Faktor yang melatarbelakangi perlawanan Pangeran Nuku dari Tidore terhadap VOC adalah

  1. Rakyat Tidore ingin bebas berdagang dengan semua bangsa
  2. Rakyat Tidore menyerang pos pertahanan Belanda
  3. VOC campur tangan dalam pergantian tahta sultan Tidore
  4. VOC memonopoli perdagangan pala di Tidore

Kunci jawabannya adalah: C. VOC campur tangan dalam pergantian tahta sultan Tidore.

Dilansir dari ensiklopedia pendidikan, faktor yang melatarbelakangi perlawanan pangeran nuku dari tidore terhadap voc adalah voc campur tangan dalam pergantian tahta sultan tidore.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Setelah VOC dibubarkan , politik kolonial liberal mulai dijalankan oleh Gubernur Jenderal Daendels. Tugas Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Sultan Nuku merupakan anak pertama dari pegnuasa Tidore, yaitu Sultan Jamaluddin. Sultan Jamaluddin sering tak sepemahaman dengan Belanda, sehingga menyebabkan ia ditangkap dan diasingkan ke Jawa. Sebagai gantinya, Belanda secara sepihak menunjuk Patra Alam, adik Sultan Jamaluddin, sebagai Sultan Tidore yang baru. Kendati sudah menjadi raja, namun Sultan Patra Alam  belum tenang karena keberadaan Pangeran Nuku dan adiknya yang bernama Pangeran Kamaluddin. Kedua pangeran yang sebenarnya merupakan pewaris sah takhta Tidore ini dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaannya. Dengan dukungan dari Belanda, Sultan Patra Alam memerintahkan penangkapan terhadap kedua keponakannya tersebut. Beruntung Pangeran Nuku berhasil lolos, sedangkan adiknya tertangkap. Pangeran Nuku melarikan diri ke Halmahera. Pangeran Nuku pun langsung mempersiapkan diri untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda sekaligus pamannya yang kini duduk di singgasana Tidore.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah E.

Jakarta -

Perlawanan rakyat Maluku pada penjajahan tercatat sebagai salah satu perlawanan terhebat di negeri ini. Kawasan ini selalu menjadi incaran negara asing karena kekayaan rempah-rempah. Dua negara pernah mencoba menguasai kawasan ini, Portugis lalu kemudian Belanda.

Selain Maluku, perlawanan juga terjadi di beberapa daerah, seperti Jawa, Sumatera Barat, dan Aceh. Bentuk perlawanan tersebut dilakukan untuk mengusir penjajah dari Nusantara. Berikut ringkasan perjuangan perlawanan rakyat Maluku pada VOC Belanda yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Latar Belakang

Latar belakang perlawanan rakyat Maluku mengusir bangsa Belanda karena adanya praktik monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Belanda melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi terutama rempah- rempah kepada VOC.

Kompeni juga melangsungkan sistem pelayaran Hongi (hongitochten). Dengan cara itu, para birokrat Kompeni dapat menginspeksi satu per satu pulau-pulau di Maluku yang bertujuan menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah. Kompeni juga punya hak ekstirpasi, yaitu hak memusnahkan pohon pala dan cengkeh jika harganya turun.

2. Perlawanan

Perlawanan rakyat Maluku muncul pada tahun 1635 di bawah pimpinan Kakiali, Kapitan Hitu. Saat Kakiali tewas terbunuh, perjuangannya dilanjutkan Kapitan Tulukabessy. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Sampai akhir abad ke-18 tak terdengar lagi perlawanan pada VOC.

Baru kemudian muncul nama Sultan Jamaluddin, dan Sultan Nuku dari Tidore. Namun VOC dengan cepat bisa memadamkan perlawanan itu. Lalu pada 1817 muncul tokoh dari di Pulau Saparua bernama Pattimura. Dalam aksi Pattimura itu, Benteng Duurstede berhasil dihancurkan oleh rakyat Maluku. Bahkan, Residen Belanda Van den Bergh terbunuh dalam peristiwa tersebut.

Tak sampai di situ, Belanda terus membawa pasukan dari Ambon hingga Jawa demi mengalahkan rakyat Maluku. Peristiwa ini menjalar ke kota lainnya di Maluku, seperti Ambon, Seram, dan pulau lainnya agar rakyat Maluku mundur.

Rakyat Maluku pun mundur karena kekurangan pasokan makanan. Demi menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Thomas Mattulessia atau Patimurra menyerahkan diri dan dihukum mati.

3. Tokoh Perlawanan Rakyat Maluku

Ada dua tokoh yang terlibat dalam perlawanan tersebut, yakni Patimurra sebagai pemimpin perlawanan pertama dan pejuang perempuan Khristina Martha Tiahahu.

Khristina Martha Tiahahu diketahui menggantikan kepemimpinan Pattimura yang menyerahkan diri demi rakyat. Sayang, perjuangannya harus berhenti ketika ia dibawa ke pengasingan di Jawa dan meninggal dunia.

Kolonial pun semakin menerapkan kebijakan yang berat terhadap rakyat Maluku, terutama rakyat Saparua setelah perlawanan rakyat Maluku. Monopoli rempah-rempah kembali diberlakukan.

(pay/pal)

Faktor yang melatarbelakangi perlawanan Pangeran Nuku dari Tidore terhadap VOC adalah

Faktor yang melatarbelakangi perlawanan Pangeran Nuku dari Tidore terhadap VOC adalah
Lihat Foto

IKPNI

Nuku Muhammad Amiruddin

KOMPAS.com - Nuku Muhammad Amiruddin atau Sultan Nuku adalah sultan dari Kesultanan Tidore yang diangkat pada 13 April 1779.

Sebagai seorang Sultan, sejak 1781, Nuku sudah aktif melakukan perlawanan terhadap Belanda. 

Sultan Nuku merasa tidak senang dengan intervensi VOC dalam mengangkat calon penerus Kerajaan Tidore. 

Oleh sebab itu, Sultan Nuku pun dianggap sebagai ancaman oleh pihak Belanda. 

Baca juga: Radin Inten II: Masa Muda, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Masa Muda

Sultan Nuku Muhammad Amiruddin lahir di Tidore tahun 1738. 

Ia merupakan putra dari Sultan Jamaluddin dari Kesultanan Tidore. 

Sultan yang semaca kecil dipanggil Kaicil Syaifuddin ini dinobatkan untuk memimpin Tidore pada 1781. 

Sejak diangkat menjadi Sultan, Nuku telah banyak terlibat dalam peperangan melawan Belanda guna mempertahankan tanah airnya dan membela kebenaran. 

Nuku sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ia terus mengatur strategi dan taktik serta terjun ke dalam medan perang. 

Semua ini ia lakukan untuk membebaskan rakyat dari kejamnya penjajah dan hidup damai secara bebas merdeka.

Baca juga: Abdurrahman Baswedan: Kehidupan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Nama paman shalahuddin al ayyubi yang mendapat tugas dari nurudin zangki untuk membantu dinasti fatimiyah di mesir adalah .....

Khalifah daulah abbasiyah yang memerintah pada masa berdirinya daulah ayyubiyah adalah ….

faktor yang mendorong jepang mengumukan janji kemerdekaan kepada bangsa indonesia adalah

farhan mengerjakan rancangan tugas proyeknya dibalik kertas bekas milik ayahnya yang tidak terpakai. kegiatan tersebut merupakan contoh menerapkan pri … nsip....

fosil yang paling banyak jenisnya ditemukan di indonesia adalah ....

gerakan darul islam/tentara islam indonesia yang terjadi di wilayah kalimantan selatan dipimpin oleh..

gerakan apra merupakan bom waktu yg diciptakan belanda dengan negara ris. adapun tujuan apra adalah

hubungan dinasti syailendra di jawa tengah dan dinasti syailendra di sriwijaya antara lain adalah ...

hukum romawi intinya termasuk jenis aturan perdata pada zaman kekaisaran romawi yaitu

indonesia melakukan kerja sama dalam perdagangan internasional dengan jepang. indonesia mengekspor gas alam cair dan hasil bumi, sedangkan dari jepang … , indonesia mengimport kendaraan karena lebih murah dibandingkan memproduksi sendiri. faktor yang melandasi perdagangan indonesia dengan jepang adalah ….

Faktor yang melatarbelakangi perlawanan Pangeran Nuku dari Tidore terhadap VOC adalah

Perlawanan Pangeran Nuku dari Tidore

Oleh: Bondan Kanumoyoso

Departemen Sejarah FIB UI

Kemungkinan untuk mendapatkan untung yang besar dari perdagangan rempah-rempah di maluku berupa cengkeh dan pala merupakan hal yang tidak bisa ditolak oleh para pedagang dari Eropa. Meskipun rempah-rempah dihasilkan di kepulauan Maluku, tetapi para penguasa Maluku sepanjang abad 17 dan 18 bukanlah  pihak yang  paling  memiliki otoritas dalam pengaturan kegiatan perdagangannya. Mereka tidak bisa menegakkan otoritas dalam perdagangan rempah-rempah karena mereka tidak mempunyai kekuatan politik dan militer yang cukup untuk melindungi sumber daya yang berharga ini. Datangnya kekuatan Eropa, terutama Belanda melalui VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie / Maskapai Dagang Hindia Timur), secara pasti telah mengakhiri kemungkinan para penguasa dan pedagang lokal untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari perdagangan rempah-rempah.

Keberhasilan VOC dalam menegakkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku ditunjang oleh keunggulan mereka dalam teknologi perkapalan, senjata, dan organisasi. VOC adalah perusahaan dagang modern yang memiliki kekuatan modal yang sangat besar untuk ukuran jamannya. Perusahaan ini juga dibekali dengan hak-hak istimewa, yaitu hak oktrooi, yang diberikan oleh negeri Belanda yang menjadikannya bagaikan negara.6 Penaklukkan Banda pada tahun 1621 dan dilanjutkan dengan pertempuran sengit yang berkepanjangan dalam peperangan Ambon selama paruh pertama abad 17 menandai awal dominasi   VOC   di   Kepulauan   Maluku.   Keberhasilan   VOC   dalam   melakukan   monopoli perdagangan cengkeh dan pala selama kurang lebih 150 tahun merupakan hasil kombinasi yang cermat dari penggunaan kekuatan militer, pengaturan kegiatan perdagangan yang terorganisasi baik, sikap fleksibel terhadap dinamika politik lokal, dan jaringan informasi yang unggul.

Meskipun demikian, dominasi kekuasaan VOC bukan tidak mendapat tantangan. Salah satu tantangan yang paling serius datang dari perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Nuku di akhir abad 18. Nuku adalah seorang pejuang yang tangguh. Ia dilahirkan sebagai seoarang pangeran Tidore (lahir antara 1725-1735), dan wafat sebagai Sultan Tidore pada 1805.7 Perlawanan Nuku terhadap  VOC dipicu oleh ditandatanganinya traktat tahun 1780. Dalam traktat tersebut kesultanan Tidore tidak lagi disebut sebagai sekutu VOC melainkan sebagai vasal.  Status  ini  menyebabkan  Tidore  sejak  itu  memiliki  kedudukan  yang  sama  dengan kesultanan Ternate yang telah diturunkan menjadi vasal sejak tahun 1683. Traktat 1780 dilihat oleh Pangeran Nuku dan para pendukungnya sebagai akhir dari periode Tidore sebagai negara merdeka.

Perlawanan Nuku segera mendapat dukungan dari masyarakat yang ada di wilayah- wilayah pinggiran kesultanan ini. Dukungan kepada Nuku datang  dari  orang papua  di Raja Ampat, Orang Gamrange dari Halmahera Tenggara, dan Orang Seram Timur. Kelompok- kelompok masyarakat ini telah terhubung dengan Tidore selama lebih dari satu abad. Mereka dipersatukan oleh pengalaman bersama dalam perdagangan dan dalam menghadapi dominasi kekuatan kolonial. Nuku tidak melancarkan perlawanannya dari wilayah pusat Tidore. Untuk menghindari penangkapan pasukan VOC, ia berkali-kali berpindah tempat antara Seram Timur, Halmahera, dan Raja Ampat. Selama pelariannya keluar dari pusat Tidore ia harus bertempur menghadapi tiga pusat kekuasaan VOC di Maluku, yaitu di Ternate, Ambon, dan Banda.

Fakta yang sangat menarik adalah bahwa Nuku tidak hanya berperang melawan VOC. Selama masa perlawanannya yang mencakup periode sekitar dua puluh tahun ia juga bertempur melawan rajanya sendiri, yaitu sultan Tidore. Selain itu ia juga berperang dengan Sultan Ternate dan Sultan Bacan. Para penguasa lokal yang berperang dengan Nuku tersebut dapat dikatakan secara militer lebih unggul karena mereka didukung oleh VOC. Tetapi Nuku dapat tetap bertahan dan bahkan beberapa kali mencapai kemenangan karena strateginya yang tepat dalam menggunakan sumber daya yang dia miliki dan dalam memanfaatkan jaringan perlawanan yang dia bangun.

Menurut sejarawan Belanda Haga, Nuku bukanlah pangeran tradisional yang melakukan perlawanan secara konvensional.8 Dalam menggalang perlawanan Nuku berhasil membangun komunikasi yang baik dengan dengan para pengikutnya yang terdiri dari berbagai macam etnis. Komunikasi dengan kelompok multietnis ini tentulah merupakan tantangan yang sulit.Rahasia keberhasilannya adalah kemampuan Nuku dalam memanfaatkan para penerjemah lokal dan di saat-saat tertentu menggunakan bahasa Melayu sebagai lingua franca. Lebih jauh lagi Nuku tidak hanya berkomunikasi dengan penduduk yang menjadi pendukungnya, ia juga berusaha menjangkau dunia yang lebih luas melalui cara membuka hubungan dengan orang Inggris.

Perlawanan yang didasarkan pada persekutuan yang mengatasi perbedaan budaya telah membuat Nuku berhasil kembali ke tanah kelahirannya. Ia meninggalkan Tidore dengan mendapat cap sebagai pemberontak dari VOC, tetapi ia dapat kembali dan bahkan menjadi sultan tanpa perlwanan yang berarti. Lebih jauh lagi Nuku bisa membangun Tidore sebagai kesultanan yang terkuat mengungguli kesultanan-kesultanan lainnya di Maluku.

Photo: http://cultureart-indonesia.blogspot.co.id/2013/09/nuku-muhammad-amiruddin-sultan-nuku.html