Bagian pohon lontar yang dapat dibuat sasando adalah

Pohon Siwalan: Manfaatnya sebagai Alas Tulis Jadul hingga Obati Sakit Gigi. Foto: Shutterstock.

Pohon Siwalan atau Pohon Lontar kaya manfaat dan dapat berguna dalam berbagai kebutuhan. Bahkan, di kawasan Pulau Sabu dan Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), peran tumbuhan ini terbilang sangat penting. Saking pentingnya, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Pohon Al-Hayat atau Pohon Kehidupan.

Dari sejarahnya, kehadiran lontar juga bermanfaat bagi peradaban manusia. Bagaimana tidak, zaman dahulu kala daun lontar yang lebar kerap menjadi media untuk menulis dan menggambar.

Di Indonesia sendiri, beberapa literatur zaman kolonial Belanda menyebutkan bahwa para penghulu Suku Sasak hingga akhir abad ke-19 masih menggunakan daun pohon siwalan untuk menulis surat, lho.

Habitat dan Ciri Pohon Lontar

Meski populer di kawasan Nusa Tenggara, pohon siwalan ternyata bukan flora endemik Indonesia. Tanaman ini tumbuh di India dan Srilanka, lalu menyebar ke Arab Saudi hingga Asia Tenggara.

Secara umum, pohon lontar atau Borassus Flabellifer Linn dapat tumbuh di daerah tropis, kering, tandus dan berbatu, dengan ketinggian wilayah mencapai 500 meter dari permukaan laut.

Itu sebabnya, tanaman yang satu ini bisa dengan mudah kita jumpai di seluruh pesisir Sumatera, Aceh sampai Lampung, Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua.

Secara morfologi, pohon siwalan termasuk tumbuhan berbatang tunggal dan kasar. Tingginya bisa mencapai 15-30 m, dengan ukuran tangkai daun 60-120 cm, serta memiliki suri yang kasar.

Seperti yang telah saya sebutkan, daun pohon ini berbentuk kipas, menjari, tebal dan bisa tumbuh hingga 2,5-3 m. Lebar tajuk daun mencapai 5-7 cm, tangkainya berpelepah dengan panjang berkisar 1 m.

Lontar adalah tanaman berumah dua, sebab bisa menghasilkan bunga jantan dan bunga betina. Bunga tersebut majemuk, tersusun dalam tongkol bunga betina, serta dalam susunan bulir bunga jantan.

Panjang tongkol bunga mencapai 50 cm, sedangkan susunan bunga bulir panjangnya antara 25-30 cm.

Menariknya lagi, flora yang satu ini terbilang tumbuhan multifungsi, seluruh bagian tanaman bisa bermanfaat untuk berbagai macam kebutuhan. Mau tahu apa saja? Simak ulasannya di bawah.

Manfaat Pohon Siwalan

Membahas manfaat pohon lontar atau siwalan tentu enggak ada habisnya. Sebagai tumbuhan sejuta guna, pohon yang satu ini bermanfaat untuk berbagai macam kebutuhan.

Bahkan, seluruh bagian dari flora ini sangat berguna bagi kehidupan manusia. Misal, siwalan merupakan penghasil nira yang masyarakat konsumsi sebagai minuman (atau legen).

Nira dari buah pohon lontar sendiri dapat melalui proses menjadi gula. Total gula dalam 100 cc nira setara 10,93 gram, dengan kandungan protein, nitrogen, mineral, kalsium, fosfor dan zat besi di dalamnya.

Selain itu, terdapat segudang kegunaan lain dari pohon siwalan, di antaranya:

  • Fermentasi air nira lontar dapat menjadikannya arak atau cuka tradisional;
  • Tepung dari empelur batang pohonnya dapat menjadi bahan baku kue;
  • Buah siwalan muda kaya akan vitamin C dan B1, sehingga sangat baik jika masyarakat konsumsi;
  • Bagian daunnya biasa warga sulap untuk membuat alat musik Sasando;
  • Daun tersebut juga berguna sebagai bahan atap serta kerajinan anyaman;
  • Gagang daun bisa warga manfaatkan untuk pegangan panci, pagar halaman dan kayu bakar;
  • Bagian batang pohon yang keras sebagai bahan material bangunan atau jembatan; lalu
  • Bagian dalam batang atau bagian tengahnya sebagai papan.

Buah siwalan muda kaya akan vitamin C dan B1, sehingga sangat baik dikonsumsi. Foto: Shutterstock.

Manfaat Pohon Siwalan dalam Dunia Medis

Ditambah lagi, dalam dunia medis tanaman yang satu ini juga memiliki khasiat sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit dalam hingga penyakit luar, seperti:

  • Buah pohon lontar berguna sebagai obat kulit;
  • Ekstrak akarnya ampuh melancarkan air seni dan sebagai obat cacing;
  • Rebusan akar muda pohon lontar bermanfaat mengobati pernapasan;
  • Bunga atau abu mayang bisa digunakan untuk pengobatan penyakit lever;
  • Arang kulit batang digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi; serta
  • Garam yang dicampur rebusan kulit batang lontar berkhasiat sebagai obat pembersih mulut.

Walaupun manfaat dan nilai ekonominya cukup tinggi, pohon siwalan merupakan tanaman liar dan pemanfaatannya bagi masyarakat masih bersifat tradisional.

Sampai saat ini belum ada upaya budidaya tanaman lontar, sehingga populasinya kian menurun setiap tahunnya. Agar tidak punah, yuk sama-sama kita lestarikan tumbuhan bermanfaat yang satu ini!

Taksonomi Pohon Siwalan

Referensi:

Artikel Ilmiah UIN Malang

Artikel Ilmiah UMM

Litbang Kementan

Penulis: Yuhan Al Khairi, Sarah R. Megumi

bioetanol, nusa tenggara timur, tanaman berkhasiat obat, tanaman tropis

Alat musik Sasando berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat lokal yang sudah dikenal sampai mancanegara.

Sasando merupakan alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini hampir mirip dengan kecapi dan harpa. Namun, sasando memiliki suara yang khas.

Cara Memainkan Alat Musik Sasando

Mengutip dari laman rotendaokab.go.id, cara memainkan alat musik ini dipetik. Sasando biasanya dimainkan memakai kedua tangan dari arah berlawanan. Tangan kanan dipakai untuk memainkan akord, semantara tangan kiri untuk memainkan bass/melodi.

Sasando membutuhkan teknik dan harmonisasi supaya menghasilkan suara yang merdu. Orang yang bermain sasando butuh latihan dan keterampilan dalam memetik alat musik ini. Ketrampilan tangan akan berpengaruh pada tempo dan suara yang dihasilkan sasando.

Baca Juga

Sasando memiliki suara bervariasi yang unik. Alat musik ini bisa digunakan untuk musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya kecuali musik elektrik. Dari jurnal berjudul “Transmisi Alat Musik Sasando Sebagai Media Seni Budaya Di Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur” berikut fungsi alat musik Sasando:

1. Menjadi kebanggaan bangsa Indonesia

Alat musik khas NTT ini dikenal sampai mancanegara seperti gitar dan harpa. Sasando bisa digunakan sebagai alat musik melodis dan harmonis. Satu orang pemain Sasando bisa menghasilkan paduan nada indah.

Menurut sejarah, Sasando dulunya menjadi alat musik terapi penyembuhan kusta yang menyebar di pulau Rote.

3. Fungsi Hiburan

Sasando digunakan sebagai media hiburan dan wisata masyarakat.

Sasando merupakan alat musik tradisional yang digunakan sebagai upacara adat. Sasando digunakan untuk upacara adat penyambutan tamu, pernikahan, dan acara lainnya.

5. Fungsi Finansial

Sasando bisa dijadikan media untuk mendapatkan uang dan menambah devisa negara. Pengrajin bisa memproduksi dan menjual sasando ke pasaran. Selain itu pemain Sasando bisa mengasilkan kemampuan mengajar dan menampilkan musik di berbagai acara.

Bentuk Sasando

Bentuk sasando cukup unik, yaitu tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Di bagian bawah dan atas terdapat cara memasang dawai. Bagian atas ini berfungsi untuk mengencangkan dawai.

Di bagian tengah bambu, terdapat penyangga (senda) untuk merentangkan dawai. Senda berfungsi mengatur tangga dan nada. Tangga dan nada ini akan menghasilkan petikan dawai berbeda. Bagian wadah terbuat dari anyaman daun lontar atau haik. Fungsi wadah yaitu menghasilkan resonansi (getaran yang menimbulkan suara).

Sejarah Sasando

Kata Sasando berasal dari bahasa Rote "Sasandu" yang artinya bergetar atau berbunyi. Alat musik ini digunakan untuk pengiring membaca syair, pernikahan, tarian tradisional, dan menghibur keluarga yang berduka.

Ada beberapa versi cerita tentang sejarah alat musik Sasando. Salah satu cerita populer adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana. Sangguana kemudian jatuh cinta pada putri raja, namun sang Raja memberi syarat untuknya. Syarat tersebut adalah membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya.

Sangguana menyetujui persyaratan tersebut. Kemudian dia bermimpi memainkan alat musik yang indah dan bersuara merdu. Akhirnya Sangguana membuat alat musik tersebut yang diberi nama Sasando. Alat musik itu diserahkan pada Raja.

Ketika mendengar suara petikan merdu tersebut, sang Raja kagum dengan alat musik buatan Sangguana. Akhirnya sang Raja menyetujui pernikahan putrinya dengan Sangguana.

Dahulu Sasando Sanggana yang dikenal sekarang berdawai tujuh. Dawai tersebut dibuat dari akar pohon Beringin. Kemudian diganti menjadi usus hewan yang sudah dikeringkan.

Berkembangnya alat musik yang dipetik seperti gitar dan biola, membuat bahan sasando berubah. Sasando menggunakan senar kawat untuk dawainya. Menurut cerita, proses pembuatan Sasando mengalami perubahan.

Awalnya, musik Sasando memiliki nada yang disesuaikan seperti alat musik gong. Jumlah dawai awalnya 7 berubah menjadi 9 dan 10. Cerita lain menyebutkan penemu Sasando berawal dari dua orang sahabat.

Sahabat tersebut adalah Lunggi Lain dan Balok Ama Sina. Mereka adalah penggembala domba yang kemudian membuat sasando. Awalnya mereka menemukan wadah penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar.

Kemudian mereka mengubah lembaran daun lontar menjadi semacam benang atau fifik (dalam bahasa Rote). Benang tersebut dikencangkan kemudian dipetik. Ternyata benang tersebut menghasilkan suara.

Tetapi fifik tersebut mudah putus. Akhirnya Lunggu dan Ama Sina mengembangkan benang untuk alat musik petik mereka. Hasilnya suara Sasando dulu hampir mirip dengan suara gong.

Baca Juga

Ada dua jenis Sasando yaitu Sasando Gong dan Sasando Biola, berikut penjelasannya:

1. Sasando Gong

Jenis Sasando ini terbuat dari daun lontar yang utuh dan dibentuk melengkung. Tempat senar dibuat dari batang bambu, kayu berbentuk segitiga sebagai penyangga senar, dan tali senar nilon untuk alat petik penghasil bunyi. Tali senar nilon ini bisa menghasilkan nada yang bervariasi dan merdu.

2. Sasando Biola

Alat musik ini merupakan sasando modifikasi namun masih mempertahankan bentuk aslinya. Bagian yang dimodifikasi adalah jumlah tali senar pada dawai.

Dahulu sedangkan Sasando Biola memakai garis tengah bundaran pada daun lontar. Potongan kayu Senda dipakai untuk mengganjal tali senar.

Itulah penjelasan mengenai alat musik tradisional Sasando dari NTT. Alat musik ini menghasilkan suara merdu dan memiliki sejarah menarik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA