Definisi
Apa itu sinusitis?
Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan sinus. Sinus merupakan rongga atau ruang yang berisi udara di belakang tulang wajah.
Sinus memiliki lapisan membran mukosa yang menghasilkan lendir. Lendir ini berfungsi untuk menjaga saluran hidung agar tetap lembap. Selain itu, lendir juga berfungsi untuk menahan partikel kotoran dan kuman agar tidak masuk ke dalam saluran napas.
Sinus yang normal dilapisi dengan lapisan lendir tipis yang dapat menangkap debu, kuman, atau partikel lain dari udara. Ketika sinus tersumbat, kuman dapat tumbuh dan menyebabkan infeksi, sehingga sinusitis bisa terjadi.
Peradangan pada sinus bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, mempunyai alergi, asma, atau penyumbatan struktural pada hidung atau sinus lebih mungkin mengalami sinusitis.
Sinusitis adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat terjadi pada semua orang. Kondisi ini dapat dicegah dengan mengurangi faktor risiko Anda. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Jenis
Apa saja jenis-jenis sinusitis?
Berdasarkan waktu berlangsungnya gejala-gejala, sinusitis dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Sinusitis akut
Infeksi sinus yang bersifat akut umumnya berlangsung selama 10 hari atau lebih. Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala sinus yang sempat membaik, kemudian muncul kembali dengan kondisi yang lebih parah.
Menurut Cleveland Clinic, terdapat pula istilah sinusitis subakut dan sinusitis akut berulang. Pada kasus subakut, gejala infeksi sinus umumnya akan berlangsung selama 4-12 minggu. Sementara itu, gejala sinusitis akut berulang dapat muncul sebanyak 4 kali atau lebih dalam 1 tahun, dan setiap kejadiannya berlangsung kurang dari 2 minggu.
Biasanya, sinusitis akut dapat diobati di rumah. Akan tetapi, jika tidak kunjung sembuh, kondisi ini dapat berkembang menjadi infeksi dan komplikasi serius.
Sinusitis kronis
Sinusitis kronis adalah kondisi di mana rongga sinus terus-terusan meradang dan membengkak selama lebih dari 12 minggu atau 3 bulan, walaupun telah dilakukan perawatan.
Infeksi sinus kronis dan akut umumnya memiliki tanda-tanda dan gejala yang serupa. Namun, sinusitis akut merupakan infeksi yang bersifat sementara dan sering dikaitkan dengan demam.
Tanda-tanda dan gejala dari sinusitis kronis juga berlangsung lebih lama dibanding tipe akut. Umumnya, sinusitis kronis ditandai dengan munculnya rasa lelah yang berlebihan. Sedangkan infeksi sinus akut, ditandai dengan gejala demam.
Tanda-tanda dan gejala
Apa tanda-tanda dan gejala sinusitis?
Sinusitis adalah kondisi dengan gejala-gejala yang mungkin akan bervariasi pada beberapa orang. Berikut adalah beberapa gejala umum dari sinusitis:
- Hidung tersumbat
- Hidung meler
- Lendir atau ingus berwarna hijau atau kekuningan
- Rasa sakit di area wajah, terutama hidung, pipi, mata, dan dahi
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Kelelahan
- Bau mulut (halitosis)
Beberapa pasien juga melaporkan gejala lain, seperti kesulitan mencium bau, sakit telinga, sakit gigi, serta demam.
Gejala sinusitis akut
Biasanya, gejala penyakit sinusitis akut berlangsung selama 4-12 minggu. Selain itu, terkadang gejala akan menghilang lalu muncul kembali dengan tingkat keparahan yang lebih berat. Gejala demam juga lebih umum ditemukan pada pengidap infeksi sinus akut.
Berikut adalah gejala-gejala dari infeksi sinus akut:
- Lendir atau ingus kental berwarna hijau atau kekuningan
- Lendir mengalir hingga ke belakang tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan dan rasa sakit di bagian mata, hidung, pipi, dan dahi
- Rasa sakit ketika menundukkan kepala
- Sakit telinga
- Sakit kepala
- Sakit gigi
- Kesulitan mencium bau
- Batuk
- Kelelahan
- Demam
Gejala sinusitis kronis
Tanda-tanda dan gejala dari infeksi sinus kronis tidak jauh berbeda dengan yang bersifat akut. Namun, gejala sinusitis kronis berlangsung lebih lama dan sering kali menyebabkan kelelahan berlebih.
Selain itu, Anda mungkin tidak akan mengalami demam apabila infeksi sinus berlangsung dalam jangka panjang.
Sinusitis adalah peradangan di lapisan sinus, yang umumnya ditandai dengan pilek, hidung tersumbat, dan nyeri di area wajah. Kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan tahun.
Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Rongga kecil ini terletak di bagian belakang tulang dahi (frontal), bagian dalam struktur tulang pipi (maxillary), kedua sisi batang hidung (ethmoidal), dan belakang mata (sphenoidalis).
Sinus menghasilkan lendir yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup. Sinus juga berfungsi untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang dihirup.
Jenis Sinusitis
Sinusitis terbagi dalam empat jenis, berdasarkan lama berlangsungnya kondisi tersebut, yaitu:
- Sinusitis akut, yang berlangsung selama 2–4 minggu, dan paling sering terjadi
- Sinusitis subakut, yang berlangsung selama 4–12 minggu
- Sinusitis kronis, yang berlangsung lebih dari 12 minggu, dan dapat berlanjut hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun
- Sinusitis kambuhan, yang terjadi hingga tiga kali atau lebih dalam setahun
Penyebab dan Gejala Sinusitis
Sinusitis disebabkan oleh peradangan pada lapisan sinus. Peradangan tersebut umumnya terjadi akibat infeksi virus atau alergi. Akibatnya, sinus memproduksi banyak lendir yang menyebabkan penyumbatan.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan sinusitis adalah polip hidung, tulang hidung bengkok (deviasi septum), cystic fibrosis, dan daya tahan tubuh lemah.
Baik sinusitis akut maupun sinusitis kronis dapat menimbulkan gejala serupa, yaitu:
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Nyeri di bagian wajah
- Penurunan kemampuan indra penciuman
Pengobatan dan Pencegahan Sinusitis
Pengobatan sinusitis tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya dengan pemberian obat. Jika obat-obatan tidak efektif, dokter akan menjalankan tindakan operasi.
Sinusitis bisa dicegah dengan mengurangi risiko terjadinya kondisi ini, yaitu dengan menghindari paparan zat pemicu alergi (alergen), memakai masker dengan benar, tidak merokok, dan menghindari kontak dengan orang sakit.
Terakhir diperbarui: 13 Desember 2021
Sinusitis adalah peradangan pada dinding sinus yang merupakan rongga kecil berisi udara dan terletak pada struktur tulang wajah. Saat terinfeksi, rongga ini akan terisi lendir dan terjadi pembengkakan pada selaput lendir sehingga membuat sumbatan. Ada dua jenis sinusitis, yaitu akut dan kronis (lebih dari 12 minggu).
Pengelompokan sinusitis sendiri berdasarkan durasi gejala yang muncul. Penyebab sinusitis yang paling sering dijumpai adalah akibat bakteri dan virus. Jika disebabkan oleh virus, sinusitis akan menjadi penyakit menular.
Baca juga: 15 Tips Agar Sinusitis Tak Mudah Kambuh
Faktor Risiko Sinusitis
Terdapat berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena sinusitis, antara lain:
- Adanya kelainan struktur atau bentuk dari saluran hidung, seperti polip hidung atau penyimpangan septum hidung.
- Masalah pernapasan yang disebabkan oleh sensitivitas terhadap obat-obatan jenis tertentu.
- Pengidap asma, orang yang mengidap asma lebih rentan mengalami sinusitis kronis.
- Terpapar asap rokok secara berlebihan dan jangka waktu panjang.
- Gejala alergi yang muncul bagi sebagian orang.
Penyebab Sinusitis
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sinusitis meliputi:
- Flu (common cold).
- Rhinitis alergi.
- Polip hidung.
- Septum deviasi (bengkoknya tulang hidung).
- Gejala yang disebabkan oleh alergi bagi sebagian orang.
Gejala Sinusitis
Berikut ini beberapa gejala yang umum terjadi ketika seseorang mengalami sinusitis:
- Nyeri wajah yang memburuk saat menunduk.
- Keluar cairan kental kuning kehijauan dari hidung atau belakang tenggorokan.
- Hidung mampet yang menyebabkan kesulitan bernapas.
- Muncul tekanan pada telinga.
- Sakit kepala.
- Batuk.
- Bau napas tidak sedap.
- Kelelahan.
- Demam.
Sementara itu, beberapa gejala sinusitis kronis meliputi:
- Keluar cairan kental berwarna kuning kehijauan dari hidung dan belakang tenggorokan.
- Hidung mampet.
- Nyeri wajah.
- Kesulitan menghirup.
- Nyeri telinga.
- Nyeri pada rahang atas dan gigi.
- Batuk.
- Nyeri tenggorokan.
- Napas tak sedap.
- Kelelahan.
- Mual.
Baca juga: Apakah Sinusitis bisa Menular?
Diagnosis Sinusitis
Dokter akan melakukan pemeriksaan nyeri pada hidung dan wajah serta memeriksa bagian dalam hidung. Selain itu, metode lain untuk melakukan diagnosis terhadap sinusitis bisa juga dengan berbagai hal berikut ini:
1. Endoskopi Hidung
Sebuah tabung tipis dan fleksibel (endoskopi) dengan cahaya serat optik yang dimasukkan melalui hidung untuk melihat struktur dan kondisi dalam hidung.
2. Studi Pencitraan
Penggunaan MRI atau CT scan bisa menunjukan struktur sinus dan area hidung secara detail. Meski sebenarnya tidak direkomendasikan untuk sinusitis akut tanpa komplikasi, tetapi studi pencitraan ternyata membantu mengidentifikasi kelainan atau komplikasi yang dicurigai.
3. Kultur Hidung dan Sinus
Tes laboratorium umumnya tidak diperlukan untuk mendiagnosis sinusitis akut. Namun, ketika kondisi tidak merespons terhadap pengobatan atau malah memburuk, kultur jaringan membantu menentukan penyebabnya, seperti infeksi bakteri.
4. Tes Alergi
Jika pemicu munculnya sinusitis akut dicurigai karena alergi, dokter akan merekomendasikan tes kulit alergi. Tes kulit aman dan cepat serta membantu untuk menentukan alergen yang bertanggung jawab untuk flare-up hidung.
Pengobatan Sinusitis
Pengobatan sinusitis meliputi semprotan salin ke rongga hidung untuk membersihkan ruang hidung, kortikosteroid nasal untuk meredakan peradangan, dekongestan untuk meringankan hidung mampet, dan antinyeri untuk meringankan rasa sakit pada wajah atau kepala. Jika sinusitis bersifat berat, persisten dan juga progresif, diperlukan antibiotik sebagai tindak pengobatan yang harus dilakukan. Sinusitis bakterial yang ringan dapat sembuh tanpa antibiotik.
Tatalaksana non-medikamentosa meliputi istirahat, konsumsi cairan yang banyak, melembapkan rongga hidung dengan cara menaruh handuk hangat ke wajah atau menghirup uap panas, dan tidur dengan beberapa bantal, sehingga kepala lebih tinggi dari tubuh dengan tujuan mempermudah pengosongan sinus.
Baca juga: Sering Kambuh, Bisakah Sinusitis Sembuh Total?
Pencegahan Sinusitis
Pencegahan sinusitis cenderung sama dengan tatalaksana non-medikamentosa. Selain itu, dianjurkan untuk menghindari terjangkitnya infeksi saluran nafas karena dapat memicu terjadinya sinusitis.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika kamu sudah merasa sulit bernapas dan ada yang bermasalah dengan hidung, segera lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Percayakan saja pada aplikasi Halodoc, tanya jawab dengan dokter kini lebih mudah dilakukan secara online. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya, ya!