Bagaimana cara mendapatkan material safety data sheet?

1 ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PT ASIA PAPERINDO PERKASA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: JENNI DAMARIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS POLITEKNIK NEGERI BATAM 2012

2 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PT ASIA PAPERINDO PERKASA Oleh: JENNI DAMARIS BATAM, 20 Juli 2012 Dosen Pembimbing Seto Sulaksono Adi Wibowo, SE., M.Sc Dosen Penguji I Dosen Penguji II Hendra Gunawan, SE., M.Sc Chici Ramdhaniah, SE

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan program Diploma III pada Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Batam. Penulis menyadari bahwa penyelesaian Tugas Akhir ini dimungkinkan oleh keterlibatan banyak pihak mulai dari rancangan, proses, hingga pada bentuk akhirnya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi kekuatan serta penghiburan kepada penulis. Terima kasih atas kasih tulus yang tak berkesudahan dari-mu 2. Kedua orang tua penulis, serta kedua adik penulis 3. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam 4. Ibu Marihot, selaku Kepala Program Studi Akuntansi 5. Bapak M. Zaenuddin, selaku dosen wali yang memberikan pengarahan selama masa kuliah 6. Pak Seto, selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran serta masukan-masukan dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini 7. Bapak M. Zaenuddin dan Hendra Gunawan, selaku dosen penguji penulis 8. Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Batam 9. Pihak PT Asia Paperindo Perkasa, terutama tim Inner Sales. Untuk bu Anis selaku pembimbing penulis di perusahaan, bu Yuli yang banyak membantu penulis, terima kasih telah bersedia menemani penulis dalam memperoleh informasi dan data-data yang penulis butuhkan, kak Yuyun dan kak Vika. Kak Novita teman makan siang setiap hari meski hanya kurang lebih 2 minggu 10. Teman mengerjakan TA, Ivo Melisa Hutapea dan Evelyn Octa Lina, terima kasih Ivo atas bantuan dan masukan-masukannya 11. Kak Leni selaku kakak rohani penulis, terima kasih atas kesediaannya membimbing penulis tuk pengenalan lebih dalam terhadap-nya, dan juga untuk teman PA penulis 12. Seluruh teman dan pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah berpartisipasi membantu dan mendukung dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. iii

4 Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengalami hambatan atau kendala akibat keterbatasan bahasa dan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis sambut dengan tangan terbuka untuk pengembangan dan penyempurnaan penelitian sejenis di masa mendatang. Batam, 20 Juli 2012 Penulis iv Jenni Damaris

5 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jenni Damaris NIM : Program Studi Jenis Karya : Akuntansi : Tugas Akhir/Skripsi/Karya Ilmiah Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberi kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul : Analisis Prosedur Penjualan Kredit PT Asia Paperindo Perkasa beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir penulis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Batam Pada tanggal : 20 Juli 2012 Yang menyatakan Jenni Damaris v

6 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir... v Daftar Isi... vi Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... ix Abstrak... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Prosedur dan Prosedur Penjualan Unit Organisasi Formulir Catatan Akuntansi yang Digunakan Prosedur Penjualan Kredit Kombinasi Prosedur Pesanan dan Prosedur Pembuatan Faktur Deskripsi Kegiatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Metodologi Penelitian vi

7 3.1.1 Obyek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya PT Asia Paperindo Perkasa Visi, Misi, Jenis Kegiatan, dan Prosedur dan Tata Kerja Perusahaan Logo Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Tata Tertib dan Disiplin Kerja Perusahaan Pemeliharaan dan Pengembangan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAB IV PEMBAHASAN Prosedur Penjualan Kredit Analisis Hasil Perbandingan dari Prosedur Penjualan Kredit Menurut Teori dan Prosedur Penjualan Kredit yang Diterapkan di Perusahaan Kelemahan Prosedur Penjualan Kredit Perusahaan BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran vii

8 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Analisis Perbandingan viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Flowchart Prosedur Penjualan Kredit Gambar 3.1 Logo perusahaan Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Asia Paperindo Perkasa Gambar 4.1 Flowchart prosedur penjualan kredit PT Asia Paperindo Perkasa ix

10 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Jenni Damaris : Akuntansi : Analisis Prosedur Penjualan Kredit PT Asia Paperindo Perkasa Penelitian ini dilakukan di PT Asia Paperindo Perkasa dengan judul Analisis Prosedur Penjualan Kredit PT Asia Paperindo Perkasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penjualan kredit yang diterapkan di perusahaan, bagaimana prosedur yang berlaku dalam proses penjualan kredit di perusahaan mulai dari proses penerimaan purchase order sampai dengan proses pelunasannya, bagaimana analisis hasil perbandingan dari prosedur penjualan kredit menurut teori dan prosedur penjualan kredit yang diterapkan di perusahaan, dan untuk mengetahui apa kelemahan dari prosedur yang sudah diterapkan oleh perusahaan dan upaya perbaikannya. Dari hasil penelitian ini pada dasarnya perusahaan telah memiliki dan menjalankan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga tidak terdapat kelemahan dari prosedur yang diterapkan oleh perusahaan. Kata Kunci: Prosedur, penjualan kredit x

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan salah satu unsur sangat penting dalam kehidupan bisnis perusahaan, karena akuntansi berkaitan langsung dengan kegiatan manajemen perusahaan yang menunjang kemajuan perusahaan tersebut. Akuntansi merupakan salah satu departemen dalam setiap perusahaan tanpa memandang jenis usaha baik dagang, jasa, maupun manufaktur. Hasil akhir kinerja perusahaan dalam satu periode dapat diketahui karena adanya suatu sistem akuntansi dalam suatu perusahaan. Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi (Mulyadi, 2001). Sasaran atau obyek kegiatan akuntansi adalah transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Transaksi keuangan tersebut terdiri atas bermacam-macam transaksi yang terjadi berulang-ulang. Salah satu transaksi keuangan tersebut adalah transaksi penjualan yang terbagi menjadi transaksi penjualan tunai dan transaksi penjualan kredit. Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus memiliki sistem penjualan yang didukung dengan prosedur yang memadai terutama untuk kegiatan penjualan kredit. Hal tersebut dikarenakan transaksi penjualan kredit yang mengakibatkan perubahan dari aktiva bentuk sediaan barang menjadi aktiva bentuk piutang yang disusul dengan perubahan bentuk piutang menjadi uang tunai (Somantri, 2004). 1

12 2 Sistem penjualan kredit yang baik juga sangat dibutuhkan dalam perusahaan manufaktur. Hal ini dikarenakan prosedur penjualan kredit pada perusahaan manufaktur dimulai dari tahap pemesanan sampai pada pelunasan piutang yang timbul sebagai akibat dari kegiatan tersebut, dan juga pencatatannya. PT Asia Paperindo Perkasa didirikan pada tahun 2004 di Batam, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi kotak kemasan. Perusahaan ini telah menerapkan sistem penjualan kredit berkaitan dengan transaksi pada konsumennya, baik pemesanan produk, pelunasan piutang serta pencatatannya. Sistem yang baik juga akan mencegah terjadinya kesalahan pencatatan pada saat pelunasan piutang, atau mencegah terjadi kesalahan dalam hal pengiriman barang kepada pelanggan. Menurut penjelasan yang penulis peroleh dari karyawan di bagian Inner Sales dan Accounting, kendala-kendala yang dihadapi oleh PT Asia Paperindo Perkasa antara lain: bagian Inner Sales mengalami kesulitan dalam menangani proses pesanan apabila terjadi over credit limit atau over due dimana bagian Inner Sales harus meminta persetujuan penjualan kredit dari bagian Accounting dan bagian Marketing juga harus mengadakan komunikasi dengan pihak pelanggan mengenai pembayaran kepada perusahaan. Selain itu juga adanya kesalahan pencatatan nomor purchase order pada saat pemrosesan transaksi melalui sistem, sehingga mengakibatkan nomor purchase order yang tertera di barang jadi juga salah. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin membahas mengenai analisis prosedur penjualan kredit, termasuk pelunasan piutang, dan pencatatannya, dengan judul tugas akhir ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN KREDIT PT ASIA PAPERINDO PERKASA

13 3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana prosedur penjualan kredit yang diterapkan pada PT Asia Paperindo Perkasa b. Bagaimana analisis hasil perbandingan dari prosedur penjualan kredit menurut teori dan prosedur penjualan kredit yang diterapkan di perusahaan c. Apa kelemahan dari prosedur penjualan kredit yang sudah diterapkan oleh perusahaan dan upaya perbaikannya 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Batasan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (Indriantoro, 2002). Pada kasus ini data yang digunakan adalah data yang berkaitan dengan penjualan kredit pada bulan Februari-Mei b. Batasan Lapangan Penulis melakukan penelitian ini pada PT Asia Paperindo Perkasa, yaitu bagian Inner Sales, Accounting, Production Planning Control (PPC), Produksi (Material), dan Logistik. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah:

14 4 a. Untuk mengetahui prosedur kegiatan penjualan kredit yang diterapkan pada PT Asia Paperindo Perkasa b. Untuk mengetahui bagaimana analisis hasil perbandingan dari prosedur penjualan kredit menurut teori dan prosedur penjualan kredit yang diterapkan di perusahaan c. Untuk mengetahui kelemahan dari prosedur penjualan kredit di perusahaan dan upaya perbaikannya 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk membantu instansi yang terkait. b. Bagi Pembaca Sebagai tambahan referensi serta informasi bagi peneliti lainnya untuk penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. c. Bagi Penulis Sebagai pelajaran bagi penulis dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di dunia kerja secara nyata khususnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu sistem penjualan kredit dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

15 5 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika laporan yang dikemukakan dalam laporan ini adalah : BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka. Pada bab ini penulis akan memaparkan teori-teori atau konsep yang mendasari penyusunan penelitian ini seperti uraian dan penjelasan mengenai prosedur penjualan kredit, mulai dari proses pemesanan, pelunasan, serta pencatatannya BAB III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan. Bab ini menguraikan ruang lingkup objek penelitian, teknik pengumpulan data, metode analisis data dan gambaran umum perusahaan (sejarah awal berdirinya perusahaan, visi misi berdirinya perusahaan, jenis kegiatan, struktur organisasi perusahaan, dan lain sebagainya). BAB IV Pembahasan. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan pembahasan masalah dalam penelitian ini yang menjadi jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah, yaitu prosedur penjualan kredit yang diterapkan di perusahaan.

16 6 BAB V Penutup. Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan berupa poinpoin yang merupakan jawaban dari pertanyaan pada rumusan masalah yang diperoleh dari Bab IV (Pembahasan) secara ringkas, serta saran dari penulis untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur dan Prosedur Penjualan Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi (Baridwan, 2009), sedangkan Mulyadi (2001) menyebutkan prosedur yaitu suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang. Prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan penjualan (Baridwan, 2009) Unit Organisasi Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian pesanan penjualan, bagian kredit, bagian gudang, bagian pengiriman, dan bagian billing (Baridwan, 2009). Fungsi dari tiap-tiap bagian bagian itu adalah sebagai berikut: 1. Bagian Pesanan Penjualan (Sales Order Department) Pada umumnya di perusahaan-perusahaan kecil, fungsi pesanan penjualan ditangani oleh seorang karyawan, namun di perusahaan-perusahaan besar atau 7

18 8 yang sedang berkembang, fungsi pesanan penjualan ditangani oleh beberapa orang karyawan, karena bagian tersebut merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri di bawah bagian penjualan. Adapun fungsi bagian pesanan penjualan adalah sebagai berikut: a) Mengawasi semua pesanan yang diterima b) Memeriksa surat pesanan yang diterima dari langganan atau salesman dan melengkapi informasi yang kurang yang berhubungan dengan spesifikasi produk dan tanggal pengiriman c) Meminta persetujuan penjualan kredit dari bagian kredit d) Menentukan tanggal pengiriman. Apabila gudangnya lebih dari satu, maka ditentukan dari gudang yang mana yang akan dilakukan pengiriman. e) Membuat surat perintah pengiriman (shipping orders) dan back orders beserta tembusan-tembusannya. f) Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan yang diterima dan mengikuti pengirimannya sehingga dapat diketahui pesanan-pesanan mana yang belum dipenuhi g) Mengadakan hubungan dengan pembeli mengenai barang-barang yang dikembalikan oleh pembeli, membuat catatan dan mengeluarkan bukti memorial (journal voucher) untuk bagian piutang h) Mengawasi pengiriman barang-barang untuk contoh (sampel) 2. Bagian Kredit Dalam prosedur penjualan, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit. Untuk memberikan persetujuan, bagian kredit akan

19 9 menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Persetujuan dari bagian kredit biasanya ditunjukkan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan. 3. Bagian Gudang Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas untuk menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman. Barang-barang tersebut akan diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikemas atau dibungkus dan kemudian dikirimkan ke pembeli. 4. Bagian Pengiriman Bagian pengiriman bertugas untuk mengirim barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirimkan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengembalian barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian. 5. Bagian Billing (Pembuatan Faktur atau Penagihan) a) Membuat (menerbitkan) faktur penjualan dan tembusan-tembusannya b) Menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai c) Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan-perhitungan dalam faktur

20 Formulir Formulir yang digunakan dalam prosedur pesanan penjualan adalah surat perintah pengiriman (shipping order) dengan beberapa tembusan yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Formulir yang digunakan dalam prosedur pembuatan faktur adalah faktur (invoice) beserta tembusan-tembusannya. 1. Surat Perintah Pengiriman (Shipping Order) Surat perintah pengiriman dan tembusan-tembusannya mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Tembusan pengiriman (shipping copy atau stock request copy) Yaitu tembusan yang dikirimkan ke bagian gudang agar diarsipkan barang-barang yang akan dikirim. Barang-barang dan tembusan ini dari bagian gudang diserahkan ke bagian pengiriman. b) Tembusan kredit (credit copy) Yaitu tembusan yang diserahkan ke bagian kredit untuk meminta persetujuan penjualan kredit. c) Tembusan pemberitahuan (advice atau acknowledgment copy) Yaitu tembusan yang dikirimkan pada pembeli sebagai pemberitahuan bahwa pesanannya sudah diterima dan kapan pengiriman akan dilakukan. d) Tembusan surat pengangkutan (bill of lading copy) Yaitu tembusan yang berisi informasi yang sama dengan surat perintah pengiriman, membuatnya bisa merupakan tembusan surat perintah pengiriman atau dibuat terpisah. Bill of lading ini biasanya dibuat rangkap 3, yang dua lembar diserahkan pada pengangkut, yang satu lembar dimintakan tanda tangan pada pengangkutan sebagai tanda terima barang.

21 11 e) Tembusan barang (packing slip) Yaitu tembusan yang dimasukkan dalam bungkusan barang yang dikirim pada pembeli. f) Tembusan untuk arsip (journal atau register copy) Yaitu tembusan yang disimpan urut nomor. Arsip ini disimpan sampai tembusan pengiriman diterima kembali dari bagian pengiriman. g) Tembusan untuk mengawasi pesanan-pesanan yang belum dipenuhi (unfilled order copy) Yaitu tembusan yang disimpan sesuai abjad nama pembeli yang digunakan sebagai catatan untuk menentukan (mengetahui) pesanan-pesanan mana yang belum dapat dipenuhi. 2. Faktur (Invoice) Faktur biasanya dibuat dengan beberapa tembusan yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Tembusan untuk langganan Yaitu lembar pertama dan satu atau dua tembusan, tergantung pada permintaan pembeli. b) Tembusan piutang Yaitu tembusan yang dipakai sebagai dasar (media) untuk mendebit rekening buku pembantu piutang. Dalam ledgerless bookkeeping, media ini tidak diposting, tetapi disimpan dalam map yang fungsinya sebagai buku pembantu piutang.

22 12 c) Tembusan distribusi Yaitu tembusan yang digunakan untuk mengkredit rekening penjualan yang dirinci sesuai dengan klasifikasinya, menghitung harga pokok penjualan dan menghitung komisi salesman. d) Tembusan pemberitahuan (advice copy) Yaitu tembusan yang diberikan pada salesman sebagai pemberitahuan bahwa faktur sudah dikirim sehingga salesman dapat menghitung berapa komisi yang akan diterimanya Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah (Mulyadi, 2001): 1. Jurnal Penjualan Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai. 2. Kartu Piutang Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya. 3. Kartu Persediaan Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. 4. Kartu Gudang Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

23 13 5. Jurnal Umum Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu Prosedur Penjualan Kredit Fungsi order penjualan mengawali pemrosesan order pelanggan dengan menyiapkan order penjualan. Order penjualan memuat deskripsi mengenai produk yang dipesan, harga produk, dan keterangan mengenai pelanggan, seperti nama, alamat pengiriman, dan jika perlu, alamat penagihan (Bodnar, 2000) Kombinasi Prosedur Pesanan dan Prosedur Pembuatan Faktur Ada beberapa kombinasi yang dapat digunakan untuk menyusun prosedur pesanan dan pembuatan faktur (billing). Kombinasi-kombinasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prosedur pesanan dan pembuatan faktur (billing) yang terpisah Dalam prosedur ini pembuatan surat perintah pengiriman dan tembusantembusannya dipisahkan dari pembuatan faktur dan tembusan-tembusannya. Langkah pertama adalah membuat surat perintah pengiriman dan tembusantembusannya, setelah barangnya dikirim, kemudian dibuatkan faktur dengan tembusan-tembusannya. 2. Prosedur pre billing adalah membuat faktur sekaligus bersamaan dengan surat perintah pengiriman. Ada dua cara dalam metode pre billing, yaitu: a) Complete pre-billing Prosedur complete pre-billing yaitu semua informasi dalam faktur dibuat sekaligus sehingga tidak diperlukan kegiatan melengkapi faktur setelah

24 14 barangnya dikirim. Faktur akan dikirim setelah barangnya dikirim, karena faktur tersebut berfungsi untuk menagih kepada pembeli. b) Incomplete pre-billing Pada prosedur incomplete pre-billing informasi dalam faktur masih belum lengkap karena semua informasi masih belum diketahui. Setelah barang dikirim, maka faktur tersebut akan dilengkapi oleh bagian billing kemudian dikirimkan kepada pelanggan. 3. Unit shipping order procedures Prosedur ini merupakan modifikasi dari prosedur pesanan dan pembuatan faktur yang terpisah. Pada metode ini setiap jenis barang dibuatkan satu surat perintah pengiriman (unit ticket) Deskripsi Kegiatan Pada kasus ini jenis prosedur yang akan dibahas adalah jenis prosedur pesanan dan pembuatan faktur yang terpisah, karena jenis prosedur tersebut merupakan jenis prosedur yang diterapkan oleh perusahaan. Adapun kegiatan masing-masing bagian yang menjadi jaringan prosedur penjualan kredit adalah sebagai berikut (Baridwan, 2009): a. Bagian pesanan penjualan 1. Menerima pesanan dari pembeli 2. Menyiapkan surat perintah pengiriman (SPP) rangkap lima berdasarkan pesanan dari pembeli. Fungsi masing-masing tembusan SPP adalah sebagai berikut: Lembar 1: tembusan pengiriman (stock request copy dan shipping copy)

25 15 Lembar 2: pemberitahuan tentang pesanan untuk pembeli Lembar 3: packing slip Lembar 4: bill of lading Lembar 5: arsip 3. Lembar 5 diserahkan ke bagian kredit untuk persetujuan dan ditanda tangani. Bila disetujui, lembar tersebut diterima kembali oleh bagian pesanan. 4. Lembar 1 diserahkan ke bagian gudang, lembar 2 dikirim ke pembeli, serta lembar 3 dan 4 diserahkan ke bagian pengiriman. b. Bagian gudang 1. Bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan SPP lembar 1, menuliskan jumlahnya dalam SPP, kemudian menyerahkan barang dan SPP ke bagian pengiriman. Sebelum diserahkan ke bagian pengiriman, SPP lembar 1 dicatat terlebih dahulu di kartu gudang. c. Bagian pengiriman 1. Mengecek barang dari gudang dan menuliskan jumlah dan tanggal pengiriman dalam packing slip (lembar 3), bill of lading (lembar 4), dan shipping copy (lembar 1). Packing slip dimasukkan dalam barang yang dibungkus. 2. Bill of lading diperbanyak menjadi 3 lembar. Sesudah ditandatangani oleh pengangkut, lembar 4 SPP diarsipkan di bagian pengiriman, dan lembar 1 SPP diserahkan kembali ke bagian pesanan.

26 16 d. Bagian pesanan penjualan 1. SPP lembar 1 dan 5 dilengkapi datanya. Lembar 1 diserahkan ke bagian billing (penagihan/pembuat faktur). 2. Bila ada pesanan yang belum terpenuhi, bagian pesanan penjualan membuat back order. e. Bagian billing (penagihan/pembuatan faktur) 1. Menerima lembar 1 SPP dari bagian pesanan penjualan. Melengkapi data harga dan perkalian dalam lembar 1 SPP 2. Membuat faktur rangkap 4 atas dasar SPP lembar 1. Distribusi faktur tersebut antara lain: Lembar 1: untuk pembeli Lembar 2: untuk bagian piutang Lembar 3: untuk bagian kartu persediaan Lembar 4: untuk arsip bagian billing. 3. Setiap hari bagian billing menjumlahkan seluruh faktur yang dibuat pada hari itu dalam suatu pre-list tape/batch total, dan diserahkan ke bagian buku besar. f. Bagian buku besar 1. Menerima pre-list tape dari bagian billing dan mencocokkannya dengan pre-list tape yang diterima dari bagian piutang. 2. Mencatat pre-list tape dalam jurnal penjualan dan harga pokok penjualan. 3. Setiap periode, jurnal penjualan dijumlah dan diposting ke buku besar g. Bagian piutang 1. Menerima lembar 2 faktur penjualan dari bagian billing.

27 17 2. Mencatat faktur penjualan dalam kartu piutang. 3. Membuat pre-list tape untuk faktur penjualan yang diterima pada hari itu dan menyerahkannya ke bagian buku besar 4. Membuat dan mengirimkan surat pernyataan piutang pada setiap pelanggan (biasanya dilakukan pada akhir bulan) h. Bagian kartu persediaan 1. Menerima lembar 3 faktur penjualan dari bagian billing. 2. Menghitung harga pokok penjualan. 3. Mencatat harga pokok penjualan dalam kartu persediaan. 4. Mencatat pre-list tape harga pokok penjualan dan menyerahkannya ke bagian buku besar. i. Bagian buku besar 1. Menerima pre-list tape harga pokok penjualan dari bagian kartu persediaan. 2. Mencatat pre-list tape dalam jurnal harga pokok penjualan. 3. Setiap periode, jurnal harga pokok penjualan dijumlahkan dan diposting ke buku besar. Menurut Bodnar (2000) fungsi-fungsi yang diperlukan untuk memproses pesanan pelanggan adalah sebagai berikut: a. Order Penjualan Fungsi order penjualan mengawali pemrosesan order pelanggan dengan menyiapkan order penjualan. Pada titik ini jumlah aktual yang dikirimkan dan biaya pengiriman (jika ada) belum diketahui. Faktur dibuat setelah barang dikirimkan dengan memberitahukan kegiatan ini ke departemen penagihan.

28 18 b. Kredit Kredit pelanggan harus diverifikasi sebelum dilakukan pengiriman barang. Untuk pelanggan tetap, cek kredit memuat penetapan jumlah kredit yang diberikan yang sudah mendapat otorisasi umum atau khusus manajemen. Untuk pelanggan baru, cek kredit diperlukan untuk menetapkan syarat penjualan kepada pelanggan. Setelah kredit disahkan, fungsi order penjualan mendistribusikan kumpulan order penjualan. Satu rangkapan dari setiap order penjualan dikirimkan ke penagihan. Rangkapan itu akan diarsipkan sebagai order yang masih terbuka, guna memungkinkan fungsi penagihan mengantisipasi penerimaan nota pengiriman yang cocok dari fungsi pengiriman. Satu rangkapan yang disebut dengan rangkapan slip pengepakan diberikan ke fungsi pengiriman. Rangkapan ini sekaligus mengotorisasi fungsi pengiriman untuk menerima barang dari fungsi produk jadi untuk dikirimkan. Rangkapan ini mengesahkan departemen produk jadi untuk mengeluarkan barang dari gudangnya untuk dikirimkan kepada pelanggan. c. Produk Jadi Fungsi produk jadi menerima order seperti yang terdapat pada rangkapan persediaan dari order penjualan (rangkapan 3). Catatan-catatan persediaan dimutakhirkan untuk menunjukkan kualitas aktual yang harus diberikan ke fungsi pengiriman. Kuantitas aktual tercatat di rangkapan persediaan dari order penjualan, yang kemudian akan disampaikan bersamaan dengan barang ke fungsi pengiriman. Fungsi pengiriman harus menandatangani rangkapan persediaan untuk menyatakan telah menerima sejumlah barang sesuai tercatat, dari fungsi produk jadi.

29 19 d. Pengiriman Fungsi pengiriman menerima order untuk pengiriman setelah mencocokkan rangkapan slip pengepakan dengan rangkapan persediaan dari formulir order penjualan. Seringkali dibutuhkan pembuatan bill of lading yang menghubungkan pengirim dengan pembawa barang. Dokumen ini merupakan bukti yang merinci keadaan barang dan kontrak biaya pengiriman tentang transfer barang dari perusahaan pengiriman dan perusahaan transportasi. Seringkali biaya pengiriman dibayarkan oleh pengirim tetapi ditagihkan ke pelanggan melalui faktur penjualan. e. Penagihan Fungsi pengiriman menyerahkan dokumen pengiriman ke fungsi penagihan. Dokumentasi ini disebut nota pengiriman dan biasanya mencakup rangkapan persediaan dari formulir order penjualan dan rangkapan bukti pengiriman barang (bill of lading). Fungsi penagihan menerima dokumen-dokumen order terbuka yang berkaitan, memverifikasi order, dan kemudian membuat faktur dengan mencatat biaya sesuai kuantitas aktual yang dikirimkan, biaya pengiriman (jika ada), dan pajak (jika ada). Faktur-faktur dikirimkan ke pelanggan, kemudian dicatat dalam jurnal penjualan, dan rangkapan pemindahbukuan dikirimkan ke fungsi piutang dagang. Secara berkala, voucher jurnal disajikan dan dikirimkan ke fungsi buku besar untuk posting ke buku besar. f. Piutang Dagang dan Buku Besar Penagihan bertanggungjawab untuk membuat faktur-faktur transaksi-transaksi penjualan, sementara piutang dagang membuat catatan informasi rekening

30 20 pelanggan dan mengirimkan laporan posisi rekening secara periodik kepada pelanggan. Pengendalian total posting ke buku besar piutang dagang dikirim ke buku besar oleh departemen piutang dagang yang akan dibandingkan dengan jurnal tanpa bukti yang diterima dari departemen penagihan untuk memvalidasi posting ke buku besar. Adapun bagan alir (flowchart) prosedur di atas sebagai berikut:

31 Pesanan Penjualan Gudang Pengiriman Start dari Pembeli Pesanan Menyiapkan barang SPP Melengkapi data dalam SPP 1 SPP Melengkapi SPP 1,3 dan dengan barang Menyiapkan SPP Bersama barang SPP 1 SPP meminta persetujuan Kredit SPP diperbanyak Pembeli N Masuk bungkusan barang A N Gambar 2.1 Flowchart Prosedur Penjualan Kredit 21

32 N N N Pesanan Penjualan Billing Buku Besar A SPP 1 PLT SPP 1 5 Melengkapi SPP sesudah cocok dengan PLT dari bagian Piutang SPP 1 Jurnal Penjualan Melengkapi data dalam SPP 1 & 5 SPP 1 5 untuk pembeli SPP Periodik PLT B C Buku Besar (lanjutan) Flowchart Prosedur Penjualan Kredit 22

33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian Adapun metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Obyek Penelitian Obyek penelitian ini meliputi transaksi penjualan kredit pada bulan Februari-Mei 2012 di PT Asia Paperindo Perkasa Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah: a. Wawancara Penulis melakukan wawancara yang berkaitan dengan prosedur penjualan kredit yang berlaku di PT Asia Paperindo Perkasa, yaitu wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yang dapat memberikan informasi yang menunjang dalam pelaksanaan penelitian ini, dalam hal ini adalah bagian Inner Sales, Accounting, Production Planning Control (PPC), Produksi (Material), dan Logistik. b. Dokumentasi Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan dokumen informasi berupa data-data terkait penjualan kredit, pelunasan, serta pencatatannya, misalnya: purchase order dari costumer, Sales Order (SO)/Sales Confirmation (SC), Manufacturing Order (MO), 23

34 24 Transfer Slip (TS), Delivery Schedule, Delivery Memo (DM), Form Kontrol Muat (FKM), Delivery Order (DO)/Delivery Note (DN), Kupon Lori Trip, faktur (Invoice), dan Deposit Slip. c. Observasi Observasi yang dilakukan penulis adalah mengamati secara langsung kegiatan penjualan kredit, pelunasan piutang, serta pencatatannya di perusahaan untuk memperoleh gambaran proses bisnis penjualan kredit yang berlaku Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008). Metode deskriptif yang penulis gunakan menggambarkan hal-hal terkait kegiatan penjualan kredit pada PT Asia Paperindo Perkasa dan membandingkan kesesuaiannya dengan teori yang penulis peroleh terkait dengan penjualan kredit. Penulis memperoleh teori-teori dari studi pustaka untuk mendukung teori dari penelitian ini. 3.2 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya PT Asia Paperindo Perkasa PT Asia Paperindo Perkasa Batam berdiri sejak tahun 2004, menempati lahan blok 1F dan 1G dengan luas ±9.437 m², yang berada di lokasi Kawasan Tunas Industrial Estate yang dikelola oleh PT Tritunas Bangun Perkasa. Pada bulan

35 25 Januari 2009, PT Asia Paperindo Perkasa pindah dan kemudian menempati lahan 5D dengan luas m² di lokasi Kawasan Tunas Industrial Estate. PT Asia Paperindo Perkasa didirikan dengan akte Notaris Nomor 142 pada tanggal 30 maret 1998 yang dibuat dihadapan notaris Indra Ario Nasution, SH. Sebagai pemrakarsa industri karton Box, PT Asia Paperindo Perkasa berkewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. PT Asia Paperindo Perkasa ini berdiri atas persetujuan Undang-Undang yang mengatur pendirian PT ASIA PAPERINDO PERKASA yaitu: 1. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian. 2. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang penataan ruang. 3. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1994 tentang pengesahaan konvensi international mengenai keanekaragaman hayati. 4. Undang-Undang No 10 Tahun 1995 tentang pelayanan pabean dan cukai. 5. Undang-Undang RI No 11 Tahun 1995 tentang prosedur operasional pelayanan pabean Batam. 6. Undang-Undang RI No 23 tahun 1998 tentang kesehatan. 7. Undang-Undang RI No 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah. 8. Undang-Undang RI No 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

36 26 Peraturan yang mengatur pendirian PT ASIA PAPERINDO PERKASA yaitu: 1. Peraturan pemerintah RI Nomor 25 tahun 2000 tentang kewewenangan provinsi sebagai daerah otonom Keputusan Presiden yang mengatur pendirian PT ASIA PAPERINDO PERKASA yaitu: 1. Keputusan RI Nomor 74 Tahun 1971 tentang pengembangan kota Batam. 2. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 1974 tentang Batam sebagai kawasan industri. 3. Keputusan Presiden RI Nomor 47 Tahun 1078 tentang penetapan Batam sebagai kawasan berikat yang merupakan kawasan dengan batas tertentu. 4. Keputusan RI Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan industri. 5. Keputusan RI Nomor 32 taun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung. 6. Keputusan Presiden RI Nomor Kep.48/11/1996 tentang baku mutu tingkat kebisingan. Keputusan dan peraturan menteri yang mengatur pendirian PT ASIA PAPERINDO PERKASA yaitu: Keputusan menteri perindustrian RI Nomor 230/M/SK/10/1993 tentang perubahan SK Menteri perindustrian Nomor 291/M/SK/10/1984 tentang tata cara perizinan tentang kawasan indusri. Peraturan Daerah yang mengatur pendirian PT ASIA PAPERINDO PERKASA yaitu: 1. Peraturan daerah kota Batam Nomor 4 tahun 2003 tentang ketentuan pemberian izin usaha,perluasan dan tanda daftar idustri kota Batam.

37 27 2 Peraturan Daerah kota Batam Nomor 5 tahun 2003 tentang pajak daerah kota Batam. 3 Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2002 tentang pajak daerah kota Batam. Jenis perizinan lain yang dimiliki oleh PT ASIA PAPERINDO PERKASA sebagai legalitas perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Akta pendirian Nomor 142 tanggal 30 Maret Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor 3913/perindang- BTM/PK.III/2004, tanggal 03 Oktober 2004 oleh Dinas Perindang Kota Batam. 3. Surat Izin Domosili nomor 04/DOM/517/NS/X/05 Tangggal 03 Oktober 2005 oleh camat Nongsa. 4. Tanda Daftar Perseroan Terbatas (TDP) nomor Tanggal 07 Oktober 2005 Oleh Wali Kota Batam. 5. Pengesahan Kehakiman Nomor C HT TH 98 tanggal 07 Oktober 1998 oleh Dep. HUKUM dan HAM RI. 6. Surat Izin Usaha Tetap Nomor 04/perindang-indst/iui/VII/2004 oleh Disperindag Kota Batam. 7. NPWP Nomor tanggal 30 Januari 2004 oleh Kantor Pelayanan Pajak Batam. 8. Izin Usaha Industri Nomor 40/perindang/-indst./IUI/VII/2004 tanggal 14 Juli 2004 oleh kantor pelayanan pajak Batam. 9. Surat Keterangan Terdaftar Nomor PEM-7064/WPJ.02/KP/0803/2004 tanggal 30 Januari 2004 oleh Dept. keuangan RI.

38 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM- 0063/WP.02/KP.0803/2005 tanggal 05 September Fatwa Planologi Nomor 248/FP-REN/VIII/2000 tanggal 15 Mei 2006 oleh biro Perencanaan bagian Tata Guna Lahan dan Utilitas Visi, Misi, Jenis Kegiatan, dan Prosedur dan Tata Kerja Perusahaan A. Visi PT Asia Paperindo Perkasa Visi perusahaan adalah menjadi solusi packing di BBK (Batam, Bintan, Karimun). B. Misi PT Asia Paperindo Perkasa Misi perusahaan adalah menguasai BBK, Singapur, dan Malaysia dibidang carton box. C. Jenis Kegiatan PT Asia Paperindo Perkasa-Batam merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha carton box. Berdasarkan karakteristik produk yang dihasilkan, maka dalam proses produksi PT Asia Paperindo Perkasa diharapkan dalam penanganan terhadap bahan baku, bahan penolong serta bahan sisa/buangan dilakukan penanganan secara khusus dengan berapa tahap tertentu. D. Prosedur dan Tata Kerja Prosedur dan tata kerja di Asia Paperindo Perkasa Batam adalah sebagai berikut: Pengolahan dimulai dari penerimaan sheet yang diorder dari supplier yang Prosedur dan tata kerja diperusahaan ini tergantung pada SO (Standard Operasi Prosedur) masing-masing seksi. Untuk seksi produksi ini struktur terlampir Logo Perusahaan Berikut adalah logo PT Asia Paperindo Perkasa:

39 29 Gambar 3.1 Logo Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi di PT Asia Paperindo Perkasa ini adalah dimana peran tertinggi dipegang oleh General Manager, Duty Manager (Wakil GM), Manager, Kepala seksi (Kasie), staff/operator. Struktur dari perusahaan ini datanya terlampir sebagai berikut:

40 30 PT. ASIA PAPERINDO PERKASA - BATAM HP ORGANIZATION STRUCTURE Jl. Engku Puteri, Tunas Industrial Estate Type 5D - Batam Centre - Batam *********************************************************************************************************************************************************************************** BATAM MILL Mr. Tan Yu Ter Level 11 MILL SERVICE Dept. Level 8 BUSINESS Dept. Level 9 PRODUCTION Dept. Level 8 MIIL OFFICE Level 11 Mr. Malik Ma Mr. Budiman Mr. Fahrizal Mr. Tan Yu Ter F&A sect. Marketing sect. Sheet sect. V- TEAM sect. Mrs. Dina Aryanti Mr. Budiman Mr.Ramli Mr. Ridwan Pasaribu Level 6 Level 9 Level 7 Level 6 EDP sect. Inner Sales sect. Box sect. Mr.Deni Chrislayanto Mrs.Manis Jaya Mr.Wira Sanjaya Level 6 Level 6 Level 6 Purchasing sect. Mr. Agus Riadi Level 2 PPIC sect. Maintenance sect. HR-GA sect. Mrs.Yetni Mr.Umar Mr. Berkat Harefa Level 7 Level 4 Level 4 Quality Control sect. Logistic Material unit. GA Mr.Heri Suyandi Kasdi Mr.Ahiriyanto Mr. Sukarwi Level 3 Level 3 Level 3 Design/Plate unit. Mr.Syahrin Level 3 Logistic Carton Box sect. Mr.Reben Panjaitan Level 7 Logistic Sheet sect. Mr. Hendri Tambunan Level 3 Facility unit. Mr. Gatot Subroto Level 5 Balling Centre unit. Mr. Soki Level 1 Humas & Shipping Mr. Berkat Harefa Level 4 Savety Unit Eksan Romi Level 3 Prepared by : Batam, 04-Maret Approved by : Mr. Berkat Harefa HR-GA Head Mr. Tan Yu Ter Mill Head Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Asia Paperindo Perkasa

41 Tata Tertib dan Disiplin Kerja Perusahaan Karyawan/wati dilarang keras: 1. Merokok disuatu tempat yang dinyatakan/ditandai sebagai area larangan merokok, kecuali ditempat yang nyata ditentukan oleh perusahaan. (Pada dasarnya diseluruh area pabrik/perusahaan adalah dilarang merokok). 2. Buang air besar atau kecil dan atau meludah bukan pada tempatnya. 3. Membawa barang-barang/alat-alat yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya ketempat kerja. 4. Menyalahgunakan jabatan maupun kewenangan yang diberikan perusahaan untuk kepentingan atau mencari keuntungan pribadi. 5. Berjudi, mengancam, memukul, berkelahi, melanggar norma kesusilaan, mencampuri hak karyawan/wati lain, membawa senjata api/tajam, membuat mengedarkan tulisan-tulisan atau pamphlet, merusak milik perusahaan dan atau perbuatan/tindakan lainnya yang mengganggu terciptanya ketertiban dan keamanan pada umumnya. 6. Membawa keluar barang-barang milik perusahaan, membuat photo-photo diarea pabrik/perusahaan tanpa izin, membawa orang lain masuk kearea pabrik/perusahaan tanpa izin tertulis dari perusahaan. 7. Memasang plakat, mengumpulkan massa, ceramah, meminta/mengumpulkan sumbangan untuk orang lain/pribadi tanpa izin tertulis dari perusahaan. 8. Membawa alat-alat dari perusahaan dengan alasan apapun tanpa izin tertulis dari perusahaan. 9. Meminjamkan, mengkaryakan barang-barang milik perusahaan yang dipercayakan kepadanya.

42 Selain yang bertugas ataupun yang berwenang untuk menghidupkan/ mengoperasikan mesin-mesin dan atau mematikan mesin-mesin/alat-alat kerja, karyawan/wati dilarang untuk mencoba-coba. 11. Diluar jam kerja yang telah ditentukan setiap karyawan/wati dilarang untuk memakai/menggunakan alat-alat atau perlengkapan kerja milik perusahaan untuk suatu kepentingan pribadi. 12. Mengenakan pakaian yang tidak rapi dan tidak sopan atau tidak layak/atau mengancam keselamatan kerja karyawan/wati pada waktu kerja. 13. Rambut panjang terurai / memanjang (dirapikan/diikat). 14. Mengendarai maupun membonceng sepeda motor lebih dari 2 orang. 15. Membiarkan orang lain menaiki/menumpang forklift. 16. Mngenakan sandal ataupun sepatu yang disandalkan ditempat/jam kerja. 17. Pada jam-jam kerja meninggalkan tempat ataupun menyerahkan pekerjaannya kepada karyawan/wati lain tanpa sepengetahuan dan seizin atasan. 18. Menerima tamu untuk suatu kepentingan pribadi pada jam kerja, kecuali ada hal-hal yang sangat penting serta dengan seizin atasannya. Membuat gaduh baik dengan bunyi-bunyian ataupun berteriak-teriak ditempat kerja. 19. Berada ditempat yang bukan area tempat kerjanya, kecuali diperintahkan oleh atasan untuk melakukan suatu pekerjaan ditempat tersebut. 20. Menolak perintah yang layak untuk melakukan suatu pekerjaan dan menyalahgunakan perintah atasan. 21. Bermalas-malasan pada saat jam kerja ataupun tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaan.

43 Pada waktu jam kerja mengerjakan pekerjaan ataupun melakukan tindakan lain, selain yang menjadi kewajibannya, kecuali telah diketahui/diperintah oleh atasannya. 23. Berada ditempat kerja pada saat tidak bertugas/melaksanakan pekerjaan. 24. Menyalakan/menggunakan api ditempat berbahaya atau diduga berbahaya, dikecualikan bila sudah mendapat izin tertulis tentang penyalaan/penggunaan api yang dikeluarkan oleh P2K3/Unit Industrial Safety/bagian personalia untuk suatu pelaksanaan pekerjaan tertentu. 25. Mengikatkan diri ataupun mengadakan hubungan kerja dengan pihak lain. 26. Mengubah bentuk/fungsi dari pada alat-alat maupun perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja. 27. Pelaksaan serah terima tugas pekerjaan harus dilaksanakan di tempat yang bersangkutan bertugas dengan tertib dan benar. Karyawan/wati tidak dibenarkan meninggalkan tempat sebelum petugas pengganti datang menggantikannya dengan alasan apapun. 28. Menyalahgunakan/memalsukan Kartu Pengenal Karyawan ataupun alat pencatat absent, menyerahkan maupun memberikan KPK kepada karyawan/wati lain Pemeliharaan dan Pengembangan Lingkungan Dalam usaha memelihara dan mengembangkan lingkungan PT Asia Paperindo Perkasa mempunyai program 6R/6S. Program tersebut dimulai pada tanggal 01 Juli 2006.

44 34 A. Tujuan utama Efisien dan efektif dalam operasional pabrik dengan menciptakan suasana kerja yang baik, dalam upaya menuju Super Effiency Company yang bertaraf internasional. B. Definisi 6R/6S 1) Ringkas/Seiri Meringkas barang/dokumen/file dan segala sesuatu yang tidak diperlukan dalam operasional perusahaan serta/tidak pada tempatnya. 2) Rapi/Seiton Membenahi tempat penyimpanan atau menata barang/dokumen/file dan segala sesuatunya, sehingga mempunyai tempat yang pasti. 3) Resik/Seiso Memeriksa dan membersihkan segala sesuatu ditempat kerja. Ada tiga kategori luas untuk sasaran Resik, yaitu area penyimpanan, peralatan dan lingkungan. 4) Rawat/Seiketsu Pada dasarnya Rawat adalah tindakan mempertahankan tempat kerja yang resik. Ada tiga prinsip TIDAK yang menjadi rahasia keberhasilan Rawat, yaitu TIDAK ada barang yang tidak diperlukan/tidak pada tempatnya, TIDAK berserakan, TIDAK kotor. 5) Rajin/Shitsuke Yang dimaksud disini adalah pengendalian visual (budaya) ditempat kerja. Idealnya adalah menciptakan tempat kerja dimana masalah dapat langsung dikenali, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil.

45 35 6) Rasa aman/safety Ini dapat diartikan sebagai memastikan kondisi kerja dalam keadaan aman dan nyaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan akan melaksanakan segala ketentuan yang termaksud didalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. 1. Perusahaan akan memberikan (sebagai inventaris) alat pelindung diri kepada karyawan/wati guna menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan/wati pada melakukan pekerjaannya, sesuai jenis dan tempat kerja. 2. Untuk perlindungan/keselamatan dan kesehatan kerja, maka setiap karyawan/wati diwajibkan memakai serta merawat dengan penuh tanggung jawab alat/perlengkapan keselamatan kerja yang telah disediakan perusahaan. Jika kedapatan karyawan/wati yang dengan sengaja tidak mentaati ketentuan tersebut pada waktu melakukan pekerjaan, maka dapat dijadikan dasar pengenaan sanksi sebagai berikut: a. Teguran lisan pertama, bila karyawan/wati tidak memakai alat pelindung kerja pada waktu sedang melaksanakan pekerjaan. b. Tegura lisan kedua, bila karyawan/wati tersebut mengulangi kembali perbuatan sebagaimana yang dimaksud pada ketentuan huruf a diatas. c. Dikeluarkan dari tempat kerja bila kedua teguran tersebut diatas tidak diindahkan, serta dapat pula dijadikan dasar pemberian sanksi administratif bagi yang bersangkutan.

46 36 d. Apabila ternyata masih tetap mengulanginya maka kepada yang bersangkutan atas perbuatannya dapat dikenakan sanksi sampai dengan Catatan Kesalahan Besar. 3. Apabila karayawan/wati akan mengundurkan diri ataupun karena putusnya hubungan kerja maka yang bersangkutan wajib mengembalikan alat-alat kerjadian perlengkapan keselamatan kerja yang dipinjamkan perusahaan. 4. Perusahaan bersama-sama pengurus unit kerja terkait membentuk panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana diatur dalam Undang- Undang No.1 tahun apabila terjadi bencana ataupun musibah yang menimpa karyawan/wati dan atau perusahaan, maka setiap karyawan/wati secara pribadi berdasarkan tanggung jawab moral wajib ikut menolong/membantu proses penaganannya. 6. Untuk menjaga kesehatan karyawan/wati, bila perlu perusahaan dapat melaksanakan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh karyawan/wati yang waktunya diatur secara berkala sesuai kondisi/kebutuhannya. 7. Peusahaan dapat menunujuk dokter dan atau klinik, sesuai kepentingan dan kebutuhannya. 8. Perusahaan berhak untuk melarang masuk kerja ataupun sampai pada memutuskan hubungan kerja terhadap karyawan/wati yang menderita penyakit menular dengan memperhatikan serta mengacu pada ketentuan Normatif yang berlaku. 9. Bagi karyawan/wati dan atau keluarga karyawan yang dalam keadaan mendesak memerlukan konsultasi, pengolahan atau perawatan oleh dokter perusahaan maupun dokter lainnya, perusahaan akan memberikan bantuan

47 37 penggantian pengobatan. Hal mana tata cara dan persyaratannya diatur oleh suatu ketentuan pelaksanaan tersendiri.

48 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Penjualan Kredit Dalam kegiatan pemrosesan transaksi penjualan kredit, PT Asia Paperindo Perkasa menggunakan sistem SAP (System Application Product in data processing) untuk mendukung aplikasi bisnisnya yang juga merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan maju di dunia dan di Indonesia. Prosedur penjualan pada PT Asia Paperindo Perkasa melibatkan beberapa bagian supaya penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan kredit di PT Asia Paperindo Perkasa adalah bagian Inner Sales, bagian Design, Production Planning Control (PPC), bagian Produksi (Material), bagian Purchasing, bagian Store/Logistik dan Pengiriman, Checker Loading, Credit Control (AR), Penagihan, dan bagian Finance. Dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit di PT Asia Paperindo Perkasa adalah Sales Order (SO), Manufacturing Order (MO), Transfer Slip (TS), Delivery Memo (DM), Form Kontrol Muat (FKM), Delivery Order (DO)/Delivery Note (DN), Kupon Lori Trip, faktur (Invoice), dan Deposit Slip (bukti pelunasan piutang) dengan salinannya yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Adapun kegiatan masing-masing bagian yang menjadi jaringan prosedur penjualan kredit di PT Asia paperindo Perkasa adalah sebagai berikut: 38