Apa yang sebaiknya dilakukan sebelum bermain permainan kucing dan tikus

Kucing-kucingan adalah permainan yang sederhana dan mengasyikkan yang di seluruh penjuru dunia. Permainan ini biasa disebut “kejar-kejaran”, “polisi-polisian”, dan sebutan-sebutan lainnya. Meski biasa dimainkan oleh anak-anak, permainan ini juga bisa dimainkan oleh orang dewasa! Baca penjelasan di bawah ini untuk mempelajari cara bermain kucing-kucingan.

  1. 1

    Pahami alur permainan. Salah satu peserta menjadi “kucing”, dan bertugas untuk menyentuh peserta lain. Ketika Anda disentuh oleh peserta yang menjadi “kucing”, Anda kemudian berperan sebagai “kucing”. Tugas Anda sekarang adalah menyentuh peserta lain. Permainan usai setelah semua peserta memutuskan untuk berhenti, atau ketika sejumlah peserta telah menjadi “kucing.”

  2. 2

    Tentukan peserta yang menjadi “kucing”. Orang ini akan mengejar dan mencoba menyentuh peserta lain. Peserta yang disentuh akan menjadi “kucing”, dan peserta yang menjadi “kucing” sebelumnya harus lari agar tidak disentuh balik. Banyak peserta yang akan mendapat giliran menjadi “kucing”. Untuk menentukan dengan cepat siapa yang menjadi “kucing” pertama, cukup undi dengan hompimpa atau secara sukarela. Peserta yang terpilih harus mengatakan “aku kucing,” dan peserta lain harus mengetahuinya.[1] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  3. 3

    Pilih area bermain. Tentukan batas area bermain agar peserta yang bukan “kucing” tidak bisa berlari terlalu jauh. Jika areanya semakin kecil maka akan semakin sulit untuk menghindari peserta yang menjadi “kucing”. Pilih tempat yang cocok digunakan untuk berlari dan aman apabila peserta terjatuh, misalnya lapangan berumput atau berpasir.

    • Misalnya, jika dimainkan di taman bermain, sepakati untuk hanya bermain di area yang berkerikil dan bertanah. Tanah yang berumput dan trotoar tidak termasuk area permainan.

  4. 4

    Tentukan “zona aman”. Perosotan yang ada di taman, pohon, bangku, atau area yang ditandai dengan kerucut, bisa digunakan sebagai “zona aman”. Ketika berada di area ini, Anda aman dari sentuhan peserta yang menjadi “kucing”.

    • Agar permainan terus berjalan, tentukan batas waktu bagi peserta untuk berada di “zona aman.” Misalnya, peserta harus keluar dari “zona aman” setelah 10 atau 30 detik. Batas waktu “zona nyaman” sebaiknya cukup untuk membuat “kucing” mengejar peserta lain, tetapi tidak terlalu lama sehingga permainan terhambat.[2] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  5. 5

    Berhitung untuk memberi waktu bagi peserta lain berlari. Peserta yang menjadi “kucing” akan berhitung sampai 10 untuk memberi waktu bagi peserta lain untuk menjauh. Setelah selesai berhitung, “kucing” lalu akan berteriak “Mulai!” atau “Siap atau tidak, aku datang!” dan mulai mengejar peserta yang lain. Peserta yang lain akan lari dan menghindari “kucing” tersebut. Jika Anda didekati oleh peserta yang menjadi “kucing,” coba untuk berlari ke “zona aman.”

  1. 1

    Sentuh peserta lain. Peserta yang menjadi “kucing” harus menyentuh peserta lain untuk menjadikan mereka “kucing”. Pastikan sentuhan Anda tidak terasa sakit dan cukup kuat agar peserta yang disentuh bisa merasakannya. Setelah peserta yang menjadi “kucing” berhasil menyentuh seseorang, orang tersebut kemudian menjadi “kucing”. Jika Anda disentuh, beri tahu peserta lain dengan berteriak “aku kucing” agar dapat didengar dengan jelas. Sekarang saatnya bagi Anda untuk mengejar peserta lain!

    • Pastikan untuk tidak menyentuh peserta lain dengan terlalu agresif. Jika salah satu peserta mendorong atau menyakiti peserta lain, keluarkan dia dari permainan. Pastikan dia tahu bahwa perbuatannya itu salah.

  2. 2

    Terus bermain. Setelah ada peserta yang disentuh “kucing”, lanjutkan permainan dengan “kucing” baru tersebut mengejar dan berusaha menyentuh peserta lain. Permainan akan terus berlangsung seperti ini selama yang Anda inginkan.

  3. 3

    Berhentikan permainan setelah semua peserta selesai bermain. Setelah permainan usai, peserta yang terakhir menjadi “kucing” dinyatakan kalah. Tidak ada aturan yang menyatakan kapan permainan berakhir. Akan tetapi, menentukan batas waktu bermain merupakan ide yang bagus agar para peserta tidak terlalu kelelahan atau menjadi tidak tertarik untuk melanjutkan permainan. Sering kali, para peserta akan sepakat untuk mengakhiri permainan ketika kebanyakan peserta tidak ingin melanjutkan permainan.[3] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Apabila Anda yang mengatur permainan kucing-kucingan, sebaiknya jika pemain semakin muda, maka waktu permainan juga semakin singkat.

  1. 1

    Bermain petak umpet. Permainan ini dimulai dengan cara yang sama seperti kucing-kucingan. Semua peserta yang bukan “kucing” harus bersembunyi saat “kucing” berhitung. “Kucing” berhitung lebih lama daripada saat bermain kucing-kucingan biasa, misalnya 20 detik hingga 1 menit. Setelah “kucing” berkata “Siap atau tidak, aku datang!”, peserta lain harus mencoba untuk lari ke “zona aman” tanpa disentuh oleh “kucing”. Jika sedang bersembunyi, Anda bisa menunggu untuk ditangkap atau melarikan diri ke “zona aman” ketika “kucing” sedang mencoba mencari peserta lain.[4] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Ketika berhitung, “kucing” harus menutup matanya agar tidak bisa melihat di mana peserta lain bersembunyi. Jangan mengintip!

  2. 2

    Coba kucing-kucingan patung. Aturan mainnya hampir sama dengan kucing-kucingan biasa, namun ada satu perbedaan yang cukup signifikan. Ketika disentuh oleh “kucing”, peserta harus mematung. Jika ada peserta lain menyentuh peserta yang mematung maka dia boleh kembali bergerak dan berlari. Permainan usai setelah semua peserta mematung, atau setelah semua orang sepakat untuk berhenti bermain.[5] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  3. 3

    Coba bermain kucing-kucingan duduk. Ini adalah salah satu variasi permainan kucing-kucingan. Ketika peserta disentuh oleh “kucing”, dia harus berjongkok dan mengangkat tangannya seolah-olah tubuhnya adalah kloset duduk dan lengannya adalah tuas penyiram kloset. Untuk membebaskan peserta ini, dorong lengannya ke bawah dengan perlahan seakan-akan Anda sedang menyiram kloset.

  • Jangan bermain di tempat licin atau berbatu.
  • Hati-hati jangan sampai tersandung atau menabrak peserta lain.
  • Tetap berada di area yang aman.
  • Waspada bila ada anjing yang mencoba untuk ikut bermain. Jika terlalu bersemangat, anjing mungkin akan menggigit atau membuat peserta terjatuh.

wikiHow adalah suatu "wiki", yang berarti ada banyak artikel kami yang disusun oleh lebih dari satu orang. Untuk membuat artikel ini, 51 penyusun, beberapa di antaranya anonim, menyunting dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Artikel ini telah dilihat 94.480 kali.

Daftar kategori: Permainan

Halaman ini telah diakses sebanyak 94.480 kali.

Bagaimana Cara Bermain Kucing-kucingan? Cek Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 2 SD Halaman 31-35

TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut kunci jawaban tema 3 kelas 2 SD pembelajaran 5 buku tematik terpadu kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

Untuk diketahui, Subtema 1 membahas tentang Tugasku Sehari-hari di Rumah.

Pada artikel ini, akan membahas kunci jawaban halaman 31-35.

Sebelum membaca kunci jawaban ini, ada baiknya kamu berusaha untuk menjawabnya sendiri terlebih dahulu.

Selain itu, kunci jawaban di artikel ini hanya sebagai pemandu adik-adik untuk bisa mengeksplor lebih dalam pertanyaan-pertanyaan yang ada, dan menjawabnya dengan jawaban sendiri.

Ilustrasi belajar (freepik.com)

Bermain Kucing-kucingan Halaman 31

Pada hari Minggu, Ali bersama teman-temannya bermain bersama. Mereka bermain kucing-kucingan. Permainan kucing-kucingan dilakukan oleh beberapa anak. Permainan kucing-kucingan menggunakan bola sepak. Ditentukan satu anak berperan sebagai kucing.

Sementara, anak-anak yang lain mengoper bola. Anak yang berperan sebagai kucing berusaha merebut bola. Anak-anak lain menggiring bola menghindari si kucing. Menggiring bola sambil mengoper bola ke teman yang lain. Jika ada anak yang menyentuh bola itu, ia yang berganti peran sebagai kucing.

Ayo Mengamati Halaman 32

Ayo, cari tahu tentang permainan kucing-kucingan!1. Gerakan menendang bola

2. Gerakan menggiring bola

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Jakarta

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA