Apakah step bisa membuat anak bodoh

Jakarta - Hal yang paling ditakutkan orang tua saat anaknya demam adalah suhu tubuh tinggi lalu disertai kejang-kejang. Nah, kejang-kejang saat demam disebut bisa memicu kerusakan otak anak. Hmm, apa benar begitu?

Menurut dr Arifianto SpA atau biasa disapa dr Apin, berdasar risikonya, kejang ada dua tipe yaitu yang membahayakan dan nggak membahayakan, Bun. Kejang demam yang tidak membahayakan biasanya akan mereda dalam durasi kurang dari 5 menit. Sedangkan kejang yang berbahaya tidak akan mereda dalam waktu lebih dari 5 menit.

Baca juga: Jaga Kondisi Anak saat Demam dengan Cara Ini Ya, Bun

"Mayoritas kejang karena demam itu nggak merusak otak. Dan anak yang kejang karena demam pun jumlahnya sedikit. Hanya 10 dari 100 anak kejang karena demam," kata dr Apin dalam acara peluncuran bukunya 'Berteman dengan Demam' di Gramedia Margonda, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.

Kata dokter spesialis anak yang berpraktik di RSUD Pasar Rebo Jakarta, ini, kita sebagai orang tua perlu tahu kategori kejang demam pada anak berbahaya atau tidak. Orang tua juga perlu kapan anak mesti dibawa ke dokter atau tidak.

"Kejang demam bisa diwariskan dari keluarga. Kalau ditanya peluangnya, yang pasti 50 persen, bisa iya dan bisa tidak. Kejang biasanya terjadi pada 24 jam pertama saat anak mengalami demam," ujar dr Apin.

Baca juga: Anak Demam, Bolehkah Divaksin?

Nah, kalau kejang demam yang berbahaya umumnya karena anak sakit apa? Kata dr Apin, contoh kejang yang berbahaya disebabkan oleh virus meningitis. dr Apin bilang kalau anak kena meningitis, sudah jelas penyakit tersebut berbahaya dan anak harus segera diobati.

"Buat orang tua, memang panik itu wajar saat pertama kali anak mengalami kejang, ada baiknya ditunggu sampai 5 menit dulu. Kalau memang berkelanjutan, segera hubungi tenaga medis. Yang jelas semua orang pasti punya feeling yang kuat, jadi follow your heart," tutup dr Apin. (aci/rdn)

waktu kecil anak sy mengalami gejala step kejang2 bahkan smpai skarangpun masih suka kejang2 pertumbuhan dan perkembangan anak sy pun jauh dari anak seusia nya yg lain,bahkan untuk berdiri sj susah hrus dibantu,buang air besar dan mkanpun hrus dibantu or'tu nya. Apa yg harus sy lakukan agar anak sy bisa normal sperti anak yg lain. thanx

wanita, 10 Tahun

18 Apr 2017, 04:18 WIB

Dijawab oleh:

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti

Terima kasih telah bertanya seputar anak kejang dan gangguan perkembangan menggunakan fitur Tanya Dokter di KlikDokter.

Kami memahami kekhawatiran yang Anda rasakan. Ayan atau epilepsi merupakan masalah kesehatan yang berbeda dengan kejang demam (kejang pada saat demam/panas). Namun, kejang demam yang tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menjadi epilepsi di masa depan.

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 6 bulan - 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.

Penyebab kejang paling banyak pada anak usia di bawah 3 tahun adalah kejang demam. Kejang dapat menyebabkan gangguan pada otak mulai dari gangguan nutrisi ke otak, gangguan suplai oksigen ke otak, dan sebagainya. Bila terdapat gangguan yang cukup berarti pada otak maka dapat timbul gangguan mulai dari gangguan tumbuh dan kembang anak, gangguan perilaku, gangguan belajar, cacat fisik, cacat mental, hingga kematian.

Kejang yang tidak disertai demam dapat disebabkan oleh epilepsi. Untuk memastikan diagnosis epilepsi perlu dilakukan pemeriksaan EEG untuk menilai apakah terdapat fokus epilepsi pada anak Anda. Pemeriksaan EEG tersebut perlu dilakukan ketika anak Anda sedang tidak mengalami demam.

Bagaimana mencegah kejang demam?

Untuk mencegah kejang demam adalah dengan mencegah suhu tubu anak terlalu tinggi. Selain mencoba menurunkannya dengan parasetamol, Anda juga dapat mengompres seluruh badannya (tidak hanya kepala) dengan air hangat. Namun, kompres harus diperas dan direndam di air hangat kembali secara teratur. Tidak boleh hanya ditinggal begitu saja karena jika ditinggal terlalu lama akan menjadi dingin.

Konsultasikanlah keadaan anak Anda kepada dokter spesialis anak Anda. Bila memang benar terdapat kejang demam, dokter mungkin akan memberikan tambahan obat anti kejang untuk beberapa lama.

Sedangkan epilepsi adalah kondisi gangguan neurologi (saraf) yang ditandai dengan kejang berulang tanpa penyebab yang jelas. Kejang diakibatkan oleh gangguan aliran listrik pada otak. Epilepsi dapat dikontrol dengan obat-obatan namun umumnya tidak dapat disembuhkan secara total.

Izinkan kami menjelaskan juga tentang beberapa informasi penting terkait epilepsi. Yang perlu diketahui adalah beberapa sindroma epilepsi tidak terjadi seumur hidup, beberapa bentuk epilepsi hanya mengalami gejala kejang pada masa anak-anak, meskipun dapat juga menetap. Beberapa penyebab epilepsi adalah riwayat cedera/trauma kepala, luka pada kepala/otak, infeksi, meningitis, ensefalitis, atau tumor otak.

Di bawah ini adalah beberapa tips yang dapat orangtua lakukan untuk anak mereka yang memiliki epilepsi:

berikan pengertian kepada anak mengenai penyakit mereka
buatlah anak anda selalu berpikir positif mengenai penyakitnya dan fokuskan kepada hal lain yang dapat mereka lakukan (bukan pada kejang yang akan mereka alami)
pelajari rencana terapi untuk anak anda dan ikuti sesuai petunjuk
bila anda pikir perlu, anda dapat melakukan konseling keluarga dengan dokter anak atau psikolog agar seluruh anggota keluarga mengerti mengenai penanganan epilepsi
beritahukan kepada pihak sekolah bahwa anak anda memiliki epilepsi dan sedang dalam pengobatan

Yang terpenting adalah mengikuti pengobatan dokter secara teratur. Pengobatan yang dilakukan ini untuk mencapai kualitas hidup yang optimal seperti mengurangi frekuensi atau menghentikan serangan, mencegah efek samping serta menurunkan angka kesakitan. Sekitar 70-80% epilepsi dapat sembuh dengan obat. Obat epilepsi tidak boleh dihentikan secara mendadak, tapi harus perlahan-lahan diturunkan dosisnya. Penghentian obat secara mendadak justru berbahaya dan bisa menyebabkan kejang hebat pada anak.

Epilepsi memang dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, terutama jika frekuensi kejang sering. Gangguan akibat epilepsi dapat berubah perkembangan terlambat, gangguan emosional, gangguan fungsi kognitif (kecerdasan), anak menjadi hiperaktif, dan sebagainya.

Anak dengan epilepsi pun dapat hidup secara normal. Yang terpenting adalah ikuti rencana terapi yang sudah ditentukan oleh dokter, hindari pencetus kejang (bila ada), makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan hindari stres. Beritahukanlah kepada orang di sekitar anak anda bahwa anak anda memiliki epilepsi sehingga orang di sekitar dapat bertindak secara tepat apabila kejang terjadi. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Apakah STEP bisa mempengaruhi otak?

Penelitian menunjukkan bahwa kejang demam tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Umumnya kejang demam akan hilang sendiri saat anak telah berusia 5-6 tahun. Mayoritas anak yang memiliki riwayat kejang demam pun dapat tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan.

Apa efek dari step pada anak?

Kejang demam atau penyakit step merupakan kondisi yang tidak berbahaya dan bisa terjadi pada anak yang menderita demam tanpa menimbulkan komplikasi. Setelah mengalami kejang demam, umumnya anak dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

Apakah kejang bisa mempengaruhi kecerdasan anak?

Kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Biasanya kejang demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5-6 tahun. Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara normal tanpa adanya kelainan.

Step hilang umur berapa?

Kejang demam sering dijumpai dan terjadi pada 2-5% anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Puncaknya terjadi pada usia 18 bulan dan menurun kejadiannya pada anak di atas 3 tahun.

Apakah penyakit step berbahaya?

Kejang demam umumnya tidak berbahaya, prognosis baik, tidak mengganggu kecerdasan, tidak mengganggu perkembangan, tidak menimbulkan kejadian cerebral palsy. Kejang yang berbahaya pada anak adalah kejang yang > 30 menit, kejang yang disertai penurunan kesadaran setelahnya, kejang yang disebabkan infeksi otak.