“Hal paling mendasar yang membedakan pernapasan dada dan perut adalah mekanismenya. Pada pernapasan dada, mekanismenya menggunakan otot-otot tulang rusuk. Sementara pernapasan perut, mekanismenya menggunakan otot-otot diafragma, yaitu di antara rongga dada dan perut.” Show
Kendati demikian, teknik pernapasan juga tak kalah penting untuk kamu coba pelajari. Pasalnya, teknik pernapasan perut dinilai mampu mengoptimalkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Lantas, sebenarnya apa sih yang membedakan antara teknik pernapasan dada dan teknik pernapasan perut? Yuk ketahui perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut berikut ini. Baca juga: Mengenal Fungsi Organ Pernapasan Manusia Perbedaan Mekanisme Pernapasan Dada dan PerutPerbedaan yang paling mendasar dari kedua teknik pernapasan ini adalah mekanismenya. Supaya tidak bingung, berikut perbedaan mekanisme pernapasan dada dan perut: 1. Mekanisme Pernapasan DadaPernapasan dada yang selama ini kamu lakukan bekerja dengan mengandalkan pergerakan otot-otot di antara tulang rusuk. Prosesnya dimulai ketika otot di antara tulang rusuk mengembang saat kamu menghirup udara (inspirasi) dan mengempis kembali (relaksasi) setelah mengembuskan udara. Perlu kamu ketahui bahwa otot antar tulang rusuk dan diafragma bekerja dengan mekanisme yang berlawanan. Artinya, saat otot tulang rusuk berkontraksi, diafragma akan berelaksasi, dan berlaku sebaliknya. Nah, berikut proses terjadinya pernapasan dada:
Baca juga: Jenis-Jenis Pernapasan Manusia yang Perlu Diketahui 2. Mekanisme Pernapasan PerutPerbedaan yang paling mencolok antara mekanisme pernapasan dada dengan pernapasan perut, terletak pada bagian otot yang bekerja saat proses respirasi atau pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Jika pernapasan dada menggunakan otot-otot tulang rusuk, maka pernapasan perut melibatkan otot-otot diafragma yang terletak di antara rongga dada dan perut. Nah, pada pernapasan perut, otot diafragma akan berkontraksi saat proses inspirasi dan berelaksasi saat mengeluarkan udara. Berikut proses pernapasan perut yang menggunakan otot diafragma:
Selama proses inspirasi rongga dada mengembang, tetapi otot bagian luar tulang rusuk akan berkontraksi sehingga diafragma pun ikut mengembang. Nah, proses inilah yang memudahkan oksigen untuk langsung masuk ke dalam perut. Ketika pertukaran udara sedang berlangsung dan karbon dioksida siap dikeluarkan, diafragma akan mulai mengendur diikuti dengan otot tulang rusuk dan rongga dada yang mengempis. Mana yang Lebih Efektif?Teknik pernapasan yang selama ini kamu lakukan adalah teknik pernapasan dada. Pada pengidap PPOK, pernapasan dada mungkin dapat menyulitkan pengidap dalam mengalirkan oksigen sehingga cenderung menyebabkan sesak napas. Ini karena pernapasan yang bertumpu pada otot dada dapat membatasi suplai oksigen dan membuat oksigen terperangkap di paru-paru akibat mengempisnya diafragma. Beda halnya dengan teknis pernapasan perut. Otot diafragma yang berkontraksi mampu memberikan lebih banyak ruang untuk rongga dada mengembang. Dengan begitu, paru-paru bisa terisi oksigen lebih maksimal. Meski pernapasan perut dinilai lebih efektif, bukan berarti pernapasan dada tidak punya manfaat kesehatan. Baca juga: 5 Latihan Pernapasan Ini Bisa Tingkatkan Fungsi Paru-Paru Kesimpulannya, kedua teknik pernapasan tersebut sama baiknya. Namun, untuk memaksimalkan suplai oksigen, lakukan teknik pernapasan perut minimal 10 kali sehari untuk mendapatkan manfaatnya. Jika kamu mengalami masalah pernapasan, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat. Jangan tunda untuk bertanya pada dokter sebelum kondisinya semakin memburuk. Download aplikasi Halodoc sekarang juga! Referensi:National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. How the Lungs Work.Harvard Health Publishing. Diakses pada 2021. Learning diaphragmatic breathing.Cleveland. Clinic. Diakses pada 2021. Diaphragmatic Breathing.Web MD. Diakses pada 2021. Chest Pain.
Pernapasan merupakan salah satu tanda vital yang paling utama di tubuh. Seseorang bisa bernapas berkat kerja sistem pernapasan yang baik. Untuk mengetahui cara kerja sistem pernapasan pada manusia, simak penjelasan di bawah ini. Sistem pernapasan pada manusia adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Seseorang dapat dikatakan memiliki laju pernapasan normal apabila ia bisa bernapas sebanyak 12–20 kali per menit dan berlangsung secara berkesinambungan. Organ-Organ Sistem Pernapasan pada ManusiaSebelum mengetahui cara kerja sistem pernapasan pada manusia, kita harus terlebih dahulu mengenali organ yang berperan pada sistem ini. Sistem pernapasan pada manusia terbagi 2, yaitu sistem pernapasan bagian atas dan bagian bawah. Untuk lebih jelasnya Anda bisa membaca penjelasan di bawah ini: Sistem pernapasan bagian atasBeberapa organ dalam sistem pernapasan bagian atas antara lain adalah:
Sistem pernapasan bagian bawahBeberapa organ dalam sistem pernapasan bagian bawah antara lain adalah:
Cara Kerja Sistem PernapasanKerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ ini bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru (alveolus) dan pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau diembuskan ke udara. Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:
Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga berperan dalam memelihara dan menyeimbangkan kondisi di dalam tubuh agar tetap stabil. Dalam istilah medis kemampuan menyeimbangkan kondisi ini disebut homeostasis. Sistem pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun di balik masing-masing satu helaan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antar organ yang cukup rumit guna mendapatkan oksigen demi kelangsungan seluruh sistem dalam tubuh. Bila satu hal tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan juga bisa terganggu. salah satu gangguan pernapasan yang berbahaya adalah asfiksia. Oleh sebab itu, kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya dengan berhenti merokok atau menghindari asap rokok dan rajin berolahraha. Jika Anda mengalami gejala adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti sesak napas atau batuk, apalagi yang sudah berlangsung lama, konsultasikan kondisi Anda ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang aman. Terakhir diperbarui: 3 Mei 2020 |