Apakah berdoa dan mengaminkan di facebook hukumnya

Orang dan media sosial kini seolah tak terpisahkan. Setiap detik pe ris tiwa rasanya ti dak af dal kalau tidak ditulis dalam status di media so sial. Apa pun kondisi sang empunya, baik sedih, senang, maupun kalut bisa terlihat di status-status Facebook, Twitter, atau Path-nya.

Yang menarik dan cukup menjadi perbincangan di kalangan netizen adalah berdoa di media sosial. Apakah menulis status doa seperti "Mudahkanlah urusanku, Ya Allah" di media sosial diper bolehkan dalam etika berdoa?

Menurut anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ustaz Yunahar Ilyas, berdoa di media sosial bukan masalah, asalkan niatnya benar. Menurut ulama kelahiran Bukittinggi itu, jika seseorang berdoa untuk dirinya, lebih baik langsung diucapkan kepada Allah SWT. Namun, jika niatnya ingin memberikan pelajaran kepada orang lain tentang doa yang baik, maka hal tersebut tidak masalah jika ditampilkan di media sosial.

Harapannya, dengan diunggah ke media sosial banyak orang yang termotivasi kemudian ditiru orang lain. Terlebih, ungkap Ustaz Yunahar, banyak doa yang dicontohkan oleh Alquran dan hadis. Menyampaikan doa-doa tersebut di media sosial juga termasuk bagian dari dakwah.

Namun, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menggarisbawahi, jika doanya berupa doa pertobatan, sebaiknya tidak dibuat menjadi status di media sosial. Terlebih dalam munajat doa tobat tersebut disebutkan aib-aib yang telah lalu. Pada hakikatnya, seorang Muslim dianjurkan untuk menutupi aibnya sendiri. Terlebih, mencari-cari aib orang lain sangat keras larangannya.

Allah SWT berfi rman, "Wahai orangorang yang beriman! Jauhilah ke banyakan dari prasangka, karena se sungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larang an yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS al-Hujurat: 12).

Dalam adab-adab berdoa, Allah juga lebih menyukai doa yang dipan jat kan dengan lirih. Jika doa itu un tuk pribadinya dan diumbar ke me dia sosial, dikhawatirkan akan mengu rangi keikhlasan doa orang yang me manjatkannya. Allah SWT berfi rman dalam Alquran surah al-Isra ayat 110. "Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula meren dahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu." Di ayat lain Allah SWT menegaskan adab berdoa dengan ucapan yang lirih.

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS al-A’raf: 55). Kalimat orang-orang yang melampaui batas dalam ayat tersebut dimaknai sebagian ulama sebagai anjuran untuk tidak berdoa dengan banyak sajak dan mendayu-dayu.

Keikhlasan dalam berdoa juga sangat penting. Ikhlas adalah memastikan jika motif seseorang berdoa bukan kare na ingin dipuji ia sebagai orang saleh, melainkan benar-benar hanya mengharapkan pertolongan kepada Allah SWT semata. Allah SWT berfi rman, "... maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepa da- Nya semata-mata. (Mereka berka ta): ‘Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur." (QS Yunus: 22).

Membuat status doa di media sosial yang akan diketahui orang lain bisa menimbulkan banyak perangkap-perangkap keikhlasan. Dikhawatirkan muncul sanjungan atau bahkan komentar negatif yang saat ini mudah sekali dibuat para pengguna media sosial.

Lewat media apa pun, sesungguhnya Allah SWT bisa mendengar doa kaum Muslimin. Termasuk mereka yang meng hujamkan harap hanya lewat hati. Allah SWT Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Allah SWT berfi rman, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada- Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS al-Baqarah [2]: 186).

Seorang Muslim juga tidak boleh men doakan keburukan orang lain. Di media sosial, orang dengan sangat mudah memvonis seseorang dengan perangai buruk. Tak jarang muncul doa-doa keburukan yang ditujukan kepada orang yang tidak sesuai dengan pendapat orang lain.

Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk anak kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi ketika se orang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, pasti Allah kabulkan."

Mengenai status di media sosial, Ustaz Yunahar berpendapat sama hukumnya dengan lisan. Lisan tidak dimaknai secara harfi ah sebagai mulut, tetapi juga termasuk tulisan di buku, surat kabar, maupun media sosial. Hal ini merujuk pada hadis, "Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, jika kamu tidak mampu maka cegahlah dengan lisanmu ...." (HR Muslim).

Oleh karena itu, tidak boleh seseorang mendoakan keburukan atau memaki seseorang di media sosial. Sebab, "Seorang Muslim adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR Bukhari Muslim). Hadis tersebut menunjukkan meski sekadar status, hukumnya sama dengan perkataan lisan.

Setiap perkataan dan status yang dibuat jelas akan dimintai per tang gungjawabannya di akhirat kelak meski sang pembuat status adalah ano nim. Karena Allah dan para malaikatnya mencatat setiap perbuatan anak hamba. Allahu A’lam.

Apakah boleh berdoa di facebook?

Apakah menulis status doa seperti "Mudahkanlah urusanku, Ya Allah" di media sosial diper bolehkan dalam etika berdoa? Menurut anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ustaz Yunahar Ilyas, berdoa di media sosial bukan masalah, asalkan niatnya benar.

Apakah boleh berdoa di media sosial?

Dari penjelasan tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa berdoa di sosial media di perbolehkan asal sifatnya dakwah atau mengajarkan hal kebenaran sesuai syariat Islam, sebagai umat muslim yang taat kita pun di anjurkan hanya mengadu dan berkeluh kesah terhadap Allah SWT dan tidak perlu di umbar.

Apakah boleh berdoa dimana saja?

Berdoa sesungguhnya bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Berdoa bisa dilakukan di rumah, di masjid, atau di tempat kerja, dari pagi hingga malam.

Bagaimana adab berdoa yang benar?

Saat memanjatkan doa kepada Allah SWT hendaklah disertai dengan adab. Berdoa kepada Allah disunnahkan merendahkan suara serta beristigfar, bertaubat atas segala kekhilafan dengan sepenuh hati serta bersungguh-sungguh dan mengulangi doa, supaya segala yang dihajatkan diijabah oleh Allah SWT.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA