Ballpoint dan tinta disebut sebagai benda....

Meski banyak pekerjaan yang bisa diketik langsung di laptop atau komputer, tapi ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa diganti dan harus dilakukan dengan secarik kertas dan bolpoin. Sehingga, akan sangat bijak bagi Anda untuk memiliki bolpoin dan buku catatan yang bisa Anda gunakan dimana saja dan kapan saja.

Ada begitu banyak jenis pen dan alat tulis serupa dengan nama yang berbeda namun bertujuan sama, seperti pena, ballpoint, pulpen tinta gel, dan rollerball. Semua jenis pulpen tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya.

Baca Juga: Tips Memilih Bolpoin yang Baik untuk Kerja atau Sekolah

Mari ketahui apa saja jenis-jenis pulpen yang ada di pasaran beserta kelebihan dan kekurangannya dibawah ini!

Ballpoint

Ballpoint atau yang biasa ditulis bolpoin dalam bahasa Indonesia merupakan jenis pulpen yang paling umum digunakan, dengan bola besi bulat dan tumpul lalu di ujungnya untuk tintanya disimpan dalam tabung dan kental. Ballpoint cocok digunakan untuk pekerjaan sehari-hari seperti untuk menulis, menggambar, maupun kebutuhan tulis menulis lainnya.

Kelebihan menggunakan jenis pulpen ini adalah Anda bisa menulis dengan lancar, halus dan merata. Namun jika Anda tidak berhati-hati seperti tidak sengaja menjatuhkan, mengetuk atau melempar pen jenis ini, tinta dari ballpoint akan cepat kering dan bocor sehingga bisa mengotori kertas, tangan, atau pakaian Anda.

Rollerball

Pulpen dengan jenis ini memiliki tinta berbasis air, sehingga tingkat kepekatannya lebih rendah. Tinta bolpoin rollerball mengalir dengan lebih cepat dibandingkan dengan jenis pen lainnya. Oleh karena itu, ujungnya memiliki bola lebih kecil dan halus, membuat tulisan Anda biasanya jadi lebih tipis.

Biasanya pilihan warna jenis pulpen ini lebih bervariasi misalnya warna biru, merah, dan lain sebagainya. Untuk menulis dengan pulpen ini tidak diperlukan tenaga yang besar jadi membuat tangan nyaman. Kekurangan dari jenis pen satu ini adalah, salah satunya tinta yang terlalu cair dapat membuat tulisan timbul dan menembus di belakang halaman kertas yang ditulis.

Pena

Pena di dalamnya terdapat tempat untuk menyimpan tinta, sehingga pen jenis ini bisa diisi ulang menggunakan dengan mudah menggunakan pipet. Anda juga bisa mengganti dan menyesuaikan ujung dari jenis pen ini dengan ukuran garis yang Anda inginkan. Pena biasanya mempunyai harga yang lebih mahal dibandingkan jenis pulpen lainnya. Biasanya, pena resmi digunakan hanya untuk keperluan penting saja seperti penandatanganan kontrak, pertemuan resmi, dan lain sebagainya.

Pulpen Tinta Gel

Tinta yang terbuat dari gel bentuknya kental dan pada permukaannya cenderung mengelembung. Kemudian, pulpen dengan tinta ini lebih lambat kering, sehingga tidak cocok digunakan untuk keperluan tulis menulis yang terlalu banyak. Warna tinta yang cerah dan bervariasi membuat jenis bolpoin ini sering digunakan untuk kebutuhan tulis menulis yang dapat membantu kreativitas penggunanya.

Jenis-jenis pulpen tersebut mempunyai kelebihan dan kegunaannya masing-masing dan memang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Namun, selain mempertimbangkan jenis pulpen ketika akan menulis, Anda pun harus mempertimbangkan merek pulpen yang akan digunakan. Ada beberapa merek pulpen terkenal yang bisa Anda pilih, salah satunya Standard pen.

Bolpoin dari Standardpen Indonesia memiliki kualitas baik, namun tetap hadir dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Beberapa kelebihan yang patut Anda perhatikan dari Standard Pen adalah bolpoin yang anti macet, banyak pilihan, dan tinta yang pekat. Tak hanya itu, Anda bisa dengan mudah menemukan bolpoin dari Standard Pen di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Tinta Bolpoin dan Jenis-Jenisnya

Kualitas bolpoin yang baik disertai dengan harga yang terjangkau membuat Standardpen Indonesia sebagai bolpoin pilihan masyarakat Indonesia selama lebih dari 3 dekade. Ingin membaca artikel informatif dan edukatif lainnya dari Standardpen Indonesia? Klik di sini!

Pena bolpoin, yang sering disalahpahami sebagai pulpen (bahasa Inggris: ballpoint pen), adalah alat tulis yang ujungnya menggunakan bola kecil yang berputar untuk mengontrol pengeluaran tinta kental yang disimpan dalam kolom berbentuk silinder. Ujung bolpoin berupa bola kecil dari kuningan, baja, atau tungsten karbida yang diameternya berbeda-beda, umumnya 0,7 hingga 1,2 mm.[1] Besar diameter bola berpengaruh pada ketebalan tulisan di atas kertas. Tinta kering dalam seketika setelah bersentuhan dengan kertas. Bolpoin berbeda dengan pulpen, bolpoin berharga murah dan bebas pemeliharaan.

Walaupun bolpoin dan pulpen berbeda, kebanyakan masyarakat Indonesia kerap menganggap bolpoin sebagai pulpen. Ini merupakan salah kaprah. Nama yang benar dari alat tulis berujung tumpul ini adalah bolpoin.

Awalnya, alat tulis yang menggunakan tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah. Pena yang digunakan pada awalnya dibuat dari bulu angsa seperti yang lazim digunakan di Eropa pada abad pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Cina dan Jepang. Kelemahannya adalah penggunaannya sering merepotkan para pemakainya karena tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas.

Sejarah

Bolpoin diciptakan oleh jurnalis Hungaria, László Biró pada tahun 1938. Biro memperhatikan bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan cepat dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat menggunakan pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam.

Ballpoint dan tinta disebut sebagai benda....

Ujung sebuah bolpoin

Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru berupa sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang. Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah kartrij, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi. dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan ball point pen atau yang lazim dikenal dengan nama bolpoin.

Rancangan ini kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan hingga saat ini.

Berkembangnya bolpoin

Dua orang berkebangsaan Inggris, Henry Martin dan Frederick Miles mendukung gagasan ini. Mereka kemudian ikut menekuni pembuatan alat tulis baru ini dan dijual ke Angkatan Udara Inggris yang memerlukan alat tulis yang anti bocor dan meluap untuk digunakan pada pesawat terbang yang digunakan pada Perang Dunia II.

Pada waktu yang bersamaan, di Amerika Serikat, Milton Reynolds asal Chicago membeli alat tulis baru itu. Ia kemudian menyempurnakannya dan menjualnya kepada tentara Amerika. Namun bolpoin itu masih belum sesempurna bolpoin yang ada pada saat ini.

Franz Szech, seorang warga California, berusaha mencari tinta yang sempurna dan berhasil membuat tinta tersebut dari dapur rumahnya. Tinta itu jauh lebih awet dan tahan lama berada dalam bolpoinnya, tetapi sayangnya tinta itu lambat laun menjadi kering bila terkena udara.

Setelah perang dunia II usai, orang-orang berkumpul di etalase pusat pertokoan Gimbels di New York. Di etalase ini disediakan sebuah tanki air besar yang dikerumuni oleh pengunjung. Tangki air ini digunakan untuk mendemonstrasikan alat tulis berupa pena yang digunakan di bawah permukaan air. Pena tersebut dipromosikan menggunakan tinta buatan Szech.

Bolpoin ruang angkasa

Sebelum menggunakan bolpoin khusus, para antariksawan atau astronaut memakai pensil karbon biasa karena bolpoin biasa tidak akan bisa digunakan akibat tekanan vakum di luar angkasa yang akan menyedot habis tintanya.

Bolpoin khusus ruang angkasa dirancang oleh Paul C. Fisher, pada bulan juli 1966. Uji coba pena tersebut meliputi kondisi di bawah air, ruang tanpa bobot dan tekanan hampa. Pena ini diuji pertama kali oleh Dr Robert Gilruth, Direktur NASA, di Houston, Texas. Pada tahun 1967, bolpoin ini lulus ujian dan dipilih untuk digunakan oleh para astronaut Apollo.

Karena bolpoin biasa menggunakan gaya gravitasi bumi untuk mengeluarkan tintanya. Maka harus ada lubang untuk pernapasan di ujung atas tabung resorvoirnya. Namun untuk bolpoin ruang angkasa, lubang pernapasan ini tidak mungkin bisa diaplikasikan karena tinta akan tersedot habis oleh tekanan vakum di luar angkasa. Maka dari itu, tintanya dibuat dari bahan rumit. Misalnya, thixotropic, solid-gel ink, cohesive, adhesive dan visco-elastis (bentuknya seperti permen karet). Tinta ini mampu melawan tekanan hampa di luar angkasa. Tinta dijamin tidak akan kering selama 100 tahun.

Masih tentang bolpoinnya, karet sealant-nya ekstra keras dan rapat untuk menahan tinta tak tersedot oleh tekanan vakum. Tapi di sisi lain, tinta harus bisa dikeluarkan bila bolpoin digunakan. Karet ini diriset dan direkomendasi oleh NASA. Untuk mendorong agar tinta keluar, ditabungnya yang berukuran setengah jari kelingking itu diisi gas Nitrogen berkekuatan 3,139 kg/cm, gas yang dipakai untuk peredam kejut dan ban mobil balap F-1. Pada suhu beku -15,12 derajat Celsius atau panas 662,4 derajat Celsius, pena tetap berfungsi.

Sementara itu, ujung pena terbuat dari stainless steel (baja tahan karat) berbentuk bola yang akan berputar seirama pena digerakkan. Tinta thixontropic yang menempel di bola baja ini sangat halus sehingga mampu menyelip di antara karet sealant viscoelastic. Walaupun halus, tinta ini mampu tetap tegas terbaca dan hampir tidak tergantung dalam kondisi apapun dimana bolpoin ini bisa dipakai.

Selain NASA, bolpoin yang bermerk Fisher's Space Pen tak cuma dipakai para astronaut dan NASA. Pemerintah Rusia juga menggunakan bolpoin ini untuk kosmonotnya.

Kisah dibalik bolpoin antariksa

Bolpoin Fisher's space pen ini juga menyimpan kisah lain dari misi pendaratan manusia pertama di bulan yang dimana para astronaut itu nyaris tidak bisa kembali ke bumi.

Ketika tugas di bulan selesai dan para astronaut harus kembali ke bumi, tiba-tiba terjadi insiden. Saat mereka kembali ke lunar module, tiba-tiba salah satu dari penyangga (life support) melayang dan menghantam plastik pelindung saklar starter mesin lunar Module. Tidak dijalaskan siapa pemiliknya.

Insiden ini berakibat fatal. Plastik pelindung ini ternyata cukup rapuh dan tak sanggup berfungsi sebagai pelindung. Akibatnya saklar rusak dan mesin roket tidak mau hidup.

Masalah seperti ini memang sudah diperhitungkan dan harus bisa diantisipasi. Antara astronaut dan cotrol room di Houston terjadi komunikasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Sebenarnya masalah itu mudah, mesin bisa dihidupkan dengan menggunakan obeng. Namun kendalanya astronaut tidak dibekali kunci-kunci untuk menekan bobot. Kemudian dari eksperimen kilat, badan pena ruang angkasa Fisher tersebut mampu menghantarkan listrik dengan daya listrik, tegangan listrik, kuat arus listrik dan hambatan listrik ekstra presisi dan semua telah dipenuhi oleh bolpoin tersebut. Berkat bolpoin yang dibawa tersebut yang digunakan untuk menghubungkan aliran listrik pada saklar yang rusak tersebut, para astronaut dapat kembali ke bumi dengan selamat.

Kisah ini diungkap oleh John McLeish humas NASA yang dikarantina bersama Edwin Aldrin dan Neil Armstrong setelah mereka berdua selamat mendarat di bumi. Kisah ini tidak terekspos karena semua orang pada waktu itu termasuk NASA terkesima dengan pendaratan manusia di bulan.

Lihat pula

  • Pena bulu
  • Pena gel

Referensi

  • Artikel Kapan Bolpen ditemukan, Harian Suara Karya,edisi 1990
  • Artikel Manusia Pertama di Bulan Selamat berkat Bolpoin, Majalah Angkasa edisi Juni 1999

  1. ^ "How does a ballpoint pen work?". Engineering. HowStuffWorks. 1998–2007. Diakses tanggal 2007-11-16. Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pena_bolpoin&oldid=21367792"


Page 2

10 Juni adalah hari ke-161 (hari ke-162 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian.

1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30  

Peristiwa

  • 1574 - Raja Phillip II dari Spanyol memberi gelar Insigne y Siempre Leal Ciudad ("Kota yang Penting dan Selalu Setia") pada Manila, Filipina; selanjutnya diperingati sebagai hari jadi kota tersebut.
  • 1786 - Bendungan yang terbentuk di Sungai Dadu akibat gempa bumi 10 hari sebelumnya runtuh dan menewaskan 100.000 orang di Sichuan, Tiongkok.
  • 1886 - Ludwig II dari Bayern dinyatakan tak waras oleh psikiater sehingga tidak mampu memerintah.
  • 1934 - Italia menjuarai Piala Dunia FIFA 1934 setelah mengalahkan Cekoslovakia 2-1 (perpanjangan waktu).
  • 1943 - Pulpen dipatenkan di Argentina.
  • 1947 - Perjanjian persahabatan Republik Indonesia - Mesir ditandatangani di Kairo. Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri Agus Salim, Mesir diwakili Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Nokrashi Pasha. Langkah ini menandai munculnya pengakuan internasional atas Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat.
  • 1967 - Perang Enam Hari berakhir. Uni Soviet menghentikan kerjasama diplomatik dengan Israel.
  • 1968 - Kabinet Pembangunan I dilantik sebagai kabinet pertama pada masa Orde Baru di Indonesia.
  • 1998 - Pembukaan Piala Dunia FIFA 1998.
  • 2009 - Peresmian Jembatan Suramadu antara Pulau Madura dan Pulau Jawa, yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia.

Kelahiran

  • 1637 - Jacques Marquette, misionaris dan penjelajah Prancis (w. 1675)
  • 1863 - Louis Couperus, sastrawan Belanda (w. 1923)
  • 1915 - Saul Bellow, penulis Amerika Serikat (w. 2005)
  • 1920 - Ruth Graham, penulis Amerika Serikat (w. 2007)
  • 1924 - Friedrich Ludwig Bauer, ilmuwan komputer Jerman
  • 1926 - Asrul Sani, sastrawan dan sutradara Indonesia (w. 2004)
  • 1941 - Jürgen Prochnow, aktor Jerman
  • 1942 - Lopo do Nascimento, politikus Angola
  • 1956 - Rolandas Paksas, politikus Lithuania
  • 1966 - David Platt, pemain sepak bola Inggris
  • 1966 - Nico Thomas, petinju Indonesia
  • 1970 - Chris Coleman, pemain dan pelatih sepak bola Inggris
  • 1977 - Takako Matsu, artis Jepang
  • 1980 - Bambang Pamungkas, pemain sepak bola Indonesia
  • 1991 - Pol Espargaro, pembalap Spanyol
  • 1996 - Wen Junhui, anggota grup musik Korea Selatan Seventeen

Meninggal

  • 1190 - Friedrich I, Kaisar Romawi Suci (l. 1122)
  • 1580 - Luís de Camões, penyair Portugal (l. ca. 1524)
  • 1836 - André-Marie Ampère, fisikawan Prancis (l. 1775)
  • 1858 - Robert Brown, botanis Skotlandia (l. 1773)
  • 1930 - Adolf von Harnack, teolog Jerman (l. 1851)
  • 1949 - Sigrid Undset, penulis Norwegia (l. 1882)
  • 1967 - Spencer Tracy, aktor Amerika Serikat (l. 1900)
  • 1982 - Rainer Werner Fassbinder, sineas Jerman (l. 1945)
  • 1986 - Dick Sudirman, tokoh bulu tangkis Indonesia (l. 1922)
  • 1987 - Daud Beureu'eh, pejuang kemerdekaan Indonesia dan tokoh pemimpin Darul Islam wilayah Aceh (l. 1899)
  • 2000 - Hafez al-Assad, presiden Suriah (l. 1930)
  • 2004 - Cacuk Sudarijanto, usahawan dan politisi Indonesia (l. 1948)
  • 2004 - Ray Charles, musisi Amerika Serikat (l. 1930)
  • 2008 - Chinghiz Aitmatov, penulis Kirgiztan (l. 1928)
  • 2016 - Christina Grimmie, penyanyi, penulis lagu Amerika Serikat (l. 1994)
  • 2017- Julia Perez, Artis, penyayi, bintang iklan, komedian (l. 1980)

Hari raya dan peringatan

Ballpoint dan tinta disebut sebagai benda....

  • Hari Media Sosial
  • 1962 - Pentakosta.
  • 1973 - Pentakosta.
  • 1984 - Pentakosta.
  • 1994 - Tahun Baru Hijriyah 1415.
  • Hari Media Sosial

9 Juni - 10 Juni - 11 Juni

Ballpoint dan tinta disebut sebagai benda....

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=10_Juni&oldid=21197198"