Ilustrasi pendekatan marginal utility dalam ekonomi. Sumber: Pixabay.com Istilah pendekatan marginal utility dikenal dalam bidang ekonomi, tepatnya pada teori perilaku konsumen. Pada dasarnya, pengguna memiliki perilaku untuk memanfaatkan uangnya seefektif maupun seekonomis mungkin. Namun, banyak juga konsumen yang tidak menerapkan hal tersebut. Penyebabnya bisa datang dari pengetahuan yang terbatas terhadap suatu kualitas produk, kecenderungan tak acuh pada harga pasar, hingga tradisi kuat yang memengaruhi perilaku konsumen. Mengutip dari buku berjudul Ekonomi Jilid 1 untuk SMA dan MA Kelas X yang ditulis Ismawanto, perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan yang menyebutkan bahwa bila harga naik permintaan turun. Sebaliknya, jika harga turun, permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain ceteris paribus. Ada dua pendekatan terhadap perilaku konsumen seperti yang telah disebutkan dalam hukum permintaan, antara lain sebagai berikut. 1. Pendekatan marginal utility Menurur Modul Ekonomi Mikro yang ditulis Posma Sariguna Johnson Kennedy, pendekatan marginal utility (MU) adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh saat menambah suatu barang atau jasa. Utilitas marginal menunjukkan manfaat tambahan yang diperoleh setelah mengonsumsi atau memakai satu unit tambahan dari suatu komoditas. Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utility) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain, sehingga konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Pendekatan marginal utility dalam ekonomi. Sumber: Pixabay2. Pendekatan kurva indiferen (Indifference Curve) Kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumen antara dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan sama bagi konsumen. Kurva jenis ini memiliki ciri, yaitu:
Pendekatan Kardinal dan OrdinalMengutip dari buku Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X yang ditulis Supriyanto dan Ali Muhson, terdapat dua pendekatan teori untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memperoleh kepuasan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi. Berikut penjelasan selengkapnya. Pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari kegiatan konsumsi barang dan jasa dapat diukur secara kuantitatif. Artinya kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka sebagaimana mengukur berat badan, tinggi badan, dan sebagainya. Kepuasan konsumen yang diperoleh dari hasil konsumsi produk disebut dengan istilah utilitas (utility). Oleh karena itu pendekatan kardinal juga disebut dengan pendekatan utilitas (utility approach). Pendekatan ordinal menggunakan pengukuran bertingkat untuk menganalisis kepuasan konsumen. Faktor tersebut tak dapat diukur dengan angka, tetapi hanya dapat diukur dengan peringkat. Misalnya, tidak puas, puas, lebih puas, sangat puas, dan seterusnya. Pendekatan ini memiliki anggapan yang berbeda dengan pendekatan kardinal. Pendekatan ordinal tak menganggap bahwa tingkat utilitas dapat diukur dengan angka karena konsumen hanya memiliki skala preferensi.
Untuk materi kali ini kita akan belajar tentang teori utilitas (utility theory), pengertian marginal utility, pendekatan marginal utility dan indifference curve dalam memahami perilaku konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution. 1. TEORI UTILITAS. Pada bagian ini kita akan memahami konsep dasar utilitas, pengertian marginal utility, serta the law of diminishing marginal utility. 1.1. Konsep Dasar Utilitas. Secara leksikal, kata utilitas (utility) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ (www.merriam-webster.com). Dalam hal ini, utilitas menunjukkan derajat kemanfaatan suatu objek. Sementara dalam ilmu ekonomi, konsep utilitas menunjukkan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi barang/jasa. Secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut:
Jadi bisa disimpulkan bahwa teori utilitas merupakan teori yang menjelaskan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat kepuasan tertentu. 1.2. Marginal Utility dan the Law of Diminishing Marginal Utility. Pada prinsipnya, marginal utility menunjukkan tambahan kepuasan yang diterima konsumen pada setiap tambahan konsumsi barang/jasa. Gambaran sederhananya sebagai berikut: karena konsumen A menyukai sate ayam, maka ia akan mendapatkan kepuasan setelah mengkonsumsi satu porsi sate ayam. Setelah itu ia mengkonsumsi lagi hingga habis tiga porsi sate ayam. Disini, marginal utility menunjukkan tambahan kepuasan yang diterima konsumen A setelah menikmati sate ayam porsi pertama, kedua, dan ketiga. Logikanya, ketika seseorang mengkonsumsi barang/jasa berulang-kali (seperti konsumen A yang mengkonsumsi tiga porsi sate ayam), maka kepuasan yang ia dapatkan akan semakin berkurang. Faktor inilah yang menjadi dasar the law of diminishing marginal utility. Dengan demikian, the law of diminishing marginal utility menyatakan bahwa saat konsumsi barang/jasa dilakukan berulang-ulang, maka tingkat kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang/jasa tersebut akan semakin menurun. Kita bisa melihat keterkaitan teori utilitas, marginal utility, dan the law of diminishing marginal utility pada Gambar 1. dan Gambar 2. berikut ini. keterangan:
keterangan:
2. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY DAN INDIFFERENCE CURVE. Berikutnya kita akan melihat pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk memahami perilaku konsumen. Sebagai catatan, kita telah mempelajari pengertian dasar pendekatan marginal utility (pendekatan kardinal) dan pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal) pada materi sebelumnya. 2.1. Pendekatan Marginal Utility. Untuk memahami perilaku konsumen melalui pendekatan marginal utility, kita bisa melihat dari Gambar 3. berikut. keterangan:
Dari contoh diatas bisa disimpulkan bahwa total kepuasan maksimal (maximum total utility) hanya akan tercapai ketika konsumsi unit terakhir dari suatu barang (yang juga adalah harga unit terakhir suatu barang atau Px) mencapai titik yang sama dengan tambahan kepuasan maksimal dari konsumsi unit terakhir tersebut (bersinggungan dengan kurva marginal utility atau MUx). Jika dituliskan dalam suatu persamaan, maka akan terlihat sebagai berikut: apabila barang lebih dari satu, maka persamaannya adalah sebagai berikut:
2.2. Pendekatan Kurva Indiferen. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan indifference curve menekankan pada perbandingan kepuasan yang diperoleh konsumen terhadap berbagai pilihan konsumsi, tanpa perlu mengetahui seberapa besar kepuasan itu sendiri. Kita akan menggunakan beberapa kondisi atas pilihan konsumsi terhadap barang X dan barang Y, sebagai berikut:
keterangan:
2.3. Marginal Rate of Substitution (MRS). Jika melihat kurva diatas, maka kita bisa melihat bahwa konsumen memiliki berbagai pilihan kombinasi barang yang ingin dikonsumsi. Saat konsumen mengalihkan pilihan konsumsi, misalnya dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka diperlukan pengorbanan (mengurangi konsumsi barang tertentu untuk menambah konsumsi barang lain). Dari tindakan tersebut, dikenal istilah marginal rate of substitution (MRS). Dengan kata lain, marginal rate of substitution adalah tingkat dimana konsumen bersedia menukar satu barang untuk mendapatkan barang lain. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihatnya pada Gambar 5. berikut.keterangan:
2.4. Kurva Indiferen untuk Substitution Effect dan Income Effect. Kurva Indiferen bisa digunakan untuk menjelaskan kasus substitution effect dan income effect pada Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint). Berikut penjelasannya. 2.4.1. Substitution Effect. Gambar 6. berikut ini menunjukkan bagaimana pendekatan Kurva Indiferen digunakan dalam kasus substitution effect. keterangan:
2.4.2. Income Effect. Penerapan Kurva Indiferen dalam menjelaskan kasus income effect bisa dilihat pada Gambar 7. dibawah ini. keterangan:
Demikian penjabaran tentang teori utilitas, pendekatan marginal utility dan kurva indiferen, termasuk pengertian marginal rate of substitution. * Referensi:
Teori Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dan Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint) Konsep Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply) Materi selanjutnya: Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return Konsep Biaya (Cost) dalam Ilmu Ekonomi |