Oleh: Eka Suryatin Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan Ketika berada dalam suatu acara atau kegiatan resmi, biasanya kita melihat ada seorang yang bertugas membawakan acara. Dalam acara itu, ada beberapa variasi bentuk kalimat yang biasa digunakan oleh para pembawa acara ketika mempersilakan seseorang untuk memberikan sambutannya. Kalimat yang biasa digunakan pembawa acara (pewara) itu, di antaranya:
Pertanyaan yang muncul, dari keempat variasi kalimat yang bertujuan untuk memperilakan itu, manakah yang paling tepat? Salah satu syarat dalam menyusun kalimat efektif adalah berpikir logis. Kelogisan berarti ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Apabila kita berpikir logis, bahasa yang kita tuturkan dan lisankan menjadi baik dan benar sesuai dengan kaidah. Sebaliknya, apabila dalam berbahasa kita tidak berpikir logis makna kalimat yang ingin kita sampaikan menjadi rancu. Penulisan kata persilahkan yang ada dalam tiga kalimat di atas sebenarnya tidak benar, karena penulisan katanya menggunakan huruf h. Kata yang benar dan baku adalah dipersilakan (tanpa huruf h) dari kata dasar sila (KBBI, 2002: 1604). Kalimat (1) waktu dan tempat kami persilakan, (2) waktu dan tempat dipersilakan, dan (3) Ibu Ketua Bhayangkari, waktu dan tempat kami persilakan; yang sering disampaikan pewara merupakan kalimat yang tidak logis, karena ide dalam kalimat tersebut tidak dapat diterima akal. Dari ketiga contoh itu yang dipersilakan adalah waktu dan tempat, bukan seseorang yang akan menyampaikan sambutan. Waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat-kalimat itu hendaknya diperbaiki menjadi seperti berikut: Ibu Ketua Bhayangkari, kami persilakan atau Ibu Siska Rusiana, kami persilakan. Kalimat tersebut menjadi logis karena yang dipersilakan untuk memberikan sambutan adalah Ibu Ketua Bhayangkari atau Ibu Siska Rusiana, bukan waktu dan tempat. Setelah kalimat tadi diperbaiki, pesan atau gagasan yang ingin disampaikan menjadi tepat dan bernalar. Contoh bentuk tuturan lainnya yang disampaikan oleh pewara yang tidak logis, yaitu Mohon perhatian, demi tertibnya acara, yang membawa HP mohon dimatikan. Kalimat tersebut jika diperhatikan, tidak logis dan tidak masuk akal karena berdasarkan makna kalimat itu, yang dimatikan adalah orang yang membawa HP (pemilik HP) bukan HP-nya. Kalimat yang disampaikan oleh pembawa acara tadi akan menjadi logis apabila diperbaiki menjadi Mohon perhatian, demi tertibnya acara, yang membawa HP mohon mematikannya atau Mohon perhatian, demi tertibnya acara, yang punya HP mohon mematikan HP-nya. Perbaikan kalimat itu menjadikan kalimat yang tidak logis menjadi logis. Hal ini karena yang dimatikan bukan orang yang memiliki HP, melainkan HP-nya. -3.334042 114.607110 ruangtelisik.id Halo kawan Linguistik! Dalam acara-acara resmi atau formal pasti terdapat bagian sambutan-sambutan. Tentu kita sering kali mendengar seorang pembawa acara mengatakan ‘waktu dan tempat kami persilakan’. Sekilas ungkapan tersebut tidak ada yang salah dan sah-sah saja. Akan tetapi jika kita telaah lebih dalam lagi kalimat ‘waktu dan tempat kami persilakan’ bisa dikatakan ‘salah kaprah’. Kenapa bisa begitu? Alasan pertama, ungkapan ‘waktu dan tempat kami persilakan’ merupakan ungkapan yang tidak logis. “Acara selanjutnya sambutan dari Ibu Dekan, waktu dan tempat kami persilakan” Jelas bahwa yang akan dipersilakan bukan ‘waktu dan tempat’, tetapi Ibu Dekan. Namun, kenapa yang dipersilakan justru ‘waktu dan tempat’? Bagaimana bisa ‘waktu dan tempat’ berbicara? Aneh bukan? Jadi, kalimat ‘waktu dan tempat kami persilakan’ salah karena mempersilakan ‘waktu dan tempat’ memberikan sambutan. Kedua, anggap saja maksud dari pembawa acara tersebut memang benar adanya ialah Bu Dekan untuk memberikan sambutan dengan tempat dan waktu yang telah disediakan. Namun, munculnya ungkapan ‘waktu dan tempat’ ini dikarenakan berasal dari penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia yang kurang tepat pada kalimat ‘the floor is yours’. Ungkapan ‘the floor is yours’ digunakan mempersilakan seseorang untuk memberikan sambutan. Ketiga, lalu bagaimana seharusnya ungkapan logis itu? Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ungkapan logis adalah sebuah kalimat, secara sederhana, mudah dipahami dan dimengerti oleh pendengar dan pembacanya. Jadi, ungkapan ‘waktu dan tempat kami persilakan’ alangkah lebih baiknya diganti menggunakan kalimat seperti ‘Kami persilakan Ibu Dekan untuk memberi sambutan’ , ‘Ibu Dekan kami persilakan memberi sambutan’ atau kalimat yang serupa lainnya. Nah, sampai disini kawan Linguistik pasti tahu kan kalau kelogisan bahasa itu sangat penting. Jika salah sedikit dalam berbahasa bisa menjadikan maknanya juga berbeda. Sumber: https://mojok.co/apk/komen/versus/waktu-dan-tempat-kami-persilakan/ Penulis: Karin Cerita Bahasa Inggrisubahlah menjadi tulisan Bahasa Inggris !" Misi Untuk Menyelamatkan Bulan Dan Bumi , Bagian Kelima "Semuanya : AKTIFKAN ." Bulan m … quizzz buatlah puisi berjudul " lembaran tajam " serba salah hidup ku ku yakin gk ada yg mau jadi aku -_- cara menghitung nilai ijazah 2022 , nilai apa saja yang dicantumkan? Tolong kerjakan dong berikan contoh puisi tentang sekolah sehat!!yukk jawab plss buat besokkk PR menulis Teks Deskripsi dgn Tema manusia Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 10! Inah adalah seorang wanita yang kuat dan mandiri. Anak-anaknya dapat dihidupinya dan disekolahka … Cerita Bahasa Inggrisubahlah menjadi Bhs Inggris !" Misi Untuk Menyelamatkan Bumi dan Bulan , Bagian Ketiga "Tina : Baiklah , Pim Pim Pom . Kita harus … 1. apa fenomena yang terjadi berdasarkan teks di atas?2. apa perbedaan dari ketiga peristiwa alam yang terdapat pada teks tersebut?3. mengapa fenomena … buatlah sebuah pantun tentang sopan santun!btw ini buat orang yang sering ngatain saya dan teman-teman saya yatimjadi mohon bantuannya ya |