Memisahkan dan mengelola sampah organik dan non-organik perlu dilakukan. Hal ini juga dapat berpengaruh dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Perbedaan sampah organik dan non-organik
Untuk dapat memisahkan sampah organik dan non-organik, tentu Anda harus dapat membedakan keduanya. Berikut ini adalah perbedaan dari sampah organik dan non-organik yang harus Anda ketahui.
1. Perbedaan sumber
Sampah organik dan non-organik memiliki sumber yang berbeda. Sampah organik dihasilkan oleh organisme hidup. Sebaliknya, sampah non-organik merupakan produk dari organisme tidak hidup dan merupakan hasil dari campur tangan manusia.
2. Perbedaan kandungan
Sampah organik memiliki kandungan karbon dan ikatan hidrogen. Sampah organik juga terdiri dari organisme hidup atau pernah hidup dan memiliki komposisi yang lebih kompleks dari sampah non-organik.
Di sisi lain, sampah non-organik tidak mengandung karbon sama sekali. Sampah ini terdiri dari materi yang tidak hidup dan memiliki karakteristik seperti bahan mineral.
3. Perbedaan ketahanan panas
Sampah organik dapat terdampak dan terbakar secara alami saat terkena panas. Lain halnya dengan sampah non-organik yang tidak dapat terbakar secara alami.
4. Perbedaan reaksi
Penelitian menunjukkan bahwa sampah atau limbah organik memiliki laju reaksi lebih lambat dan tidak dapat membentuk garam. Sebaliknya, sampah non-organik memiliki laju reaksi lebih cepat dan mudah membentuk garam.
Manusia melakukan aktivitas untuk kelangsungan hidupnya. Makan, minum, mencuci, bekerja merupakan beberapa contoh aktivitas. Setiap aktivitas manusia akan menghasilkan sisa-sisa tertentu. Sampah adalah sisa-sisa aktivitas manusia dan alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah perlu dikelola secara mandiri / secara individu supaya tidak mencemari lingkungan.
Sampah jika dibiarkan saja akan mengganggu kebersihan lingkungan secara umum. Sampah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Sampah Padat (Anorganik)
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan anorganik. Contoh bahan-bahan anorganik adalah bahan logam, plastik, kaca, karet, dan kaleng. Sifat sampah anorganik adalah tahan lama dan sukar membusuk.
Sampah ini tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Apabila dibuang sembarangan, sampah anorganik dapat menimbulkan pencemaran tanah. sampah non organik bisa kita manfaatkan untuk bbm (solar dari sampah ) , briket sampah, batako dari sampah, hebel dari sampah, plastik dari sampah bisa di manfaatkan untuk campuran aspal , genteng dari sampah, sampah non organik misal besi bisa kita lebur kembali ,kaca bisa kita lebur kembali menjadi barang misal gelas, piring, lampu dll, sampah elektronik bisa kita ambil emas yang ada di komponen elektronik tersebut , botol plastik bisa di manfaatkan untuk pembuatan vas bunga, tas dari sampah , dompet dari sampah, sabuk dari sampah,ecobrick dll.
2. Sampah Basah (Organik)
Sampah organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sifat sampah organik adalah tidak tahan lama dan cepat membusuk. Biasanya sampah jenis ini berasal dari makhluk hidup. Contohnya adalah sayur-sayuran, buah-buah yang membusuk, sisa nasi, daun, dan sebagainya.
Sampah organik mudah diuraikan mikroorganisme tanah. Hanya saja jenis sampah akan menimbulkan bau kurang sedap jika tidak dikelola dengan baik. sampah organik bisa di kelola menjadi pupuk kompos, bisa di manfaatkan untuk pakan manggot , manggot kita kelola untuk pakan ternak misal ayam , ikan atau kita manfaatkan untuk campuran tambahan pembuatan pelet ikan , sampah cair bisa di manfaatkan untuk pupuk cair untuk tumbuhan yang mana harus di fermentasikan dahulu supaya tumbuhan tersebut tidak mati. sampah organik bisa di manfaatkan untuk biogas(untuk memasak )
Sampah organik dan anorganik merupakan dua jenis sampah yang berasal dari sumber berbeda, sehingga cara pengolahannya juga berbeda. Apa saja contoh sampah organik dan anorganik yang perlu diketahui?
Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai, sedangkan sampah anorganik sangat sulit terurai, bahkan membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai sepenuhnya. Berikut perbedaan dan contoh sampah organik dan anorganik.
Table of Contents
- Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik
- 1. Sumber
- 2. Kandungan
- 3. Ketahanan panas
- 4. Reaksi
- Contoh Sampah Organik dan Anorganik
- 1. Sampah organik
- 2. Sampah anorganik
- Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik
Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik
Mengetahui perbedaan sampah organik dan anorganik perlu dilakukan, karena berpengaruh dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Berikut beberapa perbedaan sampah organik dan anorganik yang penting untuk diketahui:
1. Sumber
Sampah organik dihasilkan oleh organisme hidup, sedangkan sampah anorganik merupakan produk dari organisme tidak hidup dan hasil dari campur tangan manusia.
2. Kandungan
Sampah organik mengandung karbon dan ikatan hidrogen. Sampah organik juga terdiri dari organisme hidup atau pernah hidup dan memiliki komposisi yang lebih kompleks dari sampah anorganik. Sedangkan, sampah anorganik tidak mengandung karbon sama sekali dan terdiri dari materi yang tidak hidup, serta memiliki karakteristik seperti bahan mineral.
3. Ketahanan panas
Sampah organik bisa terdampak dan terbakar secara alami saat terkena panas. Sedangkan, sampah anorganik tidak bisa terbakar secara alami.
4. Reaksi
Penelitian menemukan bahwa sampah atau limbah organik memiliki laju reaksi yang lebih lambat dan tidak bisa membentuk garam. Sebaliknya, sampah anorganik memiliki laju reaksi lebih cepat dan mudah membentuk garam.
Contoh Sampah Organik dan Anorganik
Ada beberapa contoh sampah organik dan anorganik. Berikut beberapa di antaranya:
1. Sampah organik
- Sisa masakan.
- Buah-buahan yang membusuk (termasuk kulitnya).
- Karton.
- Kertas.
2. Sampah anorganik
- Kertas kaca.
- Kaleng aluminium.
- Styrofoam.
- Kemasan plastik.
- Kaca.
- Keramik.
- Logam (sendok, peralatan masak, hiasan, dan lainnya).
Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik
Cara mengelola sampah organik relatif mudah, karena bisa terurai secara hayati. Selain dibuang melalui tempat pembuangan akhir (TPA) atau didaur ulang, sampah organik juga bisa dibakar. Namun, cara tersebut tidak dianjurkan, karena bisa menghasilkan asap beracun. Cara terbaik untuk mengelola sampah organik adalah dengan mendaur ulang, seperti:
- Sampah karton, dus, dan produk kertas lainnya digunakan kembali atau dijadikan bahan baku kertas.
- Sisa makanan dapat digunakan sebagai makanan hewan.
- Sampah organik juga bisa diolah menjadi pupuk kompos.
- Sampah organik juga bisa dikelola untuk produksi biogas.
Selain itu, berikut beberapa cara mengelola sampah organik dan anorganik yang ramah lingkungan lainnya:
- Seleksi sampah yang bisa digunakan kembali. Misalnya, toples bekas selai dapat dijadikan tempat pensil atau penyimpanan bahan makanan lain.
- Pisahkan sampah anorganik berdasarkan jenisnya dan salurkan atau buang melalui pemulung dan bank sampah yang tersedia.
- Sampah anorganik, seperti kaca, fiberglass, plastik, ban, dan komponen aluminium bisa dibawa ke pabrik produksinya masing-masing untuk diolah kembali menjadi produk baru.
Pengolahan sampah organik dan anorganik yang tepat akan mengurangi pencemaran lingkungan, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan bebas dari berbagai penyakit terkait sampah. Selain itu, sampah organik dan anorganik juga bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan benar.