Dewasa ini, sektor pemerintah maupun swasta berlomba lomba untuk meningkatkan tingkat produktivitas dan kualitas pelayanan bagi konsumen dan masyarakat. Pada dasarnya perusahaan akan melakukan berbagai inovasi untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan profit dengan cara menjual barang atau jasa kepada pelanggan. Disamping mencari profit, tujuan perusahaan yang lain mencakup pertumbuhan yang terus menerus, kelangsungan hidup, dan kesan positif di mata publik. Untuk menjalankan suatu bidang usaha, perusahaan memiliki aset yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang akan datang. Dari berbagi jenis aktiva, aset tetap adalah salah satu aktiva yang penting dalam menunjang operasional perusahaan. Aset tetap merupakan harta milik perusahaan yang dipergunakan secara terus-menerus. Aset tetap memiliki peranan penting dalam kelancaran operasional perusahaan. Untuk memaksimalkan peranan tersebut dibutuhkan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan aset tetap. Dalam mendukung itu semua, perusahaan membutuhkan adanya informasi keuangan. Show
Di Indonesia standar yang mengatur laporan keuangan adalah IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Standar tersebut dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam PSAK ini mengatur berbagai macam transaksi perusahaan. Aset tetap termasuk dalam transaksi yang diatur dalam PSAK. PSAK yang mengatur tentang akuntansi aset tetap adalah PSAK No. 16 yang terdiri enam poin yaitu Pengakuan Aset, Pengeluaran Aset Tetap, Pengukuran Aset Tetap, Penyusutan Aset Tetap, Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap, dan Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap (Siswati, 2016). Akuntansi untuk perlakuan aset tetap merupakan salah satu instrument penting dalam laporan keuangan. Urgensitas aset tetap sebagai penggerak aktivitas perlu dicatat dan dilaporkan secara wajar dan mengacu pada PSAK. Penerapan akuntansi terhadap aset tetap yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan akan membawa pengaruh dalam penyajian laporan Keuangan. Aset tetap yang dinilai atau dicatat terlalu besar akan berpengaruh terhadap nilai penyusutannya, yang mana nilai penyusutan akan terlalu besar, sehingga laba menjadi terlalu kecil. Begitu pula sebaliknya jika aset tetap tersebut dinilai atau dicatat terlalu kecil, maka penyusutan yang dilakukan akan terlalu kecil pula, sehingga laba akan menjadi terlalu besar. Hal inilah yang akan membawa pengaruh dalam penyajian laporan keuangan. Tujuan Pernyataan Standar Akuntansi No. 16 adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset , penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penilaian nilai aset tetap. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi aset tetap kecuali pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda (Mayangsari & Nurjanah, 2018). Pernyataan ini tidak diterapkan untuk :
Pernyataan lain bisa saja mensyaratkan pengakuan asset tetapberdasarkan pendekatan yang berbeda, seperti sewa. PSAK no 30 tentang sewa mensyaratkan suatu entitas untuk mengevaluasi pengakuan asset tetap sewaan atas dasar pemindahan risiko dan imbalan. Entitas harus menetapkan pernyataan ini untuk property yang di konstruksi atau dikembangkan untuk digunakan dimasa depan sebagai property investasi tetapi belum memenuhi definisi property investasi. Ketika konstruksi atau pembangunan selesai, maka property investasi dan entitas diharuskan menerapkan PSAK no 13. Referensi:
Image Sources: Google Images
Perbedaan Aset Tetap, Aset Lancar, Dan Aset Tidak Tetap – Dalam dunia akuntansi, dikenal istilah “aset” sebagai kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan ketika melakukan proses operasinya. Nilai aset tersebut selalu dievaluasi dan dimasukkan dalam laporan keuangan nantinya. Sehingga para akuntan harus mengenal dengan jelas berbagai macam aset di dunia akuntansi. Aset perusahaan terdiri dari tiga jenis. Yaitu aset tetap, aset lancar, dan aset tidak tetap. Berbagai jenis aset tersebut berbeda dan memiliki pengertian sendiri. Jika Anda ingin menjadi seorang akuntan, pastikan untuk mengenali berbagai jenis aset tersebut. Pada artikel ini, akan kami bahas satu persatu perihal perbedaan aset tersebut dan pengertiannya. A. Perbedaan Aset Tetap dan Tidak Tetap1. Pengertian Aset TetapAset tetap merupakan sebuah properti yang dimiliki oleh perusahaan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan. Jenis aset yang satu ini memang sifatnya sangat jangka panjang, serta diperkirakan tidak akan dijual dalam waktu panjang. Minimal proses penjualannya pun diperkirakan tidak kurang dari 1 tahun. Jika Anda berpikir jika aset tetap sama dengan inventaris (barang-barang seperti meja kursi, dan lainnya), Anda salah. Aset tetap adalah barang yang sangat penting bagi perusahaan dan nantinya hanya dibeli atau disewa sekali dalam jangka waktu beberapa tahun. 2. Ciri-ciri Aset TetapBiasanya sebuah perusahaan membeli aset tetap untuk digunakan sendiri atau untuk disewakan ke pihak lain. Dan istilah “tetap” pada aset tetap biasanya merujuk pada kondisi tak terjualkan suatu barang dalam satu periode akuntansi. Ciri-ciri dari aset tetap adalah sebagai berikut :
Jika aset tetap dibuang, tetap saja dalam laporan arus kas harus dicatat. Walaupun nantinya setelah dibuang aset tersebut tidak lagi punya manfaat. Nah, untuk mengetahui berbagai kriteria dari aset tetap, berikut ini penjelasannya : 2.1 Aset Yang Memiliki Masa Manfaat Lebih Dari Satu Tahun Kriteria pertama : aset tetap selalu memiliki manfaat lebih dari 1 tahun. Aset jenis ini biasanya muncul pada bagian Properti, Pabrik, dan Peralatan atau PP&E jika dicatat dalam neraca perusahaan. 2.2 Aset Yang Dapat Disusutkan Kriteria kedua: aset tetap dapat mengalami penyusutan. Hal ini dikarenakan aset tetap mencerminkan keausan dan juga depresiasi ketika aset terus menerus digunakan. 2.3 Aset Yang Digunakan Dalam Operasi Bisnis Dan Memberikan Keuntungan Finansial Jangka Panjang Kriteria lain dari aset tetap adalah bisa memberikan keuntungan dari pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Biasanya aset jenis ini tidak akan dijual karena digunakan sebagai sarana investasi bisnis. 2.4 Aset Ini Tidak Likuid Kriteria lainnya, aset tetap adalah jenis aset yang sama sekali tidak likuid. Dalam kata lain, jika perusahaan membutuhkan pembayaran atas suatu beban, nantinya aset tetap tidak akan digunakan sebagai sarana pembayaran. Selain itu aset ini juga tak bisa dengan mudah dikonversi jadi uang kas. 3. Pentingnya Aset TetapSemua perusahaan pasti akan membutuhkan aset tetap yang bisa digunakan untuk membantu mereka memperoleh pendapatan atau penghasilan. Jika nantinya aset tetap digunakan dengan baik dan benar, nantinya pasti perusahaan akan mendapatkan keunggulan yang cukup kompetitif. Dalam lebih memahami penggunaan aset perusahaan berua HAKI sebagai jaminan hutang, dengan konsep fidusia, buku Aset Hak Kekayaan Intelektal Sebagai Jaminan dalam Perbankan dapat kamu jadikan referensi pembelajaran. 4. Contoh Aset TetapNah, setelah mengetahui berbagai uraian terkait aset tetap, Anda perlu mengetahui contoh-contoh dari aset tetap. Berikut ini berbagai contoh dari aset tetap yang perlu Anda ketahui : a. TanahTanah milik perusahaan yang akan meningkat seiring waktu berlalu. Tanah ini biasanya ditulis dengan nilai tetap pada laporan keuangan. Mesin perusahaan memiliki nilai akumulasi penyusutan, dan bisa rusak sehingga membutuhkan biaya perbaikan dan perawatan rutin. c. BangunanBangunan milik perusahaan nilainya juga bisa meningkat. Akan tetapi sebuah bangunan bisa mengalami kerusakan yang menimbulkan biaya. Sama halnya seperti mesin, kendaraan juga bisa menyusut nilainya. Terlebih kendaraan dinas juga membutuhkan biaya BBM serta perbaikan dan perawatan yang bisa membebani laporan keuangan. e. FurniturNilainya bisa juga berkurang, akan tetapi lebih sedikit memerlukan biaya perbaikan. Itulah berbagai contoh dari aktiva tetap yang biasanya dimiliki oleh perusahaan. Namun begitu, aktiva tetap bisa berbeda interpretasinya bagi tiap perusahaan, tergantung posisi aset tetap tersebut terhadap kegiatan produksi perusahaan. 5. Relevansi Aktiva Tetap Pada Laporan KeuanganSebuah aktiva tetap bisa diinterpretasikan dengan banyak cara pada laporan keuangan perusahaan. Hubungan tersebut berbeda-beda tergantung dari jenis laporan keuangan masing-masing perusahaan. Berikut ini ragam relevansi aset atau aktiva tetap pada laporan keuangan perusahaan. a. Neraca KeuanganTerhadap neraca keuangan, perusahaan lebih memilih mencatat biaya sebagai aset pada neraca daripada menaruhnya pada laporan laba rugi (L/R). Hal ini dikarenakan oleh sifat dari aktiva tetap yang bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Pada awalnya, aset tetap dikapitalisasi pada neraca, dan kemudian diaplikasikan nilai penyusutan bertahap seiring masa penggunaannya. Anda bisa mencatat neraca perusahaan pada bagian PP&E (Properti, pabrik, dan peralatan). b. Laporan Laba RugiPada laporan laba rugi, aset tetap selalu mengalami penyusutan kecuali tanah perusahaan. Nantinya laporan laba rugi pada kolom penyusutan aset tetap akan membuat laba bersih perusahaan berkurang. c. Laporan Arus KasProses membeli aset atau aktiva tetap akan masih pada bagian aktivitas investasi dalam laporan arus kas. Nantinya pembelian aktiva digolongkan dalam pengeluaran modal. Sedangkan penjualan dari aset tetap akan masuk dalam hasil dari penjualan aset tetap. Pelajari cara membuat laporangan keuangan yang ada pada perusahaan melalui buku Cara Mudah Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan masih banyak lagi. 6. Pengertian Aset Tidak TetapAset tidak tetap disebut juga sebagai aset tak berwujud. Jenis aset yang satu ini bisa juga dinamakan sebagai aset tetap tak berwujud, yang nantinya tetap dapat diidentifikasi namun tak ada bentuk fisiknya. Jenis aset yang satu ini biasanya bisa dimiliki untuk tujuan administratif lain. Untuk perusahaan, nantinya manfaat dari aset tak berwujud ini bisa didapatkan dalam waktu panjang, serta nilainya sangat besar dibandingkan modal yang dimiliki. 7. Kriteria Aset Tidak TetapUntuk bisa mengidentifikasi apakah suatu aset termasuk dalam aset tidak tetap atau tidak berwujud, pastikan untuk mengenali berbagai karakteristik aktiva tak berwujud. Aktiva tak berwujud atau intangible asset bisa dikenali dengan berbagai karakteristik sebagai berikut :
8. Jenis-Jenis Aktiva Tetap Tidak Berwujud Dan Pencatatan Aset Tak BerwujudBerbagai jenis dari aktiva tidak berwujud diantaranya adalah : Franchise : hak untuk menjual suatu merek pada pihak lain agar mereka bisa menjalankan bisnis atas nama pihak perusahaan tersebut. Goodwill : yang merupakan suatu kondisi dimana lebih bayar untuk aktiva dibandingkan dengan nilai pasar. Nilai goodwill diambil dari selisih nilai pasar dengan uang yang dibayarkan atas aktiva tertentu. Hak merek : yaitu suatu kuasa perusahaan tertentu terkait merek yang telah mereka daftarkan. Baca juga : Pengertian Audit, Fungsi, Tahapan, dan Jenisnya B. Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar1. Pengertian Aset LancarSelain aset tetap, kita juga mengenal aset lancar dalam dunia akuntansi. Aset lancar adalah sebutan untuk aset atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang bisa diubah menjadi uang tunai. Dengan kata lain, aset lancar merupakan aset yang bisa diukur dengan satuan nilai mata uang. 2. Contoh-contoh Aset LancarAset lancar disebut juga sebagai aset yang bisa dicairkan sewaktu-waktu. Berikut ini berbagai contoh dari aset lancar : a. Uang TunaiBagi sebuah perusahaan, uang tunai bisa disebut sebagai uang kas atau kas perusahaan. “Kas” adalah sebuah sebutan untuk uang tunai perusahaan, sedangkan “Bank” adalah sebutan bagi uang perusahaan yang ada pada rekening bank. b. Surat BerhargaSurat berharga termasuk aset lancar yang biasanya digunakan untuk bukti kepemilikan suatu kekayaan yang bernilai. Surat jenis ini bisa diperdagangkan dengan pihak lain serta ditukar dengan uang tunai. Beberapa contoh surat berharga perusahaan adalah deposito, obligasi, saham, wesel, dan lain sebagainya. c. PiutangPiutang perusahaan juga termasuk aset lancar, yang merupakan tagihan pada pelanggan yang membeli barang pada perusahaan Anda secara kredit. Proses piutang biasanya dijanjikan akan dilunasi dalam kurun waktu tertentu. Proses ini biasanya akan dilunasi pada waktu tertentu oleh kedua belah pihak. d. PersediaanPersediaan merupakan jumlah barang yang belum terjual dan juga memiliki nilai ekonomi. Aset lancar yang satu ini merupakan salah satu jenis aset yang nantinya bisa langsung dijual dan diubah menjadi kas perusahaan. f. Biaya Dibayar Di MukaJenis aset lancar lainnya yaitu biaya dibayar di muka, sehingga nantinya tidak akan membebani keuangan perusahaan di akhir periode. Biaya jenis ini nantinya akan dijalankan oleh perusahaan tanpa membebani kas. Jenis aset lain selain aset lancar yaitu aset tidak lancar. Aset yang satu ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena tidak bisa dicairkan langsung menjadi uang tunai. Dalam kata lain, jenis aset yang satu ini memiliki teknik pencatatan yang cukup rumit pada laporan keuangan perusahaan. Selain itu, proses menjual kembali jenis aset ini nantinya akan cukup lama. Berikut ini berbagai jenis aset tidak lancar perusahaan: 3.1 1. Aset TetapKita telah membahas terkait aset tetap pada awal artikel di atas. Pada intinya, aset tetap adalah aset yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi namun berwujud tetap. Jenis aset ini sifatnya jangka panjang, dan tidak akan diperjualbelikan dalam jangka waktu lama. Contohnya tanah dari bangunan gedung perusahaan yang tidak akan dijual hingga belasan tahun lamanya. Selain itu berbagai mesin, peralatan, furnitur, hingga kendaraan milik perusahaan yang tidak akan dijual demi kelancaran proses produksi perusahaan. Biasanya perusahaan akan menjual jenis aset yang satu ini ketika mereka berada di ambang kebangkrutan atau benar-benar membutuhkan uang mendesak. Perusahaan yang sampai menjual berbagai aset tetapnya bisa dikatakan sebagai perusahaan yang ada dalam situasi tak menguntungkan. 3.2 2. Aset Tidak BerwujudJenis aset tidak tetap lainnya yaitu aset tidak berwujud. Aset tak berwujud tidak bisa dilihat bentuknya, namun manfaatnya akan didapatkan oleh perusahaan dalam waktu lama. Jenis aset yang satu ini cukup istimewa, karena hanya bisa dirasakan keuntungannya dan perusahaan tidak perlu repot menyimpan barang fisiknya.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan digital kita dapat melihat banyak perusahaan yang tidak lagi berbasis aset tetap namun memiliki nilai yang tinggi karena adanya dukungan aset tidak berwujud yang tinggi ini. Namun, bagaimana melakukan penilaian terhadap aset tersebut? Pelajari hal tersebut pada buku Penilaian Bank, Asuransi, Dan Aset Tidak Berwujud. 3.3 3. Investasi Jangka PanjangContoh lain dari aset tak berwujud yaitu investasi jangka panjang yang dilakukan oleh pemerintah. Jenis aset yang satu ini nantinya bisa mendatangkan keuntungan pada perusahaan dalam jangka waktu lama, dan hasilnya tidak bisa diketahui dengan cepat. Contoh dari jenis aset investasi jangka panjang yaitu obligasi, surat utang negara, saham, dan lain sebagainya. 4. Perbedaan Aset Lancar Dan Tidak LancarPernahkah Anda merasa bingung membedakan antara aset lancar dengan aset tidak lancar? Biasanya jenis aset tidak mudah dibedakan dan membuat para akuntan merasa bingung ketika akan membuat laporan keuangan. Berbagai perbedaan antara aset lancar dengan aset tidak lancar yaitu : a. Dari segi waktuCara mudah untuk membedakan aset lancar dengan aset tidak lancar adalah dari segi jangka waktunya. Segi waktu yang dibicarakan adalah waktu yang digunakan untuk mengubah aset tersebut menjadi uang tunai. Dalam kata lain sebuah aset bisa dikatakan sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan kemampuannya “merubah” diri menjadi uang tunai yang dibutuhkan perusahaan. Sebuah aset dinyatakan sebagai aset yang lancar apabila bisa dirubah menjadi uang dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan. Sedangkan aset tersebut termasuk dalam aset tidak lancar jika tidak bisa dirubah dalam jangka waktu kurang dari atau sama dengan 12 bulan. b. Dari segi tujuanCara lain untuk membedakan antara aset lancar dengan aset tidak lancar yaitu dari segi tujuannya. Tujuan pembelian suatu aset tersebut bisa mempengaruhi status aset, dipanggil sebagai aset lancar atau tidak lancar. Jika tujuan pembelian aset tersebut adalah digunakan sebagai sarana membiayai kegiatan operasional perusahaan, nantinya aset tersebut disebut sebagai aset lancar. Sedangkan jika aset dibeli dengan tujuan disimpan atau menunjang proses produksi dalam jangka waktu lama, nantinya aset tersebut disebut sebagai aset tidak lancar. c. Dari segi manfaatSetelah itu, cara membedakan antara aset lancar dan aset tidak lancar adalah dari segi manfaat. Aset lancar memiliki manfaat untuk melakukan pembayaran langsung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk produksi perusahaan. Sedangkan aset tidak lancar memiliki manfaat hanya sebagai jaminan ketika ingin meminjam uang dari pihak lain (bersifat kolateral). Setelah memahami berbagai perbedaan aset yang ada di sebuah perusahaan, Grameds juga harus memahami bahwa karyawan yang ada di dalam sebuah perusahaan juga merupakan sebuah aset yang produktif dan menguntungkan. Pelajari caranya dalam buku Cara Gampang Mengubah Karyawan Menjadi Asset. Rekomendasi Buku Akuntansi Untuk PemulaBerikut ini adalah list buku yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam belajar Akuntansi :
Pengantar Akuntansi Berdasarkan Sak Etap Dan Ifrs, Edisi Rev
Kajian Riset Akuntansi
Akuntansi Sektor Jasa & Dagang Untuk Usaha Kecil & Menengah
Akuntansi Keuangan Menengah
|