Gending Kebo Giro merupakan salah satu contoh lagu daerah sebagai pengiring upacara adat di

(1)

Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Gending Kebo Giro Pada

Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan

Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MUHAMMAD FADLI

NIM. 2113142046

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)(3)(4)(5)(6)

i ABSTRAK

Muhammad Fadli, NIM 2113142046. Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli. Fakultas Bahasa dan Seni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan musik gending kebo giro pada Upacara Pernikahan etnis Jawa, bentuk penyajian musiknya, fungsi serta instrument musik gending kebo giro pada Pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk dan penyajian, pengertian fungsi dan pengertian musik, dan pengertian Pernikahan etnis Jawa.

Penelitian ini dilakukan di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang pada bulan September sampai Maret 2016. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pronoto Coro (Pemimpin Acara), masyarakat, dan pemusik gending kebo giro pada pernikahan etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan sampel berjumlah 29 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Upacara pernikahan etnis Jawa yang di bagi menjadi delapan bagian, yaitu Nontoni, Nakoke/Nembung/Ngelamar, pelaksanaan Ijab, Upacara Penggih atau Temu Penganten, Balangan Suruh, Ngidak endhok, dan Sungkeman. Bentuk penyajian musik Gending Kebo Giro pada Upacara pernikahan Etnis Jawa menjadi lima bagian yaitu: Musik yang dimulai dengan mengiringi prosesi Upacara Panggih atau Temu Penganten, Balangan Suruh, Ngidakl Endhok, Wiji Dadi, dan Sungkeman. terdapat tiga fungsi musik pada Upacara Pernikahan Etnis Jawa yaitu Fungsi Kenikmatan estetika dan pengungkapan emosional, Fungsi Tradisi dan komunikasi terhadap kelangsungan stabilitas budaya. Kegunaan instrument musik Gending Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa yaitu, Saron, Bonang, Gong, dan Kendhang Jawa.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati dan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah melimpahkan keberkahan dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dalam proses penyusunan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan. Berkat doa, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan Skripsi, antara lain :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan dan selaku Pembimbing Skripsi II yang selalu sabar dan rendah hati dalam membimbing Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini

4. Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan dan selaku Pembimbing Skripsi I yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah hati.

5. Dr. Pulumun P. Ginting S.Sn M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan Musik

6. Seluruh Dosen Sendratasik yang selama ini yang telah mendidik penulis dalam perkuliahan

(8)

iii

8. Bapak Sujiwo selaku Pemimpin acara yang telah banyak membantu memberikan informasi untuk penulisan skripsi ini

9. Kedua Orang Tua tercinta Alm. Edi Rianto dan Ngatinem, Saudara-saudara tersayang (Ayun, Maya, dan Uswatun) terima kasih untuk doa, kesabaran, kesetiaan, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada Skripsi.

10.Teman-teman penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat terkhusus buat PPL SMP Negeri 1 Air Putih Indrapura yang selama ini telah rela memberikan waktunya menemani penulis dalam proses penelitian.

11.Seluruh teman-teman yang ada di prodi Pendidikan Musik angkatan 2011 terimakasihatas kerja samanya selama proses perkuliahan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian Skripsi ini, Semoga skripsi bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, Juni 2016 Penulis

Muhammad Fadli 2113142046

(9)

iv

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 9

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 32

D. Teknik Pengumpulan Data... 34

1. Observasi... 35

2. Wawancara... 36

3. Dokumentasi... 37

4. Studi Pustaka……… 38

(10)

v BAB IV HASIL PENELITIAN

1. Keberadaan Musik Gending Kebo Giro di Desa Manunggal

Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang... 41

2. Bentuk Penyajian musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang ... 43

3. Fungsi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa Desa di Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang ... 59

4. Instrumen Musik Gending Kebo Giro di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA………67

(11)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Pelaksanaan Ijab Qabul dengan disaksikan oleh

keluarga besar kedua belah pihak pengantin ... 46

Gambar 4.2 : Pengantin pria dengan didampingi keluarga dengan membawa kembar mayang dan sandang pangan menuju Rumah Pengantin wanita ditempat ritual panggih ... 48

Gambar 4.3 : Mempelai pria secara bersamaan dengan pengantin wanita bersiap-siap melempar daun sirih... 51

Gambar 4.4 : Mempelai pria memecahkan telur dengan cara menginjak telur denga menggunakan kaki kanan ... 52

Gambar 4.5 : Mempelai wanita membasuh kaki mempelai pria setelah selesai melaksanakan prosesi pecah telur ... 55

Gambar 4.6 : Kedua mempelai di antar menuju panggung singgahsana pengantin oleh sesepuh dengan menggunakan kain (jarik) ... 56

Gambar 4.7 : Kendhang Jawa ... 61

Gambar 4.8 : Saron ... 62

Gambar 4.9 : Bonang ... 63

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia, serta terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Jawa, pulau Sulawesi, pulau Kalimantan, pulau irian, dan pulau Sumatera Utara. Kelima pulau tersebut memiliki keanekaragaman suku budaya. Setiap suku budaya di nusantara ini masing-masing memiliki bentuk-bentuk kesenian tradisional yang khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal) yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang merupakan pencerminan dari pola pikir, tingkah laku, dan watak masyarakat pemiliknya. Pada prinsipnya sebuah bentuk kesenian diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia agar merasa tentram dalam menghadapi tantangan alam. Kebudayaan merupakan sebagian konsep dan wujud dari setiap perilaku manusia secara turun-temurun, selalu dipengaruhi oleh norma dan adat-istiadat yang berlaku dalam suatu kelompok masyrakat (etnis) tertentu. Hal ini dilakukan oleh semua provinsi yang ada di Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Utara.

Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia. Salah satu bagian dari pulau Sumatera yang terletak dibagian Utara adalah Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan memiliki beberapa suku

(13)

2

yang mendiami wilayah tersebut diantaranya Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Mandailing, Simalungun, Nias, Tamil, Minangkabau, Jawa, dll.

Masyarakat Jawa adalah salah satu suku yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat Jawa memiliki keragaman budaya yang diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu contoh bentuk keaneka ragaman budaya etnis dari suku Jawa di Indonesia misalnya suku Jawa dalam acara pernikahan. Etnis Jawa yang berada di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli merupakan masyarakat Jawa yang telah lama tinggal di daerah ini. Mereka datang dengan membawa kebudayaan dan kebiasaan. Salah satu bentuk kebiasaan tersebut adalah dalam melaksanakan ritual pernikahan. Biasanya ritual ini selalu diikuti dengan adanya iringan musik yang disebut Gending Kebo Giro untuk memulai proses adat yang dilakukan.

Sebelum melaksanakan pernikahan terdapat syarat yang harus dilaksanakan oleh kedua mempelai salah satunya seperti ritual Siraman Kembang (mandi bunga yang dipercaya untuk mensucikan diri serta memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pernikahan dapat berjalan dengan lancar.

(14)

3

Pada umumnya, Masyarakat Desa Manunggal yang bersuku Jawa sampai saat ini masih melakukan upacara ini sebagai bentuk upaya untuk melestarikan budaya sebagai lambang kepatuhan adat istiadat tersebut. Dalam Pernikahan etnis Jawa tersebut, musik mempunyai peran penting sebagai pengiring pengantar acara yang di bawakan oleh Pranoto Coro (pemimpin acara).

Dalam hal ini, musik yang digunakan adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa. Dalam bentuk penyajian musik pada pernikahan jawa seluruh pemain musik memainkan alat musik dengan mengikuti irama dan melodi untuk mengiringi Pronoto Coro (pemimpin acara), sebagai pengiring dalam pernikahan adat Jawa.

Berdasarkan bentuk dan penyajian musik pada upacara pernikahan, terdapat fungsi musik yang sangat penting untuk mengiringi proses upacara. Sampai saat ini, masyarakat Jawa di Desa Manunggal masih tetap menggunakan musik tradisional dalam setiap upacara pernikahan meskipun masyarakat suku Jawa berdampingan dengan suku-suku lain.

Berdasarkan fakta-fakta apa yang diamati dan diteliti oleh penulis, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai bentuk penyajian dan fungsi musik Gending Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa. Karena melihat hal ini baik untuk dibahas dan dituliskan dalam skripsi dengan judul: “ Bentuk Penyajian Dan

(15)

4

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mencakup masalah yang paling utama dalam proses penelitian yang akan diteili. Identikfikasi menurut Hadeli (2006 : 23) yang mengatakan bahwa: “identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi

dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan yang lain sebagainya) banyak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli? 2. Instrument apa saja yang digunakan untuk mengiringi Musik Gending

Kebo Giro Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

3. Bagaimana fungsi musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

4. Bagaimana keberadaan Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

5. Apa saja syarat yang dilaksanakan sebelum dilaksanakannya Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli? 6. Bagaimana kontribusi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan

Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

(16)

5

8. Apa tujuan pelaksanaan Musik Gendhing Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan secara teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan. Dalam hal ini, penulis memutuskan batasan masalah yang di hadapi dalam penelitian ini, yakni dengan pendapat Sugiono (2008:286) mengatakan bahwa “pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan musik gending kebo giro pada pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

2. Bagaimana Bentuk dan penyajian Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli? 3. Bagaimana fungsi musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan Etnis

(17)

6

4. Instrument apa saja yang digunakan untuk mengiringi Musik Gending Kebo Giro Pernikahan Etnis Jawa Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menemukan Jawaban pada setiap pertanyaan. Maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menentukan Jawaban pada pertanyaan. Hal ini sependapat dengan Sugiono (2008:288) “Rumusan masalah adalah pertanyaan

penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan uraian dari latar belakangan masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan pada : “ Bagaimana Bentuk

Penyajian Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli”.

E. Tujuan Penelitian

(18)

7

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa suatu tujuan penelitian adalah untuk memecahkan suatu permasalahan agar yang diteliti dapat tercapai. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah :

1. Untiuk mengetahui keberadaan musik gending kebo giro pada pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli?

2. Untuk mengetahui Bentuk Penyajian Gendang Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.

3. Untuk Mengetahui fungsi Musik Gendang Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.

4. Untuk mengetahui Instrument yang digunakan untuk mengiringi Musik Gending Kebo Giro Pada Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.

F. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditujukan manfaat atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian sub bab manfaat penelitian berisi alas an kelayakan atas masalah yang akan diteliti. Dari uraian dalam pembagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen masyarakat baik untuk instansi terkait, lembaga kesenian maupun praktisi kesenian.

(19)

8

1. Sebagai masukan bagi peneliti dan pembaca akan bentuk penyajian dan Fungsi Musik Gending Kebo Giro pada Pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada mahasiswa Prodi Seni Musik Unimed.

3. Sebagai informasi berkaitan dengan peranan alat musik tradisional pada pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk kajian disiplin ilmu yang relevan. 5. Sebagai bahan refrensi yang dapat menjadi acuan pada penelitian yang

relevan berikutnya.

(20)

65

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan bsebagai berikut:

1. Keberadaan musik Gending Kebo Giro ini diterima baik oleh warga di Desa Manunggal. Mereka memahami bahwa penyajian musik Gending Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa ini merupakan salah satu kesenian Jawa yang harus dibudayakan dan dilestarikan. Prosesi melakukan ritual pernikahan etnis Jawa dengan diringi alunan musik Gending Kebo Giro ini biasa dilakukan pada pukul 10.00 Wib. Sampai dengan selesai.

2. Bentukl penyajian Musik Gending Kebo Giro pada prosesi ini musik bermain pada saat prosesi Upacara Panggih atau Temu Penganten di laksanakan. Musik Gending Kebo Giro ini memeberikan efek suasana hikmat bagi para pendengarnya khususnya masyarakat yang berada di Desa Manunggal.

3. Fungsi instrument musik Gending Kebo Giro pada pernikahan etnis Jawa di Desa Manunggal ini sangat memiliki keterikatan yang kuat terhadap kenikmatan estetika, sebagai sarana pengungkapan emosional, mencintai tradisi demi kelangsungan terhadao stabilitas budaya serta memberikan nuansa yang berbeda dalam sebuah bentuk hiburan.

(21)

66

4. Instrument yang dimainkan pada musik Gending Kebo Giro dalam mengiringi Upacara Pernikahan Etnis Jawa di Desa Manunggal yakni seperti Kendhang Jawa, Saron,Bonang, dan Gong. Alat ini merupakan alat musik yang memiliki fungsi sebagai perlambangan musik Jawa di dalam mengiringi sebuah pernikahan etnis Jawa.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara lain:

1. Sangat mengaharapkan tentunya bagi masyarakat khusunya yang ada di Desa Manunggal agar kiranya dapat terus mempertahankan keberadaan serta memegang teguh tradisi demi kelestarian kesenian Jawa di Desa Manunggal.

(22)

67

Daftar Kepustakaan

Alan, P, Merriam, 2004, the Antraphology Of Musik North Western University. Evaston III North Western University

Arikunto, 2006, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Edisi Revisi, cet.6, Jakarta: Bumi Aksara

Banoe, Pono, 2003. Pengantar pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kencana

Candrawati,lilin,2003,Dansa (Ballroom) Tarian yang Mempunyai Nilai Estetis. Djelantik, A.A.M 2000, Estetika Sebuah Pengantar. Bandung; Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia

Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Muttaqin, Kustap, 2008, Musik klasik (Pengantar Musikologi Untuk SMK) Jakarta: Pusat Perbukuan Departement Pendidikan Nasional.

Maryeni.2005.Metode Penelitian kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara Nana, 2012, Metode penelitian kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara Sugiono, 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D.

Bandung : Alfabeta

Sugiono, 2009,Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D .Bandung: Alfabeta

Slobda, Johan, 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: buku baik

Silitonga, Pita, Hotma Dameria. 2014. Teori Musik Medan: Unimed Press