Apakah ada pengaruh dari letak geografis terhadap integrasi nasional

JAKARTA - Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara dengan populasi terbanyak nomor empat di dunia. Terdiri dari lima pulau besar dan 30 kepulauan kecil, jumlah keseluruhan mencapai 17.508 pulau dengan 6000 di antaranya telah dihuni.

Secara geografis letak Indonesia diapit oleh dua samudera dan juga dua benua. Batas geografis ini sangat berpengaruh terhadap beberapa aspek seperti musim, keadaan alam, sosial-budaya dan lainnya. Berikut penjelasannya.

1. Terdapat Dua Musim

Indonesia memiliki garis khayal, atau kita sebut sebagai garis katulistiwa. Garis khatulistiwa adalah garis yang membagi dua bagian bumi secara vertikal. Jika suatu wilayah mendekati garis khatulistiwa maka ia akan memiliki iklim tropis. Dengan kata lain ia hanya memiliki dua musim yaitu, panas dan penghujan.

Sedangkan, bagi beberapa bagian negara lain yang berada jauh dari garis khayal, artinya ia lebih cenderung dekat pada kutub utara atau selatan, maka akan memiliki empat musim dalam satu tahun. Adapun empat musim itu adalah musim semi, kemarau, gugur, dan dingin.

2. Wilayah Strategis

Indonesia yang diapit dua samudera dan dua benua, membuat wilayah Indonesia sangat strategis sebab dilalui oleh persimpangan lalu lintas internasional baik itu di laut atau di udara. Dengan kenyataan tersebut, Indonesia berpotensi sebagai negara dengan ekonomi yang besar sebab Negara berkembang dan Negara industri menjadikan Indonesia sebagai titik industri mereka.

3. Kondisi Alam

Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan pertemuan dua samudra besar dan diapit daratan luas (Australia dan Benua Asia). Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi alam.

Yaitu Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan, sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut sehingga mendatangkan banyak hujan.

4. Sosial Budaya

Kekayaan kultur di Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan yang terletak di sekitarnya. Kebudayaan ini lambat laun melakukan proses asimilasi dan sebagai hasilnya Indonesia mempunyai kebudayaan lain yang khas serta beragam.

5. Cross Position

Karena indonesia terletak pada posisi silang (cross position) antara dua samudra dan dua benua, maka berpengaruh bagi kehidupan bangsa Indonesia. Indonesia terletak di antara banyak negara berkembang, sehingga memiliki banyak mitra kerja sama.

Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang bahasa, seni, agama dan peradaban. Lalu lintas pelayaran dan perdagangan di indonesia cukup ramai, sehingga mendukung perdagangan di indonesia.⁠⁠⁠⁠

(ydp)

(amr)

Kamu tahu nggak sih Squad, kalau orang yang tinggal di gunung, cenderung punya atap rumah yang lebih pendek jika dibandingkan dengan orang yang tinggal di pantai? Jadi, kalau kata ahli geografi, tempat tinggal itu dapat memengaruhi kebiasaan suatu masyarakat, hal ini dinamakan dengan faktor geografis.

Ilustrasi Keragaman Budaya Indonesia (sumber: goodnewsfromindonesia.id)

Indonesia dengan kondisi geografis yang berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke, tentu saja memiliki bermacam-macam suku bangsa serta kebudayaannya masing-masing. Tapi, ngomong-ngomong kamu tahu nggak sih apa itu suku bangsa dan kebudayaan?

Gini ya, suku bangsa itu adalah sekelompok manusia yang memiliki kesamaan budaya dan terikat dengan identitas tersebut. Sedangkan kalau kebudayaan itu adalah, suatu hasil cipta rasa karsa manusia yang tertuang dalam bentuk ide, perilaku, maupun benda-benda perlengkapan hidup. Nah inilah yang dipengaruhi oleh faktor geografis dan menjadikan orang yang tinggal di pantai dan gunung berbeda.

Indonesia sendiri mempunyai 1.340 suku bangsa, banyak ya? Iya dong, kan luas wilayah Indonesia 5 juta km2 lebih dan penduduknya lebih dari 160 juta, terlebih bentangan alam yang berbeda dari Sabang sampai Merauke membuat ke-1.340 suku bangsa ini memiliki kekhasan masing-masing.

Baca Juga: Mengenal Aktivitas Penduduk di Dataran Rendah dan Pegunungan

Jadi faktor-faktor geografis yang memengaruhi dan menentukan keberagaman budaya di Indonesia adalah berikut ini!

  • Letak Geografis
    • Letak atau lokasi suatu tempat sangat berpengaruh pada kebiasaan hidup suatu masyarakat. Masyarakat yang tinggal di pegunungan seperti Bromo misalnya, mereka akan cenderung bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di daerah pantai seperti Pangandaran biasanya berprofesi sebagai nelayan.
    • Contoh lainnya misalnya tempat tinggal masyarakat tersebut. Masyarakat yang tinggal di gunung, untuk membuat rumah mereka hangat, maka mereka membuat atap yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di pantai, mereka membuat atap setinggi mungkin untuk mencegah kegerahan disiang hari yang panas.

Gerah cuy (sumber: Giphy.com)

  • Posisi Strategis
    • Posisi Indonesia yang dilalui oleh Selat Malaka dan menjadi jalur perdagangan internasional sejak zaman dahulu, juga memengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia. Dengan datangnya bangsa asing dan bertemu dengan penduduk lokal, memungkinkan adanya penggabungan kebudayaan.
  • Kondisi Ekologis
    • Ekologi dalam hal ini menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan lingkungan, dalam kaitannya dengan keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Faktor ekologis memiliki pengaruh penting. Misalnya suku Baduy yang membangun rumah secara berhadapan dan hanya menghadap ke arah Utara dan Selatan saja. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan melalui jendela samping rumah.

Contoh Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Keberagaman Budaya

Nah, berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh kondisi geografis terhadap kebudayaan suatu masyarakat.

Rumah Honai (sumber: olivershenon.blogspot.com)

    • Suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan papua mempunyai rumah tradisional yang bernama rumah honai. Rumah honai ini dibuat tanpa jendela, dan atap yang rendah. Selain itu, atap rumah honai dibuat dari jerami atau ilalang. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memerangkap panas agar penghuni rumah tidak kedinginan.
  • Perkampunga Nelayan Suku Bajo


Perkampungan Suku Bajo (sumber:osc.medcom.id)

    • Suku Bajo, yang mendiami kawasan pesisir Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang bermata pencaharian sebagai nelayan membangun rumah mereka di kawasan pesisir. Mereka membangun rumah mereka berupa rumah panggung terapung. Hal ini bertujuan agar mereka dekat dengan tempat mereka bekerja dan memudahkan akses menuju ke perahu.

Sekarang, kita lihat contoh soal dulu yuk!

1. Contoh pengaruh letak geografis terhadap keragaman budaya di wilayah pegunungan yaitu ...

A. Pembuatan rumah bercorak panggung untuk menghindari banjir.

B. Masyarakat Suku Jawa menggunakan penanda musim untuk menentukan masa tanam.

C. Sebagian besar masyarakat Suku Bajo bermata pencaharian sebagai nelayan.

D. Atap bangunan dibuat rendah untuk menyekap panas di dalam rumah.

E. Bangunan rumah Suku Baduy menghadap ke utara dan selatan.

Jawaban : D

Pembahasan : Atap bangunan yang dibuat rendah bertujuan untuk menyekap panas di dalam rumah. Tipe rumah yang beratap pendek ini banyak dibangun di wilayah pegunungan sebagai bentuk adaptasi terhadap udara dingin pegunungan. Fenomena tersebut merupakan salah satu contoh bentuk keragaman budaya sebagai bentuk adaptasi terhadap letak geografis berupa area pegunungan.

Gimana Squad, kamu sudah tahu kan kenapa Indonesia memiliki beragam budaya? Nah biar kamu lebih lihai lagi jika nanti bertemu dengan soal yang berhubungan dengan keragaman budaya, kamu bisa mempelajari materi dengan contoh yang lebih banyak serta belajar bersama tentor yang asyik di ruangbelajar. Jangan lupa download aplikasinya ya.

Referensi:

Endarto, Danang, Dkk, 2009. Geografi 2 Untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber Gambar:

Rumah Honai, //olivershenon.blogspot.com/2012/04/honai-house-of-papuans-tribe.html

Perkampungan Suku Bajo, //osc.medcom.id/community/mengenal-suku-bajo-di-perkampungan-bajo-mola-wakatobi-958

Artikel ini diperbaharui pada 7 Desember 2020

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA