Ternyata, kejadian zombie tak hanya ada di dalam film. Empat kejadian ini jadi bukti bahwa "zombie" juga ada didunianyata.
Jadi Zombie Berkat Ramuan Khusus
Pada Oktober 1930, seorang dukun di Haiti disebut memiliki ramuan khusus yang bisa membuat orang mati suri. Kisah yang diceritakan oleh jurnalis asal Amerika Serikat, William Seabrook, tersebut bermula dari kemunculan wanita tanpa busana yang berjalan di tengah desa seperti orang linglung.
Wanita yang diketahui bernama Felicia Felix Mentor tersebut ternyata adalah mayat yang hidup kembali. Ia sudah meninggal pada 1907 dan bisa hidup lagi karena meminum ramuan khusus sebelum mati.
Menurut Seabrook, dukun pembuat ramuan tersebut sengaja menciptakan zombie untuk membantu pekerjaan di ladang atau perkebunan. Bahkan, Seabrook pernah melihat tiga sosok zombie sedang bekerja di perkebunan tebu pada malam hari. Mereka terlihat kaku seperti robot.
Pengguna Narkoba Jadi Zombie
Salah satu jenis narkoba yang bisa membuat orang jadi seperti zombie adalah flakka. Orang yang mengonsumsinya akan meraung, mengamuk, dan bertindak di luar kontrol. Mereka seperti orang gila atau kesurupan.
Salah satu kasus karena flakka terjadi di Florida Selatan pada September 2016. Seorang pria ditangkap polisi usai merusak pintu penahan badai. Pria tersebut mengaku tak menyadari tindakannya. Setelah diselidiki, ternyata ia berada di bawah pengaruh flakka.
Pria Gigit Polisi dan Anjing di Pesta Pernikahan
Perbesar
Ilustrasi zombie. Foto: Pixabay/Ahmadreza89Seorang pria di Santa Barbara, Amerika Serikat, ditangkap polisi karena menggigit seorang petugas dan anjing polisi di pesta pernikahan.
Usut punya usut, ternyata pria 22 tahun tersebut berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang. Bahkan, saat diborgol, ia tetap menyerang petugas yang mengamankannya. Pria tersebut akhirnya ditahan akibat ulah zombie-nya.
Pria Gigit Penumpang Pesawat
Seorang pria asal Brasil membuat heboh penumpang maskapai Aer Lingus rute Lisbon (Portugal) menuju Dublin (Irlandia). Pasalnya, pria yang tak diketahui namanya tersebut tiba-tiba menggigit seorang penumpang. Ia juga melawan kru pesawat yang mencoba mengamankannya dan mengeluarkan suara menyeramkan.
Saat pesawat turun ke darat, pelaku tiba-tiba meninggal dunia tanpa sempat diperiksa oleh pihak kepolisian.
Bagaimana manusia bertahan hidup dari kejaran zombi hingga kebrutalan para mayat hidup saat memburu manusia menjadi nilai jual tersendiri.
Profesor dan psikiater dari Harvard Medical School, Dr. Steven Schlozman, mencoba menjelaskan fenomena wabah zombi dari sudut pandang sains.
Tentunya, sebagai seorang dokter, hampir tidak mungkin bagi Schlozman untuk menonton film zombi tanpa mendiagnosis masalah neurologis mereka.
Wabah zombi menurut sains
Dilansir dari Live Science, Schlozman menegaskan terlebih dahulu bahwa zombi adalah makhluk yang tidak nyata.
Baca juga: Apa Itu Supernova dan Bagaimana Proses Terjadinya? Ini Penjelasan Sains
"Mereka tidak ada. Saya seorang dokter, saya harus memberi tahu kapan Anda harus khawatir dan Anda tidak perlu khawatir tentang zombi," kata Schlozman.
Hal pertama yang disoroti oleh dokter yang menjuluki dirinya sebagai Dr. Zombie ini adalah gaya berjalan zombi yang terseok-seok dan sulit menjaga keseimbangan.
Menurut Schlozman, masalah gaya berjalan tersebut berakar di otak kecil, sebuah wilayah di bagian bawah otak yang bertanggung jawab untuk keterampilan motorik dan koordinasi manusia.
Kemudian, zombi yang merupakan mayat hidup tampak benar-benar tidak tahu dengan apa yang mereka lakukan.
Hal tersebut menunjukkan beberapa kerusakan atau kelainan pada lobus frontal, yang juga mengontrol impulsivitas, kata Schlozman.
Baca juga: Kenapa Jantung Kita Berdetak Lebih Cepat Saat Takut? Sains Jelaskan
"Anda belum pernah melihat zombi yang ragu-ragu," ucapnya.
Para mayat hidup ini tidak hanya bodoh dan impulsif, tetapi juga terlihat selalu marah, yang bisa menjadi tanda amigdala yang terlalu bersemangat.
Namun, mungkin zombi marah karena mereka tidak cukup makan. Menurut Schlozman, rasa lapar zombi yang luar biasa mungkin merupakan gejala yang paling sulit dijelaskan dari sudut pandang klinis.
"Gagasan tentang kelaparan dan sakit yang tak terpuaskan itu sulit dijelaskan," ujar Schlozman.
"Ada virus tertentu dan juga lesi tertentu yang dapat memengaruhi wilayah otak, yakni hipotalamus ventromedial, yang memengaruhi rasa kenyang dan itu juga memengaruhi perasaan bahwa Anda sudah cukup makan".
Penyebaran virus zombi
Schlozman mengatakan bahwa gejala menjadi zombi, seperti yang ditampilkan dalam film, tidak mudah menemukan kaitan dengan wabah yang ditakuti oleh para ahli epidemiologi di dunia nyata.
Baca juga: Belajar dari Layangan Putus, Sains Jelaskan Orang Selingkuh Bukan karena Pasangannya
Tetapi, pola pandemi dapat direpresentasikan dengan cukup rapi pada grafik, apakah itu menyebar perlahan atau cepat, melalui otak yang berceceran atau tetesan udara.
"Setiap penyakit menular yang menyebar memiliki cara matematis tertentu dalam penyebarannya," jelas Schlozman.
Kata Schlozman, virus yang ditularkan melalui gigitan, seperti virus rabies, sebenarnya tidak cepat menyebar karena dapat diisolasi.
Sementara itu, penyebaran virus yang ditularkan melalui udara, seperti influenza, dapat menyebar dengan cepat di suatu wilayah.
"Semua pandemi yang kita alami di Bumi biasanya menyebar di udara," ungkap Schlozman.
Baca juga: Kenapa Manusia Mempunyai Kuku di Jari Tangan dan Kaki? Sains Jelaskan
"Jadi harus ada serangga yang menyebarkan virusnya, tetapi kami tahu serangga udara tidak membuat Anda menjadi zombi".
Jika melihat cara virus zombi menyebar seperti di film, itu mungkin harus dipicu oleh beberapa patogen buatan manusia yang jahat.
Zombi di dunia nyata
Dilansir dari Scientific American, di hutan Brasil, pada ketinggian hanya sekitar 25 cm dari tanah, semut carpenter dapat ditemukan dengan rahang terkunci secara permanen di atas daun, membeku dalam gerakan tanpa akhir, sementara tangkai alien tumbuh di kepala mereka.
Semut ini adalah korban dari jamur ophiocordyceps unilateralis yang juga dikenal sebagai jamur semut zombi.
Jamur tersebut memasuki aliran darah semut sebagai sel tunggal, tetapi sel-sel itu segera menyalin dirinya sendiri dan, yang terpenting, membangun koneksi sehingga sel-sel individu dapat berbagi nutrisi.
Baca juga: Senang Menonton Film Horor Bisa Sebabkan Gangguan Mental
Hubungan ini membedakan jamur ophiocordyceps dari jamur lain yang hanya membunuh inangnya dan akhirnya membentuk jaringan yang membungkus otot semut.
Saat jaringan jamur tumbuh, tubuh semut menyerah pada kendali jamur.
Menariknya, jaringan ini tampaknya tidak mencapai otak semut. Ahli entomologi tidak yakin apakah jamur melepaskan bahan kimia yang memengaruhi otak semut dari jauh atau membiarkan otak semut sendirian untuk menyaksikan sisa pengambilalihan tubuhnya tetapi memotong kontrol otot dan kemampuan otak untuk menghentikannya.
Saat terinfeksi jamur zombi, semut terpaksa meninggalkan koloninya dan memanjat tanaman terdekat ke ketinggian di atas lantai hutan dengan kelembaban dan suhu optimal bagi jamur untuk berkembang.
Semut kemudian dipaksa menggigit daun untuk mempertahankan posisinya dan tidak pernah bergerak lagi.
Dengan inangnya dalam posisi sempurna, jamur membentuk tangkai yang menembus kepala semut dan menghasilkan spora yang kemudian menghujani semut lain di bawahnya untuk mendapatkan lebih banyak korban.