Apa tujuan di ujinya kandungan zat dalam makanan

Dilihat 23,583 pengunjung

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tubuh kita memerlukan pola makan yang bergizi dan seimbang. Terutama di tengah pandemi COVID-19 ini, peranan pola makanan sehat sangatlah penting selain  terutama untuk menjaga imunitas tubuh.

Tentu kalian pernah mendengar istilah “empat sehat lima sempurna”. Empat sehat lima sempurna adalah adalah kampanye yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1955 untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar. Komposisinya terdiri atas berbagai makanan sehat seperti nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan juga disempurnakan oleh susu.

Pola makan yang bergizi dan seimbang adalah pola makan yang memperhatikan komposisi jenis makanan,  teratur, tidak berlebihan, ataupun tidak kekurangan. Pola makan ini memiliki banyak manfaat, seperti menjadi sumber energi, mempertahankan imunitas tubuh, memperbaiki sel-sel yang rusak, mengatur metabolisme tubuh, dan membuat tubuh semakin berkembang dengan baik.

Tadi sudah sempat dijelaskan tentang istilah empat sehat lima sempurna. Di dalam empat sehat lima sempurna, ternyata ada banyak jenis zat loh yang sangat diperlukan oleh tubuh. Hmm, kira-kira zat apa saja ya Sobat SMP?

Karbohidrat

Karbohidrat atau hidrat arang adalah makanan yang diperlukan tubuh sebagai sumber tenaga utama. Contoh jenis makanan ini adalah nasi, kentang, jagung, sagu, gula, dan masih banyak lagi.

Lemak

Lemak adalah sumber tenaga cadangan yang diperlukan tubuh ketika tenaga utama sudah habis. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak akan memberi rasa kenyang yang lebih lama. Biasanya lemak terdapat di beberapa makanan yang terasa enak seperti daging hewani, alpukat, kacang-kacangan, dan mentega.

Protein

Selain berfungsi sebagai zat pembangun, protein juga berfungsi sebagai zat pengatur dan energi untuk tubuh. Protein diperlukan untuk pembentukan sel-sel tubuh serta memperbaiki sel tubuh yang rusak. Protein banyak terkandung di produk-produk hewani seperti daging merah, daging ayam, dan ikan. Selain dari hewani, protein juga terdapat di beberapa produk nabati seperti tahu, tempe, kedelai, dan kacang polong.

Mineral

Baca Juga  Menengok Pahlawan Masa Lampau dan Masa Kini

Proses metabolisme tubuh perlu mendapat dukungan dari zat mineral. Mineral akan berperan sebagai bahan baku kerja enzim. Ada banyak sekali zat mineral yang diperlukan oleh tubuh seperti kalsium, klorida, magnesium, kalium, zat besi, yodium, dan masih banyak lagi.

Vitamin

Vitamin memiliki berbagai fungsi yang membantu mengatur metabolisme. Setiap vitamin memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti menjaga kesehatan mata (vitamin A), membantu proses metabolisme tubuh (vitamin B), menjaga imunitas tubuh (vitamin C), menyehatkan tulang (vitamin D), menjadi antioksidan (vitamin E), dan juga memiliki peran dalam proses pembekuan darah (vitamin K). Seluruh vitamin biasanya terkandung dalam sayur-sayuran dan juga buah-buahan.

Air

Zat makanan terakhir yang diperlukan oleh tubuh adalah air. Air mempunyai banyak sekali manfaat seperti menjaga keseimbangan cairan tubuh, mencegah batu ginjal, meningkatkan kecantikan kulit, dan masih banyak lagi.

Nah, sekarang Sobat SMP sudah tahu kan seperti apa pola makanan yang baik bagi tubuh? Mulai besok, yuk aplikasikan pola makanan sehat dan bergizi. Jangan lupa juga untuk melakukan aktivitas kegiatan olahraga, makan yang teratur, dan istirahat cukup.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul SMP Terbuka PJOK Pola Makanan Sehat untuk kelas VII terbitan Direktorat SMP Kemdikbud RI tahun 2020

Ilustrasi nasi putih yang mengandung karbohidrat. Foto: Shutter Stock

Uji karbohidrat bertujuan agar mengetahui apakah bahan makanan tersebut memiliki kandungan karbohidrat atau tidak. Uji karbohidrat biasanya dilakukan saat ujian praktik Biologi di sekolah.

Mengutip A Level Biology, karbohidrat merupakan suatu molekul biologis yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbon dalam karbohidrat merupakan karbon yang telah terhidrasi dan memiliki fungsi aldehid atau ketonik.

Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup, karena dapat memberikan energi ke sel pada saat oksidasi. Sehingga, karbohidrat penting bagi sumber energi makhluk hidup.

Agar mengetahui suatu bahan makanan memiliki kandungan karbohidrat atau tidak, maka kita perlu melakukan uji identifikasi karbohidrat.

Uji Karbohidrat pada Makanan

Ada beberapa uji karbohidrat yang bisa kita coba. Dikutip dari laman Sumber Belajar Kemdikbud, di antaranya adalah uji Molisch, Seliwanoff, Benedict, dan Iodin.

Ilustrasi reaksi yang terjadi ketika melakukan uji Molisch. Foto: Buku Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan terbitan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Uji Molisch karbohidrat merupakan uji karbohidrat sederhana yang paling sensitif. Bahkan, monosakarida, polisakarida, oligosakarida akan terdeteksi mengandung karbohidrat jika diuji Molisch.

Prinsip kerja uji Molisch adalah reaksi alfa-naftol melalui karbohidrat dengan adanya asam sulfat. Gula akan bereaksi dengan alfa-naftol dalam lingkungan asam, kemudian membentuk warna ungu pada turunan furfural.

Semakin pekat warna ungu yang muncul pada bahan makanan yang diuji, maka jumlah karbohidratnya semakin tinggi.

Bahan makanan yang akan dilakukan uji Molisch sebaiknya diubah menjadi bentuk cairan terlebih dahulu. Kemudian, bahan makanan dicampur dengan reagen Molish dan asam sulfat.

Ilustrasi reaksi yang terjadi ketika melakukan uji Seliwanoff. Foto: Buku Dasar Pengendalian Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan terbitan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Uji karbohidrat kimia ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan monosakarida dengan gugus fungsi ketonik. Biasanya, uji Seliwanoff digunakan untuk menguji fruktosa dan glukosa.

Sukrosa yang mudah terhidrolisis akan menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrosa tersebut akan menunjukkan reaksi positif dengan menampilkan warna merah.

Pengujian karbohidrat dengan metode ini dilakukan dengan cara mencampurkan bahan makanan yang sudah berbentuk cair dan reagen Seliwanoff ke dalam tabung reaksi.

Selanjutnya, tabung reaksi akan didihkan selama 30 detik. Jika muncul warna merah, maka bahan makanan mengandung karbohidrat.

Ilustrasi sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) dilakukan uji Benedict. Foto: Angielle Gelera via Flickr

Uji Benedict karbohidrat dilakukan untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung gugus aldehid atau keton bebas. Semua monosakarida dan disakarida akan bereaksi positif jika diuji Benedict, namun pada polisakarida akan bereaksi negatif.

Uji positif Benedict ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata, serta adanya endapan.

Gula pereduksi akan mengalami oksidasi dalam larutan basa. Gula pereduksi akan mengalami tautomerisasi dan membentuk enediol yang mereduksi ion tembaga menjadi tembaga. Saat dipanaskan, ion tembaga akan menjadi tembaga oksida dan membentuk endapan.

Reagen yang digunakan pada uji Benedict ini di antaranya adalah tembaga sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.

Ilustrasi uji Iodin. Foto: Angielle Gelera via Flickr

Uji Iodin karbohidrat merupakan uji yang paling mudah dan sering dilakukan. Kamu hanya cukup meneteskan Iodin ke bahan makanan.

Jika bahan makanan mengandung karbohidrat, maka akan menunjukan warna biru keunguan.

Uji karbohidrat Iodin mengambil prinsip sifat serap molekul polisakarida yang mengandung rantai glukosa dan membentuk heliks. Ruang antara heliks ini mampu menampung molekul iodin.

Itulah beberapa riset uji karbohidrat yang bisa dicoba. Makanan yang mengandung karbohidrat akan berubah warna jika dilakukan melalui uji karbohidrat di atas.