Kenapa subuh bernafas tapi tidak bernyawa?

Setelah dua pekan tak ada adzan berkumandang di Masjid al-Aqsha. Masjid tanpa ada shalat berjamaah itu terhalang oleh kezhaliman yang berlebihan dari pemerintah Zionis Israel. Tuntutan umat Islam di al-Quds dan Palestina, yang juga merupakan tuntutan semua umat Islam dunia kepada Israel untuk menghilangkan semua electronic gate nyaris melampaui batas akhir ultimatum internasional. Kamis, 27/7 akhirnya Israel menyerah. Setelah berdarah-darah dengan desakan ribuan orang yang memadati depan pintu masjid, Masjid al-Aqsha pun dibuka kembali. Meski masih tersisa satu pintu, yaitu pintu Hittah yang belum dibuka bebas. Akhirnya pun bisa disterilkan dari metal detector.

Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Kumandang takbir didengungkan di mana-mana. Tak hanya di pelataran Masjid Al-Aqsha, namun juga di berbagai pelosok negeri Palestina, bahkan di banyak penjuru dunia. Memuji kebesaran Allah yang menakdirkan kemenangan untuk sebuah keteguhan dan kesabaran.

“Demi waktu subuh ketika bernafas” (QS. At-Takwir: 18)

Demikian bunyi sumpah Allah, seolah terdengar setiap pagi. Dia ingin menghembuskan berjuta harapan di hati setiap hamba-Nya. Jika seseorang terlilit kesulitan, setiap pagi berhembus itu adalah harapan baru baginya bersamaan datangnya kemudahan. Jika ia dirundung duka dan kesedihan, bersama datangnya fajar ia pun tersenyum menyambut suka cita dan bahagia. Jika ia telah menjadi mukmin yang baik di hari kemarin, maka hari baru ini adalah kesempatan menambah kebaikannya dan menebar dampaknya kepada seluas mungkin manusia. Jika ia seorang pendosa, maka saatnya mengakhiri kebodohannya dengan taubat.

Kemenangan Allah datang menghancurkan persekongkolan setan yang meski pun rapi dan terlihat kokoh, namun tipu daya setan tetaplah lemah di hadapan kekuasaan yang limitless ini.

“Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. an-Nisa’: 76).

Di dunia yang penuh pilihan ini setiap manusia memiliki resiko atas pilihannya. Kata bentukan ukhuwah di dalam al-Quran mengisyaratkan ada tiga komunitas besar.

(1) Ukhuwah imaniyah (persaudaraan berdasarkan keimanan)
(2) Ukhuwah kufriyah(persaudaraan yang disatukan oleh kekafiran)
(3) Ukhuwah syaithaniyah(bersaudara dengan setan).

Persaudaraan ideologis kaum beriman (QS. al-Hujurat: 10) memiliki resiko di dunia, dikucilkan, dimusuhi, diteror, terkena berbagai stigma negatif. Namun, akan berujung kemenangan besar di akhirat. Tak jarang Allah pun memperlihatkan kemenangan tersebut di dunia.

Persaudaraan orang kafir dengan orang munafik disamakan oleh kepentingan dan permusuhan mereka terhadap umat ini (QS. Al-Hasyr: 11), bisa jadi mereka terlihat kuat dan kokoh, terkesan hebat jaringan dan peralatan materinya, namun sesungguhnya mereka rapuh dan berpecah belah (Al-Hasyr: 14).

Klimaksnya adalah persaudaraan yang terpedaya oleh muslihat setan yang menjerumuskan setiap anak adam untuk menjadi teman abadi dalam kesengsaraan.

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan” (Al-Isra’: 27)

Pemboros (mubadzir) yang selama ini dikesankan hanya terjadi pada konsumsi makanan atau kebutuhan konsumen saja sebenarnya terjadi pada potensi kebaikan yang Allah berikan pada manusia. Jika ia tak menggunakannya secara maksimal, maka ia berpotensi berteman dan menjalin persaudaraan dengan setan.

Saatnya memilih persaudaraan dan menemukan komunitas dengan cermat. Setiap pertemanan dan persaudaraan selalu ada resikonya. Tapi seseorang tak mungkin hidup terlepas dari tiga komunitas di atas. Ia takkan mampu hidup sendiri tanpa pilihan bergabung dengan banyak komunitas yang mendekati tiga kategori di atas. Pilihlah dengan cerdas. Subuh akan mengabarimu dengan harapan kemenangan.

Jawaban:

Pengertian bernapas tapi tidak bernyawa ialah waktu subuh. Dimana waktu subuh memiliki keutamaan yang sangat besar.

Penjelasan

Dalam al quran tidak ada benda tidak bernyawa dinyatakan “bernafas” (hidup), kecuali waktu subuh. Dalam Islam, Waktu subuh mempunyai keutamaan menunaikan salat subuh yang mendatangkan pahala sangat besar dan mempunyai keberkahan yang luar biasa dibandingkan dengan waktu-waktu yang lainnya.

Rasulullah saw., bersabda “ Sesungguhnya salat yang paling berat bagi seorang munafik adalah salat isya dan subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak”. (HR.Bukhari dan Muslim).

Dalam surah at-Takwir, Allah bersumpah dengan waktu subuh. “Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (QS at-Takwir [81]: 18).

Dalam tasyib yang dipahami oleh Mutawalli Sya’rawi yaitu analogi kedatangan agama Islam dengan waktu subuh. Subuh merupakan waktu dimulainya hari ketika cahaya matahari mulai bersinar. Udara segar yang sangat berguna bagi kesehatan manusia juga terdapat di waktu subuh. Kedatangan agama Islam memulai kehidupan baru, membasmi kejahiliyahan. Dengan Islam, kehidupan bisa dimulai kembali dan manusia bisa bernapas lega dengan bimbingan dan petunjuk Alquran.

Waktu subuh dipandang sebagai makhluk hidup karena bernapas (bernyawa)Karena bercahaya dan mengeluarkan udara segar. Kalau pada malam hari pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan racun (karbon dioksida), saat subuh (pagi hari), pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan oksigen alias udara pagi yang bersih dan sejuk.

Banyak keberkahan yang bisa didapatkan manusia di waktu subuh. Nabi Muhammad SAW pernah berdoa, “Allahumma barik li-ummati fi bukuriha” (Ya, Allah berikan keberkahan bagi umatku pada permulaan harinya.) (HR Abu Daud dan Thirmidzi).

Keberkahan waktu subuh itu berdimensi fisik dan nonfisik (spiritual). Dari sisi spiritual, dua rakaat shalat (sunah) fajar disebut oleh Nabi SAW, “lebih baik dari dunia dan segala isinya.” (HR Muslim).

Bahkan setelah sholat subuh orang-orang terbaik dari generasi sahabat dan tabi’in (al-salaf al-shalih) tidak pernah tidur lagi. Mereka berzikir dan mengerjakan amalan sunnah lainnya hingga matahari terbit. Tak lama setelah itu, mereka melaksanakan shalat Dhuha, kemudian mereka memulai kerja dan aktivitas.

Dari sisi fisik (duniawi), keberkahan (napas) waktu subuh itu dikaitkan dengan kesehatan, kemajuan ekonomi, dan kesuksesan dalam hidup. Rasulullah SAW pernah mengingatkan Fatimah al-Zahra, putrinya, agar tidak tidur lagi setelah shalat Subuh. (HR Baihaqi).

Demikian jawaban dari pertanyaan Apa yang di maksud dengan bernapas tapi tidak bernyawa, Semoga bisa membantu kamu ya teman. Jika kamu masih punya pertanyaan lainnya, bisa kamu tulis di kolom komentar dibawah ya!

Kenapa Sholat subuh bernafas tapi tidak bernyawa?

Dalam hukum alam, kita mengenal bahwa waktu pagi hari udaranya memang sangat segar. Oksigen alias udara yang ada di pagi hari juga masih sangat sejuk dan segar. Jadi itulah sebetulnya Jawaban dari pertanyaan apa bernapas tapi tidak bernyawa.

Apa arti dari bernafas tapi tidak bernyawa?

Pengertian bernapas tapi tidak bernyawa ialah waktu subuh. Dimana waktu subuh memiliki keutamaan yang sangat besar. Dalam al quran tidak ada benda tidak bernyawa dinyatakan “bernafas” (hidup), kecuali waktu subuh.