Kuman penyebab TB atau TBC akan dideteksi sebagai benda asing oleh paru-paru. Batuk menjadi mekanisme paru-paru dalam rangka mengeluarkan benda asing ini. Sebenarnya tidak semua batuk harus dicurigai sebagai TB, tetapi Alfian dan Arief sepakat bahwa batuk yang terjadi konstan selama lebih dari 2 minggu cenderung mengarah ke TB.
"Kadang bisa jadi batuk darah kalau pasien batuk kuat sekali, timbul robekan di paru sehingga pembuluh darah pecah, lalu batuk darah," kata Alfian.
2. Berat badan turun drastis dalam waktu cepat
Kuman terus memperbanyak diri kemudian menggerogoti organ. Tidak hanya itu, kuman juga mengambil nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, berat badan terus menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi ini pun diperparah dengan nafsu makan yang terus turun. Alfian berkata penurunan nafsu makan juga merupakan andil kuman penyebab TB. Bakteri penyebab TBC M. tuberculosis menghasilkan suatu zat khusus yang membuat nafsu makan berkurang.
3. Keringat dingin saat malam
Saat malam, tubuh akan terasa dingin tetapi berkeringat. Keringat terus mengalir meski orang tidur di ruangan dengan penyejuk udara atau kipas angin sekalipun.
"Kuman bermetabolisme, menggandakan diri di malam hari, sehingga berkeringat dingin meski tidak beraktivitas," kata Alfian.
4. Gejala lain
Gejala lain timbul saat infeksi terjadi di luar paru. Jika TB kelenjar maka timbul benjolan pada ketiak, leher, atau selangkangan.
TB tulang punggung akan timbul rasa nyeri di seputar punggung, kesemutan hingga lumpuh akibat bakteri menghancurkan tulang hingga saraf. Kemudian jika menginfeksi otak, pasien bisa tiba-tiba kejang.
TB saluran cerna gejalanya termasuk mual, muntah hebat, hingga sulit buang air besar.
"TB di pita suara, suara bisa serak, hilang. Pada telinga bisa ada keluhan keluar cairan dari telinga. Kalau [infeksi di] payudara bisa timbul benjolan," jelasnya.
Lihat juga:Jungkir Balik Dunia Nana Karena Bakteri TBC Resistan Obat
Apa bedanya batuk TB dan batuk non-TB?
Batuk jadi salah satu gejala yang paling kentara dari penyakit TB. Namun tidak semua batuk adalah gejala TB. Berikut ciri batuk yang patut dicurigai sebagai TB.
- Batuk terus-menerus selama lebih dari 2 minggu. Tipe batuk TB terjadi terus-menerus, bisa ringan tapi berlangsung lama atau batuk yang ringan lalu berangsur jadi batuk parah.
- Ada gejala penyerta. Batuk TB biasanya disertai gejala penyerta termasuk napas sesak dan mengi (napas berisik). Ini jadi tanda masalah pada paru semakin luas.
Selain gejala, penegakan diagnosis TB akan melalui anamnesis (komunikasi dokter dan pasien untuk menggali informasi), cek fisik, juga cek dahak.
Cek fisik akan meliputi cek darah dan rontgen paru. Sedangkan cek dahak paling baik dahak saat pagi yang kemudian dicek di laboratorium.
Lihat juga:Puluhan Ribu Pasien TBC Putus Obat karena Pandemi Covid-19
Beda batuk TB dan Covid-19
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, deteksi TBC agak terhambat semenjak pandemi Covid-19. Ada kemiripan antara gejala TBC dengan gejala Covid-19 sehingga sulit membedakan tanpa pemeriksaan lebih lanjut.
"Ada kemiripan antara gejala Covid-19 dan TBC. Tapi karena gejalanya TBC juga biasa saja, hanya demam-batuk, biasanya masyarakat merasa akan sembuh sendiri sehingga tidak memeriksakan lebih lanjut," kata Nadia dalam webinar, Selasa (23/2).
Kondisi ini wajar terjadi apabila cuaca cukup panas. Namun, ada kalanya keringat berlebihan ini terjadi setiap malam sampai membuat orang jadi susah tidur atau terjaga di sela-sela istirahatnya.
Beragam kondisi dan penyakit bisa jadi penyebab produksi keringat meningkat setiap malam hari. Simak penjelasan berikut.
Baca juga: 10 Penyebab Biang Keringat, Tak Hanya karena Cuaca Panas
Penyebab keringat berlebihan di malam hari
Dilansir dari WebMD, ada banyak faktor yang bisa jadi penyebab seseorang banyak mengeluarkan keringat di malam hari, di antaranya:
Hiperhidrosis adalah kondisi yang membuat produksi keringat terus-menerus berlebihan. Penyebab kondisi ini terkadang tidak diketahui secara pasti.
Infeksi virus, bakteri, jamur
Segala jenis infeksi bakteri, virus, dan jamur bisa menyebabkan gejala keringat berlebihan di malam hari. Di antaranya tuberkulosis (TBC), flu, tipes, radang katup jantung, peradangan tulang, abses, sampai HIV/AIDS.
Penyebab keringat berlebihan di malam hari pada wanita paling sering terkait menopause. Menjelang atau saat menopause, wanita bakal merasakan gejala hotflashes atau tubuh mendadak kepanasan.
Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia juga bisa membuat produksi keringat berlebihan di malam hari. Kondisi ini biasanya dialami penderita diabetes yang menjalani terapi insulin.
Baca juga: 8 Penyebab Berkeringat Saat Tidur Malam dan Cara Mengatasinya
Beberapa jenis obat seperti antidepresan dan penurun demam terkadang memiliki efek samping memicu produksi keringat berlebihan, termasuk di malam hari.
Gangguan produksi hormon, baik kelebihan atau kekurangan hormon tertentu; seperti hipertiroid, feokromositoma, atau sindrom karsinoid juga bisa ditandai dengan gejala keringat berlebihan di malam hari.
Masalah pada saraf seperti disreflexia otonom, syringomyelia pasca-trauma, stroke, dan neuropati juga bisa membuat tubuh mengeluarkan banyak keringat, termasuk di malam hari.
Keringat berlebihan di malam hari juga bisa salah satu gejala kanker limfoma stadium awal. Selain berkeringat di malam hari, gejala lainnya yakni berat badan turun drastis tanpa sebab jelas, sering demam, dan gampang sakit.
Mengingat sistem pengaturan suhu tubuh sangat kompleks dan banyak faktor yang memengaruhi produksi keringat, Anda perlu berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui secara pasti penyebab keringat berlebihan di malam hari.
Dokter bisa mengetahuinya setelah melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat medis, dan merujuk beberapa hasil tes kesehatan pasien.
Baca juga: 13 Penyebab Keringat Berlebih, Bisa Stres sampai Penyakit
Cara mengatasi keringat berlebihan di malam hari
Cara mengatasi keringat berlebihan di malam hari perlu disesuaikan akar penyebab masalah kesehatan ini. Dilansir dari Sleep Foundation, berikut beberapa di antaranya:
- Coba atur kembali suhu kamar tidur lebih dingin
- Selalu gunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat saat tidur
- Hindari konsumsi kafein, alkohol, atau makanan pedas yang bisa membuat suhu tubuh naik dan produksi keringat meningkat
- Ganti minuman hangat dengan minuman dingin di malam hari
- Jika saat ini berat badan di atas normal, coba turunkan beberapa kilo ke angka yang lebih ideal
- Bangun rutinitas yang dapat mengendalikan stres; seperti menjalankan teknik relaksasi, latihan pernapasan dalam, atau meditasi sebelum tidur
- Konsumsi obat sesuai akar penyebab keringat berlebih di malam hari
Ingat, Anda perlu berkonsultasi ke dokter jika keringat berlebihan di malam hari terjadi terus-menerus, mengganggu tidur, disertai gejala penyakit lainnya, atau mengurangi kualitas hidup.