Apa syarat menuntut ilmu menurut Imam Syafi i dalam kitab Diwan?

SEORANG muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu. Namun, mencari atau menuntut ilu itu tidak sembarangan. Setidaknya, ada 6 syarat menuntut ilmu yang harus dipenuhi seorang muslim.

Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitab Tanqih al-Qaul al-Hatsis, Syarh Lubab al-Hadits, karangan Imam Jalaluddin As Suyuthi sebagiamana dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), menjelaskan tentang keutamaan orang yang memiliki ilmu dan ulama.

BACA JUGA: Kewajiban Menuntut Ilmu, 3 Hal yang Harus Dipelajari oleh Setiap Muslim

Hal itu sebagaimana Sabda Nabi Muhammad ﷺ kepada Ibnu Masud:

وقال النبى صلى الله عليه وسلم لابن مسعود رضى الله عنه يا ابن مسعود جلوسك ساعة فى مجلس العلم لا تمس قلما ولا تكتب حرفا خير لك من عتق ألف رقبة ، ونظرك إلى وجه العالم خير لك من ألف فرس تصدقت بها فى سبيل الله ، وسلامك على العالم خير لك من عبادة ألف سنة

“Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda kepada Abdullah bin Masud, ‘Duduknya kamu selama satu jam dalam majelis ilmu tidak menggerakan pulpen dan tidak menulis satu huruf pun lebih baik bagimu dari memerdekakan budak, dan memandangnya kamu kepada wajah orang yang berilmu itu lebih baik bagimu dari pada engkau sedekah kepada 1.000 budak di jalan Allah dan salamnya kamu kepada orang yang berilmu itu lebih baik bagi mu dari ibadah 1.000 tahun.”

Ucapan Nabi Muhammad ﷺ kepada Ibnu Masud tersebut memperingatkan kepada umat betapa pentingnya memuliakan orang yang memiliki ilmu dan tidak luput mencari ilmu kepada orang yang berilmu.

BACA JUGA: 5 Ilmu yang Wajib Dipelajari Setiap Muslim Menurut Ibnul Qoyyim

Ilustrasi. Foto: ParentMap

Lantas, apa syarat-syarat yang mesti diperhatikan dalam mencari ilmu?

Imam Syafii pernah mengungkapkan 6 syarat menuntut ilmu bagi seorang muslim, sebagai berikut:

أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ

سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ

ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ

وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ

“Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beri tahukan perinciannya yaitu (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustadz (guru), dan (6) membutuhkan waktu yang lama.”

BACA JUGA: Adab dan Keilmuan dalam Islam

Berikut penjelasan 6 syarat menuntut ilmu sebagaimana diungkap Imam Syafi’i tersebut:

Menurut Imam Syafii, bekal kecerdasan, sebab banyak orang Muslim yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dari berbagai macam negara.

Seorang Muslim ketika sedang melakukan sesuatu semata mata karena mencari keridhaan Allah SWT, harus memiliki sifat yang semangat sebab dengan sifat semangatlah bisa meraih apa yang diinginkan.

Sepantasnya sebagai pencari ilmu harus memiliki sifat yang sungguh-sungguh. Pasalnya dalam kesungguh-sungguhan mencari ilmu itu mendapatkan suatu kebaikan di sisi Allah Azza wa Jalla.

Berkecukupan yang dimaksud adalah dalam ekonomi dan kesehatan, sebab tidak semua orang sama dalam pengertian kecukupan, bahkan ada yang tidak bersekolah di karenakan kekurangan secara ekonomi.

Seseorang  yang ingin belajar ilmu agama tanpa adanya bimbingan langsung dari guru besar kemungkinan setan lah yang akan menjadi gurunya. Memiliki guru adalah salah satu syarat yang paling utama.

Maka, bersabarlah. Sebab mencari ilmu membutuhkan waktu yang amat panjang, bukan hanya 5 atau 10 tahun. Bahkan jika badan kita sehat dan tidak memiliki kesibukan yang hukumnya menjadi kewajiban seperti halnya mencari rezeki untuk menghidupkan keluarga, maka kita juga dianjurkan untuk mengikuti majelis ilmu yang ada. []

SUMBER: MUI

Ilustrasi: Inilah 6 Syarat Menuntut Ilmu dalam Kitab Ta’lim Muta’allim. ( foto istimewa)

SIGIJATENG – Sebagai seorang Muslim, terlebih pelajar Muslim, mencari ilmu atau thalab al-’ilmi adalah suatu kewajiban. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr :

Artinya: ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.

Karena itu, seorang Pencari Ilmu atau Pelajar harus memiliki bekal-bekal yang cukup, sehingga dia sukses dalam pencariannya.

Hal pertama yang harus dimiliki dan dilakukan oleh Pencari Ilmu adalah niat, niat yang sungguh-sungguh.

Tersebut dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim oleh Syaikh Az-Zarnuji, niat mencari ilmu khususnya ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut: Niat mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk menggapai kebahagiaan akhirat, membasmi kebodohan bagi dirinya dan kebodohan orang-orang disekitarnya, menghidupkan agama, dan untuk menjaga keberlangsungan (kekekalan) agama.

Selain niat, Pencari Ilmu juga harus memiliki 6 (enam) hal sebagai modal dalam mencari ilmu.

Mengenai hal ini, Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua bait syair yang artinya:

“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan,  kemauan,  sabar,  biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

Kecerdasan

Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.

Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.

Bersungguh-sungguh

Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari.

Pepatah mengatakan: Man Jada wa Jadda “Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat”.

Kesabaran

Yang Ketiga Sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada.

Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya.

Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar.

Biaya

Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu.

Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.

Bimbingan Guru

Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits.

Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

Waktu Yang Lama

Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja.

Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.

Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”

Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘Anhu tersebut.

Jangan pernah patah semangat, wabil khusus untuk para pelajar Muslim, masih banyak yang harus kalian pelajari di dunia ini dengan waktu yang sangat terbatas. 

Oleh: Nurjannah,S.Pd.I., Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMAIT Ma’had Daarut Tarbiyah Indonesia (Ma’had DTI) Bekasi, Jawa Barat

(sumber //minanews.net/)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA