Keberhasilan apa saja yang diraih jakarta informal meeting jim

Fakta sejarah menunjukkan bahwa baik Kamboja maupun Vietnam pernah terlibat dalam konflik terbuka yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa. Konflik bermula ketika rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot yang menguasai pemerintahan Kamboja melakukan invasi terhadap Vietnam April 1978. Pasukan Pol Pot melakukan serangan brutal terhadap warga Vietnam di perbatasan, mereka dibantai dan diperlakukan secara tidak manusiawi. Sebagai balasannya, April 1979 Vietnam kemudian menyerang balik Kamboja dan bahkan Vietnam berhasil melumpuhkan pasukan Khmer Merah, merebut Kota Phnom Penh dan mengambil alih pemerintahan Kamboja dengan membentuk Republik Rakyat Kamboja. Meski demikian, konflik Kamboja-Vietnam dalam perkembangannya terus bergolak karena muncul pemerintahan tandingan bernama Koalisi Pemerintahan Demokratik Kamboja hasil inisiasi Norodom Sihanouk yang berkoalisi dengan Front Pembebasan Nasional Masyarakat Khmer dan Khmer Merah untuk menentang Republik Rakyat Kamboja bentukan Vietnam. Hal ini tak pelak membuat Indonesia menginisiasi penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM) pada tahun 1988-1990 sebagai upaya untuk memediasi konflik Kamboja-Vietnam.

Jakarta Informal Meeting adalah konflik kedua negara (Kamboja-Vietnam) berhasil diselesaikan berkat serangkaian mediasi yang digelar melalui Jakarta Informal Meeting. Mulai dari JIM I yang menghasilkan kesepakatan berupa  diturunkannya pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mengawasi penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja, dan penggabungan semua kelompok bersenjata Kamboja ke dalam satu kesatuan. Dalam JIM II tercapai juga kesepakatan untuk mendorong upaya gencatan senjata, menurunkan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah konflik, mendorong pembentukan pemerintah persatuan nasional untuk menjaga kedaulatan Kamboja sampai pemilihan umum diadakan. Puncaknya, dalam JIM III tercapai mufakat terkait pengaturan pembagian kekuasaan di antara pihak Pemerintahan Koalisi Demokratik Kamboja dengan Republik Rakyat Kamboja dengan membentuk pemerintah persatuan yang dikenal dengan nama Supreme National Council (SNC). Keberhasilan JIM yang sukses menghasilkan resolusi akhir terkait konflik Kamboja-Vietnam dengan dibentuknya Supreme National Council kemudian didukung PBB dengan membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992 berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745. Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil peran dengan mengirimkan pasukan Kontingen Garuda XII A – XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja.
 

Jadi, jawaban yang tepat adalah B  

Kawasan Indochina merupakan kawasan yang tidak stabil selama periode Perang Dingin, selain menjadi arena pertempuran ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet di Vietnam, kawasan Indochina juga menjadi arena perang proxy antara Uni Sovyet dan Republik Rakyat China (RRC). Uni Sovyet mendukung Vietnam sementara RRC mendukung Kamboja. Perang kedua negara dengan persamaan ideologi komunisme namun berbeda haluan tersebut memicu perang antara Vietnam dan Kamboja. Perang antara Vietnam dan Kamboja ini mengakibatkan politik dalam negeri Kamboja turut terseret dalam konflik. Sebagai bagian dari kawasan Asia Tenggara, konflik Kamboja berpengaruh bagi kestabilan politik dan keamanan kawasan. Oleh sebab itu, Indonesia sebagai anggota dan juga pelopor ASEAN berinisiatif untuk menjadi mediator konflik Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting (JIM). JIM telah dilaksanakan sebanyak tiga kali di antara tahun 1988-1990. Setelah didamaikan melalui JIM, Kamboja bergabung dalam keanggotaan ASEAN pada 30 April 1999.

Jadi, jawabannya adalah benar, karena negara-negara ASEAN turut serta menyelesaikan konflik Vietnam dan Kamboja dengan mengadakan Jakarta Informal Meeting (JIM).

Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian di Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting

        Oleh Alicia Josefanny

 

Dalam pelaksanaan hubungan internasional, Indonesia tidak hanya aktif dalam mengikuti berbagai organisasi internasional. Namun, Indonesia juga berpartisipasi secara aktif dalam membantu penyelesaian sebuah konflik antar negara. Dalam perannya, Indonesia semaksimal mungkin bersikap netral dan tidak memihak pada salah satu pihak. Selain itu, Tindakan yang dilakukan Indonesia ini juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi apabila sewaktu-waktu Indonesia memerlukan bantuan balik. Partisipasi Indonesia dalam upaya menyelesaikan konflik dapat terlihat dari keikutsertaannya pada Jakarta Informal Meeting atau JIM. Jakarta Informal Meeting merupakan sebuah pertemuan yang diadakan oleh Indonesia dalam rangka untuk menyelesaikan sebuah konflik. Pelaksanaan Jakarta Informal Meeting dilatarbelakangi oleh adanya peristiwa penggulingan kekuasaan pemerintah yang terjadi di Kamboja. Peristiwa itu terjadi saat perang antara Kamboja dengan Vietnam masih berlangsung. Konflik itu mendorong Indonesia untuk berpartisipasi dalam proses penyelesaiannya. Jakarta Informal Meeting dilakukan sebanyak dua kali. Jakarta Informal Meeting I dilaksanakan di Bogor pada 5-28 Juli 1988 dan Jakarta Informal Meeting II dilaksanakan di Jakarta pada 19-21 Februari 1989.

Perang besar yang terjadi antara Kamboja dan Vietnam selama bertahun-tahun menyebabkan banyaknya korban jiwa. Konflik antara Kamboja dan Vietnam dipicu oleh pergolakan dan besarnya ketegangan politik dalam negeri. Perang antara Republik Sosialis Vietnam melawan Pemerintah Demokratik Kamboja berlangsung sejak tahun 1975. Puncak penyerangan Vietnam terhadap Pemerintahan Demokratik Kamboja terjadi pada 25 Desember 1978 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Pol Pot. Berawal ketika terjadi pergantian pemerintahan dari Lon Nol ke rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot. Pemerintahan Pol Pot memiliki program menjadikan negara Kamboja sebagai negara agraris. Tetapi program tersebut tidak berhasil sehingga menyebabkan kelaparan dan wabah penyakit serta pembantaian massal oleh rezim Khmer Merah. Hal tersebut mengakibatkan pembantaian warga keturunan Vietnam di Kamboja yang akhirnya membuat Vietnam menyerang Kamboja dengan tujuan untuk menghentikan pembantaian tersebut. Vietnam mengirim 150.000 tentara untuk menyerang Kamboja dan berhasil menjatuhkan pemerintahan Khmer Merah. Lalu dilakukan pengangkatan pemimpin Kamboja dibawah kekuasaan Vietnam yaitu Heng Samrin. Sejak itu, terjadi perang saudara antara kelompok bersenjata di Kamboja dan pemerintahan yang didukung oleh pasukan Vietnam.

Perang antara Kamboja dan Vietnam mengakibatkan terancamnya keamanan politik di kawasan asia tenggara. Konflik di Kamboja yang berkepanjangan membuat negara-negara di asia tenggara yang bergabung dalam ASEAN mendukung dan mempercayai Indonesia sebagai penengah dalam menyelesaikan proses perdamaian di Kamboja. Pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri yaitu Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja terus berusaha untuk kemungkinan terjadinya proses perdamaian di Kamboja. Akhirnya pada tahun 1988, pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Menteri Luar Negeri yaitu Ali Alatas berhasil menyelenggarakan pertemuan antara pihak-pihak yang bertikai di Kamboja. Dikenal dengan Jakarta Informal Meeting atau JIM.

Jakarta Informal Meeting merupakan sebuah kebijakan yang diambil oleh Indonesia dalam upaya menyelesaikan konflik Kamboja dan Vietnam. Jakarta Informal Meeting I bertujuan sebagai media yang yang mempertemukan pihak-pihak yang bertikai di Kamboja. Selain itu juga ditujukan dalam upaya mencari solusi atas konflik Kamboja dan Vietnam. Dalam pelaksanaannya, Indonesia berupaya untuk menjadi pihak sentral. Hal itu dilakukan untuk melancarkan upaya penyelesaian konflik antara Kamboja dan Vietnam. Pada JIM I yang dilaksanakan pada bulan Juli 1988, masing-masing pihak yang terlibat konflik mengirimkan perwakilannya. Pihak Indonesia diwakili oleh Mochtar Kusumaatmadja, Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja diwakili oleh Norodom Sihanouk, pemerintah Vietnam diwakili oleh Nguyen Co Tach dan Republik Rakyat Kamboja diwakili oleh Hun Sen. Dalam JIM I, Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja yaitu Norodom Sihanouk mengusulkan tiga tahap rencana untuk menyelesaikan Perang Indocina III. Tiga usul tersebut yaitu melakukan gencatan senjata antara kedua belah pihak Kamboja dan Vietnam, pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mengawasi penarikan mundur pasukan Vietnam dari Kamboja dan penggabungan semua kelompok bersenjata di Kamboja ke dalam satu kesatuan. Usulan tersebut disetujui dan dibahas kembali dalam Jakarta Informal Meeting II.

Jakarta Informal Meeting II dilaksanakan pada bulan Februari 1989. Pada JIM II, ada keikutsertaan salah satu negara besar yaitu Australia. Australia ikut serta dengan diwakili oleh Menteri Luas Negeri yaitu Gareth Evans. Jakarta Informal Meeting II juga menghasilkan beberapa keputusan. Australia mengusulkan rancangan Cambodia Peace Plan. Cambodia Peace Plan berisi upaya mendorong gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai di Kamboja, menurunkan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah yang sedang dilanda konflik di Kamboja dan mendorong pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional untuk menjaga kedaulatan Kamboja sampai diselenggarakannya pemilihan umum di Kamboja.

Keputusan dari pertemuan JIM I dan II dilaporkan pada menteri luar negeri yang kemudian akan disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Brunei Darussalam. Dengan diadakannya Jakarta Informal Meeting I dan II, maka peran Indonesia dalam hal ini diapresiasi oleh masyarakat internasional. Salah satunya oleh dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan dibentuknya United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) pada tanggal 28 Februari 1992 berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745. PBB membentuk pemerintahan transisi di Kamboja sebelum dilaksanakannya pemilihan umum. Pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan penjaga perdamaian yaitu pasukan Kontingen Garuda XII A-XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja. Pasukan TNI yang dikirim oleh pemerintah Indonesia ke Kamboja sebanyak 2000 tentara. Masuknya pasukan TNI ke Kamboja mendapatkan apresiasi dari rakyat Kamboja.

Dari Jakarta Informal Meeting I dan II, dilanjutkan dengan Jakarta Informal Meeting III. JIM III dilaksanakan pada bulan Februari 1990. Dalam pertemuan ini, JIM III membahas pengaturan pembagian kekuasaan antara Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja dengan Republik Rakyat Kamboja dengan dibentuknya Supreme National Council (SNC). Proses perundingan dilanjutkan di kota Paris pada tanggal 23 Oktober 1991 yang dinamakan Paris International Conference On Cambodia. Kelompok-kelompok yang bertikai di Kamboja menandatangani Perjanjian Paris yang diantaranya yaitu akan diselenggarakan pemilihan umum di Kamboja. Dengan diawasi oleh PBB dan dijaga ketat oleh pasukan UNTAC, pada tahun 1993 dilaksanakan pemilihan umum di Kamboja. Hasil dari pemilihan umum tersebut terpilih pemimpin Kamboja yaitu Hun Sen yang memimpin hingga sekarang ini. Dengan adanya pemimpin di Kamboja yang merupakan hasil pemilu maka proses perdamaian di Kamboja semakin membaik. Pada tanggal 31 Agustus 1995, Kamboja resmi menjadi anggota ASEAN yang ke sepuluh.

Permasalahan antara Kamboja dan Vietnam dapat diselesaikan secara damai tanpa peperangan. Penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting merupakan tindakan untuk mewujudkan perdamaian dunia khususnya pada wilayah asia tenggara. Indonesia dipandang sebagai negara yang aktif mengenai misi perdamaian di dunia. Dengan diadakannya Jakarta Informal Meeting dapat meningkatkan citra bangsa Indonesia di dunia. Hal itu dikarenakan JIM merupakan kebijakan pertama yang berhasil diselesaikan oleh Indonesia. Keberhasilan Indonesia dalam menyelesaikan masalah Kamboja membuat Indonesia menjadi salah satu negara terpandang di dunia internasional.

 

Daftar Pustaka

JIM (Jakarta Informal Meeting). //prezi.com/jzhm-7z45eab/jim-jakarta-informal-meeting/, diakses pada Selasa, 1 Maret 2022 pukul 22.02

Kharti, Irene Swastiwi Viandari. 2018. _Peran Indonesia dalam Menjaga Perdamaian di Asia_. //www.ruangguru.com/blog/peran-indonesia-dalam-menjaga-perdamaian-di-asia, diakses pada Senin, 28 Februari 2022 pukul 22.49

Rukmantara, Tubagus Arie. 2015. ­_Peran Indonesia dalam proses penyelesaian konflik di Kamboja 1970-1988_.  //lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20157000.pdf, diakses pada Selasa, 1 Maret 2022 pukul 21.53

Sabat, Olivia. 2021. ­_Sejarah Jakarta Informal Meeting, Berhasil Akhiri Konflik Kamboja-Vietnam_. //www.detik.com/edu/detikpedia/d-5757087/sejarah-jakarta-informal-meeting-berhasil-akhiri-konflik-kamboja-vietnam#:~:text=Diadakan%20di%20Bogor%20pada%205,Semenanjung%20Indocina%2C%20Kamboja%20dan%20Vietnam, diakses pada Senin, 28 Februari 2022 pukul 22.40

Utami, Silmi Nurul. 2021. _Jakarta Informal Meeting: Latar Belakang, Tujuan, dan Penyelenggaraan_. //www.kompas.com/skola/read/2021/03/17/173028469/jakarta-informal-meeting-latar-belakang-tujuan-dan-penyelenggaraan?page=all, diakses pada Senin, 28 Februari 2022 pukul 22.33

Yet Stone Channel. 2021. _JIM (Jakarta Informal Meeting)_. //www.youtube.com/watch?v=fPLwreJW1IY, diakses pada Selasa, 1 Maret 2022 pukul 22.59

 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA