Berapa padat tebar udang vaname kolam terpal?

Pertama adalah tingkat teknologi yang akan diaplikasikan, karena terkait dengan tipe,  ukuran, spesifikasi tambak, serta kebutuhan akua input yang akan digunakan. Kedua, target produksi udang yang ditetapkan, karena akan menentukan jumlah dan spesifikasi peralatan pendukung khususnya aerasi/kincir sebagai pemasok kebutuhan oksigen bagi udang.

Biasanya patokan yang digunakan adalah setiap 1 HP kincir dapat mendukung kehidupan biomassa udang sebanyak 500 kg. Artinya jika kita targetkan daya dukung tambak 5 ton maka jumlah kincir yang harus dipersiapkan sebanyak 10 HP.

Ketiga, kompetensi SDM operator tambak, karena dibutuhkan kemampuan manajemen budidaya yang dapat mendukung tingkatan teknologi yang diaplikasikan. Keempat, kemampuan pembiayaan usaha tambak karena terkait dengan jumlah akuainput yang digunakan.

Sedangkan untuk menentukan jumlah kepadatan benur dari sisi alam/lokasi harus diperhatikan 1) kondisi kelayakan lahan (topografi,  apakah kawasan supratidal atau intertidal, tipologi pantai terutama tinggi/ rendahnya pasang surut,); 2) jenis tanah tambak (gambut, tanah sulfat masam, tanah mineral lainnya); 3). Kuantitas dan kualitas sumber air laut dan tawar. Parameter kualitas air kunci adalah bahan organik, pH air, amonia, nitrit, posfat, H2S; 4). Spesies udang yang dikembangkan (windu atau vanamei), sama-sama tingkat teknologinya, tetapi berbeda kepadatannya. Biasanya padat tebar vanamei lebih tinggi dibandingkan windu, karena vanamei bisa hidup pada kolom air tambak.

Semakin tinggi padat penebaran yang diaplikasikan akan membawa konsekuensi terhadap meningkatnya kebutuhan akuainput dan permodalan serta kemampuan sumber daya manusia yang lebih profesional. Tentunya juga akan diiringi dengan peningkatan produktivitas udang yang dihasilkan.

Sebagai contoh, budidaya udang vaname superintensif dengan padat penebaran 800 – 1.000 ekor/m2 akan menghasilkan produksi udang antara 10—12 ton/1.000m2/siklus. Dengan demikian, padat penebaran udang sangat ditentukan oleh bagaimana kemampuan kita bisa menyediakan wadah dan lingkungan budidaya udang serta kebutuhan input udang dalam kondisi yang layak bagi kehidupan udang secara normal. Yang tidak kalah penting adalah, bagaimana operator tambak mampu mengelola tambak dengan baik, sehingga tercipta lingkungan budidaya yang nyaman bagi kehidupan dan pertumbuhan udang.

Kolam udang vaname juga bisa menggunakan kolam bundar. ini cocok untuk budidaya udang dan ikan lain dengan kapasitas budidaya jumlah besar. 1 kolam bundar untuk budidaya udang bisa mencapai 25 ribu ekor dengan kepadatan 500 ekor/m3 dengan sistem bioflok.
Kami juga melayani order custom untuk ukuran lebih besar atau lebih kecil

Upaya meningkatkan produktivitas lahan tambak dapat dilakukan dengan meningkatkan padat penebaran disertai dengan pemberian akuinput yang prima serta dukungan teknologi yang memadai. Tiga padat penebaran yaitu 750; 1.000; dan 1.250 ekor/m2, diaplikasikan pada tambak dengan luasan 1.000 m2 dengan kedalaman air 1,8 m dilengkapi dengan sistem aerasi berupa kincir dan root blower, pompa submersible, automatic feeder, central drain dan collector drain serta Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Kapasitas sistem aerasi adalah 500 kg biomassa udang/HP. Udang dipelihara selama 105 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran yang diaplikasikan menghasilkan bobot akhir udang yang relatif sama berkisar 15,48-16,30 (15,78±0,45) g/ekor dengan nilai pertumbuhan harian 0,16-0,18 (0,17±0,01) g/hari. Produksi yang diperoleh adalah 7.862; 10.699; dan 12.163 kg/petak, masing-masing pada padat penebaran 750; 1.000 dan 1.250 ekor/m2. Nilai rasio konversi pakan 1,4; 1,36; 1,55 dan kebutuhan listrik 3,2; 2,5; 2,4 kw/kg udang serta kebutuhan air 2,24; 1,66; 1,60 m3/kg udang. Biaya produksi udang terendah adalah Rp. 30.526/ kg udang pada padat penebaran 1.000 ekor/m2 dengan laba operasional sebesar Rp. 630.687.094/th. Padat penebaran 1.000 ekor/m2 menghasilkan kinerja lebih baik sehingga disarankan menjadi acuan padat penebaran untuk budidaya udang vaname superintensif. Teknologi ini memiliki potensi dampak terhadap lingkungan perairan, sehingga perlu dilengkapi sarana Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk pengolah air buangan tambak.

In order to increase of brackishwater pond’s productivity, an effort can be reached through high stocking density of shrimp accompanied by application of high quality inputs and supported by an appropriate technology. Three different stocking densities, were applied i.e., 750; 1,000; and 1,250 ind/m2. The shrimp were reared for 105 days in three ponds with sizing of 1,000 m2 each and the water depth of 1.8 m facilitated with aeration systems consisted of paddlewheels, root blower, submersible water pump, automatic feeder, central drainage, collector drainage and waste water treatment plan. The capacity aeration systems was 500 kg of shrimp biomass/HP. The results showed that all stocking densities produced the similar final body weight of shrimp which ranged between 15.48 to 16.30 (15.78±0.45) g/shrimp with daily growth rates were 0.16-0.18 (0.17±0.01) g/day. The total harvested shrimps from each stocking density were 7,862; 10,699, 12,163 kg/pond, respectively. The feed conversion ratio was 1.4, 1.36, and 1.55, whereas consumed electricities were 3.2, 2.5, and 2.4 kw/kg shrimp and water demands were 2.24, 1.66, and 1.60 m3/kg harvested shrimp. The lowest production cost was IDR 30,526/kg harvested shrimp which was spent for stocking density of 1,000 ind/m2, whereas the annual profit was IDR 630,687,094. The stocking density of 1,000 ind/m2 showed high performances, and then eventually is recommended for the L. vannamei super-intensive aquaculture. This technology is potential in affecting the adjacent environment, however the impacts might be minimized through the application of deploying wastewater treatment plan.

1 kg udang vaname isi berapa?

Udang Vaneme Jumbo Segar Fresh 1 kg isi 35-40 ekor udang vannamei - 500 gram.

Berapa ukuran tambak udang vaname?

Kolam yang digunakan seluas 6 x 11,5 meter persegi dengan kedalaman 1,2 meter. Dari kolam tersebut dapat dilakukan pembenihan sebanyak 50 ekor per meter persegi atau sekitar 3.500 ekor. Menurut Gunawan, tak harus persegi, kolam terpal model bulat berdiameter dua meter juga bisa digunakan untuk pembesaran udang vaname.

Berapa bulan sekali panen udang vaname?

Panen dilakukan jika udang sudah berbobot 16–20 gram/ekor atau berumur 3-4 bulan.

Berapa modal untuk budidaya udang vaname?

Bekasi - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan modal yang dibutuhkan untuk budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) sebesar Rp 180 juta. Dengan modal itu, peternak bisa mendapat keuntungan hingga Rp 320 juta saat masa panen. "Jadi ini untuk 1 hektare kurang lebih 180 juta.