Jelaskan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi gas karbondioksida co2 di udara

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Emisi gas buang ini sangat berbahaya bagi kesehatan kita, karena di dalamnya tergantung zat-zat berbahaya seperti: CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), NO (nitrogen oksida), dan HC (hidrokarbon).

Apalagi saat ini jumlah kendaraan bermotor di perkotaan sangat banyak dan terus bertambah tiap tahunnya. Untuk mengurangi pertambahan jumlah kendaraan, rasanya tidak mungkin. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi emisi gas buang kendaraan masing-masing. Berikut adalah cara mengurangi emisi gas buang yang cukup mudah untuk Sahabat lakukan.

Gunakan BBM Sesuai Jenis Mesin

Cara mengurangi emisi gas buang yang pertama adalah dengan menggunakan BBM yang sesuai dengan jenis mesin. Sahabat pasti sudah mengenal istilah Research Octan Number (RON). Di Indonesia ada beberapa RON, yaitu: 88, 90, 92, dan 95.

Setiap pabrikan pasti sudah memberikan informasi bahwa mesin mobil tersebut bagus menggunakan bahan bakar dengan RON tertentu. Jika Sahabat tidak menggunakan BBM yang sesuai, bisa menjadi penyebab banyaknya sisa kerak karbon di ruang bakar.

Jangan Gonta-ganti Jenis BBM

Selain disarankan untuk menggunakan BBM yang sesuai jenis mesin, Sahabat juga sebisa mungkin jangan gonta-ganti jenis BBM. Melakukan gonta-ganti jenis BBM akan mempengaruhi kestabilan tekanan dalam mesin. Kebiasaan ini malah membuat boros bahan bakar. Jika boros bahan bakar, artinya banyak juga gas buang yang dikeluarkan.

Rutin Cek Sistem Pembakaran

Kendaraan memiliki kebutuhan untuk perawatan, apalagi jika sering Sahabat pakai. Lakukan pengecekan rutin, terutama cek sistem pembakarannya. Mobil yang sudah tua, biasanya ada beberapa komponen yang mulai aus dan membuat sistem pembakaran tidak optimal. Alhasil, konsumsi bahan bakar lebih boros dari sebelumnya.

Selain pengecekan rutin, kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan adalah membiarkan tangki bahan bakar mendekati kosong. Kondisi seperti ini akan memberikan peluang udara untuk masuk dalam pompa injeksi. Hal ini bisa menyebabkan kualitas pembakaran menjadi buruk.

Periksa Tekanan Ban

Sahabat pasti berpikir, apa mungkin tekanan ban bisa menyebabkan emisi gas buang yang lebih banyak? Jawabnya, ya. Tekanan ban yang kurang akan menyebabkan mesin bekerja lebih keras. Banyak bahan bakar yang dibutuhkan dibandingkan jika ban memiliki tekanan yang normal. Jika bahan bakar yang dibutuhkan semakin banyak, maka semakin banyak pula emisi gas buang yang dihasilkan.

Lakukan Spooring

Dengan mengendarai mobil di kecepatan rendah, Sahabat dapat mengetahui apakah setir bergerak sendiri atau tidak. Jika ternyata bergerak sendiri setirnya berarti posisi setir tidak sama dengan posisi roda. Perlu dilakukan spooring. Manfaat spooring selain agar menyinkronkan setir dan roda, juga berguna untuk mengurangi beban mesin karena mobil lebih stabil dan teratur.

Kurangi Penggunaan Mobil Jika Tidak Perlu

Langkah terakhir cara mengurangi emisi gas buang adalah dengan memakai mobil jika Sahabat benar-benar membutuhkannya, semisal untuk kerja dan kepentingan lainnya. Dengan mengurangi penggunaan mobil yang tidak perlu, turut menghemat bahan bakar yang digunakan. Secara otomatis, maka emisi gas buang yang dihasilkan di jalanan juga akan berkurang. Sahabat bisa membayangkan jika semua orang hanya memakai mobil di saat perlu saja, maka ini adalah hal yang menggembirakan.

Itulah beberapa cara mengurangi emisi gas buang yang bisa Sahabat praktikkan. Yuk kita sama-sama menjaga lingkungan kita, terutama kualitas udaranya dengan mengurangi emisi gas buang.

Penulis: Iskael

Jakarta -

Emisi karbon menjadi salah satu penyebab perubahan iklim di dunia. Proses ini dapat berdampak pada lingkungan hidup, kesehatan manusia, hingga menciptakan ketidakstabilan ekonomi.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Pemerintah Jokowi akan menurunkan emisi karbon 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pertemuan Conference of the Parties (COP) 26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, United Kingdom.

Emisi berhubungan dengan proses perpindahan suatu benda. Menurut Cambridge Dictionary, emisi adalah sejumlah gas, panas, cahaya, dan lain-lain yang dikirimkan keluar. Kata ini sering digunakan untuk menyebut emisi panas, emisi cahaya, hingga emisi karbon.

Lantas, apa itu emisi karbon? Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, solar, LPJ, dan bahan bakar lainnya. Dalam arti sederhana, emisi karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer.

Emisi karbon menjadi kontributor perubahan iklim bersama dengan emisi gas rumah kaca. Emisi gas yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global atau efek rumah kaca. Hal ini mengakibatkan peningkatan suhu di bumi secara signifikan.

Penyebab Emisi Karbon

Emisi karbon disebabkan oleh aktivitas pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung karbon. Untuk mengetahui besaran emisi, maka dilakukan pengukuran jejak karbon. Melansir Ensiklopedia Britannica, jejak karbon merupakan jumlah emisi karbon dioksida (CO2) yang berkaitan dengan segala aktivitas seseorang atau entitas lain seperti bangunan, perusahaan, negara, dan lain-lain.

Jejak karbon berasal dari jejak ekologis yang merupakan ukuran dampak terhadap lingkungan yang dinyatakan sebagai jumlah lahan yang dibutuhkan untuk mempertahankan sumber daya alam. Konsep jejak karbon juga sering mencakup emisi gas rumah kaca lainnya, seperti metana, nitrous oxide, atau chlorofluorocarbons (CFC).

Emisi karbon juga disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil di bidang manufaktur, pemanasan, dan transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk menghasilkan listrik untuk keperluan barang dan jasa yang dikonsumsi.

Dampak Emisi Karbon

Sebuah studi global tentang emisi karbon yang diterbitkan dalam Jurnal Sustainability mengungkapkan, peningkatan emisi karbon telah menyebabkan kekhawatiran yang signifikan di antara negara-negara seperti China, Amerika Serikat, Rusia, India, Uni Eropa, dan Jepang sebagai penghasil emisi karbon terkemuka dunia.

Emisi karbon berdampak terhadap perubahan iklim global. Beberapa studi penelitian emisi karbon telah menarik perhatian para peneliti karena iklim global yang berubah dengan cepat. Para peneliti berhasil mengungkap bahwa emisi antropogenik dari satu triliun ton karbon cenderung menyebabkan peningkatan suhu global sebesar dua derajat Celcius.

Cara Mengurangi Emisi Karbon

Jejak karbon dapat dikurangi melalui melalui peningkatan efisiensi energi dan perubahan gaya hidup dan kebiasaan membeli. Pengalihan penggunaan energi dan transportasi seseorang dapat berdampak pada jejak karbon primer.

Contohnya adalah menggunakan transportasi umum, seperti bus dan kereta api, memasang lampu hemat energi, menambahkan insulasi pada bangunan. Selain itu, emisi karbon juga dapat dikurangi dengan menggunakan sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan.

Simak Video "Nelayan di Jepang Terdampak Perubahan Iklim, Tangkapan Berkurang"



(kri/nwy)

Indonesia menempati peringkat ke-8 negara dengan penghasil emisi karbon pada tahun 2018 menurut World Resource Institute (WRI). Meskipun memiliki luas hutan tropis yang besar, ternyata karbon yang Indonesia hasilkan juga tidak kalah tinggi.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengulas secara lengkap terkait emisi karbon, mulai dari pengertian, penyebab, dampak buruk dan cara mengurangi jejak karbon.

Baca juga: Apa itu Blue Carbon? Pengertian dan Manfaat Karbon Biru yang WAJIB Kamu Pahami

Apa itu Emisi Karbon?

Emisi berkaitan dengan proses perpindahan suatu zat atau benda. Umumnya kata emisi digunakan untuk emisi panas, emisi cahaya, maupun emisi karbon.

Berdasarkan penjelasan di atas, pengertian emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin, LPG, serta bahan bakar lainnya.

Fenomena emisi karbon merupakan proses pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi.

Saat ini emisi karbon menjadi salah satu penyumbang terjadinya perubahan iklim dan pemanasan bersamaan dengan emisi gas rumah kaca. Keduanya menyebabkan naiknya suhu bumi atau efek rumah kaca.

Untuk menghitung besaran emisi yang dihasilkan, perlu dilakukan pengukuran jejak karbon (carbon footprint).

Jejak karbon adalah jumlah emisi CO2 dan zat-zat rumah kaca yang berhubungan dengan segala jenis aktivitas seseorang ataupun entitas lain seperti bangunan, sebuah perusahaan, negara, dan lainnya.

Satuan yang digunakan untuk menghitung kuantitas emisi karbon dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbon dioksida (CO2).

Contohnya, Budi yang menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda motor di Jakarta menghasilkan jejak karbon sejumlah 4,82 kg CO2 setiap harinya.

Baca juga: Polusi Adalah: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Mengurangi Polusi Lengkap (Update 2022)

Penyebab-penyebab Emisi Karbon

Penyebab yang emisi gas rumah kaca termasuk karbon biasanya karena aktivitas pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung unsur karbon.

Pembakaran bahan bakar fosil di bidang industri dan manufaktur, transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk keperluan barang dan jasa yang dikonsumsi manusia.

Selain penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan alat elektronik ikut menyumbang pelepasan gas karbon. Pemakaian smartphone juga turut mempengaruhi tingkat emisi karbon di udara .

Menurut data yang diterbitkan dalam Journal Of Cleaner Production melalui inventarisasi kontribusi ICT (Information and Communication Technology) perangkat pintar mencakup PC (personal computer), laptop, monitor, smartphone dan tablet serta infrastruktur pusat data dan jaringan telekomunikasi menemukan fakta jejak karbon yang mencengangkan.

Kontribusi ICT (alat telekomunikasi dan informasi) terhadap jejak karbon global diperkirakan akan tumbuh dari kurang lebih 1% pada tahun 2007, naik menjadi 3,5% pada tahun 2020, dan akan mencapai 14% pada tahun 2040.

Pada tahun 2010 emisi yang dihasilkan dari smartphone sejumlah 4% dan pada tahun 2020 mencapai 11% paling tinggi bila dibandingkan dengan PC, Laptop, dan display komputer.

Terlebih lagi, nilai absolut emisi karbon dan gas rumah kaca yang disebabkan oleh smartphone terus meningkat dari 17 hingga 125 megaton setara dengan CO2 per tahun (Mt-CO2e/tahun). Dalam rentang waktu tersebut laju pertumbuhannya sebesar 730%.

Perlu diketahui bahwa sumbangan terbesar dari jumlah persen diatas disebabkan oleh proses produksi perangkat tersebut. Termasuk didalamnya mesin pembangkit, bahan tambang untuk material perangkat, pembangkit server pada pusat data.

Dorongan perusahaan untuk membeli ponsel keluaran baru juga mengakibatkan banyaknya limbah yang dihasilkan. Pengiriman dan proses mengupload data berupa teks, foto, dan video, email dan lainnya memerlukan pusat data harus standby selama 24 jam.

Kondisi tidak dapat kita rasakan secara langsung, namun berefek hingga berpuluh sampai beratus tahun kedepan.

Dari dua contoh tersebut masih banyak lagi aktivitas yang tanpa kita sadari memiliki efek jangka panjang seperti penggunaan kendaraan pribadi, penggunaan energi listrik, dan konsumsi makanan dan minuman.

Baca juga: Pengertian Deforestasi, Penyebab dan Dampak Buruk Deforestasi

Dampak Negatif Emisi Karbon

Pelepasan senyawa-senyawa karbon ke lapisan atmosfer bumi atau peningkatan konsentrasi emisi karbon tersebut memiliki dampak pada lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

Berikut ini beberapa dampak yang disebabkan oleh emisi karbon antara lain yaitu:

1. Dampak Lingkungan

  • Secara umum dampak yang dirasakan di lingkungan adalah meningkatnya suhu bumi per tahun. Akibatnya salju, es laut di kutub dan cakupan gletser akan berkurang dan menyebabkan permukaan air laut meningkat. Potensi banjir pada wilayah pesisir pantai juga akan terus mengancam dengan peningkatan suhu bumi.
  • Abrasi pantai juga diperkirakan akan terus meningkat di sebagian wilayah karena musim dingin yang lebih sejuk dan lapisan-lapisan es yang lebih kecil.
  • Peningkatan curah hujan dan potensi hujan lebat atau badai lebih sering terjadi, potensi banjir akan lebih tinggi.
  • Risiko terjadinya kebakaran hutan meningkat karena peningkatan frekuensi dan besaran gelombang panas.
  • Satwa di alam liar mengalami kemungkinan stress yang cukup parah karena iklim yang tidak menentu, terlebih iklim yang hangat.
  • Perubahan iklim dan pemanasan global yang mengakibatkan cuaca yang tidak stabil dan bencana alam.

2. Dampak Kesehatan

  • Peningkatan suhu bumi dan cuaca ekstrem sering menyebabkan timbulnya berbagai penyakit baru yang berevolusi. Selain itu risiko dehidrasi dan sengatan panas dapat berakibat fatal.
  • Terjadi masalah yang serius bagi pernapasan dan kardiovaskuler dan berbagai jenis kanker tertentu, karena kualitas udara kian memburuk.
  • Risiko penularan penyakit lebih cepat melalui perantara air, makanan, hewan pengerat.

3. Dampak Ekonomi

  • Kegiatan pertanian, kehutanan, pariwisata dan lainnya dipengaruhi oleh pola cuaca yang tidak pasti.
  • Dampak yang ditimbulkan ke kesehatan kian menambah beban dan tekanan pada ekonomi dan keadaan sosial.
  • Cuaca ekstrem akibat meningkatnya emisi karbon menimbulkan kerusakan pada kondisi infrastruktur seperti jalan, jembatan, tiang telepon atau listrik.
  • Pencairan permasfrost dan kenaikan permukaan air laut yang diperkirakan akan terus meningkat pun berdampak pada eksistensi populasi lokal dan kesulitan dalam pengembangan sumberdaya.

Baca juga: Mengenal Pohon Kurma, Tanaman Unik Sejuta Manfaat

Cara Mengurangi Emisi Karbon

Jejak karbon dan emisi karbon dapat dikurangi dengan meminimalisir pemakaian bahan bakar fosil dan beralih memakai sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan.

Berikut ini beberapa cara mengurangi emisi karbon yang dapat kita lakukan antara lain yaitu:

  1. Efisien terhadap penggunaan energi, seperti mematikan peralatan yang menggunakan listrik jika tidak sedang digunakan yaitu kipas angin, Air Conditioner (AC), charger ponsel, dispenser, mesin cuci, televisi dan lainnya;
  2. Mengurangi frekuensi pemakaian kendaraan pribadi. Gunakan transportasi umum untuk jarak jauh, atau menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak tempuh yang kurang dari 2 km meter;
  3. Membeli kebutuhan dari petani lokal atau menanam sendiri untuk mengurangi konsumsi produk impor,
  4. Membeli makanan sesuai dengan porsi atau tidak berlebihan untuk mengurangi waste food;
  5. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur dan mengurangi konsumsi produk import;
  6. Membawa botol minum untuk mengurangi konsumsi air botol kemasan;
  7. Membawa kantong belanja saat berbelanja;
  8. Memisahkan sampah atau limbah rumah tangga berdasarkan jenis organik atau non organik untuk mempermudah pendauran ulang;
  9. Menggunakan limbah organik sebagai pupuk kompos;
  10. Efisien dalam penggunaan air bersih atau sesuai dengan kebutuhan;
  11. Mengurangi waktu pemakaian smartphone, laptop, atau PC atau hanya digunakan sesuai dengan kebutuhan; dan
  12. Menanam pohon untuk membantu menyerap kembali emisi karbon dan gas rumah kaca yang kita hasilkan.

Baca juga: 10+ Gulma yang Berkhasiat untuk Pengobatan Tradisional

FAQ

Pengertian emisi karbon adalah proses pelepasan senyawa-senyawa karbon ke atmosfer bumi akibat fenomena dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita.

Penyebab emisi karbon yang dapat kita amati yaitu penggunaan bahan bakar fosil (minyak, gas bumi dan batubara) untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti transportasi, pembangkit listrik, proses memasak, dll.

Kita dapat memulai pengurangan penggunaan transportasi pribadi untuk jarak dekat. Bijak dalam penggunaan energi seperti listrik, konsumsi air, pupuk. Adapun mengurangi penggunaan plastik dalam pembelian produk makanan, seperti membawa botol air dan membawa kotak bekal. Berbagai cara mengurangi jejak karbon lain telah kita bahas pada artikel ini.

Referensi dan rujukan artikel ini.

//www.detik.com/edu/detikpedia/d-5796741/apa-itu-emisi-karbon-kenali-penyebab-dampak-dan-cara-menguranginya//sustaination.id/emisi-karbon-adalah///tirto.id/apa-itu-gas-rumah-kaca-emisi-karbon-dampaknya-untuk-lingkungan-gaZn//www.suara.com/tekno/2021/03/09/151454/apa-itu-emisi-karbon-ini-dampak-dan-cara-menguranginya

//zerowaste.id/knowledge/apa-itu-jejak-karbon/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA