Bahan baku rotan terbagi menjadi tiga bagian yaitu?
Jawaban: B. kulit luar /peel, bagian batang dan rotan isi/fitrit Dilansir dari Encyclopedia Britannica, bahan baku rotan terbagi menjadi tiga bagian yaitu kulit luar /peel, bagian batang dan rotan isi/fitrit. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Daerah Di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil kerajinan kayu hitam adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Plantae Magnoliophyta Liliopsida Arecales Arecaceae Subfamili:Lepidocaryoideae Bangsa:Calameae GeneraRotan: Calameae non-rotan: Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan. Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2–5 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya. Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh. Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu. Kursi dari rotan. Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut. Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil. Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon. Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole". Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu. Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood ("darah naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.[1]
Jawaban Pendahuluan Mengetahui sifat dasar suatu bahan merupakan keharusan sebelum melakukan pengolahan. Hal ini diperlukan untuk mempermudah pengerjaan dan menjaga mutu produk. Begitu halnya terhadap rotan yang akan dijadikan sebagai bahan baku mebel dan kerajinan. Sifat dasar rotan sebagai bahan baku mebel dan kerajinan meliputi struktur anatomi, komposisi kimia serta sifat fisika dan mekanika. Struktur anatomi digunakan utuk menentukan kekuatan, mutu dan cara pengolahannya. Struktur kimia mempengaruhi keawetan,ketahanan terhadap seranga jamur dan serangga, sedangkan sifat fisis dan mekanis mempengaruhi penampakan dan mutu rotan. Struktur anatomi meliputi jaringan pada kulit rotan, jaringan parenkim pengisi batang rotan, dan jaringan ikatan pembuluh yang ada di sekitar parenkim dasar yang berperan dalam menentukan sifat mekanik dan fisika dari rotan. Struktur kimia meliputi komponen kimia rotan yang terdiri dari selulosa yang memiliki sifat mudah teroksidasi, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat antar sel di dalam rotan dan memberi kekuatan, zat ekstraktif adalah bahan-baha organik dan an-organik pada rotan. Adapun sifat fisika dan mekanis terdiri dari kadar air, berat jenis, dan kekuatan lentur yang merupakan kemampuan rotan menahan beban lentur yang mengakibatkan perubahan bentuk dan kekerasan dinding sel rotan. Pembahasan Berikut ini adalah tahap-tahap dari proses pengolahan rotan: 1. Pemanenan rotan Dilakukan saat musim kemarau untuk memudahkan pengeringan. Rotan yang dapat dipanen ditandai denga sebagian dau menguning dan mengering, kelopak daun bewarna coklat kehitaman da rontok, dan batag bewarna hija tua. Pemanenan dilakukan dengan memotong pangkal batang rotan dan selanjutnya ditarik dari rumpun atau batang pengait. Penarikan ini dapat menyebabkan batang rotan putus atau rusak terutama untuk rotan dengan diameter besar. 2. Penanganan setelah panen Pemotongan pada bagian ujung rotan bertujuan untuk menghilangkan bagian yang muda karena bagian muda dapat merusak rotan dengan terserang jamur dan menurunkan mutu bahan. Bagian batang yang tua selanjutnya dibersihkan dari duri, kelopak dan kotoran. 3. Penggorengan Tujuannya untuk menurunkan kadar air agar rotan cepat kering dan tidak berjamur. Cara penggorengannya dengan mengikat potongan-potongan rotan menjadi sebuah bundelan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang berisi campuran solar dengan minyak kelapa. 4. Penggosokan dan Pencucian Rotan ditiriskan kurang-lebih 5 menit, kemudian digosok menggunakan sabut kelapa atau sarung goni yang dicampur dengan serbuk gergaji. Hal tersebut dilakukan agar sisa kotoran terutama getah yang menempel pada kulit rotan dapat dilepaskan sehingga kulit rotan dapat menjadi bersih dan mengkilap. 5. Pengeringan Rotan dikeringkan dengan cara dijemur pada panas matahari dengan kadar air berkisar 15%-19%. Pengeringan secara alami menghabiskan waktu sekitar 22 hari sampai 65 hari. 6. Pengupasan dan Pemolisan Umumnya dilakukan pada rotan yang berukuran besar dengan keadaan kering. Untuk menghilangkan kulit tersebut sehingga diameter dan warnanya menjadi seragam dan merata. 7. Pengasapan Tujuannya agar rotan berwarna kuning merata dan mengkilap. Pengasapan ini dilakukan pada rotan yang masih berwarna alami dan dilakukan dalam waktu sekitar 12 jam. 8. Pengawetan Merupakan perlakuan kimia atau fisika terhadap rotan yang bertujuan untuk meningkatkan masa pakai rotan. Selain berfungsi untuk mencegah kerusakan pada rotan, pengawetan juga berfungsi untuk memperpanjang umur pakai rotan. 9. Pembengkokan atau Pelengkungan Dilakukan pada rotan yang berdiameter besar sesuai dengan penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan cara melunakkan rotan dengan dengan uap air panas yang disebut steaming dengan tabung berbentuk silinder. Kesimpulan Sifat dasar rotan menjadi dasar dalam pengolahan dan jenis produk yang akan dihasilkan. Pengolahan rotan mulai dari setelah panen sampai menjadi produk barang jadi sangat diperlukan untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan. Produk rotan terdiri dari berbagai jenis kebutuhan sehari-hari seperti mebel dan kerajinan dengan nilai estetika yang tinggi. Pelajari lebih lanjut 1. Sifat bahan dan perubahannya: brainly.co.id/tugas/3023912. 2. Pemanfaatan rotan: brainly.co.id/tugas/169812073 dan brainly.co.id/tugas/744997. Detil Jawaban Kelas: 1 SMP Mapel: Biologi Bab: Klasifikasi Benda Kode: - |