Mengadakan pendekatan terhadap tokoh tokoh cerita yang terdapat dalam naskah merupakan tujuan *?

Oleh celotehpraja.com Maret 14, 2021

Karya seni berawal dari sebuah konsep berupa gagasan-gagasan atau ideide-pencipta yang akan dikomunikasikan kepada penonton. Konsep itu-kemudian dituangkan ke dalam media ungkap teater maka lahirlah sebuah-karya teater. Proses produksi yang diawali dengan konsep hingga terwujudnya-sebuah karya teater disebut proses kekaryaan teater

Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keunikannya.-Istilah lain dapat disebut orisinal. Artinya, karya seni itu tidak ada duanya-dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya. Sesuatu-yang unik adalah sesuatu yang lain daripada yang lain, utuh ciptaan sesorang-(seniman) atau kelompok seniman yang tergabung dalam suatu produk karya-seni.

Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi target-capaian dalam proses karya cipta seni. Keunikan bukan semata-mata dambaan-seorang atau kelompok pencipta seni, melainkan juga harapan dan tuntutan-apresiator seni. Sebuah karya seni teater diproduksi untuk disajikan kepada masyarakat-(penonton). Antara karya yang diciptakan oleh penggarap dengan penonton,-terselip sebuah tujuan, yaitu komunikasi. Apa yang dikomunikasikan adalah-ide-ide atau gagasan-gagasan seni. Komunikasi dapat terwujud apabila ada-kesesuaian antara karya cipta teater dengan tingkat apresiasi penontonya.-Dengan kata lain bahwa antara karya seni teater dengan penontonnya harus-ada kesesuaian. Oleh karena demikian, dalam penyajian teater senantiasa-mempertimbangkan unsur-unsurnya hingga terwujud sebuah komunikasi.


Keunikan sebuah gagasan seni dapat dapat tanggapi melalui teknik-pengungkapan ide-ide dalam bentuk media ungkap seni. Teater yang-senantiasa menyertakan berbagai media ungkap seni membutuhkan kemampuan-teknis para penggarap untuk mengolah dan mengomunikasikannya kepada-penonton. Gagasan yang orisinal dan unik harus didukung oleh kemampuan-teknis mengomunikasikannya kepada penonton. Jika tidak, harapan tidak-akan menjadi kenyataan, gagasan tidak akan tersampaikan secara ideal.-Dengan demikian, orisinalitas dan keunikan yang digagas oleh penggarap-seni tidak akan dapat ditanggapi oleh penonton. Jika kondisi itu terjadi,-komunikasi seni tidak berjalan dengan baik. Teknik pengungkapan gagasangagasan-dalam teater banyak tertumpu pada pemain. Pemain adalah unsur-pokok dalam teater, sedangkan yang lainnya adalah unsur pendukung untuk-memperkuat permainan. Jika unsur pokoknya jelek maka pertunjukan tersebut-dapat dikatakan gagal. Bagi pemeran ada tiga hal yang harus dilakukan-dalam proses pencarian karakter tokoh yang sesuai dengan lakon, yaitu
  • (1) memahami naskah,
  • (2) observasi, dan
  • (3) latihan.
Setelah memahami naskah-yang akan digarap, kemudian mengadakan observasi ke suatu tempat yang telah ditentukan. Maksud observasi adalah untuk mengadakan pendekatan-terhadap tokoh-tokoh cerita yang terdapat dalam naskah. Misalnya jika cerita-itu berbentuk fabel (cerita tentang binatang), maka observasi dapat dilakukan-ke kebun binatang. Kamu amati dengan cermat jenis-jenis binatang yang-diceritakan dalam lakon di kebun binatang. Bagaimana perilaku binatangbinatang-tersebut, bagaimana suaranya, serta seluruh gerak-geriknya secara-cermat. Setelah memahami betul tentang perilaku binatang yang diobservasi,-kemudian mengadakan latihan. Dalam proses latihan terdiri dari tiga cara-berikut yaitu melatih anggota badan agar mencapai kelenturan.-Jika sudah lentur, maka akan dengan mudah menirukan gerak-gerak apa-saja tanpa merasa kaku dan nyeri di otot. Misalnya, seorang pemain-memerankan seekor kera dengan jalannya yang merangkak, sesekali-meloncat dan naik ke atas pohon. Pemain yang memerankan tokoh kera-tersebut sejak muncul di atas panggung sampai akhir permainan harus-berjalan merangkak, meloncat, bahkan bergelayunan di atas pohon. Jika-tidak berlatih dengan baik maka peran kera tersebut tidak akan mirip dan-tidak menutup kemungkinan akan terasa sakit otot karena tidak terbiasa-dalam latihan. Bagaimana jika seekor-kera berdialog dengan teman-teman kera lainnya. Apakah dibarengi-dengan mengeram sambil memperlihatkan giginya, apakah sambil-menggaruk-garuk badannya karena gatal akibat banyak kutu? Suara harus-terlatih sedemikian rupa agar suara aslinya tidak nampak terdengar lagi. Yang terdengar betul-betul suara tokoh cerita yang ada dalam lakon.-Suara juga butuh kelenturan dan butuh keterbiasaan, jika tidak maka-akan menimbulkan serak dan tidak akan mencapai tokoh cerita yang-diharapkan. Pada dasarnya seluruh panca indra harus diolah dan dilatih-untuk mewujudkan peran-peran yang sesuai dengan keinginan naskah. yaitu melatih daya konsentrasi agar terbiasa dalam-memusatkan pikiran terhadap sesuatu. Dengan penuh konsentrasi maka-akan terhindar dari lupa dialog atau lupa bloking (permainan tempat),-serta gestur (sikap badan). Jika terbiasa megolah sukma untuk konsentrasi,-maka akan cepat hafal, cepat paham termasuk menerima pelajaran baru.-Sebaliknya jika tidak dapat konsentrasi karena tidak terlatih, maka akan-sulit untuk mengerti apapun. Ketiga teknik latihan tadi wajib dilakukan oleh calon-calon pemeran-dalam proses latihan teater. Jika tidak maka akan berkesan main-main saja dan-tidak bermanfaat apa-apa. Oleh karena demikian proses produksi teater harus-mengutamakan disiplin yang tinggi serta kemauan yang keras untuk menuju-sukses yang besar. Dalam memerankan tokoh-tokoh cerita harus dilakukan secara wajar. Tidak-berlebihan (over acting) baik dialog maupun gerak atau aksi. Ada macammacam-gerak yang dilakukan oleh aktor atau aktris di atas pentas. Gerakgerak-tersebut penting dilakukan oleh para pemain untuk menegaskan watak-atau karakter yang dibawakannya. Tanpa gerak, akan berkesan statis, namun-terlalu banyak gerak juga akan berkesan over. Oleh karena itu, gerak-gerak-pemain seharusnya wajar dan beralasan. Misalnya, seorang pemeran berdialog-sambil berjalan menuju sudut depan pentas. Mengapa berjalan menuju sudut-depan pentas? Ada apakah di sana? Untuk apa? Atau apa alasannya? Contoh-lain misalnya seorang pemain mengkerutkan keningnya sambil menggarukgaruk-kepalanya. Mengapa menggaruk kepala? Apakah sedang kesal? Atau-gatal karena banyak ketombe? Di bawah ini ada macam-macam gerak yang-dilakukan pemain dalam pertunjukan drama.
  1. Movement : perpindahan tempat pemain dari satu tempat ke tempat lain.
  2. Gestures : gerakan badan dengan angautanya, ke kiri, ke kanan, berputar ke-belakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya
  3. Business : gerakan-gerakan kecil yang dilakukan oleh tangan, jari, kepala
  4. Gait : gerakan besar misalnya cara berjalan
  5. Detail : gerakan-gerakan yang lebih kecil, misalnya: kedip mata, menarik-nafas, mengernyitkan alis dan sebagainya.
Untuk lebih memahami teknik pengungkapan gagasan dalam berkarya-teater, silahkan kamu pelajari kembali buku Seni Budaya kelas XI
Selain konsep gagasan dan teknik pengungkapan, dalam berkarya teater,-dibutuhkan prosedur yang benar menurut kekhasan karya cipta teater.-Prosedur yang dimaksud adalah:
  1. Tujuan penciptaan
  2. Media pengungkapan, dan
  3. Tata kelola proses produksi teater
Tujuan penciptaan teater adalah mengomunikasikan gagasan kehidupan-melalui pertunjukan teater. Media pengungkapannya terdiri atas bahasa verbal-dan bahasa nonverbal. Adapun tata kelola adalah serangkaian cara, strategi,-dan teknis produksi untuk mewujudkan gagasan artistik yang diharapkan. Kerja kolektif biasanya diawali dengan menghimpun orang-orang yang-berminat untuk diajak kerja sama dalam produksi teater. Biasanya didahului-pemberitahuan lewat surat atau langsung untuk mengadakan rapat. Di dalam-rapat, pimpinan, dalam hal ini dapat saja sutradara akan mengemukakan-gagasannya tentang pementasan teater. Setelah gagasannya disetujui oleh-peserta rapat, maka dilanjutkan dengan pembentukan tim produksi. Dalam-pemilihan peran dan para penata biasanya dilakukan oleh sutradara sendiri,-karena sutradara orang yang mempunyai gagasan untuk menggarap naskah. Sutradara orang yang paling memahami peran-peran tokoh yang terdapat dalam-cerita yang akan didramakan. Tim produksi dipilih berdasarkan demokrasi,-sedangkan tim artistik dipilih berdasarkan kemampuan dan kemauan. Setelah-terwujud sebuah tim yang lengkap untuk sebuah produksi teater, maka segera-dibuat jadwal latihan. Dalam proses produksi, sutradara berfungsi sebagai-koordinator di bidang artistik. Mulai dari menjelaskan konsepnya kepada para-penata, sampai pada mengarahkan para pemain untuk memerankan tokoh-yang diharapkan oleh naskah. Tugas yang paling berat bagi sutradara adalah-mengatur laku. Tugas tersebut adalah merupakan tugas pokok bagi seorang-sutradara, karena melalui para pemainlah gagasan-gagasan sutradara dapat-dikomunikasikan langsung kepada penonton. Naskah atau lakon dibuat oleh seorang penulis naskah (sastrawan). Dia-adalah seniman utama, karena dengan karya sastranya dapat mengilhami-para insan teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan. Para sastrawan-membuat naskah atau lakon drama dengan maksud untuk dipentaskan. Oleh-karena itu, ada penulis naskah yang merangkap sebagai sutradara, sebab-penulis tersebut lebih tahu tentang maksud isi naskah atau lakon yang-ditulisnya. Ada pula penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam-menciptakan naskah, tetapi kurang bagus menyutradarainya dalam bentuk-pertunjukan. Dengan demikian banyak penulis naskah yang memasrahkan-karyanya untuk dipentaskan kepada calon-calon sutradara. Sebaliknya,-banyak dramawan yang hebat sebagai sutradara, tetapi tidak dapat membuat-naskah. Antara penulis naskah dengan sutradara teater memiliki hubungan-timbal-balik. Kedua insan tersebut dapat saling menguntungkan. Penulis-naskah terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat.-Sebaliknya sutradara juga otomatis terkenal dengan karya pertunjukannya. Apa yang terdapat dalam naskah? Di dalam naskah terdapat gagasangagasan-pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan-kepada penonton. Gagasan atau dapat juga disebut ide pengarang apabila-dirinci terdiri dari satuan-satuan kecil, yaitu nilai-nilai kehidupan yang-dialami pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat. Nilai-nilai-kehidupan tersebut sangat banyak, karena itu tidak seluruh nilai dalam-kehidupan dapat disajikan dalam satu naskah yang dibuatnya, hanya beberapa-nilai saja. Seperangkat nilai itu bersatu menjadi sebuah gagasan atau ide. Gagasan-gagasan atau ide-ide tadi bersatu menjadi sebuah tema. Dalam sebuah-lakon terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki-satu tema, contohnya fragmen (sajian drama yang ceritanya merupakan-penggalan dari cerita utuh).

Di dalam naskah ada tokoh-tokoh cerita atau peran-peran yang-menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh cerita tersebut jika diklasifikasi-menjadi:
  1. Peran utama yang disebut protagonis.
  2. Peran lawan yaitu antagonis.
  3. Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis yang disebut-tritagonis.
  4. Peran pembantu
Selain ada tema, ide, nilai serta tokoh-tokoh cerita, di dalam naskah juga-terdapat struktur dramatik. Struktur tersebut terdiri dari: bagian pertama-adalah pemaparan (eksposisi), bagian kedua adalah konflikasi, bagian ketiga-koflik, bagian keempat klimaks, bagian kelima anti klimaks, serta bagian akhir-adalah keputusan. Di dalam naskah terdapat jenis bahasa yang digunakan, yaitu ada yang-puitis (menggunakan bahasa puisi) dan ada pula yang menggunakan bahasa-keseharian. Naskah hanyalah bahan baku pergelaran teater, selanjutnya-mau ditafsirkan seperti apa? Mau disajikan seperti bagaimana? Semuanya--bergantung pada konsep sutradara. Sekarang giliran kamu untuk mencoba-membuat naskah sendiri atau mengkreasikan naskah yang sudah ada menjadi-karya pertunjukan teater. Dalam menganalisis sebuah naskah drama yang harus kamu perhatikan-adalah judul naskah, pengarang, temanya, serta dimana keunikannya?-Naskah atau sastra drama merupakan karya seorang sastrawan yang memiliki-bakat di bidang penulisan naskah drama. Tidak semua sastrawan mampu-membuat atau mencipta sastra drama sehubungan dengan bakat dan minatnya.-Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia.-Para penonton drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fiksi,-bukan realitas yang sebenarnya. Namun kadang-kadang penonton hanyut-dalam jalinan cerita sehingga ikut sedih, gembira, haru, marah, dan berbagai-perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan. Barangkali di situlah-uniknya karya sastra drama. Nah sekarang kamu coba membuat naskah sendiri untuk mengukur-kemampuan diri. Jika tidak pernah mencoba kamu tidak akan pernah tahu-potensi diri yang sebenarnya. Hal-hal yang perlu kamu perhatikan manakala-akan membuat naskah.— Pertama yang harus kamu perhatikan adalah struktur cerita. Adegan-mana yang akan disimpan di bagian permulaan serta adegan mana yang akan-disimpan pada bagian akhir. Hal ini harus dipertimbangkan demi terwujudnya-sebuah struktur dramatik yang menarik.
Kedua adalah karakter, yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokohtokoh-cerita yang kamu buat. Apakah akan menghadirkan tokoh jahat dengan-perangai yang buruk atau sebaliknya. Selain itu, berapa tokoh yang terdapat-dalam cerita atau naskah yang kamu buat. Apakah dalam naskah yang kamu-buat itu hanya ada satu tokoh, sehingga dimainkan oleh satu orang, atau-beberapa tokoh sehingga memerlukan beberapa orang pemain. Di samping-itu, berapa babak drama yang akan kamu buat. Apakah hanya satu babak yang-terdiri dari beberapa adegan? Atau lebih dari satu babak yang sudah barang-tentu harus disesuaikan dengan kemampuan kerja tim. Terlalu banyak babak-otomatis akan menyita waktu serta tenaga yang banyak pula. Pertunjukan-yang terlalu panjang akan membuat penonton bosan. Selain itu, para penonton-juga belum tentu siap untuk tetap bertahan mengikuti jalannya pertunjukan. Ketiga adalah diksi (bahasa). Diksi yang dimaksud dengan di sini adalah-bahasa verbal atau bahasa kata-kata yang diucapkan oleh pemain sebagai salah-satu bahasa ungkap dalam drama. Apakah kamu akan membuat naskah dengan-bahasa puisi? Atau dengan bahasa keseharian seperti yang kamu gunakan-sehari-hari. Dalam bahasa drama sebenarnya tidak terbatas pada bahasa katakata,-tetapi dapat juga bahasa visual (yang dapat dilihat), bahasa gerak yang-dilakukan oleh pemain, serta bahasa musik yang dimainkan oleh pemusik-atau pemain. Sekarang bagaimana naskah yang akan kamu buat? Apakah-menggunakan bahasa verbal saja, bahasa visual, bahasa gerak, atau bahasa-musik? Naskah yang baik adalah naskah yang banyak memberi keleluasaan-kepada sutradara drama untuk menggunakan aneka bahasa ungkap. Adapun-pertunjukan drama yang baik adalah pertunjukan yang memiliki keseimbangan-dalam menggunakan media ungkap. Dengan demikian di samping tidak-menjenuhkan bagi para penonton, juga karya drama tersebut akan berkesan-bervariasi. Keempat, yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah drama adalah-ide atau gagasan. Gagasan apa yang ingin disampaikan kepada penonton?”
Kelima, yang harus diperhatikan dalam naskah drama adalah perlengkapan. Ada jenis perlengkapan dalam pertunjukan drama, yaitu perlengkapan yang-digunakan oleh para pemain (aktor dan aktris) dan perlengkapan panggung-yang biasanya disimpan di atas panggung sebagai pelengkap dalam pertunjukan-drama. Perlengkapan yang digunakan oleh pemain lazim disebut handprop,-sedangkan perlengkapan panggung lazim disebut stageprop. Jika akan-mementasakan tema tadi, yaitu tentang murid-murid nakal, maka kira-kira-apa yang mereka bawa atau mereka pegang sebagai ciri khas wataknya yang-nakal. Begitu juga perlengkapan yang dibawa oleh anak-anak yang diganggu-oleh anak-anak nakal tadi. Perlengkapan yang terdapat di panggung untuk-mendukung permainan drama juga harus sesuai dengan tema tadi. Oleh karena-peristiwanya terjadi di kelas, maka di panggung itu terdapat barang-barang-yang mengesankan kelas. Contohnya meja dan kursi belajar, beberapa buah-tas serta alat tulis di atas meja, ada meja guru, ada papan tulis dan sebagainya. Barang-barang yang akan dihadirkan di atas pentas tadi harus disesuaikan-dengan arah pandang dari mana kalian melihatnya. Jika dilihat dari belakang-kelas, maka papan tulis akan nampak jelas sebagai latar belakang. Sebaliknya-jika dilihat dari depan kelas maka yang akan nampak adalah jajaran-jajaran-meja dan kursi belajar siswa. Jadi ketika kalian menghayalkan sebuah peristiwa-yang terjadi di kelas, jangan lupa menghayalkan dari arah mana kalian akan-melihat peristiwa itu. Karya seni yang unik, orisinal, dan utuh merupakan karya seni yang-bernilai serta patut mendapat penghargaan tinggi. Untuk memahami konsep-kekaryaan teater yang unik, orisinal dan utuh, harus melalui analisis berbagai-unsurnya.-Adapun unsur-unsur itu adalah:
  1. naskah atau lakon sebagai bahan baku pergelaran teater
  2. tempat pertunjukan,
  3. sutradara
  4. pemain
  5. properti
Konsep kekaryaan teater adalah segugusan ide-ide atau gagasan-gagasan-tentang karya teater yang akan dibuat dan dipergelarkan. Konsep kekaryaan-teater akan dapat dikomunikasikan pada penonton manakala didukung oleh-teknik pengungkapan gagasan, baik melalui bahasa ungkap verbal, visual,-maupun audio. Konsep dan teknik dikelola secara khas dalam proses produksi-teater. Sutradara Sang Penggagas Pertunjukan. Dia penafsir dan penggagas-pertama untuk mentransformasikan sastra drama ke dalam bahasa pertunjukan. Pemain sebagai Penafsir Tokoh Cerita-Pemain merupakan unsur teater yang sangat penting dalam garapan teater.-Sebab walaupun ceriteranya bagus, panggungnya bagus, sutradaranya bagus,-tetapi jika pemainnya jelek, tidak disiplin latihan, tidak punya keinginan-keras untuk berbuat yang terbaik, maka pertunjukan tersebut dapat dikatakan-kurang baik atau kurang bermutu. Kekuatan pentas yang utama berada di-tangan para pemain. Jika para pemain gagal mewujudkan kekuatan tadi,-maka gagalah pertunjukan tersebut. Pemain adalah orang-orang (aktor atau-aktris) yang menafsirkan karakteristik tokoh-tokoh ceritera dengan bimbingan-sutradara. Dengan demikian penonton akan langsung mengamati teknikteknik-permainan yang dilakukan oleh para pemain.---Properti dalam permainan drama. Properti, yaitu perkakas pelengkap-permainan. Apakah benda-benda yang dihadirkan di atas pentas sebagai-pelengkap permainan sesuai dengan tema yang dibawakan? Apakah bendabenda-yang dipegang (hand prop) dan dimainkan oleh tokoh ceritera sesuai-dengan karakter dan jabatannya? Ketepatan dalam menghadirkan bendabenda-baik di atas pentas maupun dimainkan oleh tokoh dengan tema lakon-yang disajikan akan menambah kualitas permainan. Jika tidak tepat maka-sebaliknya properti hanya akan jadi benda mati yang mengganggu permainan.-Oleh karena demikian, semua insan teater dutuntut pandai dan cerdik dalam-menghadirkan properti
Link terkait Materi Pelajaran Seni dan Budaya Kurikulum 2019 (K13) SMA, MA, MAK, SMK Kelas 12
Belajar teater adalah belajar tentang diri sendiri. Melalui proses latihan-pengungkapan gagasan hingga mengomunikasikannya di depan penonton.-Kamu dapat mengukur potensi diri melalui tanggapan dari orang lain. Belajar teater adalah belajar tentang orang lain. Apa yang kamu tafsirkan-adalah gagasan orang lain melalui karyanya di bidang teater. Lebih banyak-mengkaji tentang orang lain melalui karya teaternya, maka pengetahuan kamu-tentang kehidupan sosial semakin kaya.—

Belajar teater adalah belajar empati. Apa yang terungkap dalam karya-teater adalah segenap cita, karsa, dan karya orang lain. Dengan demikian kamu-dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain dan kamu dapat berbuat sesuai-dengan keinginan orang lain. Untuk itu, harmoni dalam kehidupan sosial akan-terwujud dengan baik.-

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA