Jenis ukiran dengan gambar yang timbul kurang dari separuh belah bentuk utuhnya disebut

1.sebutkan 2 fungsi ekolin!2.sebutkan 2 fungsi pensil konte!3.sebutkan 2 fungsi krayon!tolong ya kak yang bisa!!!!!!!!​

tolong ya kak yang bisa!!!!!!!!!​

tuliskan tehnik dan jenis model gambar hasil pengamatan pada kolom berikut seni budaya kelas 8 halaman 4​

1.Perhatikan pernyataan berikut ini ! 1) Gabungan dari beberapa garis hingga membentuk beberapa sisi 2) Rentetan dari titik yang satu ke titik yang la … in secara berhimpitan dan teratur 3) Nilai kualitas dari bidang permukaan yang timbul karena tiga demensi 4) Karakteristik benda karena cahaya Jawaban dari pernyataan di atas yang benar tentang line adalah.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 42.perhatikan gambar di atas!!!! Pertautan bagian-bagian dalam seni rupa dimana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang baik sehingga karya seni yang dihasilkan terlihat lebih estetik a. Harmoni b. Rhythmc. balanced. unity​

30. Latihan penguasaan melodi tiap-tiap suara yang meliputi tanda-tanda musikal, kecuali .... a. tempo b. dinamika c. ekspresi d. intonasi​

tolong ya kak yang bisa!!!!!!!!!!!​

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.Sebutkan contoh bahan lunak buatan! 2.Sebutkan contoh kerajinan yang berbahan dasar get … ah nyatu! 3.Sebutkan tiga prinsip kerajinan bahan lunak! 4.Apa yang dimaksud bahan lunak alami? 5.Jelaskan sifat tanah liat!​

Rekomendasi lagu dari band Queen selain Bohemian Rhaspody, Fashioned Lover Boy, Another One Bites The Dust, dan semacamnya​

Bagaimana ketersediaan faktor tenaga kerja di indonesia untuk meningkatkan industri substitusi impor​.

Buat lah peta konsep tentang hasil pengolahan dan perikanan

Seni Ukir Mengukir di Nusantara -Seni ukir adalah salah satu cabang dari seni rupa, salah satu deerah di Indonesia yang terkenal akan seni ukirnya adalah Jepara. Berikut adalah serba-serbi mengenai seni ukir,


Jenis Ukiran

1. Ukiran rendah

Disebut ukiran rendah karena gambar timbul yang dihasilkan kurang dari setengah wujud aslinya. Contoh dari ukiran ini terdapat di tembok-tembok atau gerbang pura bali.

2. Ukiran tinggi

Ukiran yang satu ini adalah kebalikan dari ukiran rendah, gambar timbul yang dihasilkan lebih dari setengah dari wujud aslinya.

3. Ukiran tembus

Ukiran ini mengukir kayu hingga timbul lubang alias tembus sebagian. Biasanya ukiran ini diaplikasikan di sekat ruangan, ventilasi, dsb.

4. Ukiran timbul

Gambar yang dihasilkan ukiran ini menonjol ke luar, sehingga memberi kesan 3 dimensi. Contoh dari ukiran ini adalah relief yang terdapat di candhi borobudur.

Fungsi Ukiran



1. Fungsi hias


Ukiran dijadikan sebagai hiasan ruangan. Selain itu bisa untuk mempercantik perabotan rumah seperti meja dan lemari.

2. Fungsi magis

Biasanya fungsi magis ini berlaku untuk orang Jawa, karena masih banyak orang Jawa yang memegang tradisi leluhur yang percaya bahwa ukiran di alat-alat yang dipakai bisa melindungi dari serangan makhluk halus.

3. Fungsi ekonomis

Dipakai untuk menambah harga jual suatu perabotan. Contoh bila ada sebuah kursi polos, jika diukir seluruh bagiannya maka harganya bisa menjadi 3 kali lipatnya.

Alat Untuk Mengukir

1. Pahat pongot

Bentuknya menyudut ke arah kanan atau kiri, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut pada ukiran.

2. Pahat penyiku

Bagian ujungnya melengkung, digunakan untuk memahat bagian-bagian yang melengkung.

3. Pahat penyilat

Bentuknya lurus, dipakai untuk memahat bagian yang lurus.

3. Pahat kol

Pahat ini bentuknya lengkung, serta di ujungnya digunakan untuk membuat bentuk cekung.


Terima kasih sudah membaca artikel yang berjudul Seni Ukir Mengukir di Nusantara , semoga bermanfaat.

Page 2

contoh ukiran pada almari

Apa itu seni Ukir?

Kata ”ukir” dalam bahasa inggris ”carving” yang berarti ukiran. Kata pahatan atau mengukir kayu dalam istilah bahasa Inggris adalah woodcarving. Pada pekerjaan carve, bagian bahan yang tidak diperlukan akan dibuang, seperti halnya kalau kita bekerja dengan batu atau marmer, untuk memperoleh bentuk yang dikehendaki (Sahman, 1993: 79). Tujuan untuk mengurangi atau membuang bagian yang tidak diperlukan yaitu untuk membentuk ornamen sesuai dengan gagasan seniman sehingga menimbulkan bentuk artistik dalam ukiran tersebut.

Ciri utama ukiran adalah bentuk permukaan yang tadinya rata menjadi tidak rata, setelah mengalami proses pengurangan atau penambahan sesuai dengan bahan yang digunakan sehingga terdapat tonjolan motif yang mempunyai kedalaman bervariasi dan akan menimbulkan nilai artistik bagi yang menikmati. Menurut Sudarmono dan Sukijo (1979 : 1) ukir atau mengukir adalah mengoreskan atau memahat huruf – huruf dan gambar pada kayu, logam atau batu sehingga menghasilkan bentuk timbul dan cekung atau datar sesuai dengan gambar rencana. Sedangkan ukiran kayu ialah bentuk pahatan papan atau kayu dengan teknik pahat yang sifatnya kruwikan dan mementingkan bentuk timbul – timbul (bulat), cekung – cekung atau krawing dan datar.

Karya seni ukir merupakan karya kasat mata yang langsung dapat dinikmati oleh semua orang, baik dari segi wujud desainnya maupun teknik yang digunakan. Dilihat dari segi desainnya menunjukkan suatu gambar hiasan yang berulang maupun bersambung satu dengan yang lainnya, sedangkan dilihat dari segi teknik pembuatan hasilnya merupakan bentuk cekung, cembung dan saling berkesinambungan.

Seni ukir dapat dilaksanakan atau dibuat dengan berbagai macam bahan, diantaranya: kayu, buah, tulang, batu, logam, dan lain sebagainya. Pemilihan bahan untuk seni ukir tergantung dari tujuan digunakannya seni ukir itu. Dari berbagai bahan tersebut kayu merupakan bahan yang cukup mudah dalam pengerjaannya, dengan diimbangi penguasaan materi dari alat.

Menurut Bastomi (1982 : 3-4)  ada enam macam jenis seni ukir yang dihasilkan oleh para seniman atau perajin , yaitu :

1.      Jenis Ukiran Cembung

Ukiran cembung ialah suatu bentuk ukiran cembung. Jenis ukiran ini banyak digunakan pada pembuatan relief.

2.      Jenis Ukiran Cekung

Ukiran cekung adalah suatu bentuk ukiran yang mempunyai bentuk cekung.

3.      Jenis Ukiran Susun

Ukiran susun ialah suatu bentuk ukiran yang bersusun – susun, misalnya ukiran daun yang besar di bawah ukiran daun yang sedang dan kecil sehingga terjadi bentuk yang indah.

4.      Jenis Ukiran Garis (cawen)

Ukiran garis bentuk ukiran yang dipahat pada garis – garis gambarnya saja. Jenis ini banyak digunakan pada logam sebagai ukiran guratan (ukiran perak).

5.      Jenis Ukiran Takokan

Ukiran takokan adalah suatu bentuk ukiran yang tidak memakai bingkai, jadi ukiran ini memperlihatkan tepi – tepi batas ukiran. Ukiran ini erat hubungannya dengan ukiran jenis krawangan.

6.      Jenis Ukiran Tembus (krawangan)

Ukiran tembus adalah suatu bentuk ukiran yang tidak memakai dasar, jadi ukiran ini dasarnya tembus (berlubang), sehingga banyak dipakai untuk penyekat ruang (sketsel), kursi, ukir tempel dan sebagainya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Bastomi (1982 : 3-4) jenis ukiran berdasarkan tinggi rendahnya ukiran yang dihasilkan oleh para seniman atau perajin ada enam macam, yaitu :

1.    Ukir Rendah ( Bas Relief ), disebut ukir rendah karena gambar yang timbul kurang dari separo belah bentuk utuhnya.

2.    Ukir sedang ( Mezzo Relief ), disebut ukir sedang karena gambar yang timbul tepat separo bentuk utuhnya.

3.     Ukir Tinggi ( Haut Relief ), disebut ukir tinggi karena gambar yang timbul lebih dari separo bentuk utuhnya.

4.    Ukir Cekung atau ukir tenggelam ( Encreux Relief ), disebut ukir cekung karena gambarnya tenggelam lebih rendah dari bidang dasarnya.

5.    Ukir Tembus atau ukir krawangan ( Ayour Relief ), disebut demikian karena dasarannya menembus bidang dasar, sehingga dasarannya berupa lubang – lubang atau tembus.

6.    Ukir Tumpang, disebut demikian karena gambarnya tumpang tindih diatas bidang dasar. Ukir tumpang serupa dengan relief patung karena gambarnya utuh seperti patung. Contoh : relief patung terkenal adalah kamadhatu di kaki candi Borobudur.

Kayu sebagai bahan ukiran memegang peranan yang penting dalam pengerjaan suatu ukiran. Untuk mendapatkan jenis kayu supaya dalam ukiran yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pengukir, dibutuhkan suatu ketelitian dalam memilihnya. Selain itu, penggunaan kayu yang tidak tepat dengan jenis dan sifatnya akan menyebabkan hasil ukiran tidak memuaskan..

Motif – motif dalam Seni Ukir

Pada umumnya apabila mendengar istilah kerajinan ukir, maka masyarakat akan mengartikan atau menafsirkan, terbatasi pada barang – barang mebel atau tepatnya meja kursi berukir saja. Dalam dunia seni rupa, ukir – ukiran atau seni ukir merupakan satu bagian yang tidak dapat dipisah pisahkan dari kehidupan masyarakat. Kerajinan ukir sampai sekarang mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan mulai kita kenal sejak agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia.

Dalam seni ukir terdapat istilah  motif, Motif adalah corak suatu benda, dalam kerajinan tekstil motif adalah pengulangan suatu gambaran atau corak pada kain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motif dapat diartikan pola atau corak.

Menurut Syafi’i dan Rohidi (1987: 5) motif adalah pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ornamen atau ragam hias. Sedangkan menurut Gustami (1987: 7) motif merupakan sebagai pangkal atau tema dari sebuah kesenian. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa motif adalah awal dari suatu pola dalam ragam hias tertentu untuk menambah keindahan baik untuk hiasan maupun terapan. Motif dalam tulisan ini adalah menggambarkan corak, bentuk dari suatu benda.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif seni ukir adalah corak atau bentuk dasar dari suatu pola dalam kerajinan ukir kayu untuk menambah keindahan baik untuk hiasan maupun terapan.




Fungsi Seni Ukir 
Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:
1. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.

Ukiran sebagai hiasan dinding


2. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.

Ukiran yang berfungsi magis


3. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu  yang berhubungan dengan spiritual. Misalnya seperti  bentuk kode-kode visuall tradisi Minangkabau yang disebut dengan "kupang-kupang si awang labiah" pada bagian singok bangunan tradisi minang.

kupang-kupang si awang labiah

Ukiran yang berfungsi Simbolik

Contoh lain adalah seperti beberapa ornamen yang terdapat pada rumah adat di Indonesia.

Misalnya: Simbol Ornamen Tradisional Rumah adat Jawa tengah.


Dalam sebuah bangunan Jawa biasanya dapat dijumpai banyak kayu yang diukir. Ornamen ukir ini sarat mengandung makna simbolis. Ornamen ini bermacam ragamnya, misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyu-tetes, banaspati dan sebagainya. 
Bentuk dan makna ornamen yang akan dibahas disini dibatasi hanya pada beberapa ornamen yang umum dipakai.
a) Gunungan (Kayon / kekayon), Gunungan adalah simbol dari jagad raya. Puncaknya adalah lambang keagungan dan keesaan. Bentuk simbol ini memang menyerupai gunung (seperti yang sering dipakai dalam wayang kulit). Dalam prakteknya, orang-orang Jawa memasang motif gunungan di rumah mereka sebagi pengharapan akan adanya ketenteraman dan lindungan Tuhan dalam rumah tersebut.

b) Lung-lungan, Sesuai dengan arti harafiah kata “lung” sendiri yang berarti batang tumbuhan yang masih muda, simbol ini berupa tangkai, buah, bunga dan daun yang distilir. Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah tumbuhan teratai, kluwih, melati, beringin, buah keben dsb. Simbol ini melambangkan kesuburan sebagai sumber penghidupan di muka bumi.

c) Wajikan, Berasal dari kata ”wajik”, yaitu sejenis makanan dari beras ketan yang dicampur gula kelapa. Sesuai dengan namanya, wajikan berupa bentukan belah ketupat yang di tengahnya terdapat stilasi bunga.

d) Patran
Patran berbentuk seperti daun yang disusun berderet-deret. Biasanya patran ditempatkan di bagian bangunan yang sempit dan panjang.

e) Banyu-tetes
Ornamen ini biasa diletakkan bersamaan dengan patran. Sesuai dengan namanya, oranamen ini menggambarkan tetesan air hujan dari pinggiran atap (tritisan) yang berkilau-kilau memantulkan sinar matahari.

f) Banaspati / Kala / Kemamang
Ragam hias berbentuk wajah hantu / raksasa. Banaspati ini melambangkan raksasa yang akan menelan / memakan segala sesuatu yang jahat yang hendak masuk ke dalam rumah. Karenanya ragam hias ini biasa ditempatkan di bagian depan bangunan, seperti pagar, gerbang, atau pintu masuk.

4. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.

konstruksi-tumpang-sari-joglo

Ukiran berfungsi sebagai konstruksi


5. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.

Ukiran meja dari akar kayu jati    

Ukiran wajah manusia dari akar bambu

Teknik Seni Ukir Nusantara

Ada beberapa teknik ukiran yang sering kita jumpai dalam berbagai karya seni ukir dewasa ini, antara lain:

Carving

Adalah seni chipping dan memotong pada bagian datar dari kayu untuk membuat ukiran agar tampaknya menjadi tiga dimensi. Teknik ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti pahat dan palu, pisau ukir meskipun sering digunakan untuk memperjelas detail.

Dalam ukiran relief, pengrajin pahat kayu membuat gambar terlebih dahulu kemudia mulai mengukir kayu hingga tampak bagian yang timbul seperti relief.

Chip Carving

Teknik ukiran Chip biasanya digunakan pada potongan-potongan yang lebih besar dari pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu, dan menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar. Teknik ini untuk membuat karya yang besar seperti patung, dan ini melibatkan proses yang rumit.

Pembakaran kayu

Pembakaran kayu adalah teknik terutama digunakan untuk menambah desain untuk finishing kayu, tetapi beberapa pemahat benar-benar menggunakan metode pembakaran untuk mengukir kayu kecil. Kayu yang dibakar akan menghitam di sekitar ukiran akhir dan memperjelas kesan sehingga tapak lebih hidup.

Mengerik

Mengerik adalah salah satu cara tertua dan paling sederhana dalam teknik memahat kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir.

Berlatih seni ini ternyata cukup rumit walaupun tampaknya sangat mudah, bagi pemula untuk membuat ukiran dari teknik ini dapat menghabiskan waktu setengah jam.

Dalam banyak kasus, pemahat kayu yang sudah terampil dapat menggunakan pisau dengan ukuran terkecil untuk memperjelas detail dari ukirannya.

Selain terbuat dari kayu, ada juga seni ukir yang terbuat dari sabun batang, sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.


Seni Ukir Buah dan Sayuran

Salah satu tujuannya yaitu Agar Anak-anak Menggemari Makan Sehat.

Seorang seniman ukir buah-buahan dan sayuran asal Thailand mengatakan membiarkan anak-anak bermain dengan buah-buahan dan sayuran bisa membantu mendorong mereka untuk mengkonsumsi makanan sehat.

Tong, seniman asal Thailand memamerkan kemahirannya memahat sayur-sayuran dan buah-buahan di Festival Labu, yang digelar di Queensland.

Mengukir timun Jepanf. (Foto: Kallee Buchanan).

Ia mengaku kalau ukiran sayur-sayuran dan buah-buahan biasanya hanya dipajang di hotel-hotel berbintang, tapi di Australia, keahlian ini justru dianggap sebagai sebuah karya seni.

"Saya senang melakukannya sejak pertama kali pindah ke Australia. Saya merasa yakin kalau ini bisa membantu saya mencari kerja," ujar Tong.

"Tapi tidak ada yang merekrut saya, karena kemahalan," tambah Tong, yang kini memulai bisnisnya sendiri.

Tong mengaku belajar ke sekolah khusus untuk mendapatkan kemampuannya ini, sebelum akhirnya mampu mengukir bentuk-bentuk yang rumit.

"Saat pertama kali saya melakukannya, saya mencoba mengukir labu karena teksturnya yang tidak terlalu lembut, tapi juga tidak terlalu keras," kata Tong.

Tapi baru di Festival Labu tahun ini ia membuat ukiran labu dalam jumlah yang banyak. Hampir 90 persen karya yang ditampilkannya dibuat dari labu.

"Saya belum pernah melakukannya, dan merasa senang," katanya.

Tong yang juga memiliki kualifikasi di bidang juru masak mengaku kalau teknik pahatan yang lebih kompleks memang lebih rumit.

Tapi ia mengajak para orang tua untuk mempelajari teknik mengukir pada sayuran dan buah-buahan, dimulai dengan bentuk pahatan yang mudah.

"Saya membuat buah-buahan dan sayuran dalam bentuk hewan, kemudian boneka, dan ini sangat edukatif untuk anak-anak.

Menurut Tong biarkan anak-anak bermain dengan makanannya, karena kemudian mereka akan tertarik dan kemudian memakannya.

"Anak-anak juga bisa melakukannya dengan pemotong kue yang tidak tajam, saat mereka memainkannya, mereka akan memakannya," katanya.


Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA