Berikut adalah yang bukan tokoh kebangkitan nasional di asia *

KBRN, Jakarta: Boedi Oetomo menjadi salah satu organisasi sekaligus munculnya sejarah Hari Kebangkitan Nasional. 

Jauh sebelum ditetapkannya Hari Kebangkitan Nasional, para pendiri Budi Utomo dan dr Wahidin Soedirohusodo mengadakan pertemuan yang menghasilkan ide "studiefonds". Ide tersebut adalah dana pendidikan agar tidak mudah diadu oleh penjajah.

Merangkum dari berbagai sumber, pada saat itu, Soetomo dan teman-temannya juga mempunyai semangat perjuangan yang tinggi. Oleh sebab itu, gagasan mereka cocok dengan dr Wahidin.

Terdapat sejumlah tokoh di balik berdirinya Hari Kebangkitan Nasional. Berikut tokoh-tokoh Harkitnas:

1. Sutomo

Nama asli dari dokter Sutomo adalah Soebroto. Beliau lahir di Nganjuk, Jawa Timur pada 30 Juli 1888. Sutomo adalah seorang dokter yang juga aktif di bidang politik. 

Sutomo adalah pendiri dari organisasi Budi Utomo, usai mendapatkan saran dari Wahidin Sudirohusodo, Beliau kemudian mendirikan Budi Utomo sebagai perkumpulan atau organisasi pelajar. Hal tersebut karena pada saat itu, Belanda melarang organisasi apapun yang berkaitan dengan politik.

Usai lulus dari STOVIA pada tahun 1911, Sutomo kemudian bekerja sebagai seorang dokter dan harus bertugas secara berpindah-pindah tempat. 

Dokter Sutomo pun dikenal sebagai sosok dokter yang dermawan, sebab ia banyak memberikan pengobatan pada masyarakat tanpa meminta biaya. Sutomo juga mendirikan Indonesiche Studie Club (ISC) yang telah melahirkan sekolah-sekolah tenun, bank kredit hingga bahkan koperasi.

Sutomo meninggal dunia pada usianya yang ke-50 pada 30 Mei tahun 1938.

2. Soeradji Tirtonegoro

Soeradji adalah salah satu dari pendiri Budi Utomo sekaligus pelajar di STOVIA yang sangat pandai serta mahir dalam berbahasa Jawa. 

Soeradji termasuk dalam pelajar STOVIA yang aktif dalam organisasi Budi Utomo dan turut berinteraksi dengan masyarakat Indonesia yang pada kala itu hanya mampu menggunakan bahasa Jawa saja. Soeradji saat itu memiliki peran dalam proses penamaan dari perkumpulan Eko Projo dan Budi Utomo.

Soeradji lahir pada tahun 1887 di sebuah desa bernama Uteran yang berada di Kabupaten Ponorogo. Ayah dari Soeradji adalah Tirtodarmo yaitu seorang pensiunan guru sekaligus seorang kepala sekolah rakyat.

Soeradji berhasil menamatkan sekolah dan menjadi seorang dokter. Selain sebagai dokter, seperti dua tokoh pendiri Budi Utomo lainnya, Soeradji juga turut aktif dalam memerjuangkan kemerdekaan dan peduli pada kemanusiaan.

Berkat jasa serta pengabdiannya, Soeradji mendapatkan gelar sebagai Raden Tumenggoeng Tirtonegoro. Beliau meninggal dunia pada 13 Desember 1959 dan dimakamkan di Mlati, Yogyakarta.

3. Dr. Wahidin Soedirohoesodo

Wahidin Soedirohoesodo asal Yogyakarta pendiri Budi Oetomo ini pribumi pertama yang diterima masuk ke sekolah dasar anak-anak Eropa atau Europeesche Lagere School (ELS).

Sebelum mendirikan Budi Oetomo, Wahidin lebih dulu berprofesi sebagai dokter bahkan ia sering mengobati pasien tanpa memungut biaya.

Ketika ia sadar bahwa rakyat Indonesia menderita karena penjajahan, Wahidin berinisiatif membebaskan diri dengan mengajak rakyat untuk mengikuti pendidikan sekolah.

Dua hal yang diperjuangkan Wahidin yaitu memperluas pendidikan dan pengajaran supaya memupuk kesadaran bangsa, serta mendirikan Budi Oetomo.

Berkat perannya itu, dr. Wahidin Soedirohoesodo bapak kebangkitan nasional.

4. Gunawan Mangunkusumo

Pendiri Budi Utomo lainnya adalah Gunawan Mangunkusumo yaitu sahabat dekat dari dokter Sutomo. Bahkan Gunawan Mangunkusumo dengan Sutomo dikabarkan tidak dapat dipisahkan. Terlebih keduanya menjadi lebih dekat usai Budi Utomo didirikan.

Di organisasi Budi Utomo, Gunawan Mangunkusumo berperan sebagai sekretaris. Beliau dikenal sebagai sosok yang konsisten pada pendirian dan bahkan menjadi penggerak sekaligus motivator di Budi Utomo.

Ketika mengikuti kegiatan berorganisasi, Gunawan memiliki budi pekerti serta rasa dalam berbalas, sehingga organisasi Budi Utomo pun mendapatkan banyak apresiasi baik dari sisi lawan maupun sisi kawan.

5. Tjipto Mangoenkoesoemo

Tjipto Mangoenkoesoemo termasuk pendiri Budi Oetomo yang berprofesi sama seperti Soetomo dan Wahidin sebagai dokter.

Sosok Tjipto ini dikenal sebagai orang jujur, memiliki pemikiran tajam, terampil, serta pemberontak garis keras terhadap penjajah.

Tjipto menaruh perhatian lebih untuk membantu menangani berbagai aspek permasalahan kesehatan di Indonesia. Lewat Budi Oetomo, ia berperan aktif menyebarluaskan pemikiran cerdasnya supaya membangkitkan semangat perlawanan agar rakyat tidak mudah tertindas.

7. HOS Tjokroaminoto

HOS Tjokroaminoto dikenal sebagai salah satu pejuang yang berani melawan pemerintah kolonial Belanda.

Ia kerap menyampaikan pidato untuk memacu semangat patriotisme bangsa Indonesia dan gemar menuliskan kritik keras kepada pemerintah Belanda. Karena aksinya tersebut, Tjokroaminoto pun dianggap sebagai ancaman oleh Belanda.

Selanjutnya, Tjokroaminoto menjadi salah satu pelopor gerakan serikat buruh di Indonesia dan turut mencetuskan ide-ide politik.

Pada 1911, Haji Samanhudi mendirikan sebuah organisasi politik Islam bernama Sarekat Dagang Islam, yang kemudian menjadi Sarekat Islam (SI).

Tjokroaminoto diminta untuk bergabung ke dalam organisasi ini. Awalnya, ia berperan sebagai komisaris, tetapi ia kemudian dipilih untuk menjadi ketua organisasi.

7. Douwes Dekker

Douwes Dekker dikenal sebagai tokoh indo (keturunan Indonesia-Belanda), yang merintis nasionalisme dengan mendirikan Indische Partij (IP) pada 1912.

Alasan Dekker mendukung rakyat pribumi adalah, saat itu ia melihat banyak sekali ketimpangan yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia.

Sebagai bentuk dukungannya terhadap Indonesia, Douwes Dekker mendirikan Indische Partij bersama dua rekan lainnya, yaitu Ki Hajar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo, atau biasa disebut Tiga Serangkai.

Oleh karena itu, ia adalah tokoh perjuangan kebangkitan nasional yang dikenal dengan Tiga Serangkai.

8. Ki Hajar Dewantara

Soewardi Soerjaningrat atau yang akrab disapa Ki Hajar Dewantara pernah menjadi wartawan dari beberapa surat kabar, seperti Sediotomo, Midden Java, dan De Express Oetoesan Hindia.

Ki Hajar Dewantara bersama dengan Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker mendirikan Indische Partij pada 1912.

Setelah itu, peran tokoh kebangkitan nasional ini adalah semakin aktif menuliskan beberapa kritik keras kepada Belanda.

Diketahui, setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) . Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur menjadi salah satu landasan hukumnya.

Nah, berikut ini kamil tampilkan profisl singkat 5 tokoh Kebangkitan Nasional:

Jakarta -

Tanggal 20 Mei selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Indonesia. Hari tersebut merupakan tonggak perubahan perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.

Menurut Modul Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan kelas 8 oleh Kemendikbud, tercetusnya Hari Kebangkitan Nasional berkat peran organisasi Budi Oetomo. Budi Oetomo merupakan organisasi pemuda yang mengubah metode perjuangan fisik dan kedaerahan menjadi diplomasi dan lingkup nasional.

Tidak sampai di situ, semangat Budi Oetomo turut mendorong lahirnya berbagai organisasi yang bergerak di bidang politik melalui cara diplomatis. Seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia, dan lainnya.

Di balik semangat kebangkitan nasional ini, terdapat tokoh-tokoh penting yang memprakarsai. Dilansir dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Yuyus Kardiman, ada enam tokoh kebangkitan nasional. Simak di sini.

Tokoh Kebangkitan Nasional

1. Wahidin Soedirohoesodo

Wahidin Soedirohoesodo merupakan pilar kebangkitan nasional. Ia adalah pendiri organisasi Boedi Oetomo yang lahir pada 20 Mei 1908.
Sebelumnya, ia bergerak dalam surat kabar bernama Retno Dhoemilah. Surat kabar dua bahasa ini menjadi wadah Wahidin Soedirohoesodo menyampaikan gagasannya tentang nasionalisme, pendidikan, kesamaan derajat, dan budi pekerti.

Salah satu hal penting yang dilakukan oleh beliau adalah menggunakan organisasi untuk memajukan pendidikan dan mengembalikan martabat bangsa. Sebagai dokter, beliau juga memberikan layanan kesehatan gratis sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat.

2. Soetomo

Bersama dengan Wahidin Soedirohoesodo, Soetomo menjadi pencetus Budi Oetomo. Bahkan, Soetomo ditunjuk sebagai ketua organisasi itu.
Dengan semangat memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia, Soetomo juga aktif mengabdikan dirinya sebagai dokter untuk masyarakat.

Tak hanya itu, Soetomo juga aktif di bidang jurnalisme dan sempat menjadi pemimpin di beberapa surat kabar. Selain bergerak di bidang politik, kesehatan, dan jurnalistik, Soetomo juga mendirikan organisasi tempat berkumpulnya orang terpelajar Indonesia bernama Indonesische Studie Club (ISC). ISC pun berhasil mendirikan koperasi, bank kredit, dan juga sekolah tenun.

3. H. O. S. Tjokroaminoto

H. O. S. Tjokroaminoto dikenal akan kepiawaiannya dalam menyampaikan pidato. Lewat pidatonya, ia mendorong semangat patriotisme pemuda Indonesia.

Dalam pidato-pidatonya, ia seringkali menyampaikan kritikan keras pada penjajah Belanda. H. O. S. Tjokroaminoto sampai sempat ditangkap dan masuk dalam penjara.

Selain menyebarkan semangat lewat pidato, ia juga berperan penting dalam organisasi sosial-ekonomi dan islam yang bernama Sarikat Islam. Sejak diangkat sebagai ketua Sarikat Islam, organisasi tersebut berkembang pesat.

4. E. F. E. Douwes Dekker

Meski berdarah campuran Indonesia dan Belanda, Ernest Francois Eugene (E.F.E Douwes Dekker tidak suka melihat ketimpangan antara pribumi dan orang Belanda di Indonesia. Inilah yang menjadi pendorong Douwes Dekker mendukung rakyat Indonesia.

Bersama dengan Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, ia mendirikan Indische Partij. Indische Partij merupakan partai politik Hindia-Belanda pertama di Indonesia yang menentang keras praktik kolonialisme. Inilah yang kemudian membuat partai ini dipaksa bubar oleh pemerinah Belanda. Ketiga tokoh pendiri juga ditangkap dan diasingkan.

5. Tjipto Mangoenkoesoemo

Tjipto Mangoenkoesoemo, seorang dokter pemerintah Belanda melihat banyak ketidakadilan yang terjadi. Akhirnya ia ,mengkritik keras Belanda melalui harian De Locomotief dan Bataviaasch Nieuwsblad.

Belanda kesal dan memberhentikan Tjipto Mangoenkoesoemo dari tugasnya sebagai dokter pemerintah. Selepas menjadi dokter pemerintah, ia akhirnya bertemu dengan Douwess Dekker dan Soewardi Soerjaningrat.

Perjuangan ketiga tokoh menumbuhkan semangat juang rakyat membuat pihak Belanda geram. Mereka akhirnya diasingkan ke Belanda.

6. Soewardi Soerjaningrat

Soewardi Soerjaningrat merupakan tokoh wartawan sekaligus pendidikan. Awalnya ia memulai karier di dunia wartawan di berbagai surat kabar, seperti Sediotomo, Midden Java, De Express Oetoesan Hindia, dan lainnya.

Setelah bertemu dengan Douwess Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, mereka bersama membangun Indische Partij. Kerasnya perlawanan terhadap Belanda membuat Soewardi dan ketiga rekannya diasingkan ke Belanda.

Setelah diasingkan, ia kembali dan mendirikan sekolah bernama National Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Setelah menginjak 40 tahun, akhirnya Soewardi Soerjaningrat mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.

Nah, itulah 6 tokoh kebangkitan nasional yang berjasa bagi Indonesia. Selamat harkitnas, detikers!

Simak Video "Hari Kebangkitan Nasional, Addie MS: Bangkit untuk Bersatu "



(lus/lus)