Apa yang terjadi jika sperma tidak dikeluarkan selama sebulan

Harus dibaca oleh semua pria. Ada risikonya kalau tidak pernah merasakan ejakulasi dini!

Ejakulasi dini seperti apa yang disebutkan di artikel ini? Apakah ejakulasi saat masturbasi atau saat penetrasi dengan pasangan?

Apa pun jenisnya, ejakulasi dini kadang diperlukan untuk melepaskan sperma yang sudah siap dibuang. Saat seorang pria berusaha menahan ejakulasinya selama mungkin, kadang dia malah gagal mencapai orgasme. Sehingga, sperma gagal dibuang.

Baca Juga: Hubungan antara Ejakulasi Dini dan Infertilitas pada Pria

Foto: Couple-looking-serious-on-the-bed.jpg

Foto : mirror.co.uk

Kondisi ini ternyata berbahaya. Bukan apa-apa. Ejakulasi pada pria ternyata memiliki manfaat besar. Yaitu, mencegah kanker prostat.

Saat ada pria yang jarang ejakulasi, entah itu ejakulasi normal atau ejakulasi dini, dia punya kecenderungan terkena kanker prostat yang tinggi.

Kenapa? Karena air mani itu punya siklus seperti darah.

Saat seseorang jadi pendonor, artinya ada sebagian darahnya yang hilang. Saat itu juga, darah baru dibuat. Dan membuat tubuh jadi lebih segar.

Baca Juga: Akibat Ejakulasi Dini Pada Pria

Perlunya Ejakulasi pada Pria

Foto: premature-ejaculation-1549635453.jpg

Ilustrasi: Netdoctor

“Hal ini juga terjadi pada air mani. Saat ada air mani terbuang, akan dimunculkan mani baru. Dan kondisi ini membuat prostat terus memproduksi. Saat prostat berhenti produksi, hal ini bisa membuatnya rentan terserang kanker,” ungkap Andrew C. Kramer, MD, seorang ahli urologi dan profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore.

Saat terjadi penumpukan sperma di prostat, dan sel yang tadinya normal bisa tumbuh berlebihan dan tidak terkontol. Akhirnya, sel tersebut akan memakan sel yang sehat.

“Sekedar informasi, selain prostat, kanker buah zakar juga bisa terjadi. Namun kasusnya jarang ada,” jelas Dr Kramer.

Untuk mencegah terjadinya kanker prostat, para peneliti menyarankan agar seorang pria melakukan ejakulasi minimal 12 kali dalam sebulan.

Baca Juga: Mengenal Varikokel, Faktor Risiko Infertilitas Pria!

(RYO/DIN)

Sperma katanya butuh dikeluarkan secara rutin agar kesehatan reproduksi pria tetap terjaga. Jika memang demikian, adakah aturan ideal mengenai hal tersebut menurut medis?

Mengeluarkan sperma atau ejakulasi secara rutin dianggap dapat membantu menjaga kesehatan organ reproduksi pria. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan mengenai frekuensi normal ejakulasi bagi pria.

Tidak dimungkiri, beberapa waktu silam memang sempat beredar kabar mengenai rendahnya risiko kanker prostat pada pria yang melakukan ejakulasi secara rutin.

Di sisi lain, ada pula anggapan mengenai bahaya kesehatan yang bisa terjadi akibat sering ejakulasi.

Bagaimana faktanya? Apa benar pria perlu mengeluarkan sperma secara rutin? Jika ya, seberapa sering frekuensi normal ejakulasi? Adakah manfaat kesehatan atau bahaya dari ejakulasi bagi pria?

Frekuensi Ejakulasi yang Ideal bagi Pria

Sebuah penelitian tahun 2016 yang dimuat dalam jurnal European Urology menyebut pria perlu melakukan ejakulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan agar terhindar dari risiko kanker prostat.

Sayangnya, penelitian tersebut masih bersifat sementara alias belum dapat dijadikan sebagai acuan.

Masih perlu banyak penelitian lanjutan untuk benar-benar membuktikan pria perlu melakukan ejakulasi dalam jumlah tertentu demi menurunkan risiko suatu penyakit.

Lalu, bagaimana dengan frekuensi ejakulasi ideal bagi pria? Adakah aturan baku mengenai hal ini menurut medis?

“Tidak ada waktu ideal atau ketentuan yang pasti mengenai berapa kali pria harus ejakulasi dalam seminggu,” jawab dr. Sepriani Timurtini Limbong.

“Kalau frekuensi berhubungan seks, pria yang telah menikah memang dianjurkan untuk melakukannya sebanyak dua hingga tiga kali dalam seminggu,” sambungnya.

Lebih lanjut, dr. Sepriani juga mengatakan, cara terbaik untuk ejakulasi bagi pria adalah dengan melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sah secara hukum.

“Bagi pria yang belum menikah atau telah menikah, tetapi pasangannya tidak bisa berhubungan seks karena suatu kondisi, ejakulasi dengan cara onani atau masturbasi bukanlah jawabannya,” kata dr. Sepriani.

“Tubuh sebenarnya memiliki proses untuk mengeluarkan sperma dengan sendirinya, yang disebut nocturnal emission (mimpi basah). Kalaupun tidak mengalaminya, kelebihan protein dalam cairan sperma yang telah diproduksi bisa diserap kembali oleh tubuh,” tegasnya.

Artikel Lainnya: Ciri-ciri Sperma yang Sehat untuk Mempercepat Kehamilan

1 dari 2

Adakah Keuntungan Mengeluarkan Sperma Secara Berkala?

Apakah benar mengeluarkan sperma secara rutin dengan cara berhubungan seksual dapat membawa manfaat sehat? Ya!

Berdasarkan penuturan dr. Sepriani, manfaat mengeluarkan sperma secara rutin dengan cara yang tepat dapat meningkatkan kualitas sperma itu sendiri.

“Selain itu, mengeluarkan sperma secara rutin dengan cara tepat juga bisa meningkatkan mood atau suasana hati, mencegah stres, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” ujar dr. Sepriani.

Tidak berhenti di situ, ejakulasi yang dilakukan dengan tepat dan secara rutin juga bisa memperlambat penuaan kulit, serta membuat kulit tampak muda dan segar.

Baca selengkapnya di artikel berikut ini: (Manfaat Orgasme untuk Kesehatan Kulit dan Kecantikan).

Artikel Lainnya: Mitos Sperma Encer Tanda Tak Subur, Benarkah?

2 dari 2

Apa Saja Bahaya Terlalu Sering Mengeluarkan Sperma?

Terlalu sering mengeluarkan sperma ternyata tidak baik bagi kesehatan, apalagi jika dilakukan dengan cara onani atau masturbasi.

Hal itu pun dijelaskan oleh dr. Sepriani. Menurutnya, ejakulasi dengan onani atau masturbasi punya beberapa konsekuensi. Misalnya, risiko disfungsi ereksi, ejakulasi dini, dan masalah psikologis lainnya.

Terlalu sering mengeluarkan sperma dengan cara onani atau masturbasi juga bisa menyebabkan terjadinya luka atau iritasi pada alat kelamin, penurunan sensitivitas seksual, dan peningkatan risiko kanker prostat.

Cari tahu mengenai hal ini lewat artikel berikut: (Dampak Terlalu Sering Onani pada Kesehatan).

Sekarang Anda tahu, tidak ada aturan baku mengenai seberapa sering ejakulasi perlu dilakukan.

Jika masih penasaran atau ingin tahu lebih lanjut mengenai hal ini, jangan sungkan untuk bertanya secara langsung pada dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(AYU/ARM)

Seks

Apa efek jika sperma lama tidak dikeluarkan?

Sehingga kesimpulannya tidak ada dampak negatif apapun dari tidak mengeluarkan sperma dalam waktu yang lama. Namun lebih baiknya jika sudah memasuki usia produktif dimana kesuburan pria sedang tinggi-tinggi maka harus disegerakan melakukan ikatan pernikahan yang sah.

Apa yang terjadi jika tidak mengeluarkan sperma selama 1 bulan?

Perlu diingat, tidak ejakulasi juga tidak akan memengaruhi fungsi seksual, kesuburan, atau pun hasrat seks pria. Jadi kalau pria tidak ejakulasi dalam satu bulan, sebenarnya masih aman-aman saja. Jadi, tidak ada bahayanya saat satu bulan tidak mengalami ejakulasi. Itu semua hal yang normal.

Berapa kali Ideal sperma di keluarkan?

Agar dapat menghasilkan sel sperma dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup, ejakulasi tidak boleh dilakukan terlalu sering agar ada waktu yang cukup untuk memproduksi sperma sebanyak ejakulasi pertama. Untuk itu, dianjurkan untuk berhubungan seksual tiap 2 hari sekali atau kurang lebih 3-4 kali seminggu.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA