Berikan 3 contoh hasil akulturasi antara hindu budha dan kepercayaan di nusantara

Akulturasi kebudayaan merupakan suatu proses percampuran diantara unsur-unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lainnya, sehingga menghasilkan kebudayaan baru, Kebudayaan baru yang menjadi hasil percampuran, tersebut masing-masing tidak kehilangan ciri khas / kepribadian nya. Oleh karena nya, untuk dapat berakulturasi, tiap-tiap kebudayaan harus seimbang. Begitu pula untuk Akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dari India dengan kebudayaan Lokal asli Indonesia.


7 Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu Budha dengan kebudayaan Lokal asli Indonesia adalah sebagai berikut:

Relief Candi Borobudur


Adanya pengaruh dari India tentu saja membawa perkembangan di dalam bidang Seni Rupa, ukir maupun pahat. Hal ini kenyataannya bisa disaksikan pada seni ukir atau relief-relief yang dipahat di bagian dinding candi. Misalkan Relief yang dipahat pada Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat sang Buddha.

Candi Borobudur

Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu Budha dengan budaya Lokal asli Indonesia. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan Buddha / dewa, serta bagian dari stupa dan candi merupakan unsur-unsur dari India. Bentuk candi di Indonesia pada hakikatnya merupakan punden berundak yang tidak lain merupakan unsur asli Indonesia. Candi Borobudur adalah salah satu dari contoh akulturasi tersebut.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Majapahit

Masuknya budaya India di Indonesia membawa pengaruh perkembangan seni sastra yang cukup besar di Indonesia. Seni Sastra pada masa itu ada yang berbentuk puisi dan ada juga yang berbentuk prosa. dilihar dari isinya, kesusastraan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

  • Kitab hukum
  • Tutur (Pitutur kitab keagamaan)
  • Wiracarita (Kepahlawanan)

Bentuk wiracarita sangat populer di Indonesia. Misal seperti Bharatayuda, yang digubah Mpu Panuluh dan Mpu Sedah.

Wayang Kulit

Karya Sastra yang semakin berkembang terutama yang bersumber dari Ramayana dan Mahabharata ini, yang telah memunculkan seni pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit yang ada di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sudah sangat mendarah familiar. Cerita di dalam pertunjukan wayang kulit ini berasal dari India, namun wayangnya berasal dari Indonesia asli.

JLA Brandes berpendapat bahwa Gamelan adalah salah satu instrumen diantara seni pertunjukan asil yang dimiliki oleh Indonesia sebelum unsur-unsur budaya dari India masuk. Selama berabad-abad, gamelan telah mengalami perkembangan dengan masuknya unsur budaya baru baik pada segi bentuk maupun kualitas.

Macam-macam gamelan itu sendiri dapat dikelompokkan dalam:

  • Xylophones
  • Chordophones
  • Membranophones
  • Aerophones
  • Tidophones

Sejak masa pra aksara, masyarakat di Kepulauan Indonesia sudah mengenali adanya simbol-simbol yang bermakna filosofis. misalnya jika terddapat orang yang meninggal, di dalam kuburnya disertai dengan beberapa benda. Diantara benda tersebut biasanya terdapat lukisan orang yang sedang naik perahu, yang bermakna bahwa orang yang telah wafat, rohnya akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yakni alam baka.

Baca Juga: Heboh, Gambar Hujan Yang Ditangkap Oleh Kamera dari atas Pesawat

Masyarakat pada kala itu sudah percaya bahwa adanya kehidupan setelah mati yakni sebagai roh-roh halus. Maka, roh nenek moyang mereka dipuja oleh orang yang masih hidup.

Sesudah Masuknya pengaruh India, kepercayaan atas roh halus tidak hilang. Contohnya bisa dilihat pada fungsi candi. Fungsi kuil atau candi di India ialah sebagai tempat pemujaan. Sedang Di Indonesia, di samping sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah raja yang sudah meninggal. Hal Ini jelas sebagai perpaduan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman serta pemujaan roh nenek moyang yang sudah ada di Indonesia.

Bangunan keagamaan seperti candi sangat dikenal pada masa Hindu Budha. Hal tersebut terlihat jelas di mana pada sosok bangunan sakral peninggalan Hindu, seperti Cadi Gedungsongo maupun Candi Sewu.

Baca Juga: Sejarah Lengkap Kerajaan Mataram Islam (Kesultanan Mataram)

Bangunan pertapaan wihara juga merupakan bangunan yang berundak. Terlihat di beberapa Candi Tikus, Candi Jalatunda, dan Candi Plaosan.

Bangunan suci berundak tersebut sebenarnya telah berkembang pada zaman pra aksara, yang menggambarkan alam semesta yang bertingkat. Tingkat paling atas adalah tempat semayam para roh leluhur (nenek moyang). 

Sesudah datangnya Budaya India di Indonesia, dikenal adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan yang dimaksud ialah semacam pemerintah di suatu daerah tertentu (seperti desa). Rakyat mengangkat seorang kepala suku (pemimpin). Orang yang dipilih sebagai kepala suku biasanya orang yang sudah tua (senior) dapat membimbing, berwibawa, arif, memiliki kelebihan tertentu seperti di bidang ekonomi dan biasanya dianggap mempunyai semacam kekuatan gaib atau kesaktian.

Sesudah pengaruh budaya India masuk, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja kemudian wilayahnya disebut sebagai wilayah kerajaan. Contoh nya seperti di Kutai.

Sekian Artikel mengenai Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Budha, Sejatinya Pengaruh kebudayaan Hindu Budha hanya bersifat saling melengkapi dengan kebudayaan lokal yang telah ada di Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan sobat markijar, baik itu mengetahui Manfaat Akulturasi Kebudayaan Nusantara, Manfaat Akulturasi Kebudayaan Hindu Budha atau Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia.

Masuk serta berkembangnya agama Hindu dan Buddha memunculkan sebuah akulturasi kebudayaan antara kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Indonesia. Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan namun tidak menghilangkan kebudayaan asli. Beberapa hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia di berbagai bidang adalah sebagai berikut.

  • Bidang Pemerintahan. Sebelum masuknya agama Hindu-Buddha, sistem pemerintahan di Indonesia didasarkan pada rakyat yang mengangkat seorang pemimpin berdasarkan umur, kearifannya, memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, bahkan hingga memiliki kekuatan gaib. Setelah pengaruh agama Hindu-Buddha memasuki Indonesia, para pemimpin ini menjadi raja dan daerahnya menjadi kerajaan.
  • Bidang Kepercayaan. Kepercayaan yang dianut oleh para nenek moyang sebelum masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia adalah kepercayaan terhadap roh halus. Sesudah masuknya agama Hindu-Buddha, kepercayaan terhadap roh halus tidak hilang. Adanya candi di Indonesia digunakan untuk tempat pemujaan dan sebagai makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah. 
  • Bidang Kebudayaan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan berbagai seni rupa dan seni ukir dari India yang masuk ke Indonesia seperti relief dan arca. Selain itu, terjadi pula akulturasi seni pertunjukkan seperti pertunjukan wayang kulit yang berasal dari Indonesia dan dipadukan dengan cerita yang berasal dari budaya Hindu-Budha seperti Ramayana sehingga memunculkan sebuah kebudayaan baru. 
  • Bidang Arsitektur. Salah satu dari hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia ialah stupa borobudur. Stupa borobudur dari tingkatan bangunan yang menyerupai punden berundak ini tentu menggunakan sistem atau teknologi bangunan kebudayaan Indonesia, meskipun dari bangunan arca dan relief-relief yang dituliskan dalam dinding stupa candi borobudur bernuansa Buddhisme. 

Jadi, beberapa hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia adalah adanya kerajaan Hindu-Buddha, candi, relief, arca, pertunjukkan wayang kulit, dan stupa Borobudur.

Seni Rupa dan seni ukir, contohnya relief yang dipahat di Candi Borobudur merupakan akulturasi antara cerita riwayat hidup sang Buddha dengan flora yang ada di Indonesia

Seni Pertunjukan, contohnya penambahan tokoh pada cerita wayang kulit yang ditampilkan, tidak murni hanya tokoh dari cerita yang ada di India

Seni Sastra, cerita kepahlawanan seperti Mahabarata mengalami penyesuaian alur cerita dengan kondisi budaya Indonesia

Sistem Astronomi, adanya penambahan unsur lokal dalam kalender Saka yang digubakan di Bali sehingga terdapat perbedaan antara Kalender Saka di Bali dan di India 

Seni Bangunan, salah satu contoh akulturasi budaya lokal dengan pengaruh Hindu-Budha adalah Candi Borobudur yang memadukan Bangunan Punden Berundak dengan ornamen Budha.

Dengan demikian, bentuk akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia dapat dilihat dalam seni rupa dan seni ukir, seni pertunjukan, seni sastra, sistem astronomi, dan seni bangunan.  

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA