OLEH: Ade Irma Suryani, Mahasiswa Program Studi PGSD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka UPBJJ Mataram Sebagai pelajar, siswa merupakan subyek utama yang terlibat dalam proses belajar. Karena keadaan sifat, maka dalam proses belajarnya terdapat beberapa hal keistimewaan. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif dan ada pula yang tergolong gagal . Namun meskipun demikian kegiatan belajar di kelas mempunyai tujuan tetap yaitu membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka memperoleh tingkat perkembangan yang optimal dan dapat menyesuaikan diri dalam lingkungannya. Dalam proses belajar-mengajar di kelas, sudah menjadi harapan setiap guru agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Banyak guru yang pada saat ini hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar tetapi tidak bisa menjadi seorang pendidik bagi siswa-siswanya. Oleh karenanya, banyak siswa yang menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru. Guru merupakan bersumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas siswa dalam berbagai aspek. Seorang guru mempunyai kewajiban membentuk siswa mencapai kewaspadaannya masing-masing, hal ini merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki peringkat teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Letak pertisipasi aktif guru dalam pelayanan peserta didik tercermin dalam kegiatan proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan itu terjadi. Beberapa Landasan teori tentang belajar yaitu :
Jadi dari pendapat-pendapat beberapa ahli di atas mengenai pengertian belajar trdapat beberapa kesamaan yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain pendapat para ahli di atas belajar dapat diartikan pula sebagi aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar (guru). Crobach (1954) mengemukakan ada 5 aspek atau elemen dalam proses belajar. Kelima elemen ini merupakan langkah-langkah atau proses belajar yang berlangsung dalam diri individu. Kelima elemen proses belajar tersebut ialah sebagai berikut.
Pengalaman sukses dan gagal dalam proses belajar itu bersifat individual. Misalnya saja dalam suatu ujian ada siswa yang sudah merasa berhasil kalau dia mendapat nilai enam, tetapi ada siswa lain yang merasa mendapat nilai enam itu sebagai kegagalan dalam belajar. Reaksi terhadap kegagalan ini tergantung kepada taraf keinginan atau taraf aspirasi siswa mengenai prestasi belajarnya. Baca Juga: 7 Rekomendasi Barang Dekorasi Kamar Aesthetic Beberapa karakteristik siswa dalam belajar antara lain.
Siswa yang tergolong underachiever adalah siswa yang memiliki taraf intelegensi yang tergolong tinggi, akan tetapi prestasi belajar yang dicapainya tergolong rendah (dibawah rata-rata). Secara potensial siswa yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi mempunyai kemungkinan yang cukup besar untuk memperoleh prestasi yang tinggi, akan tetapi prestasi belajarnya berada pada golongan di bawah rata-rata. Timbulnya gejala ini berkaitan dengan motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar. Siswa dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari para guru dan terutama para petugas bimbingan di sekolah. Gejala Kesulitan Belajar di kelasKesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis kenyataan. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan gejala kesulitan belajar.
a. Lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar anak, seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum, perlengkapan belajar, dan sebagainya. Setiap anak terlahir unik. Saat berada di dalam kelas, Anda mungkin akan menyadari bahwa setiap anak yang meskipun berasal dari kelompok usia yang sama, memiliki banyak perbedaan. Baik dari segi penampilan, minat, tingkat kecerdasan, sikap hingga temperamen mereka. Perbedaan ini adalah sesuatu yang alami dan wajar. Lantas, bagaimana sebaiknya sikap guru menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda ini? Baca Juga: Persoalan UTD Praya, Kejaksaan Temukan Adanya Peristiwa Pidana Sebagai seorang tenaga pendidik, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan antara lain:
KESIMPULAN Semua itu terjadi karena latar belakang keunikan individu masing-masing siswa. Namun meskipun demikian kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu membantu sisw memperoleh perubahan tingkah laku. Gejala kesulitan belajar nampak dalam berbagai tingkah laku dan bersumber kepada faktor-faktor internal (dari diri belajar) dan faktor-faktor eksternal (diluar diri pelajar). Guru selaku pendidik harus dapat mengetahui karakteristik siswa sebelum guru melakukan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini penting dilakukan karena pada diri siswa terdapat banyak keunikan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Guru pada saat ini diharapkan bukan hanya sebagai seorang pengajar saja yang hanya memberikan materi pembelajaran di kelas, tetapi guru harus menjadi seorang pendidik yang diibaratkan bagai sebuah lentera yang terang cahayanya dalam kegelapan |