Beberapa di antaranya bahkan bisa saja bereaksi secara berlebihan karena cemas proses tumbuh kembang sang anak terganggu.
Karena takut, para orangtua ini tidak jarang akhirnya memilih memaksa anak menghabiskan makanan yang telah disediakan.
Diana Damayati dalam buku karyanya berjudul Latih Anak Mengatur Makanannya (2010), mengungkapkan masalah susah makan pada anak memang harus segera diatasi.
Tapi, menurut dia, caranya tidak dengan memaksa mereka menghabiskan makanan apalagi dengan porsi berlebihan.
Baca juga: Anda Ingin Hidup Sehat? Jangan Lewatkan Berbuat Baik
Diana menganjurkan para orangtua lebh baik mencari tahu terlebih dahulu penyebab anak jadi susah makan.
Menurut dia, ada 3 penyebab anak bisa susah makan, yakni:
1. Alasan fisik
Secara fisik, anak bisa saja susah makan karena mengalami gangguan di sistem pencernaan mereka.
Kondisi ini menyebabkan anak enggan makan karena akan merasa mual lalu muntah ketika makan.
Anak juga bisa mengalami gangguan pada sistem gigi geligi.
Pada anak usia 4 sampai 6 tahun misalnya. Proses tanggalnya gigi susu dan tumbuhnya gigi tetap bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada mulut sehingga berpotensi membuat mereka enggan makan.
Diana menganjurkan para orangtua segera berkonsultasi dengan dokter apabila masalah susah makan pada anak karena alasan-alasan fisik semakin parah.
2. Alasan psikis
Anak bisa juga susah makan karena para orangtua tak bisa membuat suasana yang menyenangkan.
Baca juga: Hati-hati Orangtua, Marah pada Anak Sebabkan 11 Dampak Fatal
Diana menuturkan beberapa hal yang mungkin bisa menjadikan anak merasa kurang nyaman untuk makan, yaitu:
- Porsi makan yang disediakan terlalu banyak
- Orangtua selalu memaksa anak untuk menghabiskan porsi makan yang terlalu besar
- Orangtua mengharuskan anak makan dengan cepat dan rapi. Kalau tidak seperti itu, anak akan diomeli atau dihukum
Untuk mengatasi masalah susah makan karena hal ini, para orangtua disarankan untuk melakukan tindakan sebaliknya.
Diana menganjurkan langkah-langkah solusi, sebagai berikut:
- Berikan makanan dengan porsi lebih kecil tetapi lebih sering
- Hidangkan makanan dengan cara yang menarik untuk anak
- Jangan memaksa, ciptakan suasana makan yang menyenangkan
3. Picky eater
Diana mendefisikan picky eater sebagai anak yang suka pilih-pilih makanan atau hanya mau mengonsumsi makanan tertentu.
Dia mengidentifikasi salah satu penyebab picky eater adalah karena kurang bervariasainya makanan yang diperkenakan kepada anak.
“Picky eater sebenarnya merupakan gejala umum pada anak-anak usia prasekolah, sehingga para orangtua tidak perlu terlalu khawatir,” tulis Diana dalam bukunya yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama itu.
Tapi, picky eater bisa mengakibatkan anak kekurangan energy dan zat-zat gizi apabila dibiarkan terlalu lama.
Baca juga: Anak Gemuk Tak Selalu Baik, Kenali Bahaya Obesitas Ini
Diana menawarkan solusi untuk mengatasi masalah ini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Coba kenalkan lagi berbagai variasai makanan kepada anak
- Jangan putus asa kalau setelah 3 – 4 kali mencoba, anak ternyata masih menolak makan makanan yang diberikan
“Sebuah penelitian menunjukkan bahwa setelah 8 -10 kali dicobakan, biasanya anak baru mau mengonsumsi makanan baru,” terang Diana mengenai masalah susah makan akibat picky eater.
KOMPAS.com - Muntah pada anak tentu akan membuat orangtua khawatir. Muntah biasanya akan diiringi gejala anak berkeringat, terlihat pucat, dan tidak nafsu makan.
Muntah seringkali dianggap sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan bahan toksik yang tertelan. Mual yang menyertai adalah cara tubuh mencegah bahan toksik tersebut masuk kembali ke dalam tubuh.
Penting untuk mengetahui pertolongan pertama anak muntah terus agar Anda bisa mencegah hal-hal yang membahayakan terjadi pada anak Anda.
Penyebab anak muntah terus
Sebagian besar penyebab muntah adalah infeksi virus. Infeksi ini umumnya akan membaik sendiri tanpa diberikan obat. Namun, Anda perlu melakukan langkah-langkah pertolongan pertama agar anak tidak memburuk kondisi fisiknya.
Ketika anak muntah terus, jaga anak jangan tidur terlentang. Jika anak ingin berbaring, baringkan dalam posisi miring. Ini akan mencegah jika anak muntah lagi, muntahnya masuk ke dalam saluran napas.
Baca juga: Kenapa Bayi Sering Gumoh dan Bagaimana Mengatasinya?
Dilansir dari Neumors KidsHealth, berikut pertolongan pertama anak muntah terus:
- Jangan memberikan susu atau makanan padat setelah anak muntah
- Berikan minum dalam jmlah sedikit dalam frekuensi yang sering. Untuk bayi, berikan ASI dalam durasi yang lebih pendek namun sering. Sedangkan pada anak, berikan air sekitar 1 sampai 2 sendok makan air setiap 15 menit
- Jika anak muntah lagi, tunggu 20 sampai 30 menit, kemudian ulang langkah di atas
- Jika anak tidak muntah dalam 3 sampai 4 jam, Anda bisa perlahan meningkatkan jumlah cairan yang Anda berikan
- Jika anak tidak muntah setelah 8 jam, anak boleh mulai makan dan berikan makanan yang tawar atau tidak berbumbu. Seperti biskuit, nasi, dan roti.
- Setelah 24 jam tanpa muntah, anak boleh kembali ke pola makan seperti biasa
Kapan ke dokter?
Umumnya, muntah bukan kondisi gawat darurat selama Anda menjaga hidrasi anak tetap baik. Namun ada beberapa kondisi yang menunjukkan bahwa anak muntah terus sebagai tanda bahaya. Segera bawa ke dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut.