Show
BEP atau singkatan dari Break Even Point merupakan parameter atau patokan yang umumnya digunakan untuk menentukan apakah bisnis Anda mengalami kerugian atau keuntungan. Dalam menghitung BEP, bisa dikatakan gampang-gampang susah karena banyak hal detail yang harus dipahami. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari BEP mulai dari apa itu pengertiannya hingga cara menghitungnya, berikut penjelasan lengkapnya. Pengertian BEPBreak Even Point (BEP) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break even dan analisis hubungan biaya, volume, dan laba merupakan teknik-teknik perencanaan laba dalam jangka pendek dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan ataupun biaya terhadap volume kegiatan. Menurut Syarifuddin Alwi (1990: 239), Break Even Point (BEP) merupakan suatu keadaan perusahaan di mana dengan keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian namun juga perusahaan tidak mendapatkan laba sehingga terjadi keseimbangan atau impas. Hal ini bisa terjadi bila perusahaan dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Dari pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan di mana perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan yang bisa juga disebut pendapatan dan biaya seimbang. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Manfaat BEPDari pengertian di atas, jelas dengan memahami BEP, Anda sebagai pebisnis akan merasakan beberapa manfaat dalam membaca laporan akuntansi perusahaan Anda. Baca Juga : Pengusaha Sukses Wajib Tahu 7 Prinsip Akuntansi Ini Lantas, apa saja manfaat dari BEP? Dirangkum dari penjelasan menurut beberapa pakar, seperti Bustami dan Nurlela (2006), serta Carter dan Usry, berikut beberapa manfaat BEP untuk bisnis Anda, yaitu:
Analisis Break EvenMenurut Bambang Riyanto (1997: 359), yang dinamakan analisis impas (break-even) adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan. Dasar Anggapan Analisis Break Even PointMenurut Munawir (2012: 197), ada beberapa dasar anggapan yang digunakan dalam analisis BEP seperti: 1. Adanya klasifikasi biayaBahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat. Terhadap biaya semi variabel harus dilakukan pemisahan menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan pendekatan analitis maupun historis. 2. Biaya tetap selalu konstanBahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Pada umumnya perusahaan yang dapat berproduksi dalam jumlah besar (tanpa melampaui kapasitas penuh) akan dapat bekerja dengan efisien dan akan dapat menekan biaya yang terjadi termasuk biaya tetapnya. 3. Biaya variabel selalu dinamisBahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan. 4. Harga jual tetapBahwa harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. 5. Hanya memproduksi satu barangBahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualan (sales mix) akan tetap konstan atau tidak mengalami perubahan. Komponen Penghitungan Dasar Break Even PointBreak Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini. 1. Fixed CostKomponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. 2. Variable CostKomponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Baca Juga : Apa Arti BEP yang Benar: Titik Impas atau Balik Modal? Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. 3. Selling PriceKomponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Rumus Break Even PointRumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut. 1. Dasar UnitBerapa unit jumlah barang / jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC / (P-VC) 2. Dasar PenjualanBerapa Rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC / (1 - (VC/P))* Istilah ini biasa juga disebut dengan nama Margin Kontribusi Per Unit. Cara Menghitung BEPAda tiga cara yang bisa Anda gunakan untuk menghitung BEP. Masing-masing cara bisa diterapkan dalam kasus yang berbeda sesuai kebutuhan perusahaan. Tiga cara menghitung BEP adalah menggunakan metode persamaan, metode grafik, dan metode margin kontribusi. Berikut penjelasannya: 1. Metode PersamaanMetode ini digunakan menggunakan data laporan laba rugi perusahaan. Terdapat tahapan perhitungan yang harus dilakukan menggunakan data ini, yakni dengan rumus berikut:
2. Metode Kontribusi UnitIni merupakan cara menghitung BEP menggunakan data jumlah margin kontribusi. Apa maksudnya? Margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya variabel. Metode perhitungan ini dilakukan agar perusahaan bisa tahu berapa keuntungan yang didapat dari produk yang dijual dengan mengukur hasil dari penjualan terhadap keuntungan. Perhitungan bisa dilakukan menggunakan tahapan rumus berikut:
atau
3. Metode GrafikHenry Simamora (2012) menyebut, grafik BEP dapat menunjukkan hal penting bagi pengusaha. Grafik ini mampu mempermudah pengusaha mengevaluasi perubahan volume penjualan tahun lalu dan memperbaikinya di tahun yang akan datang. Grafik ini akan menunjukkan titik impas perusahaan. Sumbu X menggambar akan volume penjualan, sementara sumbu Y menggambarkan biaya. Grafik Break Even PointGrafik BEP merupakan salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan titik impas. Keterangan:
Baca Juga : Persediaan Dalam Akuntansi Grafik ini bisa menjadi alat bagi pengusaha untuk melihat kondisi perusahaan. Grafik jadi alat untuk melakukan evaluasi penjualan dari tahun lalu, kemudian melakukan perubahan di tahun yang akan datang. Contoh Soal Menghitung BEPAgar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi: Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 100 juta Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu |