Nama yang diberikan kepada suatu individu makhluk hidup sering berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya, meskipun individu yang dimaksud sama. Untuk mengatasi hal tersebut dan memudahkan dalam ilmu pengetahuan, maka seorang ahli biologi dari Swedia Carolus Linnaeus mengemukakan sebuah aturan dan pedoman penamaan bagi kelompok individu yang disebut Binomial Numenklatur. Apa itu Binomial Numenklatur? Show Binomial Numenklatur atau sistem tata nama ganda adalah kaidah penamaan makhluk hidup secara universal. Dimana, merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme atau makhluk hidup yang terdiri dari dua kata (binomial berarti dua nama) dari sistem taksonomi (biologi) dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama ilmiah atau scientific name, dimana nama baku yang diberikan dalam bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan melainkan tetap. Adapun dalam aturan penulisannya selain menggunakan bahasa latin juga sistem Binomial Nomenklatur ini menggunakan sistem tata nama dua kata yaitu kata pertama menunjukan tingkatan marga (genus) yang diawali dengan huruf besar, dan kata kedua menunjukan tingkatan jenis (spesies) yang diawal huruf kecil. Namun, jika nama terdiri dari tiga kata maka kata kedua dan ketiga akan disatukan atau diberi tanda hubung (-). Adapun contohnya seperti; Hibiscus rosa-sinensis ata Hibiscus rosasinensis atau nama lain dari kembang sepatu. Disamping itu, dalam penulisannya nama genus dan spesies dicetak miring atau digarisbawahi secara terpisah. Huruf pertama nama genus atau kata pertama ditulis dengan huruf kapital sedangkan huruf pertama kata kedua ditulis dengan huruf kecil. Hal tersebut dilakukan untuk memperjelas bahwa itu adalah nama ilmiah yang ditulis dalam Binomial Nommenklatur. Dengan adanya sistem ini orang tidak akan keliru menyebut nama makhluk hidup atau organisme meskipun di tiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Julukan generik Binomial Nomenklatur ini mengacu pada hierarki taksonomi organisme, genus dari masing-masing organisme berasal. Ini adalah petunjuk tentang asal-usul, evolusi, dan sejarah kehidupan organisme. Meskipun suatu spesies dapat kehilangan sebagian atau sebagian besar karakteristik leluhurnya, Binomial Numenklatur memudahkan untuk melacak hubungan-hubungan ini dalam konteks taksonomi yang lebih luas. Contoh Binomial NumenklaturAdapun beberapa contoh nama-nama individu atau makhluk hidup dalam bahasa Indonesia yang menggunakan sistem Binomial Numenklatur antara lain :
Tata nama biologi adalah kegiatan pemberian nama pada makhluk hidup di dalam taksonomi. Metode penamaan menggunakan Binomial Nomenklatur yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Pemberian nama harus ditentukan dengan benar bagi takson yang telah atau harus diketahui.[1] Tata nama biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut "Bapak Taksonomi" dalam buku yang ditulisnya, Systema Naturae (Sistematika Alamiah). Tata nama binomialTata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata (binomial berarti 'dua nama') dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus (marga) dan nama spesies (jenis). Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam sering kali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa Latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan ataupun dari bahasa Latin sendiri. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa Latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan, melainkan tetap. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam beberapa konvensi: Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP). Aturan penulisan
Penyebutan autoritasDalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penulisan untuk nama orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang dianggap valid (diakui) mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di antara bidang zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di belakang nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di bidang zoologi dalam bentuk nama akhir (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di bidang botani, ICBN menggunakan singkatan nama (yang terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di bidang zoologi). Apabila nama awal diganti, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem tata nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:
Tatanama trinomialPenamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini disebut "trinomen" sedangkan di bidang botani penamaan ini disebut "trinomial". Tatanama tumbuhan
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
Wikibuku memiliki buku berjudul Subjek:Biologi/Materi:Tatanama biologi
|