DAFTAR ISI B. Alat / Bahan dan Langkah Percobaan BAB III HASIL DAN KESIMPULAN Gambar 1. Telepon kaleng sederhana Gambar 9. Kertas origami Sebelum teknologi berkembang pesat, manusia berkomunikasi jarak jauh melalui cara tradisional, misalnya dengan kurir atau merpati pos. Namun komunikasi tersebut tidak mampu menjangkau ruang dan waktu serta audiens yang luas. Karena keterbatasan itulah komunikasi ini mulai ditinggalkan. Para ilmuan mulai mencari cara untuk menciptakan alat komunikasi yang lebih efektif. Robert Hooke, seorang penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek serta filsuf asal Inggris melakukan percobaan pertama dengan telepon kaleng. Selama tahun 1664-1665 Hooke bereksperimen dengan transmisi suara menggunakan kawat. Pada awal tahun 1667 Hooke berhasil membuat telepon kaleng. Telepon kaleng sempat dipasarkan secara komersial, tetapi dalam periode waktu yang singkat. Itu pun mengisi “kekosongan pasar” telepon listrik dari Alexander Graham Bell. Saat paten Bell “berakhir”, telepon listrik kemudian mengalami perkembangan inovasi yang hebat hingga sekarang. Telepon kaleng saat ini tidak lagi dijual secara komersial dan lebih populer di lingkungan pendidikan. Di sekolah, telepon kaleng diajarkan sebagai salah satu alat bermain sekaligus bahan ajar tentang prinsip gelombang suara. Berdasarkan paparan di atas, penyusun tertarik untuk melakukan percobaan tentang pembuatan telepon kaleng sederhana. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
Bunyi terjadi oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan kecepatan tertentu. Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang bunyi. Ditinjau dari zat penghantar atau medium yang dilalui oleh gelombang, kita dapat membedakan dua macam gelombang, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya. Oleh karena itu, bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa. Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat dapat berupa gas, cair, dan padat. Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat perantara. Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu : Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di bawah). Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan. Adapun syarat terjadinya bunyi adalah :
Gambar 1. Telepon kaleng sederhana
Selain langkah-langkah pembuatan yang dijelaskan pada BAB II, pada pembuatan telepon kaleng sederhana ini dilengkapi dengan video. Untuk melihat video tersebut dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=JFJ6WMbHIiI. Secara keseluruhan video yang di tampilkan cukup baik. Adapun penjelasan lebih lanjutnya mengenai penilaian video tersebut, dijelaskan di bawah ini. Deskriptor untuk setiap aspek yang diamati adalah sebagai berikut : Skor 4 = Jika sangat baik. Skor 1 = Jika kurang baik.
Dalam menggunakan telepon kaleng, benang sebagai pelantara (medium) suara diregang sampai lurus dan kencang. Hal Ini bertujuan untuk mengfungsikan benang sebagai medium yang mengantarkan perambatan bunyi. Penelpon harus berbicara dengan memasukkan mulutnya ke bagian kaleng yang dibuka tutupnya. Sementara pendengar harus merapatkan kaleng terbuka ke telinga agar dapat mendengar pesan suara yang disampaikan oleh penelpon. Menurut hukum ke II Newton, persamaan gerak elemen benang menunjukkan bahwa pada benang dengan tegangan semakin besar, gelombang akan merambat dengan kecepatan rambat yang semakin besar pula. Sebaliknya, semakin besar massa persatuan panjang benang maka gerak gelombang akan menjadi lambat. Selain itu, banyak manfaat dari pembuatan telepon kaleng sederhana ini. Misalnya : melatih keterampilan proses, kerjasama dan mengasah kekreatifitasan. DAFTAR PUSTAKAHery. S, Edy. “IPA untuk SD dan MI Kelas IV.” Jakarta: Pusat Buku Depdiknas, 2008. nama, tanpa. http://ciricara.com/. 1 10 2014. . |