Shalat Bakdiyah Jumatan itu 4 RakaatBisa dijelaskan, bakdiyah jumatan itu 4 rakaat atau 2 rakaat. Saya bingung dalam masalah ini. Matur nuwun. Jawaban: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du, Ada beberapa riwayat hadis yang menyebutkan tentang jumlah rakaat bakdiyah shalat jumat. Pertama, hadis dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ لاَ يُصَلِّى بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ ، فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan shalat bakdiyah jumat sampai beliau pulang. Lalu beliau shalat 2 rakaat. (HR. Bukhari 937 & Muslim 882). Kedua, hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا Apabila kalian selesai shalat jumat, kerjakanlah shalat 4 rakaat setelahnya. (HR. Muslim 881). Mengingat adanya beberapa riwayat tentang bakdiyah jumatan, para ulama berbeda pendapat tentang jumlah rakaat bakdiyah jumatan. Pendapat pertama, bakdiyah jumatan dikerjakan 2 rakaat saja. Ini merupakan pendapat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Kedua, dianjurkan melaksanakan bakdiyah jumatan 4 rakaat. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, dan pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu (HR. Ibnu Abi Syaibah 5410). Dan pendapat ini yang dipilih Imam as-Syafii dalam al-Umm. Beliau mengatakan, أما نحن فنقول : يصلي أربعا Kami berpendapat, ‘Shalat bakdiyah jumatan 4 rakaat.’ (al-Umm, 7/167). Cara pelaksanaan 4 rakaat adalah 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Ketiga, boleh memilih antara 2 rakaat atau 4 rakaat. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad. Ibnu Qudamah menukil keterangan Beliau dalam al-Mughni, إن شاء صلى بعد الجمعة ركعتين وإن شاء صلى أربعا Jika mau, boleh shalat setelah jumatan 2 rakaat dan jika mau, bisa shalat 4 rakaat. (al-Mughni, 2/219) Imam Ahmad memahami kedua hadis itu shahih, sehingga diamalkan keduanya. Keempat, 4 rakaat jika di masjid dan 2 rakaat jika di rumah. Pendapat ini disampaikan Ibnul Qoyim. Beliau menukil keterangan gurunya, قال شيخنا أبو العباس ابن تيمية : إن صلى في المسجد صلى أربعا ، وإن صلى في بيته صلى ركعتين Guru kami, Abul Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan, “Jika shalat bakdiyah jumat dikerjakan di majid, jumlahnya 4 rakaat. Dan jika dikerjakan di rumah, dilakukan 2 rakaat.” Ibnul Qoyim selanjutnya mengatakan, “Inilah kesimpulan dari beberapa hadis. Abu Daud meriwayatkan bahwa Ibnu Umar jika mengerjakan shalat bakdiyah di masjid, beliau kerjakan 4 rakaat dan jika di rumah, beliau kerjakan 2 rakaat.”(Zadul Ma’ad, 1/440). Kelima, dianjurkan mengerjakannya 6 rakaat Pendapat ini diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu dan beberapa ulama salaf. Abu Abdirrahmah mengatakan, قَدِمَ عَلَيْنَا ابْنُ مَسْعُودٍ ، فَكَانَ يَأْمُرنَا أَنْ نُصَلِّيَ بَعْدَ الْجُمُعَةِ أَرْبَعًا ، فَلَمَّا قَدِمَ عَلَيْنَا عَلِيٌّ أَمَرْنَا أَنْ نُصَلِّيَ سِتًّا ،فَأَخَذْنَا بِقَوْلِ عَلِيٍّ ، وَتَرَكْنَا قَوْلَ عَبْدِ اللهِ ، قَالَ : كَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ أَرْبَعًا Ketika Ibnu Masud mendatangi kami, beliau memerintahkan untuk mengerjakan shalat bakdiyah jumatan 4 rakaat. Ketika Ali datang, beliau memerintahkan kami untuk mengerjakannya 6 rakaat. Kamipun mengikuti pendapat Ali dan meninggalkan pendapat Ibnu Mas’ud. Ali mengerjakannya 2 rakaat salam, kemudian 4 rakaat. (HR. Ibnu Abi Syaibah 5410) Pendapat ini yang dipilih Abu Yusuf dan at-Thahawi – keduanya ulama hanafiyah. (Syarh Ma’ani al-Atsar, 1/337). Tarjih Pendapat Kedua hadis di atas, shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga keduanya bagian dari sunah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu, sebagian ulama mengatakan, dalam hal ini ada kelonggaran. Dia bisa kerjakan 2 rakaat, juga mengerjakannya 4 rakaat. Imam Ibnu Utsaimin ketika ditanya masalah perbedaan ini, beliau menyimpulkan, والحمد لله ، الأمر واسع ، يعني : لو أنه ذهب إلى البيت وصلى أربعاً بتسليمتين كان حسناً ما يضر إن شاء الله Alhamdulillah, dalam hal ini longgar. Artinya, jika dia pulang lalu shalat 4 rakaat, dengan 2 kali salam, satu hal yang baik, tidak ada masalah insyaaAllah. (Liqaat Bab al-Maftuh, volume 214, fatwa no. 15). Demikian, Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com) Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
🔍 Kumpulan Doa Rasulullah, Definisi Hadits Qudsi, Tentang Mimpi Buruk, Suami Pelit Dalam Islam, Allahumma Firlaha Arab, Dzikir Minta Jodoh, Menikahi Jin Berkaitan dengan shalat Jum’at, shalat Jum’at tidaklah memiliki qabliyah rawatib. Oleh karena itu, jamaah shalat Jum’at boleh shalat berapa pun raka’at yang dia kehendaki, tidak ada batasan khusus. Adapun setelahnya, maka terdapat beberapa hadits yang menjelaskan shalat ba’diyah Jum’at yang sekilas tampaknya bertentangan. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا “Jika salah seorang di antara kalian shalat Jum’at, maka shalatlah setelahnya sebanyak empat raka’at.” (HR. Muslim no. 881) Dalam hadits di atas, terdapat perintah lisan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendirikan shalat ba’diyah Jum’at sebanyak empat raka’at. Baca Juga: Rutin Membaca Al-Ghasiyah Dan Al-A’la Ketika Shalat Jumat Adapun hadits lain yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan tentang contoh perbuatan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَ المَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ، وَبَعْدَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ لاَ يُصَلِّي بَعْدَ الجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dan dua rakaat sesudah ‘isya. Dan beliau tidak mengerjakan shalat setelah shalat Jum’at hingga beliau pulang, lalu shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari no. 937) Di hadits yang lain, Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan, صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ الظُّهْرِ سَجْدَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا سَجْدَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ سَجْدَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْعِشَاءِ سَجْدَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْجُمُعَةِ سَجْدَتَيْنِ، فَأَمَّا الْمَغْرِبُ، وَالْعِشَاءُ، وَالْجُمُعَةُ، فَصَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِهِ “Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dua raka’at sebelum zhuhur dan dua raka’at setelahnya, dan dua raka’at setelah maghrib dan dua raka’at setelah isya`, dan dua raka’at setelah shalat Jum’at. Adapun (sunnah) maghrib, ‘isya, dan jumat, aku shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya.” (HR. Muslim no. 729) Baca Juga: Status Orang Yang Meninggalkan Shalat Fardhu Dari hadits di atas, yang tampak dari perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau shalat ba’diyah Jum’at dua raka’at di rumah. Berkaitan dengan hadits-hadits tersebut, para ulama berbeda pandangan menjadi tiga pendapat [1]. Pendapat pertama, mereka mendahulukan ucapan (perintah lisan) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga membuat kesimpulan bahwa yang dianjurkan adalah shalat ba’diyah Jum’at itu sebanyak empat raka’at. Pendapat ke dua, mereka yang mengkompromikan antara perintah lisan dan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga membuat kesimpulan bahwa shalat ba’diyah Jum’at itu enam raka’at, empat raka’at diambil dari perintah lisan, sedangkan dua raka’at dari contoh perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pendapat ke tiga, mereka yang mengkompromikan antara perintah lisan dan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun dengan kesimpulan yang berbeda. Jika shalat di rumah, maka dua raka’at, karena kita tidak boleh menambah lebih dari yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun jika shalat di masjid, maka shalat empat raka’at. Ini adalah pendapat yang dinukil dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah. Baca Juga: Haruskah Pindah dari Tempat Shalat Wajib Ketika Akan Shalat Sunnah? Setelah menjelaskan tiga perbedaan ulama di atas, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Adapun pendapat yang aku pilih adalah shalat empat raka’at, baik shalat di rumah, ataupun di masjid. Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian shalat Jum’at, maka shalatlah setelahnya sebanyak empat raka’at.” Adapun perbuatan beliau yang mendirikan shalat dua raka’at, bisa jadi hal itu karena kekhususan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan kita dibebani untuk menjalankan perintah lisan beliau dan diperintahkan untuk meneladani perbuatan beliau. Akan tetapi, selama sampai kepada kita perintah lisan, maka tidak boleh tidak wajib dilaksanakan.” (Syarh ‘Umdatul Ahkaam, 2: 339) Mengklaim adanya kemungkinan bahwa shalat ba’diyah Jum’at dua raka’at itu termasuk khushusiyyah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (alias tidak berlaku bagi umatnya), tentu perlu ditinjau ulang. Karena berdasarkan riwayat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, Ibnu ‘Umar ikut shalat dua raka’at bersama beliau di rumahnya. Jika ini termasuk khushushiyyah Nabi, tentu Ibnu ‘Umar tidak ikut shalat sebanyak dua raka’at. Oleh karena itu, wallahu Ta’ala a’alam, yang lebih tepat bahwa perkara ini adalah perkara yang longgar. Jika menghendaki, seseorang boleh shalat dua raka’at; dan jika menghendaki, dia bisa shalat empat raka’at. Baca Juga: Keutamaan Waktu Ba’da Ashar Hari Jumat Syaikh Abu Malik hafidzahullah berkata, “Dianjurkan –setelah shalat Jum’at- untuk shalat (ba’diyah) sebanyak dua atau empat raka’at, dan lebih afdhal dikerjakan di rumah.” (Shahih Fiqh Sunnah, 1: 593) Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah berkata, أما بعدها فلها سنة راتبة أقلها ركعتان وأكثرها أربع “Adapun setelah shalat Jum’at, maka shalat Jum’at memiliki rawatib ba’diyyah, paling sedikit dua raka’at, dan paling banyak empat raka’at.” (Majmu’ Fataawa Ibnu Baaz, 12: 387) Baca Juga: [Selesai] *** @Rumah Lendah, 24 Dzulqa’dah 1440/21 Juli 2019 Penulis: M. Saifudin Hakim Artikel: Muslim.or.id Catatan kaki: [1] Syarh ‘Umdatul Ahkaam, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu Ta’ala, 2: 338 (penerbit Muassasah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Al-Khairiyyah, cetakan pertama tahun 1437 H). 🔍 Syarat Sah Jual Beli, Jawaban Jazakallah Khoir Rumaysho, Apa Itu Hijrah Bagi Wanita, Hadits Sholawat Nabi, Pesantren Al Wafi |