Berikut ini yang bukan prinsip-prinsip dari sebuah desain grafis adalah

Terdapat banyak perdebatan tentang seberapa banyak dasar-dasar desain yang ada. Beberapa desainer mengatakan ada tujuh, yang lain dua belas, dan yang lainnya di antara keduanya. Tetapi ketika berbicara tentang dasar-dasar desain, angka bukanlah sesuatu yang mutlak.

Dasar-dasar desain memberi desainer beberapa pedoman tentang bagaimana merancang komposisi yang menarik secara visual yang menciptakan pengalaman pengguna yang luar biasa.

Dengan mengikuti prinsip dasar desain seperti hierarki, keseimbangan, kesatuan, dan variasi untuk dapat membuat produk digital dan desain grafis yang disukai orang.

11 dasar desain yang harus diketahui oleh setiap desainer grafis:

  • Hierarchy
  • Balance
  • Alignment
  • Emphasis
  • Proportion
  • Movement
  • Negative Space
  • Contrast
  • Repetition
  • Variety
  • Unity

Hierarchy

Hierarchy visual adalah bagian penting dari desain yang baik. Jika semua objek yang ada di lembar kerja memiliki kepentingan yang sama, maka tidak ada yang menonjol. Perlu menggunakan bahasa visual untuk memberi tahu orang apa yang menjadi pusat perhatian pertama, kedua, ketiga, dll.

Dalam membuat hierarki visual dapat melalui skala (ukuran relatif dari suatu elemen) dan warna. Hierarchy tipografi dapat dibuat dengan menggunakan tipografi, ukuran, dan bobot font yang berbeda.

Pada intinya adalah untuk memastikan elemen terpenting menonjol pada halaman dibandingkan dengan elemen yang lain.

Balance

Keseimbangan dalam komposisi dapat tercapai dengan beberapa cara berbeda. Keseimbangan simetris adalah yang paling mudah. Hal ini tercapai ketika elemen di kedua sisi sumbu vertikal pada dasarnya sama. Misalnya, dua blok teks di kedua sisi halaman akan menciptakan keseimbangan simetris, meskipun konten blok tersebut tidak identik.

Keseimbangan asimetris tercapai ketika elemen di kedua sisi sumbu pusat tidak sama. Misalnya, ketika memiliki gambar besar di satu sisi yang diimbangi dengan teks yang menonjol di sisi lain. Hal ini juga dapat tercapai ketika sumbu vertikal yang membagi dua elemen tidak ditempatkan langsung di tengah halaman. Dalam hal ini, elemen yang lebih sempit harus memiliki bobot visual yang “lebih berat” daripada elemen yang lebih lebar untuk mendapatkan tampilan yang seimbang.

Apapun jenis teknik keseimbangan yang digunakan, hasilnya akan terasa sesuai. Hal ini seharusnya membuat yang melihatnya terasa selaras dan justru tidak membuat merasa tidak nyaman.

Alignment

Alignment mengacu pada bagaimana suatu teks atau elemen grafis sejajar pada halaman. Mengacu pada keselarasan dalam kaitannya dengan seluruh komposisi (rata kiri, tengah, atau kanan) serta penyelarasan satu dengan yang lain.

Ketika elemen tidak selaras, terutama dalam kaitannya satu sama lain akan menambah kesan kekacauan pada komposisi. Akan terlihat acak-acakan dan berantakan.

Ketika sampai pada prinsip dasar desain ini, pastikan untuk menyelaraskan elemen dengan benar dalam hubungannya satu dengan yang lain, dan konsisten dengan penyelarasan dari berbagai elemen, selalu menjadikan headlines sebagai pusatnya.

Emphasis

Penekanan adalah bagian dari desain yang menarik perhatian pengguna—dengan kata lain, poin utama. Idealnya, hal ini harus menjadi bagian terpenting dari desain, apakah itu judul, gambar, atau CTA (Call to Action). Tapi hal itu terkadang tidak menjadi kenyataan.

Seorang desainer yang tidak berpengalaman mungkin secara tidak sengaja memberi penekanan pada bagian halaman yang salah, yang justru akan membuat kebingungan di pihak pengguna.

Sebaiknya memastikan pada bagian yang ingin ditonjolkan atau ditekankan pada kesan pertama pengguna. Dengan melakukannya melalui proporsi elemen, white space, warna, bayangan, pola, atau teknik lainnya.

Proportion

Proporsi, disebut juga sebagai skala, adalah ukuran relatif objek dalam sebuah desain. Elemen yang lebih besar dalam kaitannya dengan yang lain akan lebih menonjol dan tampak lebih penting bagi pengguna. Elemen yang lebih kecil tampak kurang penting.

Sebaiknya menggunakan proporsi untuk menciptakan minat visual dengan menarik perhatian pemirsa ke elemen visual tertentu dalam desain.

Selalu diingat bahwa terlalu banyak perbedaan skala dari elemen dapat membuat elemen terkecil hilang, atau membuat elemen terbesar tampak besar dan terkesan main main.

Movement

Gerakan mengacu pada cara mata pengguna bergerak dalam melihat komposisi desain. Desain yang dinamis mendorong banyak gerakan mata, sementara desain statis lebih sedikit. Seorang desainer yang baik dapat melakukan batasan, membuat kontrol dari elemen mana saja yang menjadi fokus pengguna dengan menempatkannya di sepanjang jalur dari pola gerakan mata.

Penting untuk membiasakan diri dengan pola gerakan mata yang paling umum, pola F dan Z, dan pola kue lapis. Pola F- dan Z lebih umum pada halaman dengan banyak gambar, sedangkan pola kue lapis difasilitasi oleh banyak teks dengan judul dan subjudul.

Negative Space

Ruang negatif dalam sebuah desain, disebut juga sebagai ruang kosong, adalah ruang yang tidak memiliki elemen desain (selain karena warna latar belakang atau pola atau tekstur halus).

Sebagai prinsip desain, ruang negatif sangat penting karena memberikan elemen-elemen dalam ruang komposisi untuk bernafas. Jika tanpa spasi, halaman terlihat berantakan dan sulit dinavigasi.

Selalu pastikan untuk memberikan ruang di sekitar elemen di halaman, terutama yang paling penting. Ruang kosong ini akan membuat lebih menonjol dan memfasilitasi pengalaman pengguna yang lebih baik.

Contrast

Kontras dapat dicapai melalui penggunaan warna, bentuk, ukuran, atau sifat elemen yang serupa, dan mengacu pada perbedaan di antara mereka. Warna yang kontras sering kali menjadi hal pertama yang dipikirkan orang, tetapi perbedaan ukuran elemen, bentuk, atau properti lainnya juga dapat menciptakan kontras.

Kontras memiliki dua kegunaan yang sangat penting. Pertama, memungkinkan dalam membuat elemen menjadi menonjol satu dengan yang lain. Kurangnya kontras akan menghasilkan desain yang hanya memiliki satu warna latar belakang tanpa elemen lain yang terlihat — bukan desain fungsional. Sebuah desain di mana dapat terlihat elemen yang berbeda secara otomatis memiliki beberapa tingkat kontras.

Kegunaan penting dari kontras yang kedua adalah aksesibilitas. Kontras yang memadai antara elemen, terutama teks dan latar belakangnya, sangat penting untuk menciptakan desain yang dapat diakses. Orang dengan gangguan penglihatan dapat mengalami kesulitan membaca teks pada layar yang terlalu kecil atau tidak memiliki kontras warna yang memadai.

Repetition

Pengulangan mengacu pada penggunaan elemen yang sama atau serupa di seluruh desain, baik dalam pola teratur atau tidak beraturan. Hal ini digunakan untuk memperkuat elemen tertentu sambil juga memberikan rasa kesatuan dan kontinuitas pada desain. Pengulangan dapat digunakan untuk menciptakan ritme, yang membantu menggerakkan pengguna melalui desain.

Gunakan pengulangan dengan cara yang sederhana—seperti menggunakan ikon yang sama, dalam sebuah pola latar belakang, atau melalui hal-hal seperti mengatur semua foto dengan cara yang sama.

Bereksperimenlah dengan pengulangan, khususnya pengulangan tidak beraturan, untuk menciptakan suatu gerakan, tetapi berhati-hatilah karena terlalu banyak pengulangan secara reguler justru memiliki efek sebaliknya dan membuat desain terasa statis.

Variety

Variasi adalah suatu bumbu kehidupan, bukankah begitu? Hal yang sama juga berlaku dalam desain. Jika pengulangan menambah rasa harmoni pada desain, variasi membuatnya tetap menarik dan mencegah pengguna merasa bosan.

Ciptakan variasi dengan menambahkan elemen unik atau tak terduga ke desain. Variasi dapat digunakan untuk menarik perhatian pengguna ke elemen atau area tertentu dari desain, dan membuatnya menonjol.

Unity

Unity memberikan desain dan rasa akan keharmonisan, baik secara visual maupun konseptual. Unity penting karena membuat pengguna merasa nyaman saat menavigasi desain. Semuanya tampak pada tempatnya dan tidak ada elemen yang menonjol secara negatif.

Unity dapat diciptakan dengan berbagai cara. Metode utama adalah melalui:

Proximity — Elemen yang dekat satu sama lain tampak seperti grup terpadu

Alignment — Elemen yang disejajarkan satu sama lain tampaknya terkait

Repetition — Elemen yang diulang juga menciptakan rasa kesatuan, terutama jika pengulangan itu dilakukan dalam pola yang teratur.

Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip desain

Mempelajari dan mengikuti prinsip desain yang mapan dalam desain grafis memungkinkan dalam membuat desain yang lebih kohesif yang menyenangkan pengguna dan menawarkan pengalaman pengguna yang luar biasa.

Mengabaikan prinsip-prinsip desain ini harus dilakukan secara hati-hati, dan hanya setelah memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip-prinsip tersebut dan tujuan yang disajikan.

Sumber : https://dribbble.com/stories/2021/08/16/principles-of-design

Photo by : UX Indonesia

11. Berikut ini yang bukan prinsip – prinsip dari sebuah desain grafis adalah…a.Keseimbanganb.Ritmec.Tekanand.Irama