Lihat Foto Show KOMPAS.com - Mobilitas sosial terjadi tidak hanya dilakukan individu atau kelompok, tetapi juga dapat terjadi pada keturunan atau antargenerasi. Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas antara dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas sosial berhubungan dengan kedudukan dan peran seseorang atau kelompok untuk mencapai kedudukan dan mungkin peran lain yang berbeda dengan semula. Kedudukan dan peran sosial yang telah dimiliki oleh seseorang atau masyarakat, tidak selamanya bertahan pada tingkat yang sama. Bisa juga mengalami perubahan, baik ke tingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih rendah atau berubah dari suatu kedudukan dan peran sosial yang lain. Dilansir dari buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati, kedudukan dan peran tidak dapat dipisahkan dalam mobilitas sosial. Baca juga: Pengertian Mobilitas Sosial dan Faktornya Kedudukan seseorang dapat menjadi lebih tinggi atau menurun karena adanya penghargaan yang diberikan kepada perannya. Sebaliknya, keberhasilan seseorang atau masyarakat dalam melakukan peran, bergantung pada kedudukannya. Contohnya, seorang karyawan biasa yang memiliki prestasi dan keterampilan melebihi karyawan lain akan segera diangkat menjadi kepala. Sebaliknya, manager yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik kemungkinan akan diturunkan jabatannya. Gerak sosial dalam kedudukan dan peranDi dalam kedudukan dan peran sosial terdapat dua dimensi gerak sosial yang cukup prinsip. Gerak sosial tersebut adalah:
Terjadi bila terdapat perubahan kedudukan pada strata yang sama. Perubahan kedudukan terjadi pada orang yang sama disebut mobilitas sosial horizontal intragenerasi. Kedudukan seseorang dapat naik atau turun pada lapisan yang sama, tanpa mengubah kedudukan yang bersangkutan. Tetapi peran yang dipegang seseorang dapat berubah. Jika dihubungkan dengan imbalan seseorang, perubahan kedudukan secara horizontal tidak memengaruhi tingkat imbalan orang yang bersangkutan. Misalnya, Seorang menteri pertanian menjabat selama lima tahun atas tugas Presiden. Kemudian pada pergantian kabinet berikutnya, yang bersangkutan diserahi tugas sebagai menteri perindustrian. Baca juga: Menilik Fungsi Sosial Masjid sebagai Sumber Kemaslahatan Masyarakat Contoh lainnya, seseorang bekerja sebagai sekretaris, kemudian dipindahkan menjadi bendahara. Orang tersebut tetap mendapatkan gaji yang sama. Pergeseran tersebut tidak menaikkan atau menurunkan posisi yang bersangkutan, hanya saja membutuhkan penyesuaian diri di tempat yang baru. Eratnya hubungan sosial dan kerja sama yang telah terbina di kelompok yang ditinggalkan, dijalin kembali di kelompok yang baru. Mobilitas sosial horizontal intergenerasi terjadi bila anak dan orangtuanya berbeda pekerjaan, tetapi memiliki kedudukan sosial yang sama. Misalnya seorang ayah memiliki kedudukan pegawai negeri dan berperan sebagai guru di sebuah SMA salah satu aerah, anaknya menjadi pegawai negeri di kantor pemerintah. Keduanya, memiliki kedudukan yang sama, tetapi peran yang berbeda. Mobilitas intragenerasi terjadi apabila orangtua dan anak memiliki kedudukan yang sama, tetapi peran berbeda.
Dengan kata lain, suatu generasi tidak menurunkan segalanya kepada generasi berikutnya. Baca juga: 10 Warga Meninggal karena Muntaber, Status KLB Belum Diberlakukan di Tanimbar
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi dua, yaitu naik dan turun. Hal ini karena kedudukan seseorang bisa mengalami penurunan, bisa juga mengalami kenaikan. Mobilitas sosial vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu:
Sedangkan mobilitas vertikal menurun juga memiliki dua bentuk utama, yaitu:
Baca juga: Mahfud: Jokowi Harus Keluarkan Keppres jika Ingin Cabut Status WNI Terduga Teroris
Mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa ciri, sebagai berikut:
Mobilitas sosial vertikal memiliki dua bentuk, yaitu mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal intergenerasi. Penjelasannya sebagai berikut:
Prinsip umum mobilitas sosial vertikal Mobilitas sosial vertikal memiliki prinsip umum sebagai berikut:
Jenis mobilitas sosialMobilitas sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan keadaan dari tolok ukur bagaimana para individu dalam lapisan sosial berupaya mengubah dirinya, sebagai berikut: Bergantung pada bagaimana kategori dan posisi individu memperoleh pendidikan, keturunan, atau dari kelas sosial yang dianggap memiliki peluang gerak.
Bergantung pada upaya dan kemampuan para individu, karena persaingan itu terbuka maka status elite tertentu mungkin saja akan dicapai seseorang. Baca juga: Wapres: WNI Terduga Teroris Pelintas Batas dan Eks ISIS Lepaskan Status Kewarganegaraannya Sendiri Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.tirto.id - Mobilitas sosial merupakan salah satu kajian penting dalam sosiologi. Sebab, ia menggambarkan bagaimana dinamika dalam kelas-kelas sosial masyarakat. Istilah mobilitas sosial secara umum dipahami sebagai pergerakan individu-individu dalam masyarakat untuk naik ke level sosial-ekonomi ke atas atau turun ke bawah. Kesimpulan pergerakan itu naik atau turun dikaitkan dengan posisi keluarga individu yang mengalami mobilitas sosial. Jadi, mobilitas sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menggapai kondisi sosial-ekonomi yang lebih baik atau lebih buruk dari orang tuanya, demikian merujuk sebuah ulasan di weforum.org.
Sementara dalam kajian ilmu sosial dan sosiologi, mengutip laman Lumen Learning, istilah mobilitas sosial mengacu kepada pergerakan posisi sosial individu atau kelompok dari waktu ke waktu. Umumnya, mobilitas sosial dikaitkan dengan perubahan kapasitas ekonomi (kekayaan) dan status sosial individu maupun keluarga. Meski demikian, mobilitas sosial juga dapat dihubungkan dengan perubahan kualitas kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Ada beberapa definisi yang bisa dicermati untuk memahami makna dari konsep mobilitas sosial. Sebagaimana dikutip dalam artikel bertajuk "Mobilitas Sosial Masyarakat Pasca Pembangunan Perumahan Kota Baru Parahyangan" yang dimuat oleh Jurnal Sosioglobal (Vol. 3, No. 1, 2018), Paul B. Horton dan Chester L. Hunt menjelaskan bahwa mobilitas sosial ialah wujud dari suatu keinginan seseorang, baik berupa status atau penghasilan yang lebih tinggi dari orang tuanya.
Baca juga:
Kegagalan ataupun keberhasilan dalam mencapai keinginan itulah yang disebut dengan mobilitas sosial. Maka, Horton dan Hunt mengonsepsikan pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Adapun mengutip Modul IPS terbitan Kemdikbud, definisi Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Artinya, mobilitas sosial merupakan proses perubahan kedudukan atau status sosial seseorang atau kelompok dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi maupun lebih rendah dari sebelumnya, atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan. Jika berpijak pada definisi-definisi di atas, contoh mobilitas sosial dalam kehidupan sehari-sehar mudah ditemui. Sebagai misal, mobilitas sosial yang terjadi pada orang yang lahir dari keluarga miskin, tetapi kemudian menjadi penjabat ataupun pengusaha sukses, sehingga kehidupannya jauh lebih sejahtera dan terhormat dari orang tuanya. Mobilitas sosial bisa mewujud dalam berbagai jenis. Setidaknya ada 4 jenis mobilitas sosial dalam kajian sosiologi. Ketiganya adalah mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi.
Contoh Mobilitas Sosial VertikalMobilitas sosial vertikal bisa berupa pergerakan individu atau kelompok naik-turun dari satu jenis tingkat sosial ekonomi ke tingkat sosial ekonomi lainnya. Mobilitas sosial sering kali terjadi karena faktor pekerjaan, pendidikan, bahkan bisa juga karena pernikahan. Sesuai dengan namanya, mobilitas sosial vertikal dibagi menjadi dua, yakni ke atas atau ke bawah. Mobilitas sosial vertikal ke atas disebut dengan social climbing. Sedangkan mobilitas sosial vertikal ke bawah biasanya disebut dengan istilah social sinking. Berdasarkan penjelasan di dalam Modul IPS terbitan Kemdikbud (2017), social climbing adalah mobilitas sosial yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang dari status sosial rendah ke yang lebih tinggi. Contoh mobilitas sosial vertikal social climbing ialah ketika seorang karyawan berhasil bekerja dan menghasilkan prestasi baik, kemudian diangkat jadi kepala bagian, lalu manajer, hingga mencapai posisi direktur di suatu perusahaan. Kesuksesan mereka yang menduduki jabatan kepala daerah, menteri atau presiden juga contoh dari mobilitas sosial ke atas.
Baca juga:
Keberhasilan Presiden Joko Widodo, yang lahir dari keluarga biasa serta kemudian meniti karier sebagai pengusaha mebel, lalu menjadi Wali Kota Solo dan lantas Gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya menjabat posisi kepala negara, adalah contoh dari mobilitas sosial. Adapun social sinking adalah proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Di banyak kasus, social sinking berisiko memicu gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya. Contoh mobilitas sosial vertikal jenis social sinking adalah ketika seorang pejabat di suatu lembaga harus diturunkan pangkatnya karena melanggar aturan sehingga ia menjadi pegawai biasa. Contoh lainnya adalah saat seorang anak pengusaha produsen susu yang sukses gagal meneruskan bisnis orang tuanya, hingga perusahaannya bankrut dan ia terlilit utang serta jatuh miskin.
Infografik SC Mobilitas Sosial. tirto.id/Sabit
Contoh mobilitas Sosial HorizontalMobilitas sosial pun bisa terjadi secara horizontal. Proses ini berlangsung ketika perpindahan dari satu posisi ke posisi sosial tertentu berada di level yang sama. Mobilitas seperti ini bisa dipicu oleh perpindahan dari sebuah pekerjaan pada pekerjaan lain yang sama bergengsinya. Jadi, definisi mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal juga bisa diartikan sebagai peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat. Artinya, tidak ada perubahan derajat sosial atau kedudukan di dalam proses mobilitas horizontal.
Baca juga:
Contoh mobilitas sosial horizontal adalah ketika seorang kepala sekolah dimutasi ke sekolah lain untuk menempati jabatan yang sama, yakni kepala sekolah. Contoh lainnya adalah saat seorang bintang pemain sepakbola dari sebuah klub elite yang ditransfer ke klub papan atas lainnya di sebuah liga.
Contoh Mobilitas Sosial AntargenerasiMobilitas sosial juga bisa terjadi dalam konteks antargenerasi. Bentuknya seperti ketika anak-anak mencapai status yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada leluhurnya. Mengutip laman Sumber Belajar Kemdikbud, mobilitas sosial antargenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan. Dalam mobilitas ini bisa terjadi gerak naik dan turun atau vertikal maupun horizontal. Contohnya adalah ketika seseorang yang berhasil menjadi pejabat tinggi negara atau pengusaha sukses pada mulanya lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai PNS, sementara kakek dan neneknya merupakan petani di desa.
Contoh Mobilitas Sosial IntragenerasiProses mobilitas sosial dapat pula berlangsung dalam konteks intragenerasi. Ini artinya mobilitas sosial berupa peralihan status atau kedudukan sosial terjadi dalam satu generasi yang sama. Peralihan bisa naik-turun (vertikal) dan horizontal. Contoh dari mobilitas sosial intragenerasi adalah ketika seorang PNS guru memiliki anak yang memegang gelar sarjana dan lolos seleksi cpns dengan sebagai guru pula. Sang ayah memiliki karier bagus sehingga berhasil mencapai posisi kepala dinas pendidikan. Kemudian, sang anak juga memiliki kinerja baik sehingga berhasil pula dipilih oleh kepala daerah untuk menjadi orang nomor satu di dinas pendidikan.
Baca juga
artikel terkait
MOBILITAS SOSIAL
atau
tulisan menarik lainnya
Addi M Idhom
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|