbi umbian serta bahan dasarnya dan asal daerahnya! minimal 20​

Hitunglah total jumlah pengunjung pada hari biasa dan hari libur selama liburan

Berbagai bentuk muka bumi yang terjadi secara ilmiah dosebut

urutan memasukan bahan dalam menumis dimulai dengan...a.bumbu b.bahan yg mudah matang c.bahab yang dibutuhkan waktu lama matang d.tomat dan garam​

Belalang Sembah Suatu hari di sebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga Semut dengan anggota jumlahnya yang sangat banyak Semu … t ini membuat sarangnya dari daun-daun lalu mereka tempel menggunakan cairan seperti lem yang mereka keluarkan dari mulutnya. Para Semut melihat bahwa musim gugur akan segera berlalu dan akan segera datang musim dingin yang cukup panjang. Ketika musim dingin makanan akan sangat sulit untuk didapatkan, maka para Semut itu segera mencari berbagai macam makanan untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan ketika musim dingin telah tiba. Berbeda halnya dengan seekor Belalang sembah, Belalang sembah memiliki mata yang besar dan tangan yang panjang. Mereka sering hidup di pohon-pohon seperti halnya para Semut ketika musim dingin akan tiba Belalang sembah hanya berlatih menari. Setiap hari Belalang sembah itu hanya berlatih menari. Namun sang Belalang lupa bahwa dia harus mengumpulkan makanan untuk persiapannya menghadapi musim dingin.Suatu hari Sang Belalang sembah menari di dekat sarang Semut. Dia menari dengan sangat anggun. Gerakan tangan dan badannya yang pelan dan lembut membuat tariannya terlihat sangat mengagumkan. Para Semut melihat Sang Belalang sembah menari, namun mereka tidak menghiraukan tarian indahnya itu karena mereka memiliki tugas yang sangat penting.Sang Belalang yang sedang menari melihat para Semut berjalan dengan membawa makanan untuk dibawa kesarangnya. Sang Belalang sembah heran dengan apa yang dilakukan Semut lalu dia bertanya kepada salah satu Semut tentara yang sedang berjaga di dekat para Semut pekerja "Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak itu masuk ke sarang kalian?" sang Semut menjawab "Kami melakukannya agar kami tidak kelaparan saat musim dingin tiba.” Lalu sang Belalang kaget “Musim dingin?" kata sang Belalang sembah dengan kagetnya, “Kan masih lama, lebih baik kita bersenang-senang saja dulu”, kata sang Belalang. Semut tak menghiraukan Belalang Semut tetap tekun mengumpulkan makanan. Musim dingin tiba. Belalang belum sempat mengumpulkan makanan karena sibuk menari. Belalang kelaparan dan lari ke rumah Semut. Ia meminta makanan kepada Semut. Semut awalnya tidak mau memberikan makanannya karena takut kehabisan. Akan tetapi, melihat belalang lemas kelaparan, Semut tidak tega dan memberikan makanannya kepada Belalang. Belalang pun kembali bugar dan dia berjanji untuk dapat mengelola waktu dengan baik sehingga tidak berakibat buruk.Masa depan adalah milik setiap orang, Maka setiap orang perlu menyiapkan masa depannya dengan berusaha. Bukan hanya menikmati kesenangan di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan.tentukanlah struktur teks fabel "Belalang Sembah" Orientasi, Komplikasi, Resolusi, Koda!NB:pada bagian Komplikasi di ringkas namun tetap menggambarkan dari awal munculnya masalah hingga masalah memuncak.Resolusi dibuat ringkasannya tetapi mengandung makna yang lengkap. BANTU PLS JANGAN CUMA NGAMBIL POINNYA​

kak, bisa buat yang lebih panjang lagi ga?? aku lagi butuh banget

JawaPos.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud] melaksanakan survei ke sejumlah sekolah. Tujuannya untuk mengetahui potensi learning loss atau kehilangan kompetensi belajar siswa akibat pembelajaran jarak jauh [PJJ].

“Terdapat 20 persen sekolah secara nasional menyatakan sebagian siswa tidak memenuhi kompetensi. 20 persen inilah yang diduga mengalami learning loss,” ujar Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan [Kabalitbangbuk] Kemendikbud, Totok Suprayitno dalam Rapat Dengar Pendapat Umum [RDPU] Komisi X DPR RI secara daring, Kamis [21/1].

Artinya, 80 persen siswa masih mampu mencapai hasil belajar mereka di tengah pandemi. Namun bukan berarti angka 80 persen itu akan terus bertahan. Apalagi, mengingat PJJ masih akan terus berlangsung. Jadi, pihaknya melihat bahwa potensi learning loss itu akan tetap ada, bahkan bisa saja bertambah.

Baca Juga Diantarkan Para Senior dan Juniornya, Listyo: Ini Bukti Polri Solid

Baca Juga: Jadi Calon Tunggal Kapolri, Komjen Listyo Pilih Tak Banyak Bicara

“Tanda-tanda itu mulai nampak, walaupun survei ini baru hasil analisas guru berdasarkan hasil diagnostiknya,” tambah Totok.

Oleh karenanya, dia meminta guru untuk terus berinovasi. Seperti memberikan pembelajaran yang kreatif agar mampu diserap siswa. “Adaptasi oleh guru harus lebih luas,” tegas dia.

Berbagai kemudahan yang diberikan, para guru bisa memanfaatkan kurikulum darurat. Guru bisa menciptakan pembelajaran dengan konsep yang merdeka dan menghadirkan pembelajaran yang esensial.

“Dengan variasi mengajar dari kurikulum darurat dengan konsep merdeka belajar tentu tiddak menjadi kerangkeng. Tapi menjadi kerangka untuk pembelajaran yang bervariasi,” tutup Totok.

Editor : Dimas Ryandi

Reporter : Saifan Zaking

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Potret pendidikan jarak jauh di masa pandemi yang dikhawatirkan menimbulkan learning loss pada siswa [Sumber: Detik News]

Kampus ITS, Opini – Penutupan sekolah telah menjadi alat umum dalam pertempuran melawan Covid-19. Pendidikan dilakukan secara serentak dengan cara daring guna menghindari pola pendidikan tatap muka [luring]. Dalam kenyataannya, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan di sekolah berimbas pada kemampuan belajar siswa hingga dapat terjadi learning loss. Selain dari aspek ketergantungan ini, konsep dari pembelajaran jarak jauh yang ditawarkan pemerintah juga terkesan tidak siap dalam penyusunan program dan kurikulum yang sesuai riset, survei dan realita di Indonesia.

Penangguhan pembelajaran tatap muka di sekolah ini telah menimbulkan kekhawatiran akan penurunan kualitas pengetahuan kognisi, keterampilan vokasi, dan keterampilan sosial yang dimiliki pribadi siswa. Dimulai dari penyampaian materi yang tidak leluasa, kesulitan untuk bertanya maupun berkonsultasi dengan guru, serta gangguan kelancaran internet. Selain itu, proses pembelajaran daring yang diselenggarakan oleh guru belum menemukan format yang tepat di banyak sekolah sehingga efektivitasnya masih sering dipertanyakan.

Jika dilihat lebih jauh, tumpuan sistem pendidikan pada tingkat rendah, seperti TK dan SD semua akan beralih ke keluarga, dengan orangtua yang mengawasi berlangsungnya proses pembelajaran siswa. Secara singkat, orangtua akan berperan sebagai guru yang mengajarkan materi-materi kurikulum hingga menyelesaikan tugas sekolah. Hal ini sangat tidak mengherankan bila para orangtua mengeluh berperan sebagai guru dirumah karena mengalami banyak kesulitan.

Di lain sisi, pihak sekolah pun merasakan kesulitan dengan keterbatasan dalam memberikan materi ajar kepada siswa. Jam belajar mengajar berkurang, materi pelajaran tidak tersampaikan dengan baik, dan sulitnya mengajar materi yang bersifat praktikum, sehingga hal ini menimbulkan rasa was-was di kalangan pelaku dan pengamat pendidikan.

Dari permasalahan learning loss ini, dikhawatirkan siswa akan mengalami kesulitan belajar setelah masa pandemi Covid-19 usai. Jika kualitas siswa menurun, nantinya akan berimbas pada pembangunan pendidikan secara keseluruhan dan juga dunia kerja. Tidak mengherankan bila muncul saran-saran yang berisikan gagasan untuk memperpanjang lama tahun belajar. Beberapa diantaranya mengusulkan masa belajar diperpanjang selama 6 bulan, ada juga yang menyarankan diperpanjang selama satu tahun, dan ada pula yang menyarankan diperpanjang sesuai lama dari pandemi ini.

Namun, apakah learning loss yang terjadi pada para siswa ini murni diakibatkan oleh sistem PJJ dan pandemi?

Dilihat dari konsep learning loss yang dipakai di Indonesia dan di luar negeri, terdapat perbedaan yang mencolok. Di Indonesia, konsep learning loss hanya dipahami sebagai bentuk penurunan daya kemampuan siswa akibat adanya pandemi Covid-19. Berdasarkan konsep, learning loss sendiri sebenarnya dapat terjadi karena beberapa hal semisal liburan sekolah, tidak masuk sekolah, pengajaran yang tidak efektif hingga putus sekolah. Sedangkan di luar negeri, konsep learning loss ini adalah suatu kondisi hilangnya atau menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa yang disebabkan oleh kekurangan atau terputus secara berkelanjutan dalam pendidikan.

Jika saya tekankan pada konsep learning loss secara menyeluruh di Indonesia, hal ini terjadi akibat dari adanya pengajaran yang kurang efektif. Jika melihat kebelakang sebelum terjadi pandemi, para siswa sudah sering mengalami learning loss yang tidak pernah disadari oleh guru, dinas pendidikan dan pemerintah.

Setelah diberlakukannya sistem pembelajaran daring oleh pemerintah justru semakin memperparah ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar. Selain karena rendahnya tingkat pemahaman guru tentang teknologi, kebingungan para guru mengenai kebijakan pemerintah yang diambil masih belum relevan dengan realitas di Indonesia. Saat ini hanya ada pengajaran yang berupa soal-soal tanpa adanya pembelajaran terlebih dahulu.

Jadi, apakah ada solusi untuk mengatasi learning loss ini?

Pertama, sekolah harus terus mengembangkan kapasitas siswa dan guru sehingga mampu mengoptimalkan pembelajaran melalui daring. Pelajari banyak pengalaman selama pandemi yang tidak akan hilang ketika keadaan sudah normal. Dari pengalaman tersebut akan tercipta inspirasi dan masukan untuk pengembangan pendidikan kedepannya.

Kedua, pembelajaran selama pandemi difokuskan pada topik dan keterampilan yang esensial dan berguna bagi siswa untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut dan dunia kerja. Untuk mewujudkan pembelajaran yang berguna, bukan hanya pada pemahaman materi, melainkan juga penekanan pada makna.

Ketiga, pengembangan kurikulum dan model pelajaran yang membebaskan siswa daripada mengejar nilai karena hal ini justru membuat pribadi siswa menjadi individualis dan tidak peka sosial. Pada kurikulum, sudah seharusnya pelajar dan guru tidak dibebankan pada kurikulum ‘normal’ yang tertuang dalam kompetensi dasar karena hal ini tidak mengalami perubahan sama sekali padahal jam pelajaran mengalami pengurangan yang cukup signifikan.

Keempat, pembelajaran yang mendalam dapat dipahami sebagai proses seseorang agar mampu mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam suatu situasi dan mampu menerapkannya pada situasi baru [pandemi, red] atau bisa dibilang sebagai bentuk pembelajaran transformasi.

Dan terakhir, kelima, diperlukan pengetahuan keterampilan [tool-knowledge] agar bisa secara mandiri, mencari, dan memperoleh ilmu pengetahuan baru. Disini guru berperan sebagai pemateri dan motivator bagi siswa guna meningkatkan kualitas pembentukan sikap dan karakter pribadi siswa. Penguasaan ini akan mempermudah siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru yang mendukung kemampuan belajar mandiri siswa.

Konsep learning loss ini bukan hanya terfokus pada unsur teknologi informasi, melainkan juga membutuhkan penataan ulang kurikulum yang selaras dengan kondisi pada saat ini. Sekolah juga seharusnya lebih membuat siswa lebih siap menghadapi kebebasan dalam mencari ilmu pengetahuan alih-alih hanya mengejar target tugas dan nilai.

Referensi:

Ditulis oleh:
Fauzan Fakhrizal Azmi
Mahasiswa S-1 Departemen Fisika
Angkatan 2020
Reporter ITS Online

Video yang berhubungan