Jelaskan teori Bid rent digunakan dalam penentuan lokasi kegiatan ekonomi kota

  1. Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Kegiatan Ekonomi

Formulasi teori lokasi dan analisa spasial dilakukan dengan memeperhatikan faktor-faktor utama yang menentukan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi, baik pertanian, industri dan jasa. Disamping itu, pada umumnya faktor yang dijadikan dasar perumusan teori adalah yang dapat diukur agar menjadi lebih kongkrit dan operasional. Secara garis besar terdapat 6 faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yang masing-masing diuraikan berikut ini.

Ongkos angkut merupakan faktor atau variabel utama yang sangat penting dalam pemilihan lokasi dari suatu kegiatan ekonomi. Alasannya adalah karena ongkos angkut tersebut merupakan bagian yang cukup penting dalam kalkulasi biaya produksi. Hal ini terutama sangat dirasakan pada kegiatan industri pertanian maupun pertambangan yang umumnya, baik bahan baku dan hasil produksinya kebanyakan merupakan barang yang cukup berat sehingga pengangkutannya memerlukan biaya yang cukup besar.

Untuk kemudahan perumusan Teori Lokasi, kebanyakan ongkos angkut ini diasumsikan konstan untuk setiap kilometernya. Namun demikian, dalam realitanya hla ini tidak selalu benar karena seringkali dalam angkutan dengan jarak lebih jauh akan mengahsilkan ongkos angkut untuk setiap ton kilometernya yang lebih rendah. Dengan kata lain, dalam kenyataanya sering terdapat penghematan angkut rata bila jarak yang ditempuh lebih jauh.

  1. Perbedaan Upah Antar Wilayah

Sudah menjadi kenyataan umum bahwa upah buruh antar wilayah tidak sama. Perbedaan ini dapat terjadi karena variasi dalam biaya hidup, tingkat inflasi daerah dan komposisi kegiatan ekonomi wilayah. Bagi negara sedang berkembang, diamana fasilitas angkuttasi msih belum tersedia keseluruh pelosok daerah dan mobilitas barang dan faktor produksi antar wilayah belum begitu lancar, maka perbedaan upah antar wilayah akan menjadi lebih besar. Upah yang dimaksudkan dalam hal ini bukanlah upah nominal, tetapi upah riil setelah diperhitungkan produktivitas tenaga kerja.

Perubahan upah ini mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena tujuan utama investor dan pengusaha adalah untuk mencari keuntungan secara maksimal. Bila upah di satu wilayah lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain, maka pengusaha kan cenderung memilih lokasi diwilayah tersebut karena akan dapat menekan biaya produksi sehingga keuntungan menjadi lebih besar. Sebalinya, pengusaha akan cemderung tidak memilih lokasi pada suatu wilayah bila upah buruhnya relatif lebih tinggi.

Faktor ketiga yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiattan ekonomi adalah besar kecilnya keuntungan aglomerasi yang dapat diperoleh pada lokasi tertentu. Keuntungan aglomerasi muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu. Keterkaitan ini dapat berbentuk kaitan dengan bahan baku  dan kaitan dengan pasar (Forward Linckages). Bila keuntungan tersebut cukup besar, maka pengusaha akan cenderung memilih lokasi kegiatan ekonomi terkonsentrasi dengan kegiatan lainnya yang saling terkait. Pemilihan lokasi akan cenderung tersebar bila keuntungan aglomerasi tersebut nilainya relatif kecil.

Keuntungan aglomerasi tersebut dapat muncul dalam 3 bentuk. Pertama, adalah keuntungan skala besar yang terjadi karena baik bahan baku maupun pasar sebagian telah tersedia pada perusahaan yang terkait yang ada pada lokasi tersebut. Kedua, adalah keuntungan lokalisasi (Localisation Economies) yang diperoleh dalam bentuk penurunan (penghematan) ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi bila memilih lokasi pada konsentrasi tertentu. Ketiga, adalah keuntungan karena penggunaan fasilitas secara bersama seperti listrik, gudang, armada angkatan, air dan lainnya. Biasanya keuntungan ini diukur dalam bentuk penurunan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan fasilitas tersebut secara bersama.

Faktor keempat yang ikut pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah konsentrasi permintaan antar wilayah (Spatial Demand). Dalam hal ini pemilihan lokasi akan cenderung menuju tempat dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar. Bila suatu perusahaan berlokasi pada wilayah dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar, maka jumlah penjualan diharapkan akan dapat meningkat. Disamping itu, biaya pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan menjadi lebih kecil karena pasar telah ada pada lokasi dimana perusahaan berada. Keadaan ini selanjutnya akan dapat pula meningkatkan volume penjualan yang selanjutnya akan dapat pula memperbesar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan bersangkutan.

Konsentrasi permintaan antar wilayah merupakan hal yang wajar terjadi. Untuk barang konsumsi, keadaan ini terutama terjadi karena konsentrasi penduduk pada wilayah-wilayah tertentu misalnya didaerah perkotaan, daerah pertambangan, pertanian, didekat pelabuhan dan lainnya. Sedangkan untuk barang setengah jadi, konsentrasi prmintaan antar wilayah ini menjadi karena adanya konsentrasi industri yang menggunakan barang setengah jadi tersebut. Pada negara sedang berkembang, dimana fasilitas angkuttasi belum menyebar luas keseluruh pelosok daerah, maka konsentrasi permintaan antar wilayah ini akan cenderung lebih tinggi.

Persaingan antar wilayah yang dimaksudkan disini adalah persaingan sesama perusahaan dalam wilayah tertentu atau antar wilayah. Bila persaingan ini sangat tajam, seperti pada pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung terkonsentrasi dengan perusahaan lain yang menjual produk yang sama. Hal ini dilakukan agar masing-masing perusahaan akan mendapatkan posisi yang sama dalam menghadapi persaingan sehingga tidak ada yang dirugikan karena pemilihan lokasi perusahaan yang kurang tepat. Sebaliknya, bilamana persaingan tidak tajam atau tidak ada sama sekali seperti halnya pada pasar monopoli, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung bebas, karena pembeli akan tetap datang dimana saja perusahaan beralokasi.

Persaingan dalam ilmu ekonomi dapat diukur dengan perbandingan harga jual produk yang sama antar perusahaan yang bersaing. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai daya saing tinggi bila harganya lebih rendah dari harga produk saingan dan sebaliknya. Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut harga diamana, apakah harga pabrik atau harga di tempat pembeli.

Faktor keenam yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tinggi rendahnya harga atau sewa tanah. Dalam rangka memaksimalkan keuntungan, perusahaan akan cenderung memilih lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih rendah. Hal ini terutama akan terjadi pada perusahaan atau kegiatan pertanian yang memerlukan ttanah relatif banyak dibandingkan dengan perusahaan inddustri atau perdagangan. Pemilihan lokasi dalam hal ini menjadi penting karena harga tanah biasanya bervariasi antar tempat. Harga tanah akan tinggi bila terdapat fasilitas angkuttasi yang memadai untuk angkutan orang atau barang.

Disamping itu, khusus untuk daerah perkotaan, harga tanah bervariasi menurut jarak ke pusat kota. Bila sebidang tanah beralokasi dekat dengan pusat kota, maka harga per meter perseginya akan sangat mahal. Sebaliknya harga tanah tersebut akan jauh lebih murah bila tanah tersebut terletak jauh dipinggir kota. Karena itu, faktor harga tanah ini juga merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi penggunaan tanah (land-use) untuk kegiatan ekonomi dan perumahan di daerah perkotaan.

Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi terbaik secara ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal adalah memberikan keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang diperoleh dengan cara mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang ada di lapangan sulit ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke dalam least cost location dan maksimum revenue location.

Isi Pokok Teori Weber adalah memilih lokasi industri yang biayanya paling minimal (prinsip least cost location) dan untuk mendapatkan enam pra – kondisi tersebut perlu diasumsikan :

a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduk (berkaitan dengan ketrampilan).

b)  Sumber daya atau bahan mentah yang terdapat di tempat tertentu saja.

c) Upah Buruh yang telah baku, artinya sama dimanapun juga.

d) Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut dan dipindahkan.

e) Terdapatnya kompetisi antara industri.

f)  Manusia itu berpikir rasional.

Teori-Teori Pemilihan Lokasi Industri

Berdasarkan pengembangan dari pendapat  Robinson dalam Daldjoeni (1997:58) ada sejumlah faktor yang ikut menentukan keberadaan lokasi industri, yaitu:

a)Faktor geografis; termasuk lokasi bahan baku, suplai air, dll.

b)Faktor sosial-budaya; termasuk suplai tenaga kerja, daerah pemasaran, aktivitas ekonomi, dan keadaan politik.

c) Faktor teknologi; termasuk rekayasa/pengolahan produk, teknologi sumber daya energi,dan kemudahan fasilitas transportasi.

Menurut Hasvia (2000) dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh Weber lokasi yang optimal bagi kegiatan industri adalah tempat dimana biaya yang minimal (least cost location) tersebut digunakan dalam kondisi sebagai berikut :

a)    Adanya keseragaman keadaan topografi

b)  Adanya ketersediaan bahan mentah yang tersedia dimana-mana

c) Adanya upah buruh yang seragam di tiap-tiap wilayah

d)    Biaya transportasi

e)    Adanya kompetisi antar industri.

f)     Serta adanya manusia yang berfikir rasional.

Adapun syarat yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri antara lain :

a)Ketersediaan bahan baku.

b)Ketersediaan sumber tenaga kerja yang memiliki keterampilan.

c)Adanya modal usaha yang cukup operasionalisasi.

d)Adanya jaringan pemasaran dan modal transportasi yang cukup.

e)Mempunyai manajemen organisasi perusahaan yang efisien dan efektif.

C. Teori Market Area

Berdasarkan pemilihan lokasi ideal pada luas pasar yang data dikuasai berdasarkan kompetisi antar tempat dengan asumsi

  1. Konsumen tersebar secara relative
  2. Prodduk homogeny

Contoh ; Po harga pabrik

Pd tempat pembeli

Td perbedaan ongkos angkut dalam membawa barang kepasar

Maka persamaan special demand functionnya adalah

Qd= P0 + tidi,       ti di> o

Terdapat descrese yakni konsenttrasi permintaan sehingga formulasi melakukan penjumlahan permintaan pada masing-masing konsentrasi yang secara umum sbb

Berikut peremumpamaan perusahaan A dan B dengan special kompetitif  sehingga persamaan

Ta dan tb ongkos angkut dan da db adalah jarak sehingga obtimal masing masing perusahaan adalah tahap Vdan harga pabrik dan ongkos angkut adalah samamaka luas pasar dikuasai oleh kedua wilayah.

Keadaan diatas adalah kondisi keseimbangan antar pasar.

A melakukan perubahan teknologi produksi dan system pemasaran dan biaya produksi turun dan ongkos tetap sehingga pasar perusahaan A luas dan B berkurang.

Terdapat Hexagonal dimana pasar dapat dimanfaat secara maximal namun keadaadn sebenarnya tidak namun bias dikatakan sebaai arah yang keseimbangan luar pasar m( Market Area Equilibrium)

  1. Teori Bid rent dan tata guna lahan

Berdasarkan  pengembangan dari pendapat  Robinson dalam Daldjoeni (1997:58) ada sejumlah faktor yang ikut menentukan keberadaan lokasi industri, yaitu:

a)    Faktor geografis; termasuk lokasi bahan baku, suplai air, dll.

b)    Faktor sosial-budaya; termasuk suplai tenaga kerja, daerah pemasaran, aktivitas ekonomi, dan keadaan politik.

c)    Faktor teknologi; termasuk rekayasa/pengolahan produk, teknologi sumber daya energi,dan kemudahan fasilitas transportasi.

Menurut Hasvia (2000) dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh Weber lokasi yang optimal bagi kegiatan industri adalah tempat dimana biaya yang minimal (least cost location) tersebut digunakan dalam kondisi sebagai berikut :

a)    Adanya keseragaman keadaan topografi, keadan iklim dan demografi yang berkaitan dengan keterampilan dan permintaan akan produksi.

b)    Adanya ketersediaan bahan mentah yang tersedia dimana-mana, kecuali bahan tambang yang hanya terbatas pada lokasi tertentu.

c)    Adanya upah buruh yang seragam di tiap-tiap wilayah tetapi ada juga perbedaan upah karena persaingan antar penduduk.

d)    Biaya transportasi yang berasal dari bobot bahan baku yang diangkut atau dipindahkan serta jarak sumber bahan baku dengan lokasi pabrik.

e)    Adanya kompetisi antar industri.

f)     Serta adanya manusia yang berfikir rasional.

Namun pada perkembangan selanjutnya teori yang dikemukakan Weber ini mendapat kritikan karena melebih-lebihkan arti penting transportasi saja, kemudian  Weber memodifikasikan teorinya dengan penambahan memperhatikan faktor ketersediaan tenaga kerja yang murah (least labour cost) untuk pabrik/industri yang  yang mempunyai kebutuhan buruh yang banyak melokasikan pabriknya di daerah yang mempunyai supply tenaga kerja  dengan upah yang relatif murah (dalam Daldjoeni, 1997:75).

Selanjutnya Renner (1957, dalam Hasvia,2000:13-14) menekankan aturan lokasi industri manufaktur akan lebih menguntungkan apabila dekat dengan sumber bahan baku apabila dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar. Adapun syarat yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri antara lain :

a)    Ketersediaan bahan baku.

b)    Ketersediaan sumber tenaga kerja yang memiliki keterampilan.

c)    Adanya modal usaha yang cukup operasionalisasi.

d)    Adanya jaringan pemasaran dan moda transportasi yang cukup.

e)    Mempunyai manajemen organisasi perusahaan yang efisien dan efektif.

William Alonso (dalam Yunus, 2000:77) membahas tentang teori bid–rent analysis (sewa tanah), dimana penyebaran keruangan kegiatan industri berlokasi diantara perumahan dan retail. Semakin dekat dengan pusat kota (pusat perdagangan) maka harga (sewa ) tanah semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.  Dengan kata lain, sewa yang ditawarkan orang untuk membayar tanah per meter perseginya, menurun mengikuti jaraknya dari pusat kota (komersial/perdagangan). Hal ini disebabkan oleh sewa tanah atau harga tanah yang murah dengan konpensasi aksebilitas yang tinggi walaupun jauh dari perkotaan agar perusahaan dapat menerima dengan mudah pasokan bahan baku dan memasarkan produknya. Seperti digambarkan dalam kurva berikut ini :

Gambar 1  Kurva Bid Rent:

Menurut Losch (dalam Daldjoeni,1997:78) teori lokasi industri yang optimal berdasarkan permintaan (demand) sebagai salah satu alasan  melokasikan industri disuatu daerah agar  perusahaan tersebut dapat menguasai wilayah pemasarannya sehingga dapat menghasilkan paling banyak pendapatan (maximum revenue).

Pertimbangan lain yang sangat menentukan pemilihan lokasi perumahan adalah nilai tanah, seperti diungkapkan oleh Richard M Hurds dalam Haikal Ali (1996) dengan teori Bid-rent yang menyatakan bahwa nilai lahan sangat tergantung pada kemauan dan kemampuan untuk membayar karena faktor ekonomi dan keinginan tinggal di lokasi dan kedekatan.

Teori ini muncul karena semakin mahalnya harga lahan di perkotaan, untuk mendapatkan harga lahan yang murah maka penduduk bergerak kearah pinggiran kota.  Dengan kata lain seamakin jauh lokasinya dari pusat kota, semakin menurun permintaan akan tanah. Dan apabila tanah banyak, maka sewa yang ditawarkan orang untuk membayar tanah per meter bujur sangkarnya menurun mengikuti jaraknya dari pusat kota. Dengan demikian tanah dipinggiran luar kota, persaingannya berkurang dan harga yang ditawarkan untuk tanah perumahan lebih tinggi harganya dibandingkan tanah tersebut ditawarkan untuk pendirian toko, karena tanah dipinggiran kota lebih banyak diperuntukan bagi perumahan.

Berry dan Harton dalam Nasucha (1995) menjelaskan hubungan antara harga tanah dengan pencapaian atau aksesibilitas yang diukur dengan jarak dari pusat kota. Pencapaian atau akses akan semakin menurun secara bertahap kesemua arah dari pusat kota, sehingga harga tanah akan semakin berkurang seiring dengan makin jauhnya lokasi tersebut terhadap pusat kota. Tanah yang berada di sepanjang jalan utama harga sewanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga sewa tanah yang tidakberada di jalanutama.

Goodall (1972) menyebutkan bahwa beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh suatu keluarga dalam memilih sebuah rumah yaitu :

a)    suasana kehidupan di lingkungan

b)    lokasi perumahan

c)    keadaan fisik rumah

d)    kelengkapan fasilitas rumah

e)    nilai prestisius

f)     harga rumah

g)    pendapatan keluarga

Suharsono (Wonosuprojo dkk, 1995) mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi permukiman dari sudut geomorfologi adalah :

a)    relief, meliputi kemiringan dan besar sudut lereng,

b)    tanah, meliputi daya dukung tanah dan tekstur,

c)    proses geomorfologi, meliputi tingkat erosi, kenampakan gerakan masa kedalam saluran dan kerapatan  aliran.

d)    batuan, meliputi tingkat kelapukan batuan dan kekuatan batuan,

e)    hidrologi, meliputi kedalaman air tanah pada sumur gali,

f)     klimatologi, meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara relatif, kecepatan dan arah mata angin,

g)    penggunaan lahan,

h)    jaringanan jalan dan jembatan, saluran pembuangan limbah, dan drainase,

i)      kependudukan dan sosial ekonomi.

Prayogo Mirhard (Wonosuprojo dkk, 1993) membahas tentang pengadaan perumahan bagi berbagai tingkat pendapatan dan penentuan lokasi permukiman yang baik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a)    Aspek Teknis Pelaksanaan

1)    Mudah mengerjakannya dalam arti tidak banyak pekerjaan gali dan urug, pembongkaran tonggak kayu, dan sebagainya.

2)    Bukan daerah banjir, gempa, angin ribut, perayapan

3)    Mudah dicapai tanpa hambatan yang berarti

4)    Kondisi tanah baik, sehingga konstruksi bangunan direncanakan semurah mungkin

5)    Mudah mendapat air bersih, listrik, pembuangan air limbah/ kotoran/ hujan

6)    Mudah mendapat bahan bangunan

7)    Mudah mendapat tenaga kerja

b)    Aspek Tata Guna Tanah

1)    Tanah secara ekonomis lebih sukar dikembangkan secara produktif

2)    Tidak merusak lingkungan yang telah ada, bahkan kalau dapat memperbaikinya

3)    Sejauh mungkin mempertahankan fungsi sebagai reservoir air tanah,dan penampung air hujan.

c)    Aspek Kesehatan

1)    Lokasi sebaiknya jauh dari lokasi pabrik yang dapat mendatangkan polusi

2)    Lokasi sebaiknya tidak terlalu terganggu kebisingan

3)    Lokasi sebaiknya dipilih yang mudah untuk mendapatkan air minum, listrik, sekolah, puskesmas dan lainnya untuk kepentingan keluarga

4)    Lokasi sebaiknya mudah dicapai dari tempat kerja penghuni

d)    Aspek Politik Ekonomis

1)    Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya

2)    Dapat merupakan suatu contoh bagi masyarakat disekitarnya untuk membangun rumah dan lingkungan yang sehat

3)    Mudah menjualnya karena lokasinya disukai oleh calon pembeli dan mendapat keuntungan yang wajar.

Dasra (1995) mengatakan bahwa faktor-faktor dominan dalam penentuan lokasi perumahan adalah :

a)    Arah perkembangan kota, dengan faktor penentu adalah keadaan fisik kota (seperti adanya sungai, topografi tanak dsb)

b)    Ketersediaan lahan dan harga tanah

Tersedianya lahan yang belum terbangun, semakin mahal harga tanah maka biaya unit satuan perumahan akan semakin tinggi.

c)    Kondisi sosial budaya

Kecenderungan perkembangan penduduk (kepadatan, jumlah dan pertumbuhan penduduk) menentukan kebutuhan akan rumah.

d)    Aksesibilitas

Tersedianya sarana transportasi, baik skala lokal maupun regional.

e)    Transportasi dan utilitas

Tersedianya pola jaringan jalan, jariingan listrik, jaringan telepon, jaringan drainase serta jaringan air bersih.

Ò  G 8 : Hubungan LR produksi pertanian dg biaya transportasi. Setiap komoditas  memp. bid-rent curve tergantung karakteristik ko-moditas. Unit usaha susu mendekati pasar. Kentang dan kapas bisa jauh dari pasar.

Location rent nilainya berkurang dengan makin jauh-nya jarak kegiatan ekonomi dr pasar atau core. Biaya transportasi mening-kat dg makin jauhnya jarak kegiatan ekono-mi dari pasar/core (G 8). Jarak bisa diukur dengan cara fisik (satuan jarak) atau waktu tempuh dan biaya transportasi

Ò  G 9 : Dalam ruang wilayah perkotaan-hinterland, pola penggunaan tanah ditentukan oleh jarak lokasi kegiatan dari core meliputi daerah perdagangan (komersial), industri, permukiman, dan pertanian.

Ò  Perdagangan mempunyai bid-rent curve yang curam, artinya lokasinya mendekati core,

Ò  Industri dan permukiman lokasinya agak jauh dari core.

Pertanian bid-rent curvenya landai artinya lokasinya jauh dari core