Identifikasikan dan jelaskan tipe budaya politik berdasarkan yang memerintah

Tipe-tipe budaya politik di Indonesia merupakan kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kata budaya merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah. Kata buddhayah mempunyai makna yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan akal budi manusia. Budaya merupakan sesuatu yang sangat kompleks di dalam kehidupan manusia yang meliputi aturan, adat istiadat, kesenian, bahasa, dan nilai-nilai yang berlaku di dalam suatu komunitas masyarakat. Budaya yang ada di dalam masyarakat Indonesia perlu dilestarikan agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan identitasnya sebagai Cara Melestarikan Budaya di Indonesia.

Sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, Indonesia juga mengenal budaya di dalam dunia perpolitikannya. Bentuk budaya politik yang ada di Indonesia merupakan bagian kecil dari sistem politik di berbagai negara. Budaya politik sendiri diartikan sebagai pola yang muncul dalam berbagai aspek dari suatu perilaku masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya sebagai warga negara. Pola perilaku yang muncul sebagai perwujudan budaya politik dapat dijabarkan dalam aspek yaitu:

  • Kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Pelaksanaan adminstrasi dalam negara
  • Sistem pemerintahan
  • Norma atau hukum yang berlaku

Semua aspek yang digunakan sebagai tempat untuk mewujudkan budaya politik dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua elemen masyarakat yang menjalankan kebudayaan politik di berbagai aspek yang sudah disebutkan wajib melaksanakannya dengan baik demi terwujudnya masyarakat politik yang diharapkan. Dalam sejarah Indonesia, Indonesia telah mengenal dan melaksanakan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer dimana budaya politik yang tumbuh di dalam kehidupan masyarakat sangat beragam. Artikel ini menjabarkan beberapa tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat dari era pemerintahan orde lama sampai dengan era Indonesia sekarang ini. Berikut budaya-budaya politik yang diartikan dan dijabarkan dalam para ahli:

1. Budaya Politik Parokial

Budaya politik parokial biasa juga disebut dengan tipe-tipe Budaya politik di Indonesia yang apatis. Budaya politik ini disebut dengan budaya politik yang apatis karena minat dan partisipasi yang dimiliki oleh masyarakat untuk terlibat dalam suatu kegiatan politik sangat rendah bahkan tidak peduli dengan adanya kegiatan politik yang ada di sekitarnya. Walaupun negara kita adalah negara yang menganut sistem demokrasi liberal yang membebaskan masyarakat untuk berpartisipasi dalam dunia politik, budaya politik parokial masih banyak ditemukan di masyarakat Indonesia.

Budaya politik parokial yang ditemuka di masyarakat Indonesia merupakan kebudayaan yang terpelihara karena adanya kurangnya informasi dan rasa sakit hari kepada sistem perpolitikan di Indonesia. Kurangnya informasi menjadi salah satu penyebab munculnya budaya politik parokial yang meliputi beberapa faktor, diantaranya:

  • Minimnya keberadaan media informasi
  • Tempat tinggal penduduk yang jauh dari peradaban
  • Keengganan penduduk untuk mencari informasi

Faktor-faktor tersebut sampai sekarang masih menjadi penghalang informasi sehingga budaya politik parokial masih ditemukan. Rasa sakit hati juga menjadi salah satu faktor adanya budaya politik parokial ini. Sakit hati yang ditimbulkan cenderung pada pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah yang meleset dari harapan masyarakat sehingga menyebabkan penyebab konflik sosial di kehidupan bermasyarakat. Jika dibiarkan terus berkembang dan makin banyak masyarakat yang menganut budaya ini, maka kehidupan politik di suatu negara akan menjadi kacau karena masyarakat enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Hal seperti inilah yang dapat mengganggu pemerintah yang berdaulat sendiri.

Budaya politik kaula hampir sama dengan budaya politik parokial yang sudah dijelaskan. Perbedaanya, dalam masyarakat yang menganut budaya politik kalula, partisipasi dalam melakukan kegiatan politik masih nampak walaupun tidak banyak. Sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, budaya politik kaula masih ditemui di kalangan masyarakat. Budaya politik kaula menekankan kepada tokoh yang muncul dalam proses politik yang sedang berlangsung. Tokoh ini dapat disebut sebagai idola dalam kelompok masyarakat tertentu. Masyarakat yang menganut budaya politik kaula ini lebih mengedepankan siapa yang menjadi tokoh utama dalam sistem politik karena budaya politik ini mempunyai subjektivitas yang tinggi.

Dalam sistem pemerintahan orde baru, budaya politik kaula sudah mulai nampak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa partai politik yang berpartisipasi dalam pemilu yang berlangsung pada saat itu, Masyarakat bebas menentukan pilihannya sesuai dengan subjektivitas masing-masing. Budaya politik kaula ini mempunyai efek yang cukup buruk jika subjek yang menjadi tokoh idola dalam masyarakat tidak mampu mewujudkan keinginan masyarakat. Ketidakmampuan ini dapat menimbulkan dampak ketimpangan sosial yang mengakibatkan dampak tertentu bagi masyarakat. Hal yang paling mungkin muncul akibat ketidakmampuan tokoh dalam mewujudkan keinginan masyarakat adalah beralihnya budaya politik kaula ke dalam budaya politik parokial yang pasif terhadap kehidupan dan proses politik yang sedang berlangsung di Indonesia.

3. Budaya Politik Partisipan

Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang paling diharapkan dalam kehidupan politik yang berlangsung di Indonesia. Budaya politik ini merupakan salah satu implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada sila keempat. Masyarakat yang menganut budaya politik partisipan mempunyai keinginan yang tinggi dalam mengikuti perkembangan dalam kehidupan berpolitik sebagai partisipan secara langsung maupun tidak langsung. Angka partispasi yang dimiliki oleh masyarakat yang menganut budaya politik ini sangat tinggi bahkan tidak memandang usia yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Tingkat partisipasi yang tinggi dalam kehidupan berpolitik dipandang sebagai bentuk perwujudan demokrasi yang menganut asas-asas pokok demokrasi di Indonesia. Dalam tipe-tipe dudaya politik di Indonesia ini, masyarakat secara aktif memberikan aspirasinya dalam dalam kegiatan politik, misalnya menjadi bagian dari sistem pemilu di Indonesia. Masyarakat yang menerapkan budaya politik partisipan dalam kehidupan sehari-hari dapat melakukan berbagai kegiatan politik tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Perlu diketahui, keberadan budaya politik partisipan dalam masyarakat terdapat beberapa macam, diantaranya:

  • Budaya politik partisipan yang timbul karena adanya paksaan.
  • Budaya politik partisipan yang timbul karena adanya reward/ hadiah.
  • Budaya politik partisipan yang timbul karena kesukarelaan.

Ketiga kelompok budaya politik yang diutarakan merupakan bagian dari budaya politik partisipan. Ketiga kelompok tersebut masuk dalam bagian budaya politik partipisan karena indikator dalam budaya politik partisipan hanya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakatnya tanpa mempertimbangkan faktor-faktot yang melatarbelakangi munculnya budaya tersebut. Namun setidaknya partisipasi masyarakat yang tinggi dalam budaya politik partisipan diperlukan guna mewujudkan proses kegiatan politik yang hidup. Budaya politik partisipan yang dilakukan oleh masyarakat juga dapat berubah menjadi budaya politik parokial jika dalam proses kehidupan berpolitik, tuntutan masyarakat tidak terpenuhi dalam kurun waktu tertentu.

Itulah penjelasan tentang budaya politik yang berkembang dalam masyarakat di Indonesia. Melalui kebudayaan politik inilah kita dapat menentukan langkah kita dalam mengikuti perkembangan politik yang ada di Indonesia. Budaya politik dapat diajarkan dalam jenjang pendidikan formal agar kesadaran berpolitik masyarakat dalam tumbuh dan berkembang dari dalam diri melalui pendidikan yang ditempuh. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[/toggle]
[/accordion]


 www.smkkehutananrimbataruna.sch.id -

Definisi Umum Budaya Politik

Definisi atau pengertian budaya politik adalah sebuah pola perilaku dalam suatu masyarakat untuk menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta melaksanakan penyelenggaraan tata administrasi negara, politik dan pemerintahan, serta hukum, dan norma kebiasaaan yang tentunya banyak dihayati dan ditaati seluruh anggota dalam tataran masyarakat setiap saat.

Makna budaya politik juga dapat disebut sebagai sebuah sistem nilai bersama dalam masyarakat yang mempunyai kesadaran tertentu untuk dapat turut serta dalam mekanisme pengambilan keputusan secara kolektif dan/atau penentuan sebuah bentuk kebijakan publik yang berdampak bagi masyarakat secara keseluruhan.

Definisi Budaya Politik Menurut Ahli

1. Austin Ranney

Menurut seorang ahli bernama Austin Ranney, budaya politik adalah seperangkat pandangan mengenai sebuah sistem politik dan pemerintahan yang dipegang bersama-sama, sebuah pola orientasi terhadap objek politik.

2. Mochatar Massoed

Sedangkan menurut Mochtar Massoed, budaya politik adalah suatu sikap dan sekaligus bentuk orientasi warga terhadap kehidupan pemerintahan negara berikut politiknya.

3. Miriam Budiharjo

Lebih lanjut lagi, Miriam Budiharjo mengartikan budaya politik sebagai sebuah keseluruhan dari pandangan politik baik itu yang berisikan norma norma, pola orientasi terhadap bidang politik dan tentunya pandangan hidup pada umumnya.

4. Sidney Verba

Seorang ahli bernama Sidney Verba juga mengatakan bahwa budaya politik merupakan suatu sistem kepercayaan empirik, simbol simbol ekspresif dan juga nilai nilai yang menegaskan bahwa terdapat suatu situasi dimana terdapat tindakan politik yang dilakukan.

Tipe-Tipe Budaya Politik

1. Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan

Terdapat beberapa tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat. Budaya politik dapat dibedakan berdasarkan sikap yang ditunjukkan dan orientasi politiknya. Berdasarkan sikap yang ditunjukkan, budaya politik dapat dibedakan menjadi :

a. Budaya politik militan

Budaya politik dimana tidak ada perbedaan yang dipandang sebagai sebuah usaha untuk mencari alternatif terbaik, tetapi dipandang sebagai sebuah usaha jahat yang menentang. Bila terjadi suatu krisis, maka yang akan dicari adalah kambing hitamnya.

b. Budaya politik toleransi

Merupakan budaya politik yang mempunyai pemikiran terpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari dan mencapai sebuah konsensus yang wajar dan akan selalu membuka pintu untuk bekerja sama. mengembangkan sikap netral terhadap ide orang, bukan menaruh curiga pada orang lain.

2. Berdasar Orientasi Politik

Sedangkan berdasarkan orientasi politiknya, budaya politik dibagi menjadi :

a. Budaya politik parokial

Merupakan suatu bentuk budaya politik yang mempunyai tingkat partisipasi yang sangat rendah. Budaya politik dalam suatu masyarakat dikatakan sebagai budaya politik yang parokial apabila terdapat suatu frekuensi orientasi terhadap mereka dan juga terhadap empat bentuk dimensi penentu dari sebuah budaya politik yang mendekati angka nol atau bahkan tidak mempunyai perhatian terhadap keempat dimensi yang bersangkutan tadi.

Tipe dari budaya politik ini pada umumnya berada di wilayah Afrika ataupun beberapa masyarakat pedalaman yang ada di Indonesia. Dalam tipe masyarakat ini, tidak ada satu pun peran politik yang sifatnya khusus.

b. Budaya politik kawula (subyek)

Merupakan suatu budaya politik dimana masyarakatnya sudah lebih maju baik itu di bidang ekonominya maupun kehidupan sosialnya meskipun sifatnya masih pasif. tipe budaya politik ini dalam masyarakat, mempunyai ciri adanya suatu frekuensi orientasi yang cukup tinggi terhadap adanya suatu pengetahuan dalam tataran sistem politik secara umum berikut adanya objek output atau pemahaman tentang penguatan kebijakan Pemerintah.

Para subyek akan menyadari adanya otoritas dari pemerintah dan secara efektif akan diarahkan pada otoritas yang bersangkutan. Sikap masyarakat kepada berbagai macam sistem politik yang ada, diperlihat kan dengan rasa tdak suka. Intinya, dalam budaya politik tipe ini, terdapat bebragai pengetahuan dan wawasan yang cukup memadai mengenai sebuah sistem politik yang berlaku umum sekaligus adanya proses penguatan kebijakan Pemerintah.

3. Budaya politik partisipan

merupakan suatu budaya politik yang ada dan tentunya mempunyai tanda berupa timbulnya kesadaran politik yang relatif tinggi dikalangan masyarakat. Masyarakat akan selalu dan mampu memberikan opininya serta aktif dalam berbagai kegiatan politik.

Masyarakat dalam tipe budaya politik ini akan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang sebuah sistem politik pada umumnya, memahami peran pemerintah sebagai otoritas pembuat kebijakan berikut penuguatan sekaligus adanya partisipasi dan peran aktif dalam sebuah proses politik yang saat ini sedang berlangsung.

Masyarakat juga akan cenderung diarahkan pada peranan pribadi aktif melalui seluruh jenis dimensi diatas yang telah disebutkan. Meskipun secara perasaan dan evaluasi mereka yang dilakukan terhadap peran tersebut efektif, maka peran yang bersangkutan dapat bersifat menerima maupun menolak.

Ciri-Ciri Budaya Politik

Terdapat beberapa macam ciri dari budaya politik, diantaranya adalah :

1.     Adanya budaya politik mengenai masalah legitimasi.

2.     Adanya perilaku dari aparat negara.

3.     Ada suatu pengaturan kekuasaan.

4.     Adanya kegiatan partai politik.

5.     Adanya proses pembuatan kebijakan pemerintah.

6.     Adanya pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.

7.     Adanya gejolak di masyarakat terhadap suatu kekuasaan yang memerintah.

Komponen Budaya Politik

Terdapat setidaknya 3 komponen budaya politik, diantaranya adalah :

1. Orientasi kognitif

Merupakan orientasi yang berkaaitan dengan berbagai macam bentuk keyakinan dan pemahaman individu terkait sistem politik beserta atributnya. seperti contohnya adalah tentang ibu kota, lambang negara, dan lain sebagainya.

2. Orientasi afektif

Merupakan sebuah orientasi yang berkaitan dengan emosional individu dalam budaya politik yang sedang berjalan dalam suatu pemerintahan.

3. Orientasi evaluatif

Merupakan orientasi yang berkaitan dengan kemampuan dan peran serta kapasitas seseorang dalam memberikan sebuah penilaian pada sistem politik yang berjalan berikut peranan individu yang ada didalamnya.Faktor yang mempengaruhi komponen ini adalah pendidikan, latar belakang, kondisi, dan juga pemahaman serta berbagai macam faktor pendukung lainnya.

Budaya Politik Di Indonesia

Di Indonesia, budaya politik dapat dinilai berdasarkan hal-hal dibawah ini :

1. Hierarki yang ketat

Masyarakat di Pulau Jawa dan sebagian besar masyarakat di Indonesia, pada umumnya bersifat hierarkis. terdapat suatu stratifikasi sosial yang hierarkis yang nampak dari adanya pemisahan tegas antara pengusaha dan wong cilik.

Penguasa bisa memakai bahasa yang kasar pada bawahan atau rakyatnya. Dalam kehidupan politik, pengaruh adanya suatu stratifikasi sosial ini tercermin pada cara penguasa merefleksikan dirinya sendiri dan masyarakatnya.

2. Kecenderungan patronage

Pola hubungan ini sejatinya adalah salah satu jenis budaya politik yang lebih menonjol dan dominan di Indoensia. pola ini bersifat sangat individual dimana tumbuh dan berkembangnya akan selalu nampak dan dikenang di kalangan pelaku politik.

Dalam kehidupan berpolitik, tumbuhnya suatu budaya politik ini semacam tampak di kalangan para pelaku politik yang bersangkutan. mereka tentu akan banyak mencari keuntungan dan dukungan dari atas daripada harus menggali dukungan dari basisnya.

3. Kecenderungan neo patrimonalisalistik

Kecenderungan politik di Indoensia adalah adanya budaya politik yang sifatnya neo patrimonialistik yang artinya, meskipun terdapat atribut yang sifatnya modern dan rasionalistik seperti birokrasi, perilku negara masih memperlihatkan adanya tradisi dan budaya politik yang mempunyai karakter patrimonial.

Contoh Budaya Politik

Budaya politik pada dasarnya dapat dilakkan dalam berbagai lingkungan, bisa itu lingkungan masyarakat dan bisa juga lingkungan keluarga maupun sekolah. Beberapa contoh budaya politik dapat anda simak dibawah ini.

1.     Mengikuti pemilihan umum (pemilu) bagi seseorang yang sudah berusia 17 tahun secara tertib.

2.     Mengikuti demo atau unjuk rasa sebagai salah satu sarana menyalurkan aspirasi yang tidak merugikan siapapun.

3.     Ikut dalam pemilihan ketua dan wakil OSIS.

4.     Menyalurkan aspirasi dan gagasan melalui berbagai macam forum dan musyawarah.

5.     Mendengarkan nasihat dari orang tua.

6.     Berpartisipasi dalam suatu organisasi dalam berbagai tingkatan, mulai dari lingkungan sekitar sampai tingkatan nasional.

7.     Melakukan musyawarah keluarga guna mengambil keputusan.


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA