Bagaimanakah cara mengatasi kesulitan pada sebuah ide atau gagasan

(1)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Kabupaten Pandeglang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

DEDE MULYADI

0903734

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

ABSTRAK

Mengatasi Kesulitan Siswa SD Dalam Menemukan Ide Pokok Suatu Wacana Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih banyaknya siswa kelas IV SDN Montor I yang belum mampu menemukan ide pokok pada suatu wacana. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ide pokok sehingga siswa tidak fokus ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak mengerti dengan materi yang disampaikan guru (ide pokok).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. 2) Apakah metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN Montor 1 kelas IV dalam menemukan pikiran pokok wacana.

Adapun tujuan penelitan tidakan kelas yang ingin dicapai yaitu: 1) Ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw pada siswa SDN Montor 1 kelas IV. 2) Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok wacana, dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.

Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga langkah yaitu Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Untuk mengetahui keberhasilan peneliti menggunakan instrumen observasi, interview (wawancara) dan tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw mengalami peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II. Nilai hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu 37.27, pada saat siklus I hasil belajar siswa yaitu 69.54, dan pada siklus II, hasil belajar siswa yaitu 92.27.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada materi ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok suatu wacana.


(3)

v Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGERSAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C.Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 3

E.Definisi Operasional ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Ide Pokok Wacana... 6

1. Bahasa ... 6

2. Membaca ... 7

3. Pengertian Wacana ... 7

4. Ide Pokok ... 8


(4)

1. Metode ... 8

2. Cooperative Learning ... 8

3. Jigsaw ... 9

4. Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 9

C.Hipotesis ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 12

B. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 12

C.Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian... 15

D. Prosedur Penelitian... 16

E.Instrumen Penelitian ... 18

F. Analisis Data ... 26

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 28

A. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 28

B. Hasil Temuan Penelitian ... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

D. Jawaban Hipotesis ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Rekomendasi ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN


(5)

1 DEDE MULYADI 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang

KD UPI SERANG

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting diberikan di sekolah dasar, dengan maksud agar siswa dapat berbahasa dengan baik dan benar. Untuk itu guru perlu memahami dan mencatat kesulitan yang dihadapi para siswa dalam proses pembelajaran di kelas sebelum siswa putus asa dan malas untuk belajar. Sebubungan dengan hal tersebut di atas , berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Montor I kecamatan Pagelaran kabupaten Pandeglang, siswa kelas IV SD masih belum mampu menemukan ide pokok wacana. Hal ini disebabkan siswa kurang memperhatikan materi pelajaran ketika sedang dijelaskan guru di kelas, terutama pada materi ide pokok wacana. Guru dalam menyampaikan materi hanya dengan ceramah.

Sagala (2012: 201) menjelaskan bahwa “Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik”.

Dengan menggunakan metode ceramah peneliti berpendapat, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Artinya kurangnya interaksi siswa dengan guru, sehingga siswa pun menjadi jenuh dan berbuat gaduh disaat proses


(6)

2

kegiatan belajar mengajar, yang akhirnya mengakibatkan siswa tidak mampu menguasai materi yang diajarkan (ide pokok wacana).

Atas dasar itu, penulis menawarkan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa kelas IV SDN Negeri Montor I dengan cara menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.

Metode cooperative learning tipe jigsaw yaitu “Siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama” (Rahayu dan Halimah 2012: 56). Dengan mengguanakan metode cooperative learning tipe jigsaw ini, siswa tentunya tidak akan jenuh disaat proses pembelajaran berlangsung. Karena siswa banyak berinteraksi dengan siswa lain dalam mencapai suatu tujuan yaitu menemukan ide pokok wacana. Selain itu, dengan menggunakan metode cooperative leraning tipe jigsaw siswa bisa mendapatkan informasi atau penjelasan lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan rangkuman tersebut di atas maka peneliti ingin membantu kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di kelas melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul “Mengatasi Kesulitan Siswa SD Dalam Menemukan Ide Pokok Suatu Wacana Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw”.


(7)

DEDE MULYADI 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang

KD UPI SERANG

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti buat rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw?

2. Bagaimana metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN Montor 1 kelas IV dalam menemukan pikiran pokok wacana atau bacaan?

C. Tujuan Penelitian

Yusnandar (2012: 97), mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar”.

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:

1. Ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, pada siswa SDN Montor 1 kelas IV .

2. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok wacana, dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.

D. Manfaat Hasil Penelitan

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti


(8)

4

Bagi peneliti, seyogyanya penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan, menambah pengalaman, dan pengetahuan tentang bagaimana cara mengajar dengan metode cooperative learning tipe jigsaw.

2. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini bermanfaat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan pikiran pokok wacana.

3. Manfaat bagi guru

Penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam mengajarkan materi ajar. Terutama dalam menemukan pikiran pokok wacana.

4. Manfaat bagi sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang akan menimbulkan rasa kepercayaan masyarakat untuk menitipkan anaknya belajar di sekolah tersebut.

E. Definisi Operasional

Berikut penulis menjelaskan istilah-istilah dalam penelitan ini berdasarkan sumber-sumber yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. “Pikiran pokok adalah ide pokok dalam sebuah paragraf. Pikiran pokok biasanya terdapat dalam sebuah kalimat topik yang mengendalikan suatu

paragraf “ (Daradi dan Nirbaya 2008:58).

2. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan koheresi tinggi


(9)

DEDE MULYADI 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang

KD UPI SERANG

berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tulis wacana yang kohesif dan koheren (Djajasudarma, 2012: 4).

3. Cooperative learning tipe jigsaw yaitu “Siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama” (Rahayu dan Halimah 2012:56).


(10)

6 Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB II

MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE

JIGSAW

A. Ide Pokok Wacana 1. Bahasa

Di dunia ini manusia tidak akan bisa hidup tanpa bahasa. Karena bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa pun diartikan oleh Keraf (1994: 2) sebagai “Suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata”. Selain itu, Keraf (1994: 3) mengatakan dalam bukunya bahwa fungsi bahasa yaitu:

a. Untuk menyatakan ekspresi diri. b. Sebagai alat komunikasi.

c. Sebagai alat untuk mengadakan integrasi. d. Sebagai alat untuk mengadakan control sosial.

Sehubungan dengna fungsi bahasa yang dikemukakan di atas, pembelajaran bahasa itu sangat penting untuk diterapkan di sekolah


(11)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

dasar. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan keterampilan berbahasa siswa.

2. Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, sebagaimana dikemukakan oleh Cahyani dan Hodijah (2007: 6) bahwa keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu “Keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca”.

Membaca itu sangat penting, guna menambah wawasan atau pengetahuan bagi pembacanya. Selain itu membaca pun merupakan kegiatan sosial (bentuk interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya). Adapun pengertian membaca yang dikemukakan oleh Resmini et al. (2010: 3) membaca adalah “Kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan ke dalam cetakan (huruf-huruf)”.

Berdasarkan pengertian membaca yang telah dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa membaca itu merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan oleh kita selaku manusia karena manusia hidup tidak seorang diri. Sedikitnya dari kegiatan membaca kita bisa mendapatkan kosakata baru atau menambah wawasan, lebih luasnya.

3. Pengertian Wacana

Begitu banyak pengertian wacana yang dikemukakan para ahli, dan

secara garis besar atau secara umum berpendapat sama. Kita bisa lihat dari pengertian wacana yang dikemukakan oleh Djajasudarma dan Tarigan di bawah ini:


(12)

8

Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan koheresi tinggi berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tulis wacana yang kohesif dan koheren (Djajasudarma, 2012: 4).

Wacana adalah suatu bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 2009: 26).

Adapun yang dipelajari di sekolah dasar yaitu tentang bagaimana cara menemukan pikiran pokok pada suatu wacana atau sebuah bacaan.

4. Ide Pokok

Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok (Batuah, 2012)

Selain itu diartikan juga oleh Daradi dan Nirbaya (2008: 58) “Pikiran pokok adalah ide pokok dalam sebuah paragraf. Pikiran pokok biasanya terdapat dalam sebuah kalimat topik yang mengendalikan suatu paragraf”.

B. Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw

1. Metode

Menurut KBBI dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 56)

metode adalah “Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. 2. Cooperative Learning

Cooperative learning diartikan oleh Isjoni dalam Rahayu dan Halimah (2012: 56) adalah sebagai berikut:


(13)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend] oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yanng] tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yanng] agresif dan tidak peduli pada yang lain.

3. Jigsaw

Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah ukir dan ada juga yang

menyebutkan dengan istilah puzzel yaitu sebuah teka-tek menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw l mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rahayu dan Hallimah 2012: 56 ). Jadi dari metode jigsaw ini, siswa dituntut untuk melaksanakan kerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan terutama dalam menemukan pikiran pokok pada wacana.

4. Cooperative leraning tipe jigsaw

Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yaitu “Siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama” (Rahayu dan Halimah, 2012: 56).

Adapun langkah-langkahnya yaitu:

 Pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru.  Guru menuliskan topik yang akan dipelajari.

 Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut.


(14)

10

 Guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok.  Membentuk kelompok ahli.

 Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan rivew terhadap topik yang telah dipelajari (Suprijono 2012:89-91).

Adapun aplikasi metode cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran menemukan pikiran pokok wacana yaitu:

Pertama, guru menjelaskan tentang bagaimana cara menemukan pikiran pokok pada suatu wacana. Kedua, guru menyuruh murid untuk membaca suatu teks bacaan atau wacana. Ketiga, guru memberikan soal (Apa ide pokok pada wacana yang kalian baca?). ke-empat, guru membagi siswa kelas IV menjadi beberapa kelompok (4 atau 5 kelompok). Kelima, guru memberikan bahan bacaan atau wacana dan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Ketujuh membentuk kelompok ahli (orang-orangnya yang menguasai materi dari tiap-tiap kelompok, tiap kelompok satu orang). Ke-delapan membubarkan kelompok ahli (dikembalikan ke kelompok sebelumnya untuk menjelaskan kepada teman-temannya mengenai bagaimana cara menemukan pikiran pokok). Dan terakhir atau ke-sembilan guru memberikan penjelasan ulang, memberikan soal pada tiap siswa dan mengakhiri pembelajaran.

C. Hipotesis

Adapun pengertian hipotesis menurut E. Yusnandar (2012:15) diartikan sebagai berikut:


(15)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar sebelum terbukti salah benarnya (data empirik) yang didapatkan di kelas dalam penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan rumusan masalah, uraian dan ruang lingkup pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, hipotesis tindakan yang akan dirumuskan pada penelitian kali ini adalah :

Jika metode cooperative learning tipe jigsaw diterapkan di kelas IV SD maka akan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok wacana pada pembelajaran bahasa Indonesia.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan

berdasarkan pada cara-cara yang masuk akal, bisa dilihat atau diamati oleh panca indera, dan cara-cara yang dilakukan dalam penelitian tidak acak atau harus sistematis. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 2) bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Adapun pengertian PTK dikemukakan oleh E. Yusnandar (2012: 7) bahwa “Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diidentifikasikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan peraktek-peraktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”.

B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam penelitian ini penulis memakai metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) Arikunto, (2010: 129) mengemukakan bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas


(17)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

atau di sekolah tempatnya ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan proses pembelajaran.

Dengan melalui action research diawali dengan eksplorasi yang bertujuan untuk menemukan berbagai permasalahan yang ada di kelas dengan berbagai kemungkinan pemecahannya. Peneliti beranggapan bahwa action research merupakan perspektif baru dalam suatu penelitian pendidikan yang menjembatani antara teori yang didapat dengan peraktek pembelajaran di kelas. Jika tidak ada keselarasan antara teori yang digunakan dengan materi yang dibahas. Untuk itu melalui penelitian tindakan kelas maka guru dapat mengadopsi teori yang ada untuk kepentingan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dan Taggarat yang terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dan dilakukan secara spiral. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1.


(18)

14

Dst.

Gambar 3.1

Rangkaian Penelitan Tindakan Kelas Model Kemmis & MC. Taggart

Langkah penelitian menurut Kemis dan Taggart dalam satu siklus yang terdiri dari empat komponen adalah:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses dimana peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Observasi

PRASIKLUS

Observasi

Rencana SIKLUS I Observasi

Refleksi Tindakan

Rencana SIKLUS II

Observasi


(19)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2. Tindakan

Tindakan yaitu suatu implementasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang telah disusun sebelumnya dengan guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan oleh guru mengenai proses belajar mengajar yang terjadi di kelas secara sistematis, untuk menentukan apakah ada hal-hal yang perlu diperbaiki agar proses pembelajaran mencapai tujuan yang optimal.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru melakukan diskusi balikan untuk membicarakan hal yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar dan untuk dijadikan acuan kearah perbaikan pada siklus selanjutnya.

C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang. Dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 6 orang perempuan.


(20)

16

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Montor I dengan alamat Jln. Raya Labuan KM 8, Desa Montor Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013, sesuai dengan waktu yang tercantum dalam SK penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas tentang Mengatasi Keulitan Siswa SD dalam Menemukan Ide Poko Suatu Wacana Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw, adalah sebagai berikut:

1. Prasiklus a. Observasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah menentukan lokasi penelitian, melakukan pendekatan dan mengadakan pembicaraan dengan kepala sekolah dan guru kelas IV sebagai guru mitra, peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan dan kondisi nyata guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Aspek yang diamati berfokus pada “Mengatasi


(21)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Kesulitan Siswa SD dalam Menemukan Ide Pokok Suatu Wacana dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw”. b. Refleksi

Berdasarkan berbagai temuan yang peneliti dapatkan dari pengamatan terhadap proses pembelajaran akhirnya peneliti dapat mengetahui temuan masalah yang dihadapi oleh guru di lapangan, yaitu siswa kesulitan dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana jika menggunakan metode yang tradisional atau ceramah tanpa adanya interaksi siswa yang aktif. Untuk itu peneliti pada tahapan ini mengadakan diskusi dan evaluasi untuk merumuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan. 2. Siklus I

Pada proses penelitian siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan hasil observasi pra siklus yaitu persiapan mengajar harian untuk siklus I, dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dalam meningkatkan kemampuan menemukan ide pokok suatu wacana. b. Pelaksanaan

Kegiatan ini berisikan tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Baik itu kegiatan pemantauan maupun kegiatan diskusi dan evaluasi.


(22)

18

c. Observasi

Dalam kegiatan observasi peneliti mengamati kegiatan siswa pada saat pembelajaran dalam materi menemukan ide pokok.

d. Refleksi

Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan perbaikan-perbaikan pada maslah-masalah yang ada di siklus I.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu perlengkapan yang bisa membuat atau mempengaruh kualitas suatu penelitian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 222) “Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen ….”

Adapun instrumen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, guna untuk mengumpulkan data yaitu: observasi, interview, dan tes.

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu alat pengumpul data. Selain itu, observasi pun merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena hal yang diamati bukan hanya tindakan, melainkan sikap atau pengetahuan juga. Sebagaimana dikemukakan oleh Sutrisno Adi (Sugiyono, 2011: 14) „Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis‟.

Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar selama kegiatan berlangsung di


(23)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

kelas IV SDN Montor 1. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum penelitian dilaksanakan. Adapun tujuan diadakannya observasi ini yaitu untuk mendapatkan data siswa mengenai sistem atau metode atau cara mengajar yang dilakukan guru dalam memberikan materi pelajaran bahasa Indonesia, dan begitu juga dengan respon para siswa ketika menerima materi pelajaran bahasa Indonesia khususnya materi tentang pikiran poko suatu wacana di kelas IV. Adapun pedoman aktivitas belajar siswa dengan metode cooperative leraning tipe jigsaw dapat dilihat dari tabel di bawah ini.


(24)

20

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Dengan Metode Cooperative Leraning Tipe Jigsaw

No. Aspek yang dinilai Nilai Skor

1. Keterlibatan dalam proses pembelajaran 1 2 3 4 a. Memperhatikan guru disaat menyampaikan materi ide

pokok suatu wacana dengan metode cooperative leraning tipe jigsaw

b. Menyimak materi ide pokok suatu wacana c. Fokus terhadap materi ide pokok suatu wacana d. Mengikuti proses pembelajaran dengan baik 2. Kegiatan belajar kelompok

a. Keaktifan dalam kelompok

b. Kerjasama dengan teman sekelompok

c. Mampu bersikap baik pada saat proses pembelajaran d. Menghargai pendapat teman sekelompok

3. Keaktifan dalam berdiskusi kelompok

a. Saling menghargai pendapat setiap anggota kelompok

b. Mengeluarkan pendapat

c. Dapat mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan baik


(25)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

d. Aktif dalam bertanya

Keterangan:

Nilai 4: Jika ada 4 deskriptor yang nampak Nilai 3: Jika ada 3 deskriptor yang nampak Nilai 2: Jika ada 2 deskriptor yang nampak Nilai 1: Jika ada 1 deskriptor yang nampak

2. Wawancara

Wawancara atau disebut juga interview merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendapatkan data. “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga 4. Penguasaan dalam konsep pembelajaran

a. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah b. Mengeluarkan pendapat

c. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

d. Mampu mendeskripsikan ide tahu konsep dengan penyampaian yang baik mengenai materi ide pokok suatu wacana.

Jumlah Nilai rata-rata


(26)

22

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit/kecil” (Sugiyono, 2011: 137).

Wawancara ini dilakukan pada awal kegiatan atau pada pra siklus. Wawancara ditujukan kepada siswa dan guru kelas IV. Wawancara ini pun berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang kendala atau hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun tujuan diadakan wawancara yaitu untuk mendapatkan data awal tentang kesulitan siswa dalam belajar bahasa Indonesia dan kesulitan guru ketika mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia lebih khususnya ketika menyampaikan materi tentang ide poko wacana. Adapun kegiatannya meliputi:

a. Peneliti bertanya kepada bebrapa siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia tentang materi pokok menemukan ide pokok wacana. b. Peneliti bertanya kepada guru tentang pembelajaran bahasa Indonesia


(27)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Tabel 3.2

Format Interview Terhadap Guru

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah menurut bapak materi ide pokok suatu wacana termasuk materi yang sulit dalam mengajarkannya?

2. Apa yang bapak rasakan disaat bapak menyampaikan materi ide pokok suatu wacana kepada siswa?

3. Bagaimana respon anak-anak (siswa) disaat bapak mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?

5. Metode apa yang bapak gunakan disaat menyampaikan materi ide pokok suatu wacana?


(28)

24

Tabel 3.3

Format Interview Terhadap siswa

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu suka dengan materi ide pokok suatu wacana?

2. Kenapa kamu suka dengan materi itu?

3. Kenapa kamu tidak suka dengan materi itu?

4. Apakah materi ide pokok suatu wacana sangat sulit?

5. Apa yang menyebabkan materi itu kamu anggap sulit?

6. Apakah kamu suka dengan cara gurumu ketika mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?

7. Mengapa kamu tidak suka dengan cara gurumu ketika mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?

8. Mengapa kamu suka dengan cara gurumu ketika mengajarkan materi ide pokok pada suatu


(29)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

wacana?

3. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2012: 127).

Peneliti menggunakan tes tertulis model isian dengan jumlah soal lima untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada penguasaan dan pemahaman materi ide pokok wacana. Tes isian ini termasuk kedalam tes subjektif (subjective test). Di bawah ini adalah kisi-kisi soal tes setiap siklus dalam penelitian.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Setiap Siklus

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester: IV/2 (dua)

No Nama Aspek yang dinilai Nilai

Kalimat utama paragraf Meringkas isi bacaan Mengartikan kata-kata sukar Mengguna kan kata -kata sukar dalam Men-jawab per-


(30)

tanya-26

bacaan an

Ideal 20 20 20 20 20 100

Kriteria keberhasilan :

- Jika skor nilainya 90-100 maka masuk pada kriteria Sangat Baik - Jika skor nilainya 70-80 maka masuk pada kriteria Baik

- Jika skor nilainya 50-60 maka masuk pada kriteria Cukup - Jika skor nilainya 30-40 maka masuk pada kriteria Kurang

- Jika skor nilainya 10-20 maka masuk pada kriteria Sangat Kurang

F. Analisis Data

Karena data yang diperoleh dari lapangan berupa data hasil dari dua instrumen maka peneliti akan menganalisis data dengan teknik triangulasi. Yang mana teknik pengumpulan data triangulasi yaitu menggabungkan kedua instrument. Triangulasi diartikan “Sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dengan triangulasi” (Sugiyono, 2011: 241).

Oleh sebab itu, kegiatan pengolahan analisis data yaitu dengan seimbang, menyaring, mengatur dan menarik kesimpulan. Untuk itu diperlukan data-data sebagai berikut:

1. Menyeleksi Data

Setelah data terkumpul, dilakukan penelitian data refresentatif yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.


(31)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2. Mengklasifikasi Data

Data yang telah diseleksi kemudian dikelasifikasikan berdasarkan tujuan. Hal ini ditujukan untuk memudahkan pengolahan data dan pengambilan keputusan berdasarkan persentase keberhasilan.

3. Mentabulasi Data

Setelah data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel. Tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban serta untuk mempermudah dalam membaca data.

4. Interpretasi Data

Setelah data ditabulasikan, waktunya untuk mengambil keputusan. Perkembangan setiap siklus dapat diamati pada tabel-tabel hasil tabulasi data, bila dalam penelitian ini sudah tercapai maka, pendekatan yang diajukan dalam penelitan ini dapat direkomendasikan sebagai cara pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

5. Kesimpulan

Dari hasil interpretasi dan temuan peneliti dapat disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan hipotesis tindakan.


(32)
(33)

28 Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 1. Pra Siklus

a. Observasi

Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat prasiklus dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi ide pokok. Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu tanggal 13 dan 15 Mei 2013 dengan maksud untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Montor 1 terhadap materi ide pokok. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang pembelajaran ide pokok adalah sebagai berikut:

Siswa kurang mampu menguasai materi ide pokok, siswa tidak aktif (hanya guru yang aktif), tidak ada kegiatan kelompok, metode yang digunakan masih berpusat pada guru, dan nilai yang diperoleh siswa masih kurang.

Untuk lebih jelasnya mari perhatikan tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 dibawah ini!


(34)

29

Tabel 4.1

Format Hasil Interview Terhadap Siswa

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu suka dengan materi ide pokok

suatu wacana? ‘Tidak’

2. Kenapa kamu suka dengan materi itu?

- 3. Kenapa kamu tidak suka dengan materi itu? ‘

Sulit’ 4. Apakah materi ide pokok suatu wacana sangat

sulit? ‘Ia’

5. Apa yang menyebabkan materi itu kamu

anggap sulit? ‘Tidak mengerti’

6. Apakah kamu suka dengan cara gurumu ketika mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?

‘Suka, tapi sulit untuk dimengerit’

7. Mengapa kamu tidak suka dengan cara gurumu ketika mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?

‘Sulit/tidak dimengerti’

8. Mengapa kamu suka dengan cara gurumu ketika mengajarkan materi ide pokok pada suatu wacana?


(35)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Keterangan: Hampir dua puluh dua siswa jawabannya sama. Pertanyaan diberikan sebelum kegiatan tes pada pra siklus. Jenis tes yaitu tes lisan.

Tabel 4.2

Format Hasil Interview Terhadap Guru

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah menurut bapak materi ide pokok suatu wacana termasuk materi yang sulit dalam mengajarkannya?

‘Gampang-gampang susah (suka

terkecoh)’

2. Apa yang bapak rasakan disaat bapak menyampaikan materi ide pokok suatu wacana kepada siswa?

‘Biasa saja’

3. Bagaimana respon anak-anak (siswa) disaat bapak mengajarkan materi ide pokok suatu wacana?

‘Biasa saja’

5. Metode apa yang bapak gunakan disaat menyampaikan materi ide pokok suatu wacana?

Bagaimana hasilnya?

‘Metode Ceramah dan tanya jawab. Hasilnya kurang dari


(36)

31

Tabel 4.3

Format Hasil Test yang Diberikan Siswa Pada Saat Pra Siklus

No .

Nama Aspek yang dinilai Nilai

1 2 3 4 5

1 M. Rifki - 10 - - 20 30

2 Masrip - 10 - - - 10

3 Budi Agung Laksana 20 20 - - 20 60

4 Kholiyah 20 10 - - - 30

5 Saripudin - - - - 20 20

6 Ahmad Fikri Alpadila - 20 - - 20 30

7 Azis Setiawan - - - - 20 20

8 Evi - - - - 20 20

9 Fazri - 10 - - 20 30

10 Halimah - 10 - - 20 30

11 Ihsan - - - - 20 20

12 Moch. Hayat 20 - - 20 20 60

13 Rijal Hidayatullah 20 10 - - 20 50

14 Robi Julfikri 20 20 - 20 20 70

15 Reni 20 10 - - 20 50

16 Sintia Andriani - 20 - - 20 40

17 Sri Rahayu 20 10 - - - 30


(37)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

19 Sahri - 10 - - 20 30

20 Reynaldi N. G. 20 20 - - 20 60

21 Fitri Nuraini 20 - - - 20 30

22 Aprianti 20 - - - 20 40

Jumlah 200 210 30 380 820

Nilai ata-rata 37.27

Nilai rata-rata = 820:22=37.27 Keterangan:

Aspek yang dinilai: 1. Kalimat utama paragraf 2. Meringkas isi bacaan

3. Mengartikan kata-kata sukar

4. Menggunakan kata-kata sukar dalam bacaan, dan 5. Menjawab pertanyaan.

Jika skor nilainya 90-100 maka masuk pada kriteria sangat baik Jika skor nilainya 70-80 maka masuk pada kriteria baik

Jika skor nilainya 50-60 maka masuk pada kriteria cukup Jika skor nilainya 30-40 maka masuk pada kriteria kurang Jika skor nilainya 10-20 maka masuk pada kriteria sangat kurang.


(38)

33

b. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti bersama guru berdiskusi dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian membahas rencana untuk menindak lanjuti hal-hal yang diperoleh pada saat pra siklus.

Berdasarkan pada hasil tes yang dilakukan pada pra siklus, nilai rata-rata siswa yaitu 37.27 (kurang). Dari tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok, mengartikan kata-kata sukar, menggunakan kata-kata sukar dalam bacaan dan meringkas isi bacaan masih rendah. Oleh karena itu peneliti akan mengatasi kesulitan-kesulitan itu, terutama pada aspek ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw pada siklus selanjutnya yaitu siklus I.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I rencananya akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013. Pembelajaran pada siklus ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah, begitupun dengan alokasi waktunya. Adapun alokasi wakatu yang digunakan yaitu 2 jam pelajaran.

Pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai materi ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.


(39)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Dalam hal ini ada beberapa rencana yang akan dilakukan sebelum mengajarkan materi ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, rencananya yaitu:

1) Membuat rencana pembelajaran dengan metode cooperative lerarning tipe jigsaw pada materi ide pokok (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP terlampir).

2) Menyiapkan bahan ajar.

3) Membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan dengan cara berkelompok.

4) Memberikan evaluasi pada semua siswa pada kegiatan akhir.

b. Tindakan

Secara terperinci langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas, dalam pembelajaran selama siklus I dapat dilihat pada RPP (terlampir). Namun secara gais besar pelaksanaan siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Pada kegiatan awal guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan dan memimpin do’a. kemudian guru memberikan apersepsi yaitu mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari dan mengkolerasikan dengan materi yang akan dipelajari, sekaligus memotivasi siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Setelah siswa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, guru memberikan penjelasan mengenai materi yang diajarkan yaitu cara


(40)

35

menemukan ide pokok, menemukan arti kata, menggunakan kata-kata sukar dan merangkum atau meringkas isi bacaan. Setelah guru menjelaskan materi yang diajarkan, guru membagi siswa ke dalam lima kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang.

Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok dan setelah itu, tiap kelompok diambil satu orang (membentuk kelompok ahli) untuk mendapatkan penjelasan mengenai materi sesuai dengan materi tekstual yang diberikan. Setelah guru memberikan materi kepada kelompok ahli, kelompok ahli kemudian dibubarkan (kembali ke kelompoknya masing-masing) untuk menjelaskan kepada anggota atau teman kelompoknya mengenai materi materi tekstual yang diberikan itu. Setelah semua itu selesai setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok. Dan guru pada saat itu hanya bertugas sebagai prengontrol, fasilitator, dan pembimbing.

Setelah lembar kerja kelompok itu diselesaikan, tiap-tiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya. dan setelah semuanya berakhir setiap siswa dibagikan lembar evaluasi.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengobservasi kegiatan siswa. Adapun hasil observasinya akan dipaparkan pada pembahasan berikutnya.


(41)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

c. Observasi

Dalam kegiatan observasi di siklus ke I ini, peneliti mengamati kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsaung atau ketika mempelajari atau membahas materi ide pokok.

Adapun hasil dari pengamatan proses kegiatan pembelajaran ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw adalah seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Dengan Metode

Cooperative Learning Tipe Jigsaw

No. Nama Aspek yang diamati Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

1 M. Rifki 2 2 2 2 8 2

2 Masrip 2 1 1 2 6 1.5

3 Budi Agung L. 3 2 2 2 9 2.25

4 Kholiyah 1 2 2 3 8 2

5 Saripudin 2 2 2 1 7 1.75

6 Ahmad Fikri A. 3 2 3 2 10 2.5

7 Azis Setiawan 2 1 2 2 7 1.75

8 Evi 2 2 2 2 8 2

9 Fazri 2 3 1 2 8 2


(42)

37

11 Ihsan 3 2 2 2 9 2.25

12 Moch. Hayat 2 2 3 2 9 2.25

13 Rijal Hidayatullah 2 2 2 2 8 2

14 Robi Julfikri 3 2 3 2 10 2.5

15 Reni 3 2 2 2 9 2.25

16 Sintia Andriani 1 2 2 2 7 1.75

17 Sri Rahayu 2 2 2 3 9 2.25

18 Suhari 3 3 3 2 11 2.75

19 Sahri 2 2 2 2 8 2

20 Reynaldi N. G. 2 3 2 3 10 2.5

21 Fitri Nuraini 2 2 2 2 8 2

22 Aprianti 1 2 1 2 6 1.5

Jumlah 47 45 45 46 183 45.75

Nilai rata-rata: 2.07(cukup)

Nilai rata-rata = 45.75 (jumlah rata-rata) : 22 (jumlah siswa) =2.07 Untuk aspek yang diamati:

1) Keterlibatan dalam proses pembelajaran: a) Memperhatikan guru

b) Menyimak materi yang diajarkan c) Fokus terhadap materi yang diajarkan d) Mengikuti proses pembelajaran dengan baik


(43)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2) Kegiatan kelompok:

a) Keaktifan dalam kelompok

b) Kerjasama dengan teman sekelompok

c) Mampu bersikap baik dengan teman sekelompok d) Menghargai pendapat teman sekelompok

3) Keaktifan dalam diskusi kelompok

a) Saling menghargai pendapat setiap anggota kelompok b) Mengeluarkan pendapat

c) Dapat mempresentasikan hasil kerja kelompok d) Aktif dalam bertanya.

4) Penguasaan dalam konsep pembelajaran

a) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah dengan cara sendiri

b) Mengeluarkan pendapat

c) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

d) Mampu mendeskripsikan ide atau konsep dengan penyampaian yang baik.

Kriteria penilaian:

Nilai 4: Jika ada 4 deskriptor yang nampak Nilai 3: Jika ada 3 deskriptor yang nampak Nilai 2: Jika ada 2 deskriptor yang nampak Nilai 1: Jika ada 1 deskriptor yang nampak


(44)

39

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa di atas, terlihat bahwa nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw memperoleh nilai 2.07. Jika dikonversikan masuk pada kategori cukup.

Selain hasil observasi, peneliti juga memperoleh data dari hasil tes belajar siswa pada siklus 1. Adapun data hasil tes belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini!

Tabel 4.5

Penilaian Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw

No. Nama Aspek yang dinilai Nilai

1 2 3 4 5

1 M. Rifki - 10 20 - 20 50

2 Masrip - 10 20 - - 30

3 Budi Agung Laksana 20 10 20 10 20 80

4 Kholiyah 20 10 20 - - 50

5 Saripudin - - - - 20 20

6 Ahmad Fikri Alpadila 20 10 20 20 20 90

7 Azis Setiawan - 10 20 - 20 50

8 Evi - 10 20 20 20 70

9 Fazri 20 10 20 20 20 90


(45)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

11 Ihsan 20 10 20 - 20 70

12 Moch. Hayat 20 10 - 20 20 70

13 Rijal Hidayatullah 20 20 20 - 20 80

14 Robi Julfikri - 20 20 20 20 70

15 Reni 20 20 20 - 20 80

16 Sintia Andriani - 20 - 20 20 60

17 Sri Rahayu 20 20 20 20 20 100

18 Suhari 20 20 20 20 20 100

19 Sahri - 10 - 20 20 50

20 Reynaldi N. G. 20 10 20 20 20 90

21 Fitri Nuraini 20 20 20 20 20 100

22 Aprianti 20 10 20 - 20 90

Jumlah 260 280 360 230 400 1530

Nilai rata-rata 69.54

Nilai rata-rata= 1530:22=69.54 (cukup)

d. Refleksi

Dari tabel 4.5 kita bisa melihat hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, dan hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan nilai disaat pra siklus. Adapun nilai yang siswa pada pra siklus yaitu 37.27 (kurang). Sedangkan nilai pada siklus I atau setelah pembelajaran


(46)

41

dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw nilai siswa yaitu 69.54 (cukup mendekati baik). Dari nilai yang diperoleh setelah pembelajaran siklus I, maka kesulitan siswa pun teratasi (kesulitan dalam menemukan ide pokok, mengartikan kata-kata yang sukar, menggunakan kata sukar dan merangkum isi bacaan). Hanya saja nilai yang diperoleh siswa masih tergolong pada kategori cukup dan hampir menginjak pada kategori baik. Oleh karena itu, peneliti akan mengadakan siklus berikutnya yaitu siklus II guna meningkatkan hasil belajar atau kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II rencananya akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2013. Pembelajaran pada siklus ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah, begitupun dengan alokasi waktunya. Adapun alokasi wakatu yang digunakan yaitu 3 jam pelajaran.

Adapun tujuan diadakannya siklus II ini, bukan lagi untuk mengatasi kesulitan siswa melainkan meningkatkan hasil belajar siswa yang masih berada dalam kriteria cukup.

Pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mengenai materi yang sama yaitu ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. Dalam hal ini ada beberapa rencana yang akan dilakukan sebelum mengajarkan materi ide pokok dengan


(47)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, rencananya yaitu:

1) Membuat rencana pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe jigsaw pada materi ide pokok.

2) Menyiapkan bahan ajar.

3) Membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan dengan cara berkelompok.

4) Memberikan evaluasi pada semua siswa pada kegiatan akhir.

b. Tindakan

Secara terperinci langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas, dalam pembelajaran selama siklus I dapat dilihat pada RPP (terlampir). Namun secara gais besar pelaksanaan siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Pada kegiatan awal guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan dan memimpin do’a. kemudian guru memberikan apersepsi yaitu mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari dan mengkolerasikan dengan materi yang akan dipelajari, sekaligus memotivasi siswa agar siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Setelah siswa siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, guru memberikan penjelasan mengenai materi yang diajarkan yaitu cara menemukan ide pokok, menemukan arti kata, menggunakan kata-kata sukar dan merangkum atau meringkas isi bacaan. Setelah guru


(48)

43

menjelaskan materi yang diajarkan, guru membagi siswa ke dalam lima kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 orang.

Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok dan setelah itu, tiap kelompok diambil satu orang (membentuk kelompok ahli) untuk mendapatkan penjelasan mengenai materi sesuai dengan materi tekstual yang diberikan. Setelah guru memberikan materi kepada kelompok ahli, kelompok ahli kemudian dibubarkan (kembali ke kelompoknya masing-masing) untuk menjelaskan kepada anggota atau teman kelompoknya mengenai materi materi tekstual yang diberikan itu. Setelah semua itu selesai setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok. Dan guru pada saat itu hanya bertugas sebagai prengontrol, fasilitator, dan pembimbing.

Setelah lembar kerja kelompok itu diselesaikan, tiap-tiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya. dan setelah semuanya berakhir setiap siswa dibagikan lembar evaluasi.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengobserfasi kegiatan siswa. Adapun hasil observasinya akan dipaparkan pada pembahasan berikutnya.


(49)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

c. Observasi

Dalam kegiatan observasi di siklus ke II ini, peneliti mengamati kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsaung atau ketika mempelajari atau membahas materi ide pokok.

Adapun hasil dari pengamatan proses kegiatan pembelajaran ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw adalah seperti pada tabel di bawah ini;

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Dengan Metode

Cooperative Learning Tipe Jigsaw

No. Nama Aspek yang diamati Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

1 M. Rifki 3 4 3 3 13 3.25

2 Masrip 3 2 3 3 11 2.75

3 Budi Agung L. 3 3 3 4 13 3.25

4 Kholiyah 3 3 3 3 12 3

5 Saripudin 3 3 3 3 12 3

6 Ahmad Fikri A. 3 4 4 3 14 3.5

7 Azis Setiawan 3 3 4 2 12 3

8 Evi 3 4 3 3 13 3.25


(50)

45

10 Halimah 3 3 3 2 11 2.75

11 Ihsan 3 3 3 4 13 3.25

12 Moch. Hayat 3 3 4 3 13 3.25

13 Rijal Hidayatullah 3 3 3 3 12 3

14 Robi Julfikri 4 3 4 3 14 3.5

15 Reni 4 3 3 3 13 3.25

16 Sintia Andriani 3 3 3 3 12 3

17 Sri Rahayu 3 3 3 4 13 3.25

18 Suhari 4 4 4 3 15 3.75

19 Sahri 3 3 3 3 12 3

20 Reynaldi N. G. 4 3 4 4 15 3.75

21 Fitri Nuraini 3 3 3 3 12 3

22 Aprianti 3 3 3 2 11 2.75

Jumlah 70 70 72 67 279 69.75

Rata-rata: 3.17 (Baik)

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.6, membuktikan bahwa nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran ide pokok dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. pada siklus sebelumnya nilai rata-rata kelompok yang diperoleh oleh siswa yaitu 2.07 (cukup) dan pada siklus II nilai rata-rata kelompok siswa yaitu 3.17, jika dikonversikan masuk pada kategori baik.


(51)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Selain hasil observasi, peneliti juga memperoleh data dari hasil test belajar siswa pada siklus II. Adapun data hasil test belajar dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini!

Tabel 4.7

Penilaian Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw

No. Nama Aspek yang dinilai Nilai

1 2 3 4 5

1 M. Rifki 20 20 20 20 20 100

2 Masrip - 10 20 10 20 60

3 Budi Agung Laksana 20 20 20 20 20 100

4 Kholiyah 20 10 20 10 20 100

5 Saripudin 20 20 20 - 20 90

6 Ahmad Fikri Alpadila 20 20 20 20 20 100

7 Azis Setiawan - 10 20 10 20 60

8 Evi 20 20 20 20 20 100

9 Fazri 20 20 20 20 20 90

10 Halimah 20 20 20 20 20 100

11 Ihsan 20 20 20 20 20 70

12 Moch. Hayat 20 20 20 20 20 100


(52)

47

14 Robi Julfikri 20 20 20 20 20 70

15 Reni 20 20 20 - 20 80

16 Sintia Andriani 20 20 20 20 20 60

17 Sri Rahayu 20 20 20 20 20 100

18 Suhari 20 20 20 20 20 100

19 Sahri 20 20 20 20 20 50

20 Reynaldi N. G. 20 20 20 20 20 100

21 Fitri Nuraini 20 20 20 20 20 100

22 Aprianti 20 10 20 - 20 90

Jumlah 400 400 440 350 440 2030

Nilai rata-rata 92.27

d. Refleksi

Secara umum pelaksanaan siklus II ini terlihat berjalan dengan lancar dan adanya peningkatan yang signifikan, sehingga tidak ada permasalahan yang harus didiskusikan antara peneliti dan guru selaku observer. Artinya pada siklus II ini tidak ada lagi yang harus direfleksikan.

Jika pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan, maka siklus II ini dinyatakan berhasil. Terlihat dari hasil belajar siswa yang meningkat, jika dibandingkan dengan siklus I atau pra siklus. Dalam siklus II ini, setiap aspek yang dinilai memiliki kuallitas yang baik bahkan sangat baik.


(53)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Salah satu aspek yang menjadi indikator keberhasilan pada siklus II ini adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat. Pada pra siklus I hasil belajar siswa rata-rata siswa yaitu 37,27 (siswa kesulitan dalam menemukan ide pokok, mengartikan kata sukar, menggunakan kata sukar dalam bacaan dan merangkum isi bacaan). Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 69.54 (kesulitas siswa pada pra siklus teratasi, hanya saja nilainya belum memuaskan atau tidak seperti yang diinginkan yaitu masih pada kriteria cukup). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 92.27 (kriteria nilai hasil belajar siswa yaitu sangat baik).

Setelah selesai melakukan penelitian, mulai dari pra siklus sampai dengan siklus II. Penulis berani mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti dari hasil belajar siswa pada setiap siklus dan dapat dilihat dari tabel 4.8 dan grafik 4.1 di bawah ini.


(54)

49

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw

No. Nama Pra siklus Siklus I Siklus II

1 M. Rifki 30 50 100

2 Masrip 10 30 60

3 Budi Agung Laksana 60 80 100

4 Kholiyah 30 50 100

5 Saripudin 20 20 90

6 Ahmad Fikri Alpadila 30 90 100

7 Azis Setiawan 20 50 60

8 Evi 20 70 100

9 Fazri 30 90 90

10 Halimah 30 50 100

11 Ihsan 20 70 70

12 Moch. Hayat 60 70 100

13 Rijal Hidayatullah 50 80 100

14 Robi Julfikri 70 70 70

15 Reni 50 80 80

16 Sintia Andriani 40 60 60

17 Sri Rahayu 30 100 100


(55)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II 37.27

69.54

92.27

19 Sahri 30 50 50

20 Reynaldi N. G. 60 90 100

21 Fitri Nuraini 30 100 100

22 Aprianti 40 90 90

Jumlah 820 1530 2030

Rata-rata 37.27 69.54 92.27

Grafik 4.1

Grafik Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw


(56)

51

B. Hasil Temuan Peneliti

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang. Pembelajaran yang dilakukan pada saat awal kegiatan penelitian dengan situasi asli, kemudian dalam rencana tindakan untuk pembelajaran ide pokok digunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.

Setelah menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, siswa tidak lagi kesulitan dalam menemukan ide pokok. Padahal sebelumnya siswa sangat kesulitan dalam menemukan ide pokok.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dalam mengatasi kesulitan siswa kelas IV SDN Montor I dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana. Maka pembahasan penulis adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Tujuan penelitian pra siklus adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana. Selain itu juga untuk mengetahui aktivitas pembelajaran atau proses belajar mengajar. Baik itu dari pengajar (guru) atau yang diajar (siswa). Dari kegiatan pra siklus ini peneliti mengetahui hasil belajar siswa. Hasil yang didapatkan siswa itu sangat kurang. Karena metode yang digunakan masih berpusat pada guru (teaching center). Adapun hasil rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 37.27 (kurang).


(57)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2. Siklus I

Tujuan peneliti dalam siklus I ini yaitu ingin mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan pikiran pokok melalui proses kegiatan belajar mengajar dengan metode cooperative learning tipe jigsaw. Dan kemampuan siswa pun meningkat dari kemampuan sebelumnya atau pada saat pra siklus. Adaupn hasil rata-rata yang diperoleh siswa setelah pembelajaran ide pokok dengan mengunakan cooperative learning tipe jigsaw yaitu 69.54. hanya saja hasil belajar siswa ini masih pada kategori cukup.

3. Siklus II

Berdasarkan dari siklus I yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong pada kategori cukup. Oleh karena itu, peneliti mengadakan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Adapun tujuan diadakannya siklus II ini yaitu untuk meningkatkan kembali kemampuan siswa yang diperoleh dari siklus I. Dan pada siklus dua ini, hasil anak mencapai kategori sangat baik. Karena hasil rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 92.27 (sangat baik).

D. Jawaban Hipotesis

Maka dari hasil penelitian ini, terjawablah hipotesis yang diajukan penulis yaitu penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana, dapat diterima.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitan tindakan kelas ini berlangsung dari tanggal 13 Mei sampai

dengan 22 Mei 2013 dan dilakukan dalam dua siklus. Sebelum melakukan atau melaksanakan siklus tentunya dilakukan pra siklus terlebih dahulu sebagai studi pendahuluan. Sehingga ditemukan masalah-masalah yang harus dicari penyelesaiannya/solusinya, setelahnya diterapkan siklus-siklus.

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas maka dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, dapat membuktikan bahwa metode tersebut dapat membuat siswa merasakan sesuatu yang baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi ide pokok. Dan hal ini terbukti dari meningkatnya proses dan hasil belajar siswa. 2. Adapun tujuan yang ke dua yaitu ingin meningkatkan hasil belajar siswa

dalam menemukan ide pokok suatu wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. Maka dengan metode tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dibuktikan oleh nilai siswa yang meningkat dari setiap siklusnya (pada pra siklus nilai rata-rata siswa yaitu 37.27, siklus I rata-ratanya 69.54 dan siklus II rata-ratanya 92.27).


(59)

Dede Mulyadi, 2013

KESULITAN SISWA SD DALAM MENEMUKAN IDE POKOK SUATU WACANA DENGANMENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi kesulitan siswa atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada:

1. Guru

Kepada guru diharapkan agar lebih kreatif dalam memilih metode-metode pembelajaran. Karena, metode pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya metode cooperative learning tipe jigsaw dapat menjadi salah satu alternatif, yang bisa digunakan.

2. Kepala Sekolah

Sebagai kepala sekolah hendaknya memberikan arahan kepada para guru agar selalu memilih metode yang tepat dalam pembelajaran.

3. Peneliti

Semoga hasil penelitan ini dapat dijadikan referensi yaitu, referensi dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia tentang menemukan ide pokok.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Batuah, M. (2012, Maret Sabtu). Retrieved Maret Sabtu, 2012, from Http//bahasaindonesiayh.blogspot.com.

Halimah, P. R. (2012). Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar. Jurnal Pendidikan Dasar , 55-60.

Hodijah, I. C. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah. Bandung: UPI PRESS.

Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Nirbaya, K. D. (2008). Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Mentari Pustaka.

Novi Resmini, Y. C. (2010). Membaca dan Menulis di SD. Bandung: UPI PRESS. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunendar, I. d. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supardi, S. A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar. Tarigan, H. G. (2009). Wacana. Bandung: Angkasa.

Whardani & Wihardit. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UT

Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


(1)

50

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II 37.27

69.54

92.27

19 Sahri 30 50 50

20 Reynaldi N. G. 60 90 100

21 Fitri Nuraini 30 100 100

22 Aprianti 40 90 90

Jumlah 820 1530 2030

Rata-rata 37.27 69.54 92.27

Grafik 4.1

Grafik Hasil Belajar Siswa Setelah Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw


(2)

B. Hasil Temuan Peneliti

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Montor I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang. Pembelajaran yang dilakukan pada saat awal kegiatan penelitian dengan situasi asli, kemudian dalam rencana tindakan untuk pembelajaran ide pokok digunakan metode cooperative learning tipe jigsaw.

Setelah menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, siswa tidak lagi kesulitan dalam menemukan ide pokok. Padahal sebelumnya siswa sangat kesulitan dalam menemukan ide pokok.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw dalam mengatasi kesulitan siswa kelas IV SDN Montor I dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana. Maka pembahasan penulis adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Tujuan penelitian pra siklus adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana. Selain itu juga untuk mengetahui aktivitas pembelajaran atau proses belajar mengajar. Baik itu dari pengajar (guru) atau yang diajar (siswa). Dari kegiatan pra siklus ini peneliti mengetahui hasil belajar siswa. Hasil yang didapatkan siswa itu sangat kurang. Karena metode yang digunakan masih berpusat pada guru (teaching center). Adapun hasil


(3)

rata-52

2. Siklus I

Tujuan peneliti dalam siklus I ini yaitu ingin mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan pikiran pokok melalui proses kegiatan belajar mengajar dengan metode cooperative learning tipe jigsaw. Dan kemampuan siswa pun meningkat dari kemampuan sebelumnya atau pada saat pra siklus. Adaupn hasil rata-rata yang diperoleh siswa setelah pembelajaran ide pokok dengan mengunakan cooperative learning tipe jigsaw yaitu 69.54. hanya saja hasil belajar siswa ini masih pada kategori cukup.

3. Siklus II

Berdasarkan dari siklus I yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong pada kategori cukup. Oleh karena itu, peneliti mengadakan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Adapun tujuan diadakannya siklus II ini yaitu untuk meningkatkan kembali kemampuan siswa yang diperoleh dari siklus I. Dan pada siklus dua ini, hasil anak mencapai kategori sangat baik. Karena hasil rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 92.27 (sangat baik).

D. Jawaban Hipotesis

Maka dari hasil penelitian ini, terjawablah hipotesis yang diajukan penulis yaitu penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana, dapat diterima.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitan tindakan kelas ini berlangsung dari tanggal 13 Mei sampai dengan 22 Mei 2013 dan dilakukan dalam dua siklus. Sebelum melakukan atau melaksanakan siklus tentunya dilakukan pra siklus terlebih dahulu sebagai studi pendahuluan. Sehingga ditemukan masalah-masalah yang harus dicari penyelesaiannya/solusinya, setelahnya diterapkan siklus-siklus.

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas maka dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ide pokok wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw, dapat membuktikan bahwa metode tersebut dapat membuat siswa merasakan sesuatu yang baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi ide pokok. Dan hal ini terbukti dari meningkatnya proses dan hasil belajar siswa. 2. Adapun tujuan yang ke dua yaitu ingin meningkatkan hasil belajar siswa

dalam menemukan ide pokok suatu wacana dengan menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw. Maka dengan metode tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dibuktikan oleh nilai siswa yang meningkat dari setiap siklusnya (pada pra siklus nilai rata-rata siswa yaitu


(5)

54

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa metode cooperative learning tipe jigsaw dapat mengatasi kesulitan siswa atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok pada suatu wacana, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada:

1. Guru

Kepada guru diharapkan agar lebih kreatif dalam memilih metode-metode pembelajaran. Karena, metode pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya metode cooperative learning tipe jigsaw dapat menjadi salah satu alternatif, yang bisa digunakan.

2. Kepala Sekolah

Sebagai kepala sekolah hendaknya memberikan arahan kepada para guru agar selalu memilih metode yang tepat dalam pembelajaran.

3. Peneliti

Semoga hasil penelitan ini dapat dijadikan referensi yaitu, referensi dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia tentang menemukan ide pokok.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Batuah, M. (2012, Maret Sabtu). Retrieved Maret Sabtu, 2012, from Http//bahasaindonesiayh.blogspot.com.

Halimah, P. R. (2012). Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar. Jurnal Pendidikan Dasar , 55-60.

Hodijah, I. C. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah. Bandung: UPI PRESS.

Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Nirbaya, K. D. (2008). Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Mentari Pustaka.

Novi Resmini, Y. C. (2010). Membaca dan Menulis di SD. Bandung: UPI PRESS. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunendar, I. d. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supardi, S. A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar. Tarigan, H. G. (2009). Wacana. Bandung: Angkasa.

Whardani & Wihardit. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UT

Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA