Kualitas laporan keuangan harus sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya merupakan arti dari

Karakteristik kualitas informasi akuntansi – Pembuatan laporan keuangan sangat penting untuk diperhatikan. Hal itu dikarenakan menjadi tolak ukur bagi perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan dan juga kondisi perusahaan penting untuk membuat laporan keuangan yang berkualitas, akurat dan juga cepat. 

Laporan keuangan yang diakui dan bisa dipertanggungjawabkan ini setidaknya harus memenuhi kriteria kualitas informasi akuntansi supaya bisa bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai dasar untuk bisa membuat keputusan secara strategis. Laporan keuangan ini nantinya akan dipresentasikan tidak hanya di dalam lingkup internal perusahaan saja namun juga ke investor maupun kreditur perusahaan.

Akan menyedihkan jika laporan keuangan yang dibuat dengan susah payah ini tidak bisa digunakan. Melihat hal tersebut tentu mulai saat ini perusahaan Anda harus bisa membuat laporan keuangan yang memenuhi karakteristik kualitas informasi akuntansi seperti berikut ini:

1. Relevan

Fungsi akuntansi adalah untuk menyajikan data kuantitatif yang mana bisa digunakan sebagai pengambil keputusan perusahaan. Karena fungsinya yang sangat vital tersebut maka data yang disajikan itu harus dijaga supaya memiliki kualitas yang tinggi. 

Laporan keuangan yang dibuat dalam akuntansi ini cukup banyak yaitu neraca atau laporan keuangan, laporan laba rugi, perubahan modal, arus kas dan juga catatan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas haruslah relevan. Perusahaan harus mengetahui relevansi suatu informasi tersebut. 

Saat relevansi ini tidak ada pengambil keputusan akan menganggap informasi yang diberikan tidak akan berguna meski kualitas lainnya dipenuhi. Oleh sebab itu jangan menganggap remeh relevansi ini karena menjadi karakteristik kualitas informasi yang terpenting. Anda bisa menggunakan metode yang tepat untuk bisa menciptakan relevansi pada laporan keuangan Anda.

2. Daya Uji

Karakteristik kualitas informasi akuntansi selanjutnya adalah daya uji. Pengukuran tidak akan bisa terlepas sepenuhnya dari pertimbangan dan juga pendapat yang efektif. Keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan juga penyajian informasi ini sehingga proses tidak hanya berlandaskan realita objektif semata.  Untuk bisa meningkatkan manfaat dari laporan keuangan tersebut tentu informasi harus diuji kebenarannya kemudian diukur secara independen. 

3. Bisa Dimengerti

Karakteristik kualitas informasi akuntansi yang harus Anda ketahui selanjutnya adalah bisa dimengerti. Informasi tersebut harus dinyatakan menggunakan bentuk maupun istilah yang bisa dimengerti. Percuma saja membuat informasi akuntansi yang mana hanya Anda pahami sendiri. Padahal tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi dan laporan bagi siapa saja yang membutuhkan.

4. Tepat Waktu

Informasi yang diberikan ini harus disampaikan sedini mungkin tujuannya untuk bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jika laporan keuangan ini diberikan secara tertunda atau tidak tepat waktu tentu pengambilan keputusan tersebut juga akan mundur dari waktu yang telah ditentukan. Fakta di lapangan adalah perkembangan dan perubahan ekonomi bergerak cepat sehingga laporan ini harus disusun secara tepat waktu.

Baca Juga: Apa Itu Software Akuntansi? Berikut Manfaatnya dan 5 Fitur yang Wajib Dimiliki

5. Netral

Informasi keuangan yang dibuat ini haruslah yang netral, diarahkan pada kebutuhan umum si pemakai dan juga tidak bergantung dengan kebutuhan maupun keinginan dari pihak tertentu. Informasi harus netral dan tidak boleh menyajikan informasi yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja.

Untuk membuat laporan keuangan yang tepat sehingga bisa memberikan informasi akuntansi yang berkualitas Anda bisa mengintegrasikan semua proses pencatatan akuntansi di bisnis Anda dengan software akuntansi terbaik. Kami dari SOLTIUS menjadi perusahaan penyedia layanan IT terbaik di Indonesia menyediakan solusi yang bisa disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan bisnis Anda. Dengan solusi yang kami berikan perusahaan Anda akan bisa membuat laporan keuangan yang memenuhi semua karakteristik kualitas informasi akuntansi sehingga bisa membantu perusahaan maupun pihak yang terlibat dengan perusahaan Anda dalam mengambil keputusan. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut. Atau klik disini: https://www.soltius.co.id/id/special-offer/read/accounting-software-akuntansi

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.

Terdapat empat karakter kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Penjelasan detil dari empat karakter kualitatif pokok tersebut adalah sebagai berikut:

Kualitas Pertama: Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

Kualitas Kedua: Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan organisasi dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang bagaimana struktur keuangan organisasi diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan.

Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan organisasi untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit.

Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

Azas Materialitas. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi organisasi tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru tersebut dalam periode pelaporan.

Dalam kasus lain, baik hakekat maupun materialitas dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.

Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement).

Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atautitik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agarinformasi dipandang berguna.

Jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi Organisasi untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalamlaporan keuangan berguna bagi pemakai.

Terdapat empat karakter kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

Dua karakter kualitatif yaitu: dapat dipahami, relevan; telah dibahas sebelumnya di bagian pertama. Bagian ini akan membahas dua karakter kualitatif selanjutnya yaitu: keandalan, dan dapat diperbandingkan

Kualitas Ketiga: Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi Organisasi untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

Azas Penyajian Jujur. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas organisasi pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yangdianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.

Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak pasti sehingga organisasi pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan. Misalnya, meskipun dalam kegiatan usahanya organisasi dapat menghasilkan goodwill, tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal.

Namun, dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan dengan mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya.

Azas Substansi Mengungguli Bentuk. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.

Misalnya, suatu organisasi mungkin menjual suatu aktiva kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum ke pihak tersebut; namun demikian, mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa organisasi dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi).

Azas Netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

Azas Pertimbangan Sehat. Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.

Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

Namun demikian penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal.

Azas Kelengkapan. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

Kualitas Keempat: Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan organisasi antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar organisasi untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk organisasi tersebut, antar periode organisasi yang sama dan untuk organisasi yang berbeda.

Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah organisasi dari satu periode ke periode dan dalam organisasi yang berbeda.

Ketaatan pada standar akuntansikeuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan olehorganisasi, membantu pencapaian daya banding.

Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragamansemata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkanstandar akuntansi keuangan yang lebih baik. organisasi tidak perlu meneruskankebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitatif relevansidan keandalan. Organisasi juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakanakuntansi kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.

Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan antar periode, maka organisasi perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.