Berapa lama sel telur bertahan dalam rahim

Jakarta -

Pernahkah terpikir, butuh berapa lama sperma berjalan menuju rahim? Dalam proses pembuahan, sperma perlu melewati berbagai macam rintangan dalam rahim agar bisa mencapai sel telur.

Bahkan, dari sekian juta sperma hanya satu yang berhasil membuahi sel telur. Lantas berapa lama sperma berjalan menuju rahim?

Dikutip dari Babycentre, waktu paling cepat sperma mencapai sel telur adalah 45 menit, sedangkan paling lama bisa sampai 12 jam. Setiap sperma memiliki kecepatan berenang yang berbeda-beda, tetapi umumnya adalah 2,5 centimeter per 15 menit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ejakulasi, pria mengeluarkan sekitar 40 juta sperma ke dalam rahim. Namun, hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.

Begitu banyak rintangan yang perlu dilalui sperma agar bisa mencapai sel telur. Salah satunya adalah lingkungan asam dalam vagina yang membuat sperma tidak bisa bertahan hidup dan mati. Sehingga, hanya sperma yang kuat dan sehat yang benar-benar bisa membuahi sel telur.

Apa yang terjadi ketika sperma berhasil membuahi sel telur?

Sperma yang berhasil membuahi sel telur dan membawa kromosom Y, maka bayi yang akan dihasilkan adalah berjenis kelamin pria. Sedangkan, sperma yang membawa kromosom X, maka bayi Anda akan berjenis kelamin wanita.

Bagaimana kondisi sperma yang tidak berhasil membuahi sel telur?

Sperma yang tidak berhasil membuahi sel telur akan mati. Umumnya mereka bisa bertahan hidup tiga sampai lima hari di dalam rahim hingga akhirnya terbuang karena gagal melakukan pembuahan.

Simak Video "Ingin Jalani Pembekuan Sel Telur? Ini Syarat yang Harus Diperhatikan"


[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

sperma kecepatan sperma rahim sel telur kesehatan seksual

Pusat Fertilitas Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.

Setelah berhasil melewati lendir serviks, sperma kemudian harus berenang sekitar 18 cm dari serviks menuju ke rahim.

Kemudian, sperma menuju tuba falopi untuk mencapai sel telur.

Pada tahap ini, sperma bisa terjebak ke tuba falopi yang salah atau bahkan bisa mati di tengah pencariannya.

Rata-rata sperma mampu berjalan sepanjang 2,5 cm setiap 15 menit. Sperma yang mampu berenang sangat cepat mungkin mampu bertemu dengan sel telur dalam waktu 45 menit.

Jika pergerakannya lambat, sperma butuh waktu hingga 12 jam untuk mencapai sel telur.

Perjalanan sperma belum selesai walaupun sudah bertemu dengan sel telur. Satu telur mungkin bisa didekati oleh ratusan sperma.

Namun, hanya sperma terkuat yang dapat menembus dinding luar sel telur.

4. Sperma berhasil bertemu sel telur

Ketika ada satu sperma masuk sampai inti sel telur, sel telur membentuk pertahanan diri sehingga mencegah sperma lainnya masuk.

Pada tahap ini lah terjadi proses pembuahan atau konsepsi.

Jika sperma tidak mampu bertemu dengan sel telur, sperma mampu bertahan dalam tubuh wanita sampai 7 hari.

Ketika wanita melepaskan sel telur pada masa ini, kesempatan untuk bisa hamil masih terbuka lebar.

Jadi, perhatikan cara menghitung masa subur sehingga Anda bisa menyesuaikan dengan melakukan hubungan seksual di masa itu.

Setelah proses pembuahan

Apabila sperma sudah berhasil bertemu dengan sel telur, di tahap inilah proses pembuahan berlanjut menjadi kehamilan.

Materi genetik antara sperma dan sel telur kemudian melakukan penggabungan agar janin terbentuk.

Setidaknya, dalam waktu 24 jam pembuahan akan berubah menjadi zigot. Setelah itu, zigot akan berkembang menjadi janin.

Jenis kelamin bayi Anda juga ditentukan dari proses pembuahan atau kehamilan ini.

Jika sperma yang berhasil membuahi sel telur membawa kromoson Y, maka bayi Anda akan berjenis kelamin laki-laki.

Sementara jika sperma membawa kromoson X, maka bayi Anda akan berjenis kelamin perempuan.

Proses pembentukan janin

Sel-sel baru dengan jumlah sekitar 100 sel akan membentuk bundelan yang disebut dengan blastokista.

Blastokista ini kemudian akan berjalan menuju rahim, dapat memakan waktu sampai 3 hari atau lebih.

Di rahim, kemudian blastokista akan menempel pada dinding rahim yang kemudian akan berkembang menjadi embrio dan plasenta.

Perlu diketahui bahwa embrio adalah bakal janin yang ada di dalam rahim.

Ini membutuhkan waktu sampai beberapa minggu sampai Anda menduga bahwa proses kehamilan berhasil.

Perlukah melakukan tes kehamilan?

Apabila Anda mengalami gejala tertentu yang berhubungan dengan kehamilan, ada kemungkinan proses kehamilan pada wanita berhasil.

Kondisi pertama yang paling mudah dikenali adalah ketika Anda tidak mengalami menstruasi ketika sudah waktunya.

Cara untuk memastikan agar lebih akurat, Anda perlu untuk melakukan tes kehamilan dengan menggunakan test pack.

Hal ini pun sebaiknya dilakukan apabila Anda tidak mengalami telat menstruasi dalam jangka waktu satu minggu.

Apabila ingin mendapatkan jawaban yang lebih pasti, sebaiknya segera temui dokter Anda.

Hal ini karena salah satu tanda ovulasi kemungkinan lendir servis meningkat serta konsistensinya seperti telur putih mentah.

Cairan yang berasal dari leher rahim ini dapat mempermudah masuknya sperma ke dalam organ reproduksi wanita.

2. Perubahan suhu tubuh

Suhu tubuh akan berubah sesuai dengan tingkat aktivitas harian, mengonsumsi makanan tertentu, perubahan hormon, hingga kebiasaan tidur.

Tanda ovulasi lainnya adalah mungkin suhu tubuh Anda akan sedikit meningkat sekitar setengah derajat Celcius.

Mengutip dari Pregnancy, Birth, and Baby, kemungkinan waktu paling subur adalah selama 2 – 3 hari sebelum suhu naik.

3. Gejala lainnya

Selain itu, ada kemungkinan wanita mengalami tanda atau gejala lainnya saat mendekati masa ovulasi, seperti kram perut ringan, nyeri payudara, serta keinginan berhubungan seksual meningkat.

Akan tetapi, gejala di atas juga bukan menjadi patokan utama Anda sebagai memprediksi masa subur serta pelepasan sel telur.

Anda juga bisa menggunakan kalkulator masa subur serta alat prediksi ovulasi yang cara kerjanya mirip seperti alat tes kehamilan.

Proses ovulasi

Waktu subur atau pelepasan sel telur adalah proses alamiah yang akan terjadi pada setiap wanita yang sehat, tanpa ada gangguan kesehatan reproduksi.

Proses ini diatur oleh bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Dalam proses pelepasan sel telur terdapat beberapa tahap, yaitu:

1. Periovulaatori (tahap folikular)

Fase folikuler adalah ketika hari pertama menstruasi terakhir dan berlanjut sampai fase pelepasan sel telur.

Tahapan folikuler bekerja ketika lendir telah melapisi lapisan sel telur dan bersiap untuk bergerak keluar menuju rahim.

Pada saat itu, rahim sudah mulai siap untuk menerima telur, sehingga dinding-dinding rahim menebal.

2. Ovulasi

Tubuh memiliki enzim khusus yang bertugas untuk membentuk lubang pada tahap ovulasi pada masa subur. Ini memudahkan sel telur bergerak melalui tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan indung telur ke rahim.

Kemudian, telur yang matang akan masuk ke dalam saluran dan melewatinya hingga mencapai rahim. Dalam tahap ini, biasanya terjadi pembuahan.

Pembuahan terjadi di tuba falopi dan berlangsung sekitar 24 hingga 48 jam. Pelepasan sel telur biasanya terjadi pada 14 hari sebelum siklus menstruasi selanjutnya berlangsung.

Ketika mendekati masa ovulasi, produksi lendir serviks akan meningkat. Lendir serviks ini juga berperan membantu sperma berenang menuju sistem reproduksi wanita.

3. Postovulatori (tahap luteal)

Jika pembuahan berhasil, sel telur tersebut akan langsung ditanam tubuh pada dinding-dinding rahim dengan bantuan luteizining hormone (LH).

Fase luteal memiliki garis waktu yang tepat dan biasanya berlangsung 12 hingga 16 hari sejak masa pelepasan sel telur.

Namun, apabila tidak terjadi pembuahan sama sekali, telur dan dinding rahim yang sudah menebal akan meluruh. Saat itulah akan terjadi menstruasi.

Gangguan ovulasi

Mungkin untuk sebagian wanita tidak bisa menghindari kondisi ini. Gangguan ovulasi adalah kondisi saat Anda jarang mengalami ovulasi atau bahkan tidak sama sekali (anovulasi).

Penyebab dari gangguan ovulasi ini kemungkinan adalah masalah pengaturan hormon hingga masalah pada area ovarium Anda.

Sebaiknya Anda dan pasangan melakukan pemeriksaan dengan dokter karena gangguan pelepasan sel telur ini juga dapat mengakibatkan infertilitas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA